cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 6 (2025)" : 10 Documents clear
Korelasi Absolute Neutrophil Count Selama Kemoterapi dengan Kualitas Hidup pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut Putrimingtyas, Deta; Vidya, Pridania; Riza, Muhammad
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.375-82

Abstract

Latar belakang. Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Toksisitas hematologi yang terjadi selama kemoterapi dapat memicu timbulnya perubahan neutrofil yang memunculkan manifestasi klinis sehingga menurunkan kualitas hidup pasien anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut. Tujuan. Mengetahui korelasi perubahan Absolute Neutrophil Count selama kemoterapi dengan kualitas hidup pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi.Metode. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel diambil pada pasien anak yang melakukan kemoterapi periode November 2023-Januari 2024 yaitu 32 responden. Hasil Absolute Neutrophil Count diperoleh melalui data Rekam Medis. Kualitas hidup diperoleh melalui Kuesioner KINDL for Oncology Disease module versi bahasa Indonesia. Hasil. Analisis dengan uji korelasi Gamma menunjukkan hubungan yang signifikan antara perubahan Absolute Neutrophil Count selama kemoterapi dengan kualitas hidup (p=<0,001). Hasil analisis hubungan usia, jenis kelamin, fase kemoterapi, dan frekuensi demam neutropenia selama perawatan dengan kualitas hidup pada pasien anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut diperoleh hasil hubungan tidak signifikan (p>0,05).Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan Absolute Neutrophil Count selama kemoterapi dengan kualitas hidup pada pasien anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi.
Epigenetik pada Alergi Susu Sapi Vera, Risa; Irfannuddin, Irfannuddin; Salim, Eddy Mart; Karmila, Ariesti
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.399-404

Abstract

Alergi susu sapi dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu predisposisi genetik dan faktor lingkungan. Interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan mencetuskan terjadinya alergi susu sapi diperantarai oleh mekanisme epigenetik. Faktor lingkungan selama masa prenatal  maupun postnatal dapat memengaruhi program epigenetik pada masa awal perkembangan sistem imun. Faktor lingkungan, seperti paparan terhadap mikroba, faktor diet pada  ibu dan anak serta  mikrobiota pada saluran cerna memengaruhi  proses imunitas di masa yang akan datang dan berperan penting dalam perkembangan penyakit alergi.
Prevalensi Gangguan Serum Elektrolit pada Anak Usia Bawah Lima Tahun dengan Gizi Buruk di Rumah Sakit Ngoerah Sidiartha, I Gusti Lanang; Pratiwi, I Gusti Ayu Putu Eka; Sindhughosa, Wega Upendra; Sidiartha, I Gusti Ayu Dian Noviyani
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.364-9

Abstract

Latar belakang. Gizi buruk pada anak bawah lima tahun (balita) masih menjadi beban di negara berkembang. Anak balita gizi buruk perlu menjalani pemeriksaan lengkap secara klinis dan laboratoris untuk mengidentifikasi ada tidaknya tanda bahaya atau komplikasinya. Tujuan. Untuk mengetahui prevalens gangguan serum elektrolit anak balita dengan gizi buruk dan karakteristiknya.Metode. Penetilian retrospektif dengan rancangan cross-sectional menggunakan data rekam medis pasien. Kriteria gizi buruk adalah berat menurut panjang atau tinggi badan < -3 SD menurut standar WHO. Hubungan antara variabel diuji dengan uji chi-square.Hasil. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria adalah 94 pasien, terdiri dari 56 laki (59,6%) dan 38 perempuan (40,4%), 22,3% usia dibawah 6 bulan dan 77,7% usia 6 bulan keatas. Prevalensi hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia dan hipokloridemia masing-masing 64,9%, 26,6%, 52,1% dan 60,6%. Gangguan elektrolit kalium signifikans lebih tinggi pada usia dibawah 6 bulan (p=0,011), sedangkan gangguan elektrolit kalsium signifikans lebih tinggi pada usia 6-59 bulan (p=042).Kesimpulan. Anak balita dengan gizi buruk mayoritas mengalami hiponatremia dan hipokalsemia. Gangguan kalium signifikans lebih tinggi pada anak gizi buruk usia dibawah 6 bulan, sedangkan gangguan kalsium signifikans lebih tinggi pada usia 6-59 bulan.
Korelasi antara Penyakit Alergi dengan Kesehatan Mental pada Remaja: Sebuah Studi Observasional di Surakarta Lestari, Dewi Kurnia; Harsono, Ganung; Martuti, Sri
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.358-63

Abstract

Latar belakang. Penyakit alergi (atopi) merupakan kondisi hipersensitivitas IgE-mediated yang berkorelasi dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental pada anak. Studi ini bertujuan menganalisis hubungan antara penyakit alergi dengan gangguan kesehatan mental pada remaja.Tujuan. Menilai korelasi penyakit alergi terhadap gangguan kesehatan mental pada remaja usia 13-18 tahun.Metode. Studi observasional potong lintang dengan consecutive sampling pada 52 siswa SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Diagnosis alergi dinilai menggunakan kuesioner ISAAC Score, sedangkan gangguan kesehatan mental dievaluasi dengan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Analisis statistik menggunakan regresi logistik multivariat.Hasil. Penyakit alergi meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental secara signifikan (OR=26,25; IK95%=4,88-141,20; p<0,001). Durasi tidur <8 jam merupakan faktor dominan (OR=54; IK95%=2,80-1041; p=0,008). Variabel lain seperti pendapatan orang tua <UMR (p=0,028) dan status pernikahan orang tua bercerai (p=0,002) juga menunjukkan asosiasi bermakna.Kesimpulan. Penyakit alergi merupakan prediktor kuat gangguan kesehatan mental pada remaja. Intervensi holistik yang mencakup manajemen alergi, optimasi durasi tidur, dan dukungan psikososial diperlukan untuk memitigasi risiko tersebut.
Abnormalitas Koagulasi sebagai Indikator Keparahan Infeksi Dengue pada Anak: Studi Kohort Retrospektif Tatura, Suryadi Nicolaas Napoleon; Maryono, Natasha
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.337-42

Abstract

Latar belakang. Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan global yang signifikan pada anak-anak, dengan gangguan faktor koagulasi yang berperan penting dalam meningkatkan keparahan penyakit dan kematian.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gangguan faktor koagulasi dan tingkat keparahan infeksi dengue pada anak.Metode. Tinjauan retrospektif dilakukan pada rekam medis anak-anak di bawah 18 tahun yang dirawat dengan infeksi dengue dari Januari 2020 hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado. Keparahan infeksi dengue diklasifikasikan berdasarkan kriteria WHO 2011, mulai dari demam dengue hingga DHF grade IV. Hubungan antara gangguan koagulasi dan keparahan infeksi dengue dianalisis menggunakan uji point biserial dengan ? <0,05 dan power 0,80.Hasil. Dari 182 anak dengan infeksi dengue, peningkatan proporsi elongasi prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), dan international normalized ratio (INR) ditemukan seiring peningkatan keparahan DHF. Hubungan signifikan ditemukan pada PT (r=0,309, p<0,001), aPTT (r=0,356, p<0,001), dan INR (r=0,233, p=0,002).Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan signifikan antara gangguan faktor koagulasi dan tingkat keparahan dengue pada anak-anak, yang berpotensi muncul sejak tahap awal infeksi.
Perbandingan Efektivitas dan Keamanan Ligasi dengan atau Tanpa Propranolol pada Anak dengan Hipertensi Portal Kadim, Muzal; Rasyada, Amrina
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.389-98

Abstract

Latar belakang. Hipertensi portal (HP) didefinisikan sebagai peningkatan tekanan portal >5 mmHg, jika >12 mmHg dapat terjadi perdarahan saluran cerna. Tindakan ligasi menjadi pilihan utama untuk eradikasi varises, tetapi penggunaan propranolol masih menjadi kontroversial mengingat efek samping yang timbul.Tujuan. Mengetahui efektivitas dan keamanan propranolol untuk mencegah perdarahan varises pada hipertensi portal.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed, Cochrane, dan Embase dengan kata kunci keywords “pediatric” OR “child”, “AND” ‘portal hypertension”, “AND” “ligation” OR “endoscopy”, AND “propranolol” OR “beta blocker”, AND “gastrointestinal bleeding” OR “esophageal varices rupture” OR “variceal bleeding”.Hasil. Penelusuran literatur diperoleh 3 artikel yang kemudian dilakukan telaah kritis. Studi oleh Santos dkk didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok ligasi dengan atau tanpa propranolol terhadap kejadian perdarahan saluran cerna. Studi Pimenta dkk menunjukkan tidak ada perdarahan saluran cerna yang terjadi pada kelompok ligasi dan propranolol. Sementara studi Quintero dkk menyatakan bahwa ligasi saja cukup aman dan efektif dalam mencegah perdarahan saluran cerna, dengan Hazard Ratio (HR) kelompok propranolol 2.6 (IK 1.53-3.67). Efek samping propranolol terjadi pada ketiga penelitian, secara berurutan sebanyak 16%, 41% dan 21.8%, berupa bronkospasme, hipotensi, dan penurunan kesadaran.Kesimpulan. Berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pemberian propranolol belum direkomendasikan karena efek samping yang ditimbulkan. Efektivitas ligasi dengan atau tanpa propranolol tidak memiliki perbedaan bermakna.
Analisis Dampak Suplementasi Oral Selenium terhadap Kadar Selenium Urin dan Durasi Diare Akut pada Anak Usia Balita Yugatama, Andyan; Jurnalis, Yusri Dianne; Rusdi, Rusdi; Nurdin, Asrawati; Masnadi, Nice Rachmawati; Lubis, Gustina
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.343-9

Abstract

Latar belakang. Diare akut pada anak-anak masih menjadi masalah kesehatan global, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian sebelumnya menunjukkan peran selenium dalam meningkatkan imunitas dan mengurangi stres oksidatif pada infeksi gastrointestinal, namun penelitian mengenai hubungan antara suplementasi selenium dan diare akut masih terbatas.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi selenium terhadap kadar selenium urin dan durasi diare akut pada anak. Metode. Penelitian diakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Padang. Merupakan studi eksperimental dengan desain acak terkontrol. Sampel terdiri dari anak-anak yang mengalami diare akut, dibagi menjadi kelompok perlakuan yang menerima suplementasi selenium dan kelompok kontrol yang tidak menerima suplementasi. Pengukuran kadar selenium urin dan durasi diare dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.Hasil. Penelitian melibatkan 54 anak, dengan 27 anak pada kelompok kasus dan 27 anak pada kelompok kontrol. Durasi diare menunjukkan perbedaan durasi diare yang signifikan sebanyak 2,48 ± 4 jam (p<0,05). Kadar selenium urin pada kelompok kasus meningkat signifikan dari 45,26 ± 8,61 µg/L menjadi 52,52±5,39 µg/L m (p < 0,05). Tidak terdapat perubahan signifikan pada durasi diare dan kadar selenium urin di kelompok kontrol. Kesimpulan. Suplementasi selenium signifikan dalam meningkatkan kadar selenium urin dan mengurangi durasi diare akut pada anak.
Evaluasi Terhadap Distorsi dan Ketidakpuasan Citra Tubuh pada Anak Berusia 8-12 Tahun Mayumi, Catherine; Angelina, Angelina; Dharen, Sri
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.350-7

Abstract

Latar belakang. Citra tubuh terbentuk sejak usia dini dan berkembang seiring bertambahnya usia anak. Gangguan citra tubuh pada usia anak berdampak pada kesejahteraan serta risiko psikopatologi dan gangguan medis di kemudian hari. Di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian mengenai citra tubuh pada dimensi persepsi dan sikap anak usia 8-12 tahun.Tujuan. Melihat gambaran citra tubuh pada anak berusia 8-12 tahun dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode. Penelitian dengan desain studi potong lintang menggunakan kuesioner Children’s Body Image Scale (CBIS), Rosenberg’s Self Esteem Scale (RSES), kuesioner pengaruh orang tua dan data mengenai berbagai faktor independen terkait citra tubuh. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar (SD) di Kota Tangerang pada bulan Maret hingga Mei 2024. Hasil penelitian diolah menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 29.Hasil. Dari 225 responden didapatkan prevalensi gangguan citra tubuh berupa distorsi persepsi sebesar 76,44% dan ketidakpuasan sebanyak 64,44%. Berdasarkan uji chi-square didapatkan hubungan signifikan antara citra tubuh dimensi persepsi dengan kepemilikan idola (p=0,039), citra tubuh dimensi sikap dengan jenis kelamin (p<0,001), kepemilikan idola (p=0,002) dan pengaruh orang tua (p=0,016). Kesimpulan. Prevalensi distorsi citra tubuh dan ketidakpuasan terhadap tubuh pada anak usia 8-12 tahun tinggi. Terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh dengan jenis kelamin, kepemilikan idola dan pengaruh orang tua.
Analisis Pengaruh Keaktifan Posyandu dan Keanekaragaman Makanan terhadap Status Gizi Balita di Kecamatan Jenawi Pratiwi, Tan Mike; Maulina, Rufidah; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Moelyo, Annang Giri
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.383-8

Abstract

Latar belakang. Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 menunjukkan angka stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Penimbangan rutin Posyandu dapat mencegah terjadinya gizi buruk. Kebutuhan asupan nutrisi dipenuhi dengan makanan yang beragam.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan Posyandu dan keanekaragaman makanan dengan status gizi balita.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Keanekaragaman makanan diukur dengan Dietary Diversity Score (DDS), kunjungan ke Posyandu didapatkan dari kartu menuju sehat (KMS), sedangkan status gizi didapatkan dari hasil penimbangan. Populasi penelitian meliputi 66 ibu dan balita usia 12-59 bulan di Kecamatan Jenawi. Data dianalisis melalui uji korelasi Rank Spearman dan uji resgresi logistik ordinal dengan nilai alpha 0,05.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas balita memiliki status gizi normal. Uji bivariat Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan keaktifan Posyandu dengan status gizi balita (p-value 0,003) dan terdapat hubungan keanekaragaman makanan dengan status gizi balita (p-value 0,002). Uji multivariat menunjukkan keaktifan Posyandu dan keanekaragaman makanan mempengaruhi status gizi balita sebesar 27,8%. Uji rasio odds didapatkan peluang tertinggi status gizi buruk yaitu sebesar 41,6 kali pada balita yang memiliki tingkat keanekaragaman makanan dengan kategori kurang.Kesimpulan. Terdapat hubungan antara keaktifan Posyandu dan keanekaragaman makanan dengan status gizi balita. Tenaga kesehatan disarankan untuk mengevaluasi kegiatan Posyandu serta memberikan penyuluhan pentingnya keanekaragaman makanan bagi balita sesuai dengan ketersediaan bahan pangan lokal.
Lama Pemberian Kortikosteroid dan Perawakan Pendek pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Idiopatik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Rahmi, Nurul Maulina; Haris, Syafruddin; Andid, Rusdi; Sovira, Sovira; Bakhtiar, Bakhtiar; Herdata, Heru Noviat
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.370-4

Abstract

Latar belakang. Sindrom nefrotik idiopatik (SNI) merupakan penyakit ginjal terbanyak pada anak, dengan kortikosteroid sebagai terapi utama. Namun, pemberiannya dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.Tujuan. penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan lama pemberian kortikosteroid dengan kejadian perawakan pendek pada pasien SNI di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode. Penelitian ini adalah studi analitik observasional, dengan desain kohort retrospektif, menggunakan data rekam medis 50 pasien anak SNI dari 1-30 mei 2024. Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney dan kurva ROC untuk menentukan titik potong lama pemberian kortikosteroid. Hasil. Hasil menunjukan 64% anak laki-laki dan 36% anak perempuan. Sebanyak 74% memiliki perawakan normal, sementara 26% perawakan pendek (14% pendek, 12% sangat pendek). Analisis menemukan hubungan signifikan antara lama pemberian kortikosteroid dan perawakan pendek (p=0,029). Pasien yang menerima kortikosteroid >21 bulan berisiko lebih tinggi mengalami perawakan pendek (AUC=0,704; p=0,03; IK95%: 0,537-0,871; sensitivitas 61%, spesifitas 59,5%).Kesimpulan. Pemberian kortikosteroid >21 bulan pada anak dengan SNI berhubungan dengan peningkatan risiko perawakan pendek. Temuan ini menekankan pentingnya pemantauan ketat durasi terapi kortikosteroid untuk meminimalkan dampak pada pertumbuhan linier anak.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue