Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Experimental Investigation on Mechanical Joint of Lontar (Borassus Flabellifer) Fiber Reinforced Polyester Composites under Static Flexural Test Bale, Jefri S; Pell, Yeremias M; Jafri, Muhamad; Selan, Rima
Indonesian Journal of Science and Technology Vol 4, No 1 (2019): IJOST: VOLUME 4, ISSUE 1, 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijost.v4i1.15239

Abstract

This study has been conducted to investigate the flexural strength of Borassus Flabellifer Fiber/BFF reinforced polyester composite joint under static condition. Tests were carried out to study the flexural strength of double strap butt joint and single lap joint of BFF polyester composite. In addition, post observation of macroscope was used to map failure behavior. The results shown that the flexural strength of single lap joint is higher compared to double strap butt joint of  BFF polyester composite. The larger cross-sectional area and the existence of gap area could be the main reason for lower flexural strength generated by double strap butt joint of  BFF polyester composite. The failure of BFF polyester composite joints under flexural test indicated the brittle failure behaviour that fiber breakage was found to be the final failure mechanism which start with matrix cracking and fiber-matrix debonding failure mechanisms.
Pengaruh Tegangan dan Waktu Nickel-Chrome Plating terhadap Kekasaran Permukaan pada Hasil Produk Pengecoran Aluminium Scrap Jemssy R. Rohi; Dominggus G. H. Adoe; Jefri S. Bale
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 3 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.91 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v3i1.462

Abstract

Abstrak Aluminium banyak digunakan dalam dunia industri karena sifatnya yang ringan, seiring dengan peningkatan kebutuhan suku cadang telah memacu industri pengecoran lokal yang ada untuk memanfaatkan bahan velg aluminium bekas/skrap untuk dicairkan ulang (remelting), Velg merupakan komponen kendaraan yang saat digunakan mengalami beban dinamis bahkan mengalami beban kejut. Walaupun, saat ini banyak industri lokal pengecoran ulang velg bekas, tetapi produk yang dihasilkan memiliki kekasaran yang tinggisehingga perlu dilakukan pengerjaan akhir dengan cara elektolisa menggunakan nikel-krom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan dan waktu pelapisan nikel-crompada hasil produk pengecoran aluminium bekas. Pada pelapisan nikel-krom digunakan tegangan listrik 5, 7,5, 9 volt dan waktu 5, 10, 15 detik. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan adanya penurunan nilai kekasaran pelapisan nikel-krom seiring dengan meningkatnya tegangan listrik dan waktu. Pada tegangan listrik 5 volt sebesar 13,53 – 37,2%, tegangan listrik 7,5 volt sebesar 2,7% - 55,91%, dan tegangan listrik 9 volt sebesar 24,9% - 49,71%. Pada waktu 5 detik sebesar 19,14% - 42,9%, waktu 10 detik sebesar 8,9% - 50,4% dan waktu 15 detik sebesar 47,1% - 57,4%.Dari hasil tersebut menunjukan bahwa nickel-chrome plating dengan variasi tegangangan dan waktu berpengaruh terhadap kekasaran permukaan.
Analisa Kekuatan Tarik Komposit Nylon-Polyester dengan Variasi Fraksi Volume Serat Jefri S. Bale; Wenseslaus Bunganaen; Orlando L. Almet
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 3 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.344 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v3i1.463

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume serat terhadap sifat mekanik komposit polyester berpenguat serat nilon dengan variasi fraksi volume serat (Vf) sebesar 40%; 50%; dan 60% untuk pengujian tarik kondisi statis. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai tegangan tarik tertinggi diperoleh pada komposit dengan fraksi volume serat 60% yaitu sebesar 7,07 Mpa, sedangkan paling rendah terdapat pada komposit dengan fraksi volume serat 40% yaitu sebesar 5,52 MPa. Untuk nilai regangan tarik tertinggi terdapat pada komposit dengan fraksi volume serat 50% yaitu dengan nilai sebesar 1,005, sedangkan regangan tarik yang terendah adalah komposit dengan fraksi volume serat 60% yaitu sebesar 0,926. Nilai modulus elastisitas tarik tertinggi adalah 0,0076 GPa yang diperoleh dari specimen dengan fraksi volume 60%. Hasil pengamatan foto makro menunjukkan patahan akibat pengujian tarik memiliki tipe patahan yang didominasi oleh tipe fiber pull out.
Studi Eksperimental Pengaruh Diameter Katup Limbah dan Diameter Katup Pengantar terhadap Efisiensi Pompa Hidram 3 Inchi Muhamad Jafri; Jefri S. Bale; Alionvember R. Thei
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 3 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.045 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v3i1.465

Abstract

ABSTRAK Pompa hidram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikan air dari tempat bertekanan rendah ke tempat bertekanan tinggi secara automatic dengan energi yang berasal dari air itu sendiri. Mekanisme kerja pompa hidram adalah melipat gandakan kekuatan pukulan air dalam tabung udara, dimana terjadi perubahan energi kinetic air menjadi tekanan dinamik yang menimbulkan palu air. Tekanan dinamik akan diteruskan ke dalam tabung udara yang berfungsi sebagai penguat. Penelitian mengenai pompa hidram telah banyak dilakukan, akan tetapi masih banyak pula yang perlu dikaji sehingga pengetahuan tentang perencanaan pompa hidram akan lebih baik. Dari pengujian dan analisis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa variasi diameter katup limbah dan diameter katup pengantar sangat berpengaruh terhadap kinerja pompa hidram. Efisiensi tertinggi terdapat pada variasi diameter katup limbah 2,75 inchi pada diameter katup pengantar 2,2 inchi sebesar 67,66 % untuk efisiensi D’Aubuisson, dan 65,35 % untuk efisiensi Rankine. Sedangkan efisiensi terendah terdapat pada variasi diameter katup limbah 2,25 inchi dengan diameter katup pengantar 0,6 inchi sebesar 36,14 % untuk efisiensi D’Aubuisson, dan 33,80 % untuk efisiensi Rankine, yang tidak jauh berbeda pada diameter katup limbah 2 inchi dan katup pengantar 0,6 inchi sebesar 36,28 % untuk efisiensi D’Abuisson dan 33,93 % untuk efisiensi Rankine.
Pengaruh Panjang Serat dan Tebal Papan Komposit Polyester Berpenguat Serat Lontar dan Serat Gewang terhadap Kekuatan Bending Martinus K. Moto; Kristomus Boimau; Jefri S. Bale
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 3 No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.616 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v3i2.472

Abstract

ABSTRAK Pengembangan papan serat benar-benar potensial untuk Nusa Tenggara Timur memiliki iklim yang ideal ditumbuhi oleh tanaman berserat, termasuk dibuat pohon dan pohon palmyra yang sebagai bahan bangunan berkualitas spesifik seperti kepadatan, baru, kekuatan dan keawetannya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh panjang serat dan tebal papan penguat komposit serat polyester palmyra dan serat yang dibuat untuk memaksa lentur. Variasi pada penelitian ini, yaitu panjang serat 1 cm, 2 cm dan 3 cm serta ketebalan spesimen yaitu 0,5 cm, 0,8 cm, 1 cm, dan 1,2 cm dengan fraksi volume 30%, orientasi serat arah sembarangan. Penelitian tentang metode pencetakan komposit adalah menggunakan metode hand lay up. Uji lentur dari spesimen dibuat sesuai dengan standar ASTM D790. Hasil uji kekuatan lentur menunjukkan bahwa spesimen dengan panjang 1 cm dan tebal serat 0,5 cm untuk serat dan serat gewang epigraph memiliki kekuatan lentur terendah MPa 11.12 dan 12.05 MPa. Sedangkan spesimen dengan serat panjang 3 cm dan tebal 1,2 cm untuk serat lontar dan serat gewang memiliki kekuatan lentur tertinggi yaitu 23,33MPa dan 18,21 MPa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa serat terus menjadi panjang dan mendapat spesimen lebih tebal sehingga lentur daya bertambah. Hal ini karena panjang serat memiliki struktur yang lebih sempurna, sehingga ikatan antara serat panjang dan matriks memiliki struktur kristal yang tersusun sepanjang serat dan cacat internal yang panjangnya kurang serat. Hasil foto makro menunjukkan bahwa patahan getas dan debonding.
The Discontinuous Carbon Fiber Composite: A Review of the Damage Characteristics Jefri S. Bale
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 2 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.179 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v2i1.480

Abstract

Abstract Discontinuous carbon fiber composite (DCFC) is one of new low-cost material product form that had applied for commercial component such as window frames of the Boeing 787 Dreamliner. Study on DCFC was very challenging since it did not have the same nature behavior like conventional composite nor isotropic materials. In this work several studies on damage characteristics of DCFC material were presented. The damage characteristics of DCFC were investigated while undergoing static and fatigue loading. In particular, the damage mechanisms of DCFC were also observed through several nondestructive testing (NDT) methods. The review had shown that the study of DCFC specimen gives an interesting challenges for the future work to understand its damage characteristics and the reliability of the NDT method to study the damage of DCFC material.
Pembuatan Dan Pengujian Alat Fabrikasi Komposit Vacuum Bag Dengan Menggunakan Metode VDI 2221 Yulius O. Bani; Daud P. Mangesa; Jefri S. Bale
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 4 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.331 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v4i1.898

Abstract

Abstrak Penggunaan serat alam sebagai penguat material komposit polimer memberikan beberapa keuntungan karena serat alam memiliki massa jenis yang rendah, mampu terbiodegradasi, mudah di daur ulang, murah, memiliki sifat mekanik yang baik dan dapat diperbaharui. Gewang merupakan tumbuhan yang populer di daerah Nusa Tenggara Timur dan menjadi serat yang digunakan dalam penelitian ini. Metode pencetakan komposit merupakan faktor penentu kekuatan komposit tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah alat cetak komposit metode vacuum bag. Spesimen hasil cetak alat ini di uji dan dibandingkan dengan spesimen hasil cetak hand lay-up. Pembuatan alat cetak komposit metode vacuum bagini menggunakan metode perancangan VDI 2221.Spesimen uji yang di hasilkan memiliki arah orientasi serat acak dengan panjang serat 5 cm dan matriks yang digunakan adalah resin polyester. Pengujian spesimen komposit serat gewang ini dilakukan menurut standar pengujian ASTM D5766 (Standard Test Method for Open-Hole Tensile Strength of Polymer Matrix Composites Laminates). Hasil pengujian tarik menunjukkan kekuatan mekanik komposit vacuum baglebih tinggi dari komposit hand lay-up dengan kenaikan nilai tegangan tarik sebesar 29.41%, regangan tarik sebesar 8.47%, dan modulus elastisitas sebesar 19.30%.
Analisis Kekuatan Tarik Komposit Hybrid Berpenguat Chip Daun Gewang Dan Serat Pendek E-Glass Jefri S. Bale; Yeremias M. Pell; Kristomus Boimau; Finsensius Lelu
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 7 No 01 (2020): April 2020
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/ljtmu.v7i01.3543

Abstract

The use of natural fiber as reinforcement for composite materials provides several advantages such as low density, biodegradable, easily recycled, inexpensive, good mechanical properties, and renewable because it comes from nature. One of the natural fibers that can be used as reinforcement for polymer composites is gewang leaves. This study aims to analyze the tensile strength of a hybrid composite with gewang leaf chip and E-glass short fiber reinforcement. The tensile strength of 61.25 Mpa and the stiffness modulus of 90.83 MPa produced by the E-glass fiber composite which is higher compared to the gewang leaf chip composite and the hybrid composite. The results showed that gewang leaf chip composite and the hybrid (gewang leaf chip + e-glass short fiber) can only be used for accessories applications such as car dashboards in the transportation industry that mechanical strength is not the prime factor.
Analisis Kebutuhan Energi di Universitas Nusa Cendana Tahun 2018-2050 Menggunakan Perangkat Lunak Long-range Energy Alternative Planning system (LEAP) Yorim A. Masus; Ben V. Tarigan; Jefri S. Bale
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 6 No 01 (2019): April 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energy management in an agency, especially at the University of Nusa Cendana, is still very high dependence on fossil energy. The growth in consumption of electricity and fuel oil continues to increase by an average of 20% per year. Changes in energy consumption are increasing due to changes in power tariffs from 13.2 killovolt amperes (kVa) to 650 killovolt amperes (kVa). In projecting energy demand, the author uses LEAP Software (Long-range Energy Alternative Planning system) version 2017.011.0 from 2018-2050. The purpose of this study was to analyze and determine the treatment of the dependent and independent variables on the magnitude of the results of energy needs at the University of Nusa Cendana. The projection results obtained from the total final energy demand of the Undana sector which is estimated to reach 1,685 kilowatts by 2050 or equivalent to 1.7 megawatts with an average growth of 30%. Meanwhile, for the transportation sector, the final energy demand for fuel (diesel and premium) for vehicle operations is estimated to reach 150.8 thousand barrels by 2050 with an average growth of 38%. The elasticity of energy used shows an increase of 1% after 2018. Energy conservation in the user sector shows potential efficiency of 716.7 kilowatts or equivalent to 0.717 megawatts in 2050, with an average growth of 37% against the Business As Ussual (BAU) scenario.
Tensile Characteristics of Bio-Composite Material Reinforced with Corn Skin Jefri Bale; Yeremias Pell; Kristomus Boimau; Boy Bistolen; Dion Rihi
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 53 No. 5 (2021)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2021.53.5.13

Abstract

The main focus of the present work was to study corn skin as reinforcement of polyester bio-composite (CSPCs). The effect of reinforcement type, i.e. short fibers and discontinuous chips, on the tensile properties was studied. The corn skin materials were chemically treated with NaOH and added as reinforcement of polyester bio-composite using the hand lay-up fabrication method. Tensile tests were carried out according to ASTM D3039. The tensile strength characteristics of stress and modulus showed a different behavior between the two types of reinforcement due to a slight difference in specimen thickness, which affected the calculated stress and modulus values. Furthermore, from a physical properties point of view, the larger surface area of CSC compared to CSF, which still contains a lignin layer after the treatment with NaOH, could decrease the interfacial bonding between polyester as the matrix and CSC as the reinforcement. The tensile damage characteristics showed brittle behavior, propagataing perpendicular to the loading direction. Matrix cracking and interfacial debonding were identified as the main two damage modes of the CSF bio-composite and the CSC bio-composite, where the final failure was dominated by fiber pull out and chip fracture.