Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERANCANGAN SISTEM PENYIRAMAN OTOMATIS TANAMAN SAWI BERBASIS ARDUINO UNO DAN SENSOR KELEMBABAN Jonshon Tarigan; Minsyahril Bukit; Bernandus Bernandus; Hadi Imam Sutaji; Agustinus Deka Betan
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2020): Vol.3 NO 1. (2020) Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32511/jtm.v3i1.695

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perancangan piranti yang dapat melakukan penyiraman secaraotomatis. Untuk mempermudah kegiatan itu, maka kita perlu merancang sebuah sistem perangkat yang dapat melakukan penyiraman tanaman sawi secara otomatis. Alat ini bertujuan untuk menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis .manfaat yang didapat dari alat ini adalah dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam menyiram tanaman sawi secara otomatis. Penelitian ini dilakukan dengan merancang, membuat dan mengimplementasikan komponen-komponen sistem yang meliputi Arduino uno sebagai pengendali ,driver relay untuk memghiupkan dan mematikan pompa Air, dan LCD (linquit Cristal Display) untuk menampilkan nilai kelembaban tanah. Proses pengambilan data di dalam sebuah ruangan dengan menampilkan dalam LCD nilai kelembaban 24 % maka dynamo ON. Nilai tersebut diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan alat kelembaban tanah. Sedangkan dari hasil pengukuran menggunakan sensor kelembaban yl 69 yang dilakukan pada tanaman sawi diperoleh nilai kelembaban pada tanaman sawi 60 % - 75%. Dapat dilihat bahwa hasil menunjukkan sesuai dengan nilai kelembaban tanaman sawi yang diperbolehkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa rancangan sistem ini berjalan dengan baik.
IDENTIFIKASI JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN SEBAGAI KAJIAN AWAL PERENCANAAN PEMBUATAN PONDASI BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS Hadi Imam Sutaji
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.976 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian untuk melakukan identifikasi jenis batuan bawah permukaan sebagai kajian awal untuk perencanaan pembuatan pondasi bangunan menggunakan metode resistivitas telah dilakukan di desa Tanjung Saronggi. Adapun pelaksanaan identifikasi diharapkan mengurangi resiko kegagalan pembangunan pondasi gedung ketika bangunan didirikan di atas lahan tersebut. Untuk mengetahui keberadaan jenis batuan bawah permukaan dilakukan pengukuran di area terbuka, tepatnya tanah CV petak 1 seluas dengan metode resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan software Res2Dinv. Hasil analisis menunjukkan penampang dua dimensi yang memuat panjang, kedalaman dan resistivitas dari setiap lintasan. Hasil interpretasi terhadap kontur yang dihasilkan pada setiap lintasan menunjukkan adanya lapisan tanah keras yang tidak memiliki lempung berada pada rentang 70 Ωm – 100 Ωm yaitu lapisan pasir kerikil tidak berlempung dan lapisan > 100 Ωm yaitu pasir kasar, kerikil tidak berlempung. Pondasi di lintasan 1 bisa dibuat menggunakan konstruksi pondasi dangkal pada bentangan 15 m – 92 m dan 118 m – 135 m dengan kedalaman 2,5 m – 15,5 m. Konstruksi pondasi dangkal bisa dibangun di lintasan 2 yaitu pada bentangan 25 m – 50 m dan bentangan 108 m – 151 m serta 159 m – 176 m dengan kedalaman secara berurutan antara 2,5 m – 20 m dan 2,5 m – 12,8 m serta 2,5 m – 8 m. Pada lintasan 3 konstruksi pondasi dangkal bisa dibuat dengan kedalaman 2,5 m – 15 m sepanjang bentangan antara 15 m – 135 m. Kata kunci:metode resistivitas; konfigurasi Wenner-Schlumberger; software Res2Dinv Abstract Underground investigations to identify the rock types have been done using resistivity method in Desa Tanjung, Saronggi. This was a preliminary study that can be used as a reference in planning the construction of building foundations. The identification was expected to reduce the failures in constructing building foundations in this area. To identify the underground rocks in the area, the measurements were done in open area at CV 1 area () using Wenner-Schlumberger method. Data analysis was done using Res2Dinv. Results were 2D profiles consisting of length, depth and resistivity value of each line. Interpretations to contours obtained for each profile showed that there was hard soil with no clays within interval 70 Ωm – 100 Ωm, defined to be a gravelly sandy layer that has no clay and a coarse sandy gravelly layer (> 100 Ωm). Building foundations can be built in profile 1 using shallow building foundation construction at interval 15 m – 92 m and 118 m – 135 m, with depth being 2.5 m -15.5m. Such constructions can also be built in profile 2 and 3. In profile 2, the interval at which the constructions were possible lying between 25 m – 50 m, 108 m – 151 m and 159 m – 176 m, with their depths being 2.5 m – 20 m, 2.5 m – 12.8 m and 2.5 m – 8 m respectively. In profile 3, the construction can be built with depth interval 2.5 m – 15 m along length interval of 15 m – 135 m. Keywords: resistivity method; Wenner-Schlumberger configuration; Res2Dinv
PEMETAAN DISTRIBUSI PAPARAN RADIOISOTOP PADA DAERAH PERSAWAHAN DI OESENA AKIBAT KONTAMINASI DARI SUMBER RADIOISOTOP Maria E. S. Bere; Bartholomeus Pasangka; Hadi Imam Sutaji
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.387 KB)

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian di wilayah persawahan Desa Oesena Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang mengenai paparan radioisotop alam. Tujuan penelitian ini memetakan distribusi paparan radioisotop pada wilayah persawahan yang diduga terkontaminasi radioisotop dari bukit setan. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari observasi, mapping, dan analisis interpretasi data. Data yang diperoleh dalam penelitian di lapangan adalah nilai cacah radiasi permenit(cpm), elevasi dan data lintang bujur, data-data ini yang kemudian digunakan untuk membuat peta distribusi. Peta dibuat menggunakan software surfer 11. Hasil penelitian menunjukkan nilai cacah radiasi tertinggi adalah 33 cpm dan terendah adalah 8 cpm. Setelah dipetakan diketahui luas wilayah dengan nilai cacah tinggi pada 2 wilayah yaitu 736 m2 dari luas keseluruhan 33.024 m2 pada wilayah A dan 128 m2 dari luas keseluruhan 21.168 m2 pada wilayah B, dengan akumulasi tertinggi wilayah A berada pada bagian barat, dan wilayah B berada pada bagian timur. Cacah radiasi pada lokasi persawahan masih berada pada batas toleransi sesuai standar bahaya minimum (33 cpm) sesuai yang diperbolehkan. Kata kunci : Radioisotop, Cpm. Abstract Has conducted research in the area of the rice field at Oesena Village, Sub-district of Amarasi, Kupang Regency, Nusa Tenggara Timur. for exposure to natural radioisotopes. The aims of research to map the distribution of the radioisotope in the rice-fields exposure suspected to be contaminated radioisotope of the hill demons. The method used consists of observation, mapping, and analysis of data interpretation. The data obtained in research in the field is the value of the radiation count per minute (cpm), elevation and latitude and longitude of data, these data are then used for producing a map of the distribution. The results showed the highest radiation count value is 33 cpm and the lowest is 8 cpm. Having mapped the known area of high count value in two areas, namely 736 m2 of total area 33.024 m2 and 128 m2 of total area of 21.168 m2, with the highest accumulation region 1 is located in the western part, and a second region located on the eastern side. Chopped radiation on the location of rice fields are still within the tolerance limits according to the standard minimum hazard (33 cpm) as allowed. Keywords : Radioisotopes, Cpm.
PEMUTAKHIRAN MIKROSKOP CAHAYA MONOKULER MENJADI MIKROSKOP DIGITAL UNTUK PEMBELAJARAN SISWA SMA / SEDERAJAT Andreas Christian Louk; Hadi Imam Sutaji; Gede Bayu Suparta
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.161 KB)

Abstract

Abstrak Telah dilakukan pemutakhiran mikroskop cahaya monokuler dengan tiga lensa obyektif yaitu 4X, 10X, dan 40X dan dua jenis lensa okuler 10X dan 16X menjadi mikroskop digital dengan menggunakan kamera digital dengan resolusi sebesar 1600 x 1200 piksel. Pemutahiran mikroskop cahaya ini juga digunakan sebagai media pembelajaran siswa-siswa SMA agar hasil pengamatan dapat di interpretasikan secara kuantitatif. Dalam penggunaan mikroskop digital, telah di lengkapi dengan sebuah sistem komputer menggunakan papan komputer LattePanda dan dilengkapi layer sentuh 10.1-inch sehingga mempemudahkan pengguna mikroskop ini dalam melakukan pengamatan. Untuk dapat menggunakan mikroskop ini telah dirancang juga software menggunakan Delphi 10 yang dapat melihat dan menyimpan hasil pengamatan secara kuantitatif. Kata kunci : mikroskop monokuler, mikroskop cahaya, LattePanda, Delphi 10 Abstract A monocular light microscope with three objective lenses of size 4X, 10X, and 40X and two types of 10X and 16X ocular lenses has been updated into a digital microscope using a digital camera with a resolution of 1600 x 1200 pixel. The update of light microscope is also used as for high school students learning, so that the results of observations can be interpreted quantitatively. The digital microscopes, has been equipped with a computer system using LattePanda computer boards and features a 10.1 inch touch screen to facilitate the user of this microscope in making observations. To be able to use this microscope, a software has been designed using Delphi 10 which can view and store the results of observations quantitatively. Keywords: monocular microscope, light microscope, LattePanda, Delphi 10
ANALISIS KEJADIAN BADAI MAGNETIK BERDASARKAN DATA VARIASI HARIAN MAGNETIK DI KOTA KUPANG Gertrudis V. Kahar; Abdul Wahid; Hadi Imam Sutaji
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.503 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v3i1.589

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian analisis kejadian badai magnetik di Kota Kupang bulan Oktober 2014 sampai bulan September 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karateristik kejadian badai magnetik serta menentukan periode kemunculan badai magnetik di Kota Kupang. Pengolahan data dengan menggunakan Software Microsoft Excel untuk dibuat grafik data komponen magnet bumi terhadap waktu dan Software Matlab 2011 untuk penentuan periodesitas kejadian badai magnetik menggunakan transformasi fourier cepat (FFT). Berdasarkan hasil pengolahan data, karateristik kejadian badai magnetik yang terdapat di daerah penelitian untuk bulan Oktober 2014 sampai September 2016 adalah untuk tingkat aktivitas gangguan magnetik maksimum ditandai dengan nilai K indeks=8, A indeks=54.875 dan penurunan nilai Dst= -121 nT, sehingga dikategorikan badai menengah dan tingkat aktivitas gangguan magnetik minimum ditandai dengan nilai K indeks=3, A indeks=11.5 serta penurunan nilai Dst = -17 nT, sehingga dikategorikan relatif tenang. Periode kemunculan aktivitas magnetik bulan Oktober 2014-September 2016 adalah berada dalam periode satu harian sampai sepuluh harian. Kata kunci : Variasi harian magnetik, badai magnetik, periodesitas, K indeks, A indeks. ABSTRACT The research about analysis of magnetic storm events in Kupang City from October 2014 to September 2016 has been done. The purpose of this study is to determine the characteristic of storm events and the period of emergence magnetic storm from Kupang City. The data used is the daily magnetic variation data obtained from Meteorogical Climatological and Geophysical Agency in Kupang City. The data processing using by Microsoft Excel software to create graph data of the earth magnetic components against time and Matlab 2011 sofware to determining the periodicity of magnetic storm events using Fast Fourier Transform (FFT). From the results of data processing, the characteristic of magnetic storm events in the study area from October 2014 to September 2016 were for the maximum magnetic interference activity level occurring on june 22th, 2015 due to burst of CME marked by the value of K index = 8, A index = 54.875 and degradation value of DST = -121 nT, so category middle storm and minimum magnetic interference activity level occurred on February 10th, 2015 due to burst of CME and flare marked with value K index = 3, A index =11.5, and decreasing value of DST =-17 nT, thus categorized relatively quietly. The period of occurrence magnetic activity from October 2014 to September 2016 is within a period of one daily to ten daily. Keywords : Daily magnetic variation, magnetic storm, K index, A index.
PENENTUAN CELAH ENERGI OPTIK EKSTRAK DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) ASAL DESA OINLASI MENGGUNAKAN METODE TAUC PLOT Magdalena M. Y. Missa; Redi K. Pingak; Hadi Imam Sutaji
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.235 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v3i1.606

Abstract

Abstrak Telah ditentukan celah energi optik ekstrak daun alpukat (Persea Americana Mill) asal Desa Oinlasi menggunakan metode Tauc plot. Penentuan nilai celah energi ditentukan untuk 3 kemungkinan jenis transisi yaitu direct transition, indirect transition, dan direct forbidden transition. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Tauc plot, celah energi rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing transisi secara berturut-turut adalah 1,834 eV, 1,829 eV, dan 1,835 eV. Berdasarkan nilai celah energi senyawa hasil ekstrak daun alpukat dapat dikelompokkan sebagai bahan semikonduktor. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa ekstrak daun alpukat berpotensi digunakan sebagai bahan alternatif piranti elektronik. Kata kunci : Daun alpukat, celah energi, semikonduktor, Tauc plot Abstract A study on determination optical energy gap of avocado leaves extract (Persea Americana Mill) from Oinlasi Village using Tauc plot method has been done. Determination of energy gap value was done for 3 possible transition types : direct transition, indirect transition, and direct forbidden transition. Based on calculations using Tauc plot method, energy gap average obtained for each transition are 1,834 eV, 1,829 eV, and 1,835 eV, respectively. Based on this energy gap value, the compound of avocado leaves extract can be categorized as a semiconducting material. Therefore, it can be concluded that avocado leaves extract has the potential to be used as alternative materials in electronic devices. Keywords : avocado leaves, energy gap, semiconductor, Tauc plot
INTERPRETASI JENIS BATUAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK PADA DAERAH TERAKUMULASINYA AIR TANAH DI BENA AMANUBAN SELATAN Yohanes Takaeb; Hadi Imam Sutaji; Bernandus Bernandus
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.264 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v3i2.613

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian interpretasi jenis batuan menggunakan metode geomagnetik pada daerah terakumulasinya air tanah di Bena Amanuban Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan pemetaan anomali magnetik bawah permukaan dan pola penyebaran batuan di sekitar daerah terakumulasinya air tanah. Akuisisi data menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM–19T. Hasil pengukuran data lapangan berupa nilai medan magnet total dan variasi harian yang diolah serta diinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif menunjukkan tiga pola anomali, yaitu anomali tinggi, sedang dan rendah. Anomali tinggi (sekitar 105 nT sampai 140 nT) pada bagian selatan dan barat daya diduga berupa batuan lempung dan batugamping. Anomali sedang (sekitar 70 nT sampai <105 nT) yang mendominasi lokasi penelitian diduga batuan lempung dan batu pasir. Anomali rendah (sekitar 40 nT sampai <70 nT) di bagian timur diduga batu gamping dan batu pasir. Interpretasi kuantitatif menunjukan struktur batuan yang diduga akuifer yaitu batu pasir memiliki suseptibilitas 6.7 x 10-5 – 3.56 x10-4 pada kedalaman 22.8 m serta batugamping yang bersifat meluluskan air dengan suseptibilitas 5.792 x 10-3 – 9.247 x 10-3 dengan kedalaman 75 m. Selain kedua batuan tersebut, terdapat batuan lempung dengan suseptibilitas 7.28 x 10-4 – 1.063 x 10-3 di kedalaman 13.8 m. Kata kunci: Metode geomagnetik, suseptibilitas, akuifer. Abstract An interpretation of rock types has been done using geomagnetic method in the area of ​​accumulated groundwater in Bena Amanuban Selatan. The purpose of this study was to determine the mapping of subsurface magnetic anomalies and the pattern of rock distribution around the accumulated groundwater area. Data acquisition using Proton Precession Magnetometer (PPM) type GSM-19T. The results of field data measurements in the form of total magnetic field value and daily variations are processed and interpreted qualitatively and quantitatively. Qualitative interpretation shows three patterns of anomalies, namely high anomalies, moderate and low. High anomalies (about 105 nT to 140 nT) in the south and southwest are thought to be clay and limestone. Moderate anomalies (about 70 nT to <105 nT) that dominate the study sites are suspected clay and sandstone. Low anomalies (about 40 nT to <70 nT) in the eastern part are suspected of limestone and sandstone. Quantitative interpretation shows the suspected aquifer rock structure of sandstone has a susceptibility of 6.7 x 10-5 – 3.56 x10-4 at a depth of 22.8 m as well as a water-grinding limestone with the susceptibility of 5.792 x 10-3 – 9.247 x 10-3 with a depth of 75 m. In addition to these two rocks, there are clay rocks with the susceptibility of 7.28 x 10-4 – 1.063 x 10-3 at depth of 13.8 m. Keywords: Geomagnetic method, susceptibility, aquifer.
KAJIAN DISTRIBUSI INTENSITAS CAHAYA PADA FENOMENA DIFRAKSI CELAH TUNGGAL DENGAN METODE BAGI DUA DAN METODE NEWTON RAPHSON Richard Umbu Datangeji; Ali Warsito; Hadi Imam Sutaji; Laura A. S. Lapono
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.9 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.976

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang distribusi intensitas cahaya pada fenomena difraksi celah tunggal dengan tujuan menerapkan metode Bagi Dua dan metode Newton Raphson untuk memperoleh solusi jarak antara dua titik intensitas dalam fenomena difraksi celah tunggal, menetukan jarak antara dua intensitas pada pita terang, memperoleh grafik distribusi intensitas cahaya terhadap jarak pada kasus difraksi cahaya Franhoufer celah tunggal, serta membandingkan kekonvergenan metode Bagi Dua dan metode Newton Raphson. Solusi jarak antara dua intensitas pada pita terang pada kasus difraksi cahaya Franhoufer celah tunggal diperoleh dengan mencari akar-akar persamaan intensitas cahayanya. Hasil penelitian menunjukan jarak yang semakin besar ketika intensitasnya makin kecil. Ada tiga puncak intensitas, yang pertama puncak untuk intensitas maksimum pada terang pusat yang berada pada jarak 0 cm dan dua puncak untuk terang pertama setelah terang pusat yang mana intensitasnya tinggal 0.05I0 dan berada pada jarak 0.154875 cm sebelah kiri dan sebelah kanan dari intensitas maksimum. Grafik antara jarak dengan perbandingan intensitas terhadap terang maksimum berbentuk sinusoidal, terdapat tiga puncak intensitas. Puncak pertama menunjukan intensitas maksimum yang terdapat pada pita terang pusat dan dua puncak dengan intensitas 0.05I0 yang berada pita terang pertama. Pada kasus ini diperoleh hasil bahwa metode Newton Raphson lebih cepat konvergen dari metode Bagi Dua karena hanya memerlukan 4 iterasi untuk memperoleh solusi, sedangkan metode Bagi Dua membutuhkan 20 iterasi. Metode Newton Raphson juga memiliki nilai error pendekatan lebih kecil dari metode Bagi Dua yaitu 6.43929 x 10-13 sampai 7.52642 x 10-7 sedangkan metode Bagi Dua 1.90735 x 10-6. Abstract Research on the distribution of light intensity in the phenomenon of single slit diffraction has been carried out with the aim of applying the Bisection method and the Newton Raphson method to obtain a solution between two points in a single slit diffraction phenomenon, determining the distance between two point of intensity in the bright band, obtaining a graph of the light intensity distribution to distance in the case of Franhoufer single slit light diffraction, and comparing the speed of convergence of the Bisection method and the Newton Raphson method. The solution of the distance between two intensities in the bright band in the case of Franhoufer light diffraction in a single slit obtained by looking for the roots of the light intensity equation. The results of the study show that the greater the distance when then intensity gets smaller. There are three peak intensities, the first peak for the highest intensity in the central bright band which is located at a distance of 0 cm and two peaks in the first bright with the intensity is 0.05I0 and is 0.154875 cm left and right of the maximum intensity. The graph between the distance and intensity ratio is sinusoidal, which is three peak intensities. The first peak shows the highest intensity in the central bright band and the two peaks with the intensity of 0.05I0 which is the first bright band. In this case the results of the Newton Raphson method are converged faster than the method of Bisection because it only requires 4 iterations to obtain a solution, while the Bisection method requires 20 iterations. The Newton Raphson method also has a smaller error value than the Bisection method, which is 6.43929 x 10-13 to 7.52642 x 10-6 when the Bisection method is 1.90735 x 10-6.
PEMETAAN ZONA POTENSI TAMBANG MANGAN DAERAH NAIP KABUPATAN TIMOR TENGAH SELATAN DENGAN METODE GEOMAGNETIK Hadi Imam Sutaji; Abdul Wahid; Ali Warsito
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.294 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v5i1.1533

Abstract

Abstrak Telah dipemetakan zona potensi tambang mangan daerah Naip Kabupatan Timor Tengah Selatan menggunakan metode geomagnetik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur perlapisan dan pola sebaran batuan bawah permukaan yang diduga mengandung mangan. Hasil penelitian diinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif menunjukkan anomali rendah bernilai antara -10 sampai < 50 nT sebagian besar berada pada bagian selatan dan anomali tinggi yaitu 50 sampai 220 nT, umumnya terdapat di bagian utara lokasi penelitian. Anomali rendah diinterpretasikan sebagai batuan lempung dan anomali tinggi diinterpretasikan batugamping yang berasosiasi dengan mangan dan batuan metamorf. Untuk interpretasi kuantitatif menunjukkan keberadaan batuan mangan diduga berasosiasi dengan batugamping yang berada pada bodi 1A sayatan 1 (A-A1) dengan nilai suseptibilitas 0,008116, bodi 1B sayatan 2 (B-B1) yang memiliki nilai suseptibilitas 0,001967 serta bodi 1C sayatan 3 (C-C1) untuk nilai suseptibilitas 0,006407. Bodi 1A sayatan 1 (A-A1) tersebar dari arah barat menuju timur laut, bodi 1B sayatan 2 (B-B1) mulai selatan ke utara dan bodi 1C sayatan 3 (C-C1) dengan arah barat daya menuju timur laut. Kata kunci: Mangan, suseptibilitas, metode geomagnetik Abstract An mapping of the potential Manganese mining zones has been done at Naip areas of the South Central Timor Regency using geomagnetic method. The purpose of this study was to determine the bedding structure and the subsurface patterns of rocks distribution that suspected contain manganese. The result of research were interpreted qualitatively and quantitatively. Qualitative interpretation shows that the low anomaly between -10 to <50 nT is mostly in the southern part and the high anomaly is ≥ 50 to 220 nT, generally in the northern part of the study area. The low anomaly is interpreted as clay and high anomaly is interpreted as limestone associated with manganese and metamorphic rocks. For quantitative interpretation, the presence of manganese is suspected to be associated with limestone at a depth of 6.2-100 m in body 1A incision 1 (A-A1) with susceptibility value 0.008116, body 1B incision 2 (B-B1) which has susceptibility value 0.001967 and body 1C incision 3 (C-C1) for the susceptibility value of 0.006407. Body 1A incision 1 (A-A1) is spread from west to northeast direction, body 1B incision 2 (B-B1) starts south to north and body 1C incision 3 (C-C1) is southwest toward northeast. Keywords: Manganese, susceptibility, geomagnetic methods
ANALISIS POLA SEBARAN AIR LINDI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) NOENBILA KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROMAGNETIK KONDUTIVITAS Harison Nubatonis; Hadi Imam Sutaji; Ali Warsito; Jehunias L. Tanesib
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/fisa.v6i1.2489

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisis pola sebaran air lindi sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Noenbila Kabupaten Timor Tengah Selatan menggunakan metode elektromagnetik konduktivitas. Tujuan penelitian adalah menentukan nilai konduktivitas dan suseptibilitas, keterkaitan antara keduanya serta pola sebaran lindi bawah permukaan pada TPA Noenbila. Akuisisi data menggunakan GF Instrument CMD-4 dan GPS (Global Positioning System) di lima lokasi yaitu A/1, B/2, C/3, D/4 dan E/5. Hasil pengukurannya berupa konduktivitas, suseptibilitas serta titik koordinat dalam lintang dan bujur. Data tersebut kemudian diinterpretasikan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil interpretasi kuantitatif menunjukkan bahwa lokasi yang tercemar lindi hanya di C/3 dan E/5 yang memiliki konduktivitas dan suseptibilitas yaitu 3,11-137,37 mS/m dan 4,02-44,27 ppt serta 3,86-110,11 mS/m dan 3,93-12,02 ppt. Interpretasi kualitatif menunjukkan pola sebaran lindi yang berada di lokasi C/3 dan E/5 berpotensi mengalir atau merembes dari arah utara TPA menuju sungai yang berada di bagian selatan. Potensi ini, akan lebih besar terjadi karena geologi bawah permukaan TPA Noenbila berupa batugamping koral yang relatif mudah dialiri air karena memiliki ukuran porous yang besar dan adanya faktor luar seperti turunnya air hujan serta meningkatnya tumpukan sampah penyebab terbentuknya lindi.