Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

MODEL SISTEM SUPPLY CHAIN MANGGIS DI KABUPATEN SIJUNJUNG Deperiky, Dedet
Menara Ilmu Vol 12, No 6 (2018): vol. XII No. 6 Juli 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i6.915

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2018. Bertujuan untukmendeskripsikan struktur rantai pasok buah manggis Kabupaten Sijunjung danmenganalisis kinerja rantai pasok buah manggis di Kabupaten Sijunjung. Populasipenelitian adalah seluruh petani manggis (60 petani), ketua kelompok tani (3 orang),pedagang besar (5orang), pedagang perantara di sicincin (5 orang) dan pedagang besar (5orang). Metode pengambilan sampel secara purposive. Sampel yang diambil adalahsebanyak 50% dari populasi yaitu 30 orang petani manggis ketua kelompok tani (2 orang),pedagang besar (3 orang), pedagang perantara di Sicincin 3 orang) dan pedagang besar diJakarta (3 orang). Hasil penelitian menunjukkan Struktur rantai pasok buah manggis dikabupaten sijunjung meliputi petani - kelompok tani - pedagang besar- pedagang perantaradi Sicincin dan pedagang besar di Jakarta serta 3 aliran yang dikelola dalam rantai pasokbuah manggis di Kabupaten Sijunjung dan yakni aliran barang, aliran uang dan aliraninformasi dan kinerja rantai pasok buah manggis oleh kelompok tani di KabupatenSijunjung. Untuk kinerja Supply chain reliability memperoleh nilai yaitu 40,60 Supplychain responsivness adalah 6,5 hari, nilai supply chain agility tidak dilakukanpenghitungan disebabkan tidak adanya jumlah tambahan permintaan buah manggissebesar 20% dari pelaku rantai pasok dan untuk nilai supply chain cost adalah 2,21 danHasil perhitungannya Critical Key Performance Indicator,s dari Supply Chain Cost padametrik level 1 di terjadi di tingkat petani yaitu 0,451 Saran yang diberikan adalahkelompok tani harus mampu meningkatkan kinerja rantai pasok dengan cara semakinmemperkuat kemitraan dengan pelaku rantai pasok dan pemerintah harus mensinergikankoordinasi dengan kelompok tani agar petani bisa mempunyai posisi tawar yang tinggidalam menjual buah manggis.Kata kunci : Struktur rantai pasok, Supply chain reliability Supply chain responsivnesssupply chain agility supply chain cost Critical Key Performance Indicator,s
SINERGI SUPPLY CHAIN YANG EFEKTIF : LITERATURE REVIEW AGROINDUSTRI BAWANG MERAH DI SUMATERA BARAT Dedet Deperiky, Santosa, Rika Ampuh Hadiguna, Nofialdi
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 29 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2019.29.2.124

Abstract

The agroindustry of shallot in West Sumatra currently requires further strengthening of therelationship between supply chain actors to improve the efficiency of the market system and the application of modern technology today. This study aims to photograph the supply chain of shallot agroindustry in West Sumatra and reconstruct the synergy of shallot agroindustry supply chain actors for the welfare of farmers. The research methodology used to Systematic Literature Review (SLR), methode that is literature review method which identify, assess, and interpret all findings on a research topic, to answer research question.The results of the study that the portrait of shallot agroindustry supply chain is mapping the market potential that is a mainstay in shallot agroindustry, conducting comparative analysis of the role of stakeholders in the supply chain as a business unit, mapping gaps in profit distribution among supply chain actors and accrue recorded price data. Farmers and has a high ability in market access and integrated in all business processes with all supply chain stakeholders. In conclusion, synergiof supply chain on integrated shallot agroindustry will correlated to the increasing ability of the resourches supply chain shallot agents of agroindustry from various elements and to integrate a more efficient and effective supply chain that transforms the agricultural sector into the industrial sector.Keywords: supply chain, agroindustry, synergi, agriculture sector
Supply Chain Management Agroindustri : Sebuah Literature Review Dedet Deperiky; Santosa Santosa; Rika Ampuh Hadiguna; Nofialdi Nofialdi
INVENTORY: Industrial Vocational E-Journal On Agroindustry Vol 1, No 1 (2020): Published in June 2020
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/inventory.v1i1.17

Abstract

Agroindustry needs further attention from the relationship between supply chain actors to improve efficiency in terms of partnerships and the application of modern technology today. Supply chain management in agroindustry emphasizes a management approach to a network of facilities and distribution channels that includes procurement of materials, production, and delivery of agroindustry products to end consumers. The research methodology used is the Systematic Literature Review (SLR) method, which is the literature review method that identifies, evaluates, and interprets all findings on a research topic, to answer research questions. The results of the study imply that in order to manage the agroindustry supply chain the entire supply chain structure must be well understood by focusing more on the quality of external relations with supply chain actors and who focus actor on partnership, trust and sustainability in conducting agroindustry supply chain activities. Agroindustry managers must investigate why they must manage, what must be managed and how to manage agroindustry supply chains. To explore the agroindustry supply chain that a manager must integrated the system, examine the nature, linkages and dependencies between business operations in the agroindustry supply chain. Suggestions from researchers that this four-step approach to meeting sustainability must be implemented in the agroindustry supply chain, and optimalized or later all organizations will adopt the SCM concept in achieving competitive advantage.
MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI BAWANG MERAH DI NAGARI ALAHAN PANJANG: PROFIL DAN IDENTIFIKASI MASALAH Dedet Deperiky; Santosa Santosa; Rika ampuh Hadiguna; Nofialdi Nofialdi
Jurnal Daya Saing Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/dayasaing.v7i1.626

Abstract

Makalah ini dilakukan untuk mengkaji profil dan permasalahan rantai pasok agroindustri bawang merah di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan wawancara, ceramah, FGD dan pendampingan penyuluh pertanian dalam konsep rantai pasok. Kerangka kerja tersebut menyarankan bahwa profil dan praktik masalah dalam sistem manajemen rantai pasokan dicirikan oleh tiga faktor berbeda: (1) organisasi rantai pasokan, (2) struktur rantai pasokan (3) manajemen kepercayaan, yang memungkinkan pelaku rantai pasokan untuk secara efektif mencocokkan pasokan dengan pengiriman barang tepat waktu. Pertanyaan pentingnya adalah apakah praktik kolaboratif mengarah pada kinerja operasional yang lebih baik atau tidak. Sebuah studi review digunakan untuk menilai hubungan antara praktek kolaboratif dan kinerja operasional. Hasil tinjauan menunjukkan dampak positif yang signifikan dari faktor kunci praktik kolaboratif pada organisasi rantai pasokan, (2) struktur rantai pasokan, dan (3) kepercayaan manajemen. Temuan menunjukkan berbagi informasi, sinkronisasi keputusan, dan menyelaraskan insentif merupakan penentu penting kinerja operasional. Studi ini menunjukkan bahwa anggota rantai pasokan perlu memahami peran dan model faktor kunci sukses dari praktik kolaboratif yang dapat dirancang ulang untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan.
ANALISIS KELEMBAGAAN SUPPLY CHAIN AGROINDUSTRI BAWANG MERAH DI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) 10.0 Dedet Deperiky; Santosa Santosa; Rika Ampuh Hadiguna; Nofaldi Nofialdi
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v8i2.531

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kelembagaan rantai pasok agroindustri bawang merah dan menganalisis kinerja rantai pasok bawang merah di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok. Metode penelitian menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) 10.0. Metode pengambilan sampel secara purposive. Sampel yang diambil adalah sebanyak 50% dari populasi yaitu petani bawang merah (25 orang), ketua kelompok tani (2 orang), pedagang besar (3 orang), anak randai (3 orang) dan pedagang besar di Pekanbaru (2 orang).Hasil penelitian menunjukkan struktur kelembagaan rantai pasok agroindustri bawang merah meliputi petani – anak randai- kelompok tani - pedagang besar dan pedagang besar di Pekanbaru serta 3 aliran yang dikelola dalam rantai pasok bawang merah yakni barang, uang dan informasi. Untuk kinerja reliability yaitu 35,70, responsivness adalah 3,5 hari, nilai agility tidak dilakukan penghitungan disebabkan tidak adanya jumlah tambahan permintaan bawang merah sebesar 20% dari pelaku rantai pasok dan cost adalah 2,14 serta critical key performance indicator,s dari cost pada metrik level 1 di terjadi di tingkat petani yaitu 0,52.Saran yang diberikan adalah kelompok tani sebagai unit business harus mampu meningkatkan kinerja rantai pasok agroindustri bawang merah dengan cara semakin memperkuat kemitraan dengan pelaku rantai pasok dan pemerintah harus mensinergikan koordinasi dengan kelompok tani agar petani bisa mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam menjual bawang merah.
MODEL SISTEM SUPPLY CHAIN MANGGIS DI KABUPATEN SIJUNJUNG Dedet Deperiky
Menara Ilmu Vol 12, No 6 (2018): vol. XII No. 6 Juli 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i6.915

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2018. Bertujuan untukmendeskripsikan struktur rantai pasok buah manggis Kabupaten Sijunjung danmenganalisis kinerja rantai pasok buah manggis di Kabupaten Sijunjung. Populasipenelitian adalah seluruh petani manggis (60 petani), ketua kelompok tani (3 orang),pedagang besar (5orang), pedagang perantara di sicincin (5 orang) dan pedagang besar (5orang). Metode pengambilan sampel secara purposive. Sampel yang diambil adalahsebanyak 50% dari populasi yaitu 30 orang petani manggis ketua kelompok tani (2 orang),pedagang besar (3 orang), pedagang perantara di Sicincin 3 orang) dan pedagang besar diJakarta (3 orang). Hasil penelitian menunjukkan Struktur rantai pasok buah manggis dikabupaten sijunjung meliputi petani - kelompok tani - pedagang besar- pedagang perantaradi Sicincin dan pedagang besar di Jakarta serta 3 aliran yang dikelola dalam rantai pasokbuah manggis di Kabupaten Sijunjung dan yakni aliran barang, aliran uang dan aliraninformasi dan kinerja rantai pasok buah manggis oleh kelompok tani di KabupatenSijunjung. Untuk kinerja Supply chain reliability memperoleh nilai yaitu 40,60 Supplychain responsivness adalah 6,5 hari, nilai supply chain agility tidak dilakukanpenghitungan disebabkan tidak adanya jumlah tambahan permintaan buah manggissebesar 20% dari pelaku rantai pasok dan untuk nilai supply chain cost adalah 2,21 danHasil perhitungannya Critical Key Performance Indicator,s dari Supply Chain Cost padametrik level 1 di terjadi di tingkat petani yaitu 0,451 Saran yang diberikan adalahkelompok tani harus mampu meningkatkan kinerja rantai pasok dengan cara semakinmemperkuat kemitraan dengan pelaku rantai pasok dan pemerintah harus mensinergikankoordinasi dengan kelompok tani agar petani bisa mempunyai posisi tawar yang tinggidalam menjual buah manggis.Kata kunci : Struktur rantai pasok, Supply chain reliability Supply chain responsivnesssupply chain agility supply chain cost Critical Key Performance Indicator,s
Pembentukan UMKM Produsen Rendang Belut Khas Nagari Sungayang Dalam Rangka Pelestarian Makanan Tradisional Minangkabau Fitra Fauziah; Dedet Deperiky; Sri Oktavia
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 2 No 3 (2022): I-Com: Indonesian Community Journal (Desember 2022)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.138 KB) | DOI: 10.33379/icom.v2i3.1880

Abstract

Rendang belut merupakan salah satu makanan tradisional dari Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Transformasi dunia digital ternyata turut mempengaruhi keberadaan dan kelestarian makanan ini. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjaga kelestarian budaya makanan tradisional Minangkabau melalui pembentukan kelompok masyarakat produsen rendang belut khas Nagari Sungayang, sekaligus juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Nagari Sungayang. Metode pengabdian dilaksanakan dengan memberikan bimbingan dan bantuan terhadap mitra mencakup bidang produksi, manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan. Kegiatan pengabdian ini menghasilkan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) “Dapur Rang Sungayang”. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, kegiatan ini bermanfaat dalam pelestarian budaya makanan tradisional Minangkabau dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
INOVASI ECO ENZYME SEBAGAI SOLUSI RAMAH LINGKUNGAN DI NAGARI LASI KECAMATAN CANDUANG KABUPATEN AGAM Syaifuddin Islami; Dewi Anggraini; Dedet Deperiky
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 6 No 3 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v6i3.650

Abstract

Agriculture plays a crucial role in meeting food needs and improving the well-being of communities. However, challenges to the sustainability and productivity of agriculture are on the rise. Dependency on chemical fertilizers and synthetic pesticides has had negative environmental impacts. Eco enzymes, as an innovative organic fertilizer, offer a sustainable solution. Eco enzymes enhance soil productivity and quality while reducing reliance on synthetic chemicals. This project was conducted in Nagari Lasi, Canduang District, Agam Regency, from October 2022 to May 2023. The method involved the participation of farmers and the local community in every stage of the project to facilitate knowledge transfer and broader adoption of the innovation. The results of this project introduced the innovation to farmers and the community through various demonstration activities. The aim is to provide a comprehensive understanding of sustainable agriculture revitalization through eco enzymes. Eco enzymes for agriculture can improve nutrient absorption efficiency by plants, reduce environmental pollution potential, and enhance soil quality. A significant increase in rice production was observed when comparing production with and without eco enzymes. The conclusion drawn from this project is that eco enzymes are an innovative organic fertilizer that enhances agricultural productivity, soil quality, and reduces reliance on synthetic chemicals sustainably. Recommendations for future work include evaluating eco enzyme compositions, studying fermentation environmental impacts, assessing soil quality impacts, production efficiency, conducting economic studies, and fostering institutional collaboration.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI AEROPONIK BERBASIS PRECISION AGRICULTURE DALAM OPTIMALISASI RANTAI PASOK BENIH KENTANG G-0 PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN AGAM Deperiky, Dedet; Febrianto, Hary; Yoga, Trio Candra
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v12i2.2786

Abstract

Potato production in West Sumatra has decreased from 2015-2018. One of the factors causing the decline in potato production is because local farmers have not been optimal in producing G0 potato tuber seeds, still using conventional methods, so to meet the need for G0 potato tuber seeds, farmers buy them from outside the region. Efforts that can be made to increase seed production are by utilizing technology in the agricultural sector such as aeroponic systems. Aeroponics is a farming activity carried out by hanging plant roots in a container where the plant roots then receive water and nutrients through spraying in the form of mist droplets. The aim of the research is to design and create an aeroponics system that can work automatically to maintain the concentration of the solution and the availability of water in the box container so that it can meet the nutritional needs for potato plant growth. This research starts from functional design, structural design, control system design, calibration, technical testing and analysis. The performance of the total dissolved solid (TDS) sensor during the 10 week study obtained an error value of 7.398% and an accuracy level of 92.602% with an average range of TDS sensor reading values of 1,142,000 ppm – 1,358,333 ppm. Meanwhile, the performance of the HC-SR04 sensor obtained an error value of 1.300% and an accuracy level of 98.700% with a range of reading values for the HC-SR04 sensor, namely 12 cm – 26 cm. The results of observations of plant growth in the form of plant height showed that the average plant height at week 13 was 42.175 cm/stem, the average number of leaf stalks was 14.8 stalks. The number of tubers produced by the aeroponic system is 14,850 tubers/stem, which is more than the conventional method, namely 5-7 tubers/stem. The aeroponic system can work well because the aeroponic system is able to maintain the concentration of the solution according to plant growth needs (1,050 ppm - 1,400 ppm) and the system can maintain the availability of water in the box container.
SMART FARMING ROBOTIK IoT AEROPONIK DAN REKAYASA SISTEM PENANGKARAN BENIH KENTANG G0 KELOMPOK TANI SEJAHTERA NAGARI BATU BAJANJANG KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK Deperiky, Dedet; Rafindo, Hadi; Rahmawati, Widya; Yoga, Trio Candra; Cenedy, Robert
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/jpmd.v8i1.1124

Abstract

Smart Farming adalah konsep pertanian yang menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan praktik pertanian tradisional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor pertanian. Utamanya, pertanian pintar adalah konsep yang lahir dari pendekatan teknologi digital, mekanisasi pertanian, hingga sistem pemasaran berbasis digital. Smart farming atau pertanian pintar adalah konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi canggih seperti data besar (big data), penyimpanan cloud, dan internet of things (IoT). Produk pertanian pintar IoT dirancang untuk membantu memantau ladang tanaman menggunakan sensor dan dengan mengotomatiskan sistem irigasi . Hasilnya, petani dan merek terkait dapat dengan mudah memantau kondisi ladang dari mana saja tanpa kesulitan. Rekayasa sistem adalah pendekatan yang menggunakan prinsip dan konsep sistem, serta metode ilmiah, teknologi, dan manajemen untuk merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem yang kompleks. Proses rekayasa sistem bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek yang mungkin dari suatu proyek atau sistem dipertimbangkan dan diintegrasikan menjadi satu kesatuan.