Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Determinan Penyebab Keterlambatan Rekam Medis Pada Poli Penyakit Dalam Di RSAU DR. Esnawan Antariksa Jakarta Tahun 2019 Nurillah Isnaeni Yusuf; Cicilia Windiyaningsih; Soedarto Soepangat
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.557 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v4i2.801

Abstract

Bagian terdepan dalam pelayanan di rumah sakit adalah bagian pendaftaran yang masuk ke dalam unit rekam medis. Pelayanan rekam medis sebaiknya harus cepat dan tepat agar pasien dapat segera mendapatkan penanganan yang dibutuhkan. Kecepatan pelayanan rekam medis dari pendaftaran hingga proses distribusi dapat dinilai dengan cara melihat respon time pelayanan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian petugas pendaftaran, pengambilan, dan distribusi di Unit Rekam Medis berjumlah 96 orang. Sampel 96 rekam medis pasien yang diambil dengan tehnik accidental sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dengan menampilkan mean, median, modus, dan standar deviasi waktu penyediaan rekam medis dan bivariat dengan menggunakan uji Regresi Linear.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap keterlambatan penyediaan rekam medis poli penyakit dalam yaitu kompetensi keterampilan petugas pendaftaran, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh yaitu karakteristik petugas. Variabel yang bepengaruh paling dominan terhadap keterlambatan penyediaan rekam medis poli penyakit dalam RSAU dr. Esnawan Antariksa adalah keterampilan petugas pendaftaran dengan nilai (p=0,029). Masih ditemukan keterlambatan penyediaan rekam medis dengan waktu > 10 menit sebanyak 34,4%. Perhitungan variabel keterampilan petugas pendaftaran mendapatkan nilai p=0,029 artinya p<0,05 sehingga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap keterlambatan penyediaan rekam medis di poli penyakit dalam. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmuni, S (2009) di RSU dr. Pringadi Medan yang menunjukkan bahwa variabel keterampilan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien dengan (p=0,035). Sedangkan tidak ditemukan pengaruh yang bermakna dari variabel lainnya seperti karakteristik petugas, pengetahuan dan komunikasi petugas. Kata kunci           : Penyediaan rekam medis, karakteristik, kompetensi, respon time.
Pencegahan Dan Penularan Tuberkulosis Melalui Pemberdayaan Wanita Usia Subur DI RPTRA Payung Tunas Teratai Jakarta Timur Tahun 2019 Cicilia Windiyaningsih; Yeny Sulistyowati; Yenni Ariestanti; Tiwi Nurhastuti
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.157 KB) | DOI: 10.52643/pamas.v3i2.502

Abstract

Dampak TB pada wanita lebih besar secara ekonomi dan reproduksi, serta terhadap anak dan anggota keluarga yang lain. Tujuannya membuktikan pemberian edukasi pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pencegahan penularan Tuberkulosis akan meningkatkan nilai pengetahuan, sikap dan perilaku pada wanita di RPTRA Payung Tunas Teratai. Metode pemberian materi dengan ceramah interaktif dan tanya jawab, simulasi, praktek mevisualisasikan pencegahan penularan Tuberkulosis kepada masyarakat. Sampel 75 wanita usia subur secara kuota yg diberikan kepada bapak RW ke RT oleh koordinator RPTRA Bambu Petung. Pre dan post tes serta evaluasi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan penularan Tuberkulosis dengan lembar pertanyaan standar dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Analisis deskriptif dan analitik pertama untuk pre test dan post tes 52 responden dengan uji beda dua mean dependent (pair t test); begitu pula untuk 12 responden dengan tiga kali evaluasi nilai KAP pre, post dan kunjungan menggunakan analisis uji beda dua mean dependen (pair t test). Hasil edukasi dengan ceramah, tanya jawab, pemberian hard copy materi serta simulasi tentang pencegahan penularan Tuberkulosis bermakna terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan Tuberkulosis pada 87 responden pre dan post intervensi, namun untuk yang 20 responden pre, post dan saat kunjungan ke rumah responden setelah satu bulan intervensi tidak bermakna artinya kurang bermanfaat. Simpulan edukasi pencegahan dan penularan Tuberkulosis bermakna hanya setelah satu hari paska edukasi. Sebaiknya edukasi dilakukan terus menerus secara berkesinambungan, termasuk bagi wanita yang bukan penderita TB.Kata Kunci: edukasi, KAP, TB
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Ulfah Ulfah; Cicilia Windiyaningsih; Zainal Abidin; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.626 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v4i1.44

Abstract

Latar Belakang: Kepatuhan pasien dalam minum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu pengobatan TB paru. Tingginya angka putus berobat mengakibatkan tingginya kasus resisten obat. Metode: desain studi kasus kontrol (Case Control Study) menggunakan data primer dan sekunder. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru yang berobat di Puskesmas Cipunagara Tahun 2015 sampai Juni 2017. Besar sampel 68 yang terdiri dari 84 kasus dan 84 kontrol yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil: faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah dukungan keluarga (Pvalue=0.003; OR=2,956), jenis kelamin (Pvalue=0,045; OR=1,961), pendidikan (Pvalue=0,045; OR=1,962), pekerjaan (Pvalue=0.043; OR=1,989), pengetahuan (Pvalue=0,005; OR= 2,529), efek samping obat ((Pvalue=0,045; OR=1,961), peran PMO (Pvalue=0,000; OR=3,500), jarak fasilitas kesehatan (Pvalue=0,044; OR= 1,967), sikap petugas (Pvalue=0,020; OR=2,172). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah pendapatan (Pvalue=0,164) dan usia (Pvalue=0.535). Kesimpulan: faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB Paru adalah peran PMO. Oleh karena itu diperlukan pelatihan bagi kader-kader TB (PMO) untuk meningkatkan pengetahuan TB, kemampuan menjaring suspek TB dan membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan.
Pengaruh Kualitas Program Electronic Medical Record (EMR) Terhadap Kepuasan Dokter Spesialis Dengan Kepatuhan Sebagai Variabel Mediasi Di Unit Rawat Jalan RS. Khusus Kanker Siloam MRCCC Tahun 2022 Debora Claudia Lucas; Cicilia Windiyaningsih
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v6i2.2576

Abstract

Satisfaction is the part of level feeling that is experienced by someone who knows the differences between hope and the result of work performance. The satisfaction in using a system will be very decisive wheter the person will be consistenly using and adopting it. The continuity of a programme depends on the user satisfaction itself. This research can be used to get the empirical evidence between the quality of Electronic Medical Record Programme, such as convenience, security, completeness, accuracy, availability, and structure of the specialist satisfaction and the obedience as moderation variable in outpatient department MRCCC Siloam Hospital 2022. This kind of research is a quantitative research with cross sectional research, with 40 specialist respondens in outpatient department actively. The datas are from questioner that is given to the specialist with informed consent. And the analysis used path analysis. Based on the research, we can conclude the significant result between quality of EMR with specialist satisfaction (C.R.>2,0 ; p<0,05) and the quality of EMR programme with specialist obedience in EMR progarmme filling(C.R.>2,0 ; p<0,05), however there is an effect between the obedience of specialist with specialist satisfaction (C.R.< 2,0; p>0,05) in outpatient department MRCCC Siloam Hospital. The research shows that the specialist doctor’s compliance variable does not effect a major role as a mediating variable between EMR uality and specialist satisfaction. Hospital need to increase the quality of EMR Programme especially in convenience and easiest access and also the completeness of supportive checking that is integrated with EMR Programme. Key words: Quality, Obedience, satisfaction
Pengaruh Perilaku Safety Perawat terhadap Stres Kerja, Kompetensi dan Komitmen Manajemen di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Ahdun Trigono; Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 12, No 4 (2022): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v12i4.2709

Abstract

Perilaku keselamatan telah menjadi isu global di berbagai bidang dan lintas institusi termasuk rumah sakit. Kecelakaan kerja dan sakit di rumah sakit lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dengan safety behavior perawat di ruang rawat inap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan safety behavior perawat, tingkat stres, dan komitmen Rumah Sakit Mitra Keluarga. Metode penelitian kuantitatif yaitu cross sectional. Hasil penelitian jenis kelamin perempuan 88,5%, usia lebih besar 40 tahun 45,8%, Pendidikan Perawat 45,8%, lama bekerja lebih dari 5 tahun 83,3%, safety training 54,2%. Rata-rata jawaban baik (skor 4) terjadi pada komitmen organisasi, komitmen manajemen, motivasi, gaya kepemimpinan. Analisis korelasi bivariat faktor yang bermakna nilai p adalah stres kerja, insentif, komunikasi, gaya kepemimpinan, motivasi, pelatihan, komitmen manajemen, komitmen organisasi, motivasi perawat baik, tetapi jika stres perawat tinggi maka safety behavior tidak optimal. Studi ini menemukan bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan perawat seperti komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, pelatihan dan nilai-nilai, faktor yang paling mengkhawatirkan adalah stres kerja yang tinggi di kalangan perawat yaitu 58%. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode kualitatif tentang stres kerja di kalangan perawat dan pengaruhnya akan memberikan pemahaman baru tentang faktor-faktor penyebab lain yang belum dibahas dalam penelitian ini.Kata kunci : safety behavior, stres, perawat, komitmen rumah sakit
Analisa Budaya Perilaku Safety Perawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Ahdun Trigono; Cicilia Windiyaningsih
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i1.2929

Abstract

Budaya perilaku keselamatan telah menjadi isu global di berbagai bidang dan lintas institusi termasuk rumah sakit. Kecelakaan kerja dan sakit di rumah sakit lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dengan safety behavior perawat di ruang rawat inap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan safety behavior perawat, tingkat stres, dan komitmen Rumah Sakit Mitra Keluarga. Metode penelitian kuantitatif yaitu cross sectional. Hasil penelitian jenis kelamin perempuan 88,5%, usia lebih besar 40 tahun 45,8%, Pendidikan Perawat 45,8%, lama bekerja lebih dari 5 tahun 83,3%, safety training 54,2%. Rata-rata jawaban baik (skor 4) terjadi pada komitmen organisasi, komitmen manajemen, motivasi, gaya kepemimpinan. Analisis korelasi bivariat faktor yang bermakna nilai p adalah stres kerja, insentif, komunikasi, gaya kepemimpinan, motivasi, pelatihan, komitmen manajemen, komitmen organisasi, motivasi perawat baik, tetapi jika stres perawat tinggi maka safety behavior tidak optimal. Studi ini menemukan bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan perawat seperti komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, pelatihan dan nilai-nilai, faktor yang paling mengkhawatirkan adalah stres kerja yang tinggi di kalangan perawat yaitu 58%. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode kualitatif tentang stres kerja di kalangan perawat dan pengaruhnya akan memberikan pemahaman baru tentang faktor-faktor penyebab lain yang belum dibahas dalam penelitian ini.Kata kunci : safety behavior, stres, perawat, komitmen rumah sakit
Analisis Waktu Tunggu Pasien Rawat Inap Di Igd Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Feurah Dihan Bahar; Cicilia Windiyaningsih; Ahdun Trigono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i1.2926

Abstract

Instalasi Gawat Darurat bertanggungjawab terhadap tatalaksana kasus kegawatdaruratan sehingga diperlukan pertolongan yang cepat dan tepat sesuai standar. Standar waktu tunggu pasien di IGD hingga ditempatkan di ruang rawat inap tidak lebih dari 8 jam. Tujuan penelitian: untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dengan waktu tunggu rawat inap di IGD RSUD Cengkareng. Metode penelitian: merupakan penelitian kuantitatif terapan dengan dengan disain Cross Sectional Study. Populasi penelitian adalah rerata pasien berobat di IGD semester I tahun 2022. Sampel berdasarkan rumus Slovin (margin error 7%). Diambil secara accidental sampling sebanyak 210 responden, lebih banyak 12,2% dari perhitungan. Hasil penelitian: Nilai KMO MSA 0,957 > 0,5 dan nilai Barlett’s Test 0,00 < p value 0,05 maka penggunaan analisis faktor sudah tepat. Analisis dengan pearson korelasi menunjukkan terdapat korelasi positif antara kepuasan pasien dengan dimensi kualitas pelayanan (kehandalan, daya tanggap, jaminan, bukti fisik dan empati) dengan sig. (tailed ) 0,00 < p value 0,05. Tidak berkorelasi waktu tunggu dengan kepuasan pasien dengan sig.(tailed) 0,775> p value 0,05. Analisis dengan regresi linier berganda menghasilkan R Square 0,733 dengan sig.Fchange 0,00< p value 0,00,menunjukkan kepuasan pasien dipengaruhi oleh variabel kehandalan, daya tanggap, jaminan, bukti fisik, empati sebesar 73,3%, dan dipengaruhi paling besar oleh variabel empati (67,5%). Kesimpulan: seluruh dimensi kualitas pelayanan berkorelasi positif terhadap kepuasan pasien. Waktu tunggu rawat inap tidak berkorelasi dengan kepuasan pasien. Diharapkan manajemen rumah sakit meningkatkan dimensi kualitas pelayanan karena semakin meningkatnya kualitas pelayanan dapat meningkatkan kepuasan pasien.Kata kunci: kepuasan pasien, service quality
Analisis Implementasi Metode Prototyping Pada Sistem Informasi Pemeliharaan Alat Pendingin di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Wanda Brain; Cicilia Windiyaningsih; Haidar Istiqlal
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i1.2932

Abstract

Berkembangnya teknologi informasi saat ini yang begitu pesat, merambah pada segala bidang. Salah satunya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit. Pemeliharaan alat pendingin mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang aktivitas kelancaran pelayanan pada rumah sakit. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat sebagai salah satu tugas dan fungsi rumah sakit milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit dituntut harus dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Dalam memberikan pelayanan yang harus maksimal terhadap masyarakat, pelayanan yang harus diberikan bukan hanya memberikan pelayanan secara medis tetapi juga harus dapat memberikan pelayanan yang maksimal dari sarana, prasarana dan alat kesehatan yang harus berfungsi dengan baik dan layak pakai sesuai standar peraturan yang berlaku. Pemeliharaan alat pendingin pada Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit masih menggunakan metode manual dalam hal kegiatan administrasi pemeliharaan alat pendingin dan pembuatan laporan, sehingga masih kurang efektif dikarenakan mengakibatkan penumpukan kertas, resiko kehilangan data tinggi serta membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi pemeliharaan alat pendingin berbasis web. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka yang dilakukan selama satu bulan. Metode pengembangan sistem yang dipakai adalah metode prototype yaitu mendengarkan pelanggan dan membangun/memperbaiki mock up. Hasil dari sistem usulan yang dibuat adalah prototype sistem informasi pemeliharaan alat pendingin berbasis web yang akan mempermudah petugas dalam melakukan kegiatan administrasi pemeliharaan alat pendingin dan pembuatan laporan pemeliharaan alat pendingin sehingga dapat tercapai suatu kegiatan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktivitas kelancaran pelayanan pemeliharaan alat pendingin pada Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit.Kata Kunci: Sistem, Pemeliharaan, Catat, Administrasi.
Analisis Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Penghargaan dan Sanksi Kerja Terhadap Kinerja Kerja Pada Perawat Ruang Rawat Inap RS Azra Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 M. Fariz Ghazwan Saleh; Cicilia Windiyaningsih; Eka Yoshida
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i1.2923

Abstract

Rumah sakit harus mampu bersaing dalam memberikan pelayanan terbaik dan mampu bersaing dengan para competitor untuk memberikan kualitas pelayanan terbaik. Salah satu masalah SDM yang dihadapi rumah sakit adalah turnover intention. Masalah ini merupakan masalah penting yang harus diatasi karena bisa mengganggu kelangsungan hidup rumah sakit dan dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk mengatasinya. Work Stress dan Work- Family Conflict memiliki peran penting dalam meningkatnyaTurnover intention. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Work Stress dan Work- Family Conflict terhadap Turnover intention Pada Perawat Rumah Sakit Azra Bogor. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat unit rawat inap RS Azra Bogor. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang ditentukan sebesar 76 perawat unit rawat inap.  Metode analisis menggunakan pendekatan multiple linear regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa Work stress berhubungan secara signifikan terhadap turnover intention (P-value  0,013; β +0,443), Work Family Conflict berhubungan secara signifikan terhadap turnover intention (P-value  0,001; β +0,465). Kesimpulan penelitian terdapat pengaruh yang signifkan baik secara parsial ataupun simultan antara Work Stress dan Work-Family Conflict terhadap Turnover Intention Pada Perawat di Rumah Sakit Azra Bogor. Oleh karena itu management RS harus berusaha keras untuk menekan tingkat stres pada perawat, dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap beban kerja, meningkatkan konseling, coaching pada perawat sehingga mampu menyimbangkan antara peran pada tugas di rumah sakit dan di rumah.Kata Kunci : Work Stress, Work- Family Conflict, Turnover Intention
Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Infeksi Pada Pasien Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Hermina Bekasi Periode 2021 - 2022 Yuanna Dewi; Cicilia Windiyaningsih; Abdul Azis
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i2.3041

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Pada tahun 2002 CDC memperkirakan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit sekitar 1,7 juta orang dan sekitarnya 99.000 orang meninggal karena infeksi ini. Infeksi daerah operasi ( IDO ) merupakan salah satu infeksi dari infeksi nosokomial mayoritas yang terjadi di rumah sakit. Penggunaan antibiotik profilaksis yang sesuai dapat mengurangi kejadian infeksi luka operasi. Survei WHO tahun 2014 menunjukan kejadian infeksi daerah operasi (IDO) meningkat 1,2 kasus per 100 prosedur bedah menjadi 23,6 kasus per 100 prosedur bedah. Salah satu infeksi yang termasuk dalam kelompok Health Care Assosiated Infections (HAIs) adalah Infeksi daerah operasi (IDO). Penelitian bertujuan mengetahui determinan yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi pada pasien Sectio Caesarea di Rumah Sakit melalui beberapa determinan yang diteliti yaitu umur, usia kehamilan, paritas ibu, komorbid, kondisi Kesehatan ibu (nilai Hb), jenis antibiotik, waktu pemberian, lama penggunaan, rute pemberian, jenis operasi, durasi operasi dan Length Of Stay (LOS) dengan kejadian IDO pada pasien Sectio Caesarea (SC) di RS Hermina Bekasi Periode 2021 - 2022. Rancangan desain penelitian studi observasional retrospektif dilakukan dengan sampel 350 orang. Data diperoleh melalui Berkas Rekam Medik (BRM), observasi sejak pasien selesai Tindakan SC sampai kontrol 7 hari paska rawat di poliklinik. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan menggunakan uji kai kuadrat serta analisis multivariat dengan uji non parametrik regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara komorbid (OR = 3,88; 95% CI = 0,948 - 15,925) dengan kejadian IDO. Faktor lainya tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian IDO. Hasil uji non parametrik regresi ganda menemukan komorbid merupakan determinan yang paling dominan terhadap kejadian IDO. Identifikasi faktor risiko IDO dapat bermanfaat untuk merencanakan upaya meminimalkan kejadian IDO pada pasien pasca bedah sesar.  Penggunaan jenis antibiotic profilaksis yang tidak tepat (injeksi ceftriaxone) menunjukkan kejadian IDO 0,85% dengan cost efektif dan efisien untuk dapat dipertimbangkan kepada manajemen RS Hermina Bekasi.Kata kunci : Antibiotik profilaksis, bedah sesar, infeksi luka operasi, komorbid.