Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGGOLAHAN KOMPOS DENGAN METODE KOMBINASI MIKROORGANISME DAN VERMICOMPOS DALAM MENGURANGI LIMBAH BIOMASSA Mahanani, Agni Ayudha; Khatifah, Khatifah; Mayangsari, Riska; Miranda, Miranda; Nurfatimah, Nurfatimah; Safriadi, Safriadi; Triadi, Muhammad Yunus; Andika, Andika
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 3 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i3.2243

Abstract

Sebagian besar masyarakat Desa Onang menekuni pekerjaan bertani tanaman pangan dan buah-buahan, juga memelihara ternak kambing, sapi, dan ayam. Industri pertanian dan peternakan menyumbang produksi limbah hasil samping dan limbah kotoran yang tidak diolah, tidak dimanfaatkan hanya dibuang dan dibakar. Oleh karena itu, apabila limbah-limbah tersebut  tidak di olah akan menyebabkan pencemaran berupa bau busuk, dan dapat mengundang vector penyebar wabah penyakit baik pada bidang pertanian, ternak dan juga manusia. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anggota kelompok tani/peternak dalam mengolah limbah biomassa menjadi kompos. Serta menambah keterampilan anggota kelompok tani/peternak dalam memanfaatkan limbah dengan kombinasi mikroorganisme dan vermicompos. Metode pelaksanaan meliputi survei lokasi kegiatan, sosialisasi, penyerahan alat dan pelatihan. Sosialisasi meliputi pemberian materi tentang limbah, manfaat dan pengolahannya menjadi produk penunjang hasil pertanian dan peternakan. Pelatihan pengolahan limbah biomassa menjadi kompos dengan metode kombinasi mikroorganisme (mikrobat) dan vermikompos. Kegiatan survei lokasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan berkoordinasi dengan kepala desa Onang, sehingga didapatkan hasil bahwa permasalahan yang terdapat desa Onang adalah limbah yang melimpah. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan memaparkan materi tentang pengenalan limbah, manfaat dan pengenalan teknologi sehingga timbul beberapa pertanyaan terkait pengolahan limbah menjadi kompos. Kegiatan selanjutnya yaitu penyerahan alat yang meliputi alat dan bahan yang dipergunakan pada kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan ini yaitu sebelum melakukan pelatihan terdapat 25% peserta yang memahami pembuatan kompos dan setelah melakukan pelatihan pengetahuan peserta meningkat menjadi 75% yang memahami pembuatan kompos. Kesimpulan yang diperoleh yaitu setelah melakukan kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani/peternak dalam mengolah limbah menjadi kompos.
Optimizing The Role of Posyandu Cadres Through Growth Monitoring Training and Nutrition Education for The 1000 HPK Day As An Efforts to Prevent Stunting: Optimalisasi Peran Kader Posyandu Melalui Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan dan Edukasi Gizi 1000 HPK Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Sari, Diesna; Mayangsari, Riska; Dwirizky Abdullah, Anisa
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v5i2.1275

Abstract

Stunting is a growth and development disorder experienced by children due to chronic nutritional deficiencies, one of the causes of which is inadequate nutrition and repeated infections during the first 1000 days of a child's life. Acceleration in reducing stunting can be done by optimizing existing resources, one of them is by optimizing the role of posyandu cadres through growth monitoring training and education related to nutritional fulfillment during 1000 HPK. This community service activity aims to improve the competence of cadres in early detection of stunting and understanding the importance of 1000 HPK in preventing stunting. The method of implementing community service is carried out in 3 stages, namely the preparation, implementation and evaluation stages. The educational media used are in the form of slideshows and leaflets. The evaluation of this community service activity is through the provision of a pre-post test questionnaire. From the results of the activity evaluation, the knowledge of cadres has increased after participating in toddler growth monitoring training and 100 HPK nutrition education. Empowerment of posyandu cadres in the form of increasing knowledge or training provided can improve the knowledge, skills, and motivation of cadres to play an active role in preventing or overcoming stunted toddlers in Indonesia.
Creating A Stunting-Recovered Village Through A Local Food-Based Weaning Food Menu Demonstration for Human Development Cadres in North Bonde Village, Majene: Mewujudkan Desa Pulih Stunting Melalui Demonstrasi Menu MP-ASI Berbasis Pangan Lokal Pada Kader Pembangunan Manusia Desa Bonde Utara, Majene Mayangsari, Riska; Syah, Justiyulfah; Chaerul Anwaer, Muh
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v5i2.1356

Abstract

North Bonde Village is one of the villages that is a stunting locus in Majene Regency. The high number of stunting is caused by the low use of local food by the community. The purpose of this service is to increase the knowledge and skills of KPM and the community in making local food -based MP ASI innovations, which are also an independent effort to reduce stunting numbers. Mitra in this service activity is KPM and mothers who have toddlers, as many as 40 participants. PKM activities are carried out in the form of education and cooked demonstrations. The implementation of activities is divided into 3 stages, namely the education preparation phase, the implementation stage of the activity and then the third stage of the evaluation of the implementation of the activity. The results of the pre-post test obtained related to knowledge about the practice of providing the right MP-ASI/snacks that is before being given education is identified that most participants answered wrong (55.8%), after education the results of post-test knowledge increased by 50%so that an increase in correct answers was 94.2%. Then the results of the cooking demonstration are assessed objectively by looking at the processed MP-ASI results, all participants (100%) are able to make processed MP-ASI that are demonstrated. Local Food -Based Cooking Education and Demo is proven to be effective in increasing the knowledge and skills of mothers of toddlers, so it is recommended to be replicated in other stunting locus areas as an independent effort to accelerate stunting decreases.
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Di Majene Kasma, Andi Sri Rahayu; Apriyanto; Mayangsari, Riska; Fauziah
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i1.1814

Abstract

Dismenore (nyeri haid) merupakan salah satu keluhan umum yang ditemukan pada perempuan yang terjadi sebelum dan atau selama menstruasi. Namun, permasalahan dismenore dapat menganggu produktifitas pada perempuan serta jika tidak ditangani lebih lanjut akan berdampak pada permasalahan kesehatan yang serius. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada mahasiswi di Majene. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian adalah 99 dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik responden, status gizi, usia menarche, riwayat dismenore, aktifitas fisik dan tingkat stress, yang dikumpulkan melalui google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi (p-value = 0,048) dan tingkat stress (p-value = 0,027) dengan kejadian dismenore. Sementara variabel yang tidak berhubungan adalah usia menarche, riwayat dismenore, dan aktifitas fisik. Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian dismenore pada mahasiswi di Majene adalah status gizi dan tingkat stress, sementara yang tidak memiliki hubungan signifikan adalah usia menarche, riwayat dismenore serta aktifitas fisik.