Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kajian Literatur Pengendalian Kecoa Jerman (Blattella germanica) dengan Bioinsektisida Wardatun Febriyanti; Mitoriana Porusia
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB) Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jikemb.v5i1.3337

Abstract

ABSTRAKTelah dilaporkan bahwa kecoa Blattella germanica dinilai sebagai vektor mekanis potensial pembawa penyakit pada manusia, dan telah terbukti menyebabkan alergi rumah tangga dan entomofobia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan berbagai artikel kontrol dengan bahan tanaman yang efektif dalam mengendalikan penyakit. Populasi kecoa Blattella germanica. Metode dengan mendapatkan artikel dari Google Scholar, dengan menggunakan kata kunci “Blattella germanica cockroach control with bioinsektisida”. Kriteria inklusi jurnal dapat diakses dalam bentuk teks lengkap, diterbitkan dalam 10 tahun terakhir, jurnal terindeks ISSN atau Scopus, dan jurnal dapat diakses secara gratis. Meringkas lima jurnal terpilih, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil ditemukan bahwa semua jurnal menggunakan tanaman yang berbeda menghasilkan efek positif pada kematian kecoa Blattella germanica. Dari kelima jurnal tersebut, konsentrasi terendah yang paling efektif digunakan untuk biolarvisida kecoa Blattella germanica adalah EO Geranium 0,02983 mg/L, EO Bergamot 0,09474 mg/L, NP Geranium 0,01391 mg/L, NP Bergamot 0,05918 mg/L dengan LC50. Kesimpulannya menyatakan bahwa Geranium maculatum dan Bergamot dengan LC50 merupakan biolarvisida terbanyak yang membunuh kecoa Blattella germanica. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan konsentrasi larutan ekstrak menjadi konsentrasi letal 90 dengan metode yang lebih aplikatif dan mudah diterapkan dalam pengendalian kecoa jerman (Blattella germanica).
PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE LINGKUNGAN RUMAH TANGGA Rezania Asyfiradayati; Windi Wulandari; Dwi Astuti; Mitoriana Porusia; Aryani Pujiyanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17013

Abstract

Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh vektor. Keberadaan kader kesehatan desa sangat bermanfaat terlebih dalam penanganan kasus DBD. Pengetahuan mengenai infeksi dengue dan cara pengendalian infeksi dengue serta cara yang tepat dalam pengendalian penyakit DBD penting diberikan kepada kader kesehatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan terkait infeksi dengue serta pengendaliannya dan meningkatkan keterampilan kader kesehatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait pengurasan bak penampungan air bersih yang benar. Pengabdian dilakukan dengan metode penyuluhan dan pendampingan kepada kader kesehatan Desa Tegalsari sebanyak 32 kader kesehatan. Kegiatan pengabdian diawali dengan need assesment, penyuluhan dan dilanjutkan dengan pendampingan. Evaluasi hasil pengabdian ini menggunakan kuesioner pretest dan posttest yang diberikan kepada kader kesehatan sebagai peserta pengabdian, dari hasil tersebut diketahui terjadi peningkatan pengetahuan kader kesehatan dari 85% menjadi 93,1% dan meningkatnya keterampilan kader kesehatan dalam menyampaikan informasi terkait cara menguras bak penampungan air. Diharapkan adanya penuluhan ini bisa menurunkan angka kejadian DBD di wilayah Tegalsari.Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by a virus and spread by vectors. The existence of village health cadres is very useful especially in handling DHF cases. Knowledge about dengue infection and how to control dengue infection and the right way to control DHF is important to be given to health cadres. The purpose of this community service is to increase the knowledge of health cadres regarding dengue infection and its control and to improve the skills of health cadres in providing information to the public regarding the correct draining of clean water tanks. The service was carried out by counseling and mentoring methods for 32 health cadres in Tegalsari Village. Community service activities begin with a need assessment, counseling and continued with mentoring. The results of this service revealed that there was an increase in the knowledge of health cadres from 85% to 93.1% and an increase in the skills of health cadres in conveying information related to how to drain water tanks. It is hoped that this extension can reduce the incidence of DHF in the Tegalsari region
Kajian Literatur Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Jentik Nyamuk Aedes aegypti Nurish Syazana; Mitoriana Porusia
ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL Vol 2, No 2 (2022): EOHSJ
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/eohjs.2.2.203-220

Abstract

Tanaman sirsak merupakan tanaman yang mengandung beberapa senyawa kimia seperti flavonoid, tannin, alkaloid, dan saponin yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk Aedes aegypti. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata) sebagai biolarvasida terhadap kematian jentik nyamuk Aedes aegypti. Metode yang digunakan yaitu merangkum lima jurnal yang terpilih, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil pada lima jurnal menunjukkan bahwa terdapat beberapa konsentrasi ekstrak daun sirsak yang efektif sebagai larvasida yaitu mencapai nilai LC50 dan LC90. Adapun rentang nilai LC50 terendah hingga tertinggi yaitu pada konsentrasi 51,13 mg/l - 618,4 mg/l sedangkan rentang nilai LC90 terendah hingga tertinggi yaitu pada konsentrasi 82,08 mg/l - 1240,6 mg/l serta konsentrasi 250.000 mg/l dapat membunuh 92% larva uji. Larvasida dikatakan efektif apabila dapat membunuh antara 10% sampai 95% larva yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak efektif sebagai biolarvasida. Penggunaan ekstrak daun sirsak sebagai biolarvasida merupakan salah satu upaya mengurangi pencemaran lingkungan serta aman bagi manusia dan organisme bukan target.
Kajian Literatur Pengendalian Kecoa Jerman (Blattella germanica) dengan Bioinsektisida Febriyanti, Wardatun; Porusia, Mitoriana
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB) Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jikemb.v5i1.3337

Abstract

ABSTRAK Telah dilaporkan bahwa kecoa Blattella germanica dinilai sebagai vektor mekanis potensial pembawa penyakit pada manusia, dan telah terbukti menyebabkan alergi rumah tangga dan entomofobia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan berbagai artikel kontrol dengan bahan tanaman yang efektif dalam mengendalikan penyakit. Populasi kecoa Blattella germanica. Metode dengan mendapatkan artikel dari Google Scholar, dengan menggunakan kata kunci “Blattella germanica cockroach control with bioinsektisida”. Kriteria inklusi jurnal dapat diakses dalam bentuk teks lengkap, diterbitkan dalam 10 tahun terakhir, jurnal terindeks ISSN atau Scopus, dan jurnal dapat diakses secara gratis. Meringkas lima jurnal terpilih, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil ditemukan bahwa semua jurnal menggunakan tanaman yang berbeda menghasilkan efek positif pada kematian kecoa Blattella germanica. Dari kelima jurnal tersebut, konsentrasi terendah yang paling efektif digunakan untuk biolarvisida kecoa Blattella germanica adalah EO Geranium 0,02983 mg/L, EO Bergamot 0,09474 mg/L, NP Geranium 0,01391 mg/L, NP Bergamot 0,05918 mg/L dengan LC50. Kesimpulannya menyatakan bahwa Geranium maculatum dan Bergamot dengan LC50 merupakan biolarvisida terbanyak yang membunuh kecoa Blattella germanica. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan konsentrasi larutan ekstrak menjadi konsentrasi letal 90 dengan metode yang lebih aplikatif dan mudah diterapkan dalam pengendalian kecoa jerman (Blattella germanica).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Kebakaran pada Karyawan Perumda Air Minum Tirta Jungporo Kabupaten Jepara Kinanti, Meita Putri; Porusia, Mitoriana
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran pada karyawan merupakan hal yang penting dalam pencegahan kebakaran untuk meminimalisir kerugian baik secara materiil maupun korban jiwa. Penelitian ini mengkaji mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat pada karyawan Perumda Air Minum (PAM) Tirta Jungporo. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu 125 responden yang merupakan karyawan Perumda Air Minum (PAM) Tirta Jungporo. Teknik sampling yang digunakan yaitu accidental sampling. Pengumpulan data dengan instrumen kuesioner yang digunakan untuk mengetahui jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan kondisi tanggap darurat, dan kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran. Uji statistik menggunakan uji chi – square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan pada variabel jenis kelamin (p – value = 0,619) dengan kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran dan terdapat hubungan pada variabel tingkat pendidikan (p – value = 0,000), masa kerja (p – value = 0,000), dan pelatihan kondisi tanggap darurat (p – value = 0,001) dengan kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin lama masa kerja, dan semakin sering mengikuti pelatihan, maka tingkat kesiapsiagaan tanggap darurat semakin tinggi. Perusahaan diharapkan dapat lebih memperhatikan tingkat pendidikan dan melakukan perjanjian minimal masa kerja pada saat proses rekrutmen pegawai, serta rutin memberikan pelatihan dan simulasi mengenai upaya penanggulangan keadaan darurat.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hygiene Penjamah Makanan pada Warung Makan Alghifari, Razhiqa Syahru; Porusia, Mitoriana
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 1 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i1.9681

Abstract

This research aims to determine the relationship between knowledge and attitudes and the hygiene behavior of food handlers at food stalls. This research was located at a food stall in the Gonilan Village area, Kartasura District, Sukoharjo Regency. The method used is analytical observational and uses a cross-sectional design. The sampling technique used in this research was purposive sampling using the inclusion criteria of the respondent being a food handler, aged >18 years, and the inclusion criteria for a food stall being a fixed or permanent building located in the Gonilan area. This research used questionnaire instruments and observation sheets with a sample size of 106 food handler respondents from 40 food stalls in Gonilan Village. The results showed that (36.8%) the majority of food handler respondents were aged 26-35 years, (63.2%) the majority of food handler respondents were men, (78.3%) of food handler respondents had completed high school education. /Equivalent, and (50.9%) food handler respondents have worked for < 5 years. From the results of the univariate analysis, 55 (51.9%) food handler respondents tended to have good knowledge, 60 (56.6%) food handler respondents tended to have a positive attitude, and 55 (51.9%) food handler respondents had good behavior. The research conclusion shows that there is a relationship between knowledge (p-value 0.020) and attitude (p-value 0.013) with the hygiene behavior of food handlers at food stalls in the Gonilan Village area. There needs to be increased supervision and better guidance by food stall owners, health centers and related agencies. Keywords: Hygiene, Food Handlers, Knowledge, Behavior, Attitudes.
Stress and quality of life among susceptible Thai people during COVID-19 pandemic Chotklang, Duangruedee; Padphai, Isaree; Porusia, Mitoriana; Chotchai, Tepthai; Ekathat, Thitikan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 4: December 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i4.22713

Abstract

People with underlying disease (diabetes mellitus, and hypertension) could be stressed during COVID-19 pandemic. This study was investigated stress levels and quality of life among diabetes mellitus and/or hypertension patients, and factors related to quality of life in Khon Kaen during COVID-19 pandemic. This cross-sectional analytical study was conducted 270 samples. Multilevel logistic regression was performed to identify the influence of stress level and quality of life (QoL). The results showed that most of the samples had a moderate level of stress (78.5%), and a high level of stress (3.3%). For overall QoL, it was found that most of them had moderate level (77.8%), and poor level (7.8%). The likelihood of poor QOL was 5.5 times (adj. OR=5.5; 95% CI: 1.6 to 18.1) of income decreasing due to economic downturn, no impact to moderate impact and not COVID-19 immunized had 3.4 times the likelihood of poor QOL (adj. OR=3.4; 95% CI:1.2 to 9.2) with statistical significance at 0.05 level. It could be concluded that nearly 2.5–3 times, samples had a poor to moderate quality of life, due to stress and economic issues that affected people's quality of life during the COVID-19 pandemic.
Kajian Literatur Pengendalian Kecoa Jerman (Blattella germanica) dengan Bioinsektisida Febriyanti, Wardatun; Porusia, Mitoriana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 6 (2023): NOVEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkm.v11i6.37705

Abstract

Telah dilaporkan bahwa kecoa Blattella germanica dinilai sebagai vektor mekanis potensial pembawa penyakit pada manusia, dan telah terbukti menyebabkan alergi rumah tangga dan entomofobia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan berbagai artikel kontrol dengan bahan tanaman yang efektif dalam mengendalikan penyakit. Populasi kecoa Blattella germanica. Metode dengan mendapatkan artikel dari Google Scholar, dengan menggunakan kata kunci “Blattella germanica cockroach control with bioinsektisida”. Kriteria inklusi jurnal dapat diakses dalam bentuk teks lengkap, diterbitkan dalam 10 tahun terakhir, jurnal terindeks ISSN atau Scopus, dan jurnal dapat diakses secara gratis. Meringkas lima jurnal terpilih, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil ditemukan bahwa semua jurnal menggunakan tanaman yang berbeda menghasilkan efek positif pada kematian kecoa Blattella germanica. Dari kelima jurnal tersebut, konsentrasi terendah yang paling efektif digunakan untuk biolarvisida kecoa Blattella germanica adalah EO Geranium 0,02983 mg/L, EO Bergamot 0,09474 mg/L, NP Geranium 0,01391 mg/L, NP Bergamot 0,05918 mg/L dengan LC50. Kesimpulannya menyatakan bahwa Geranium maculatum dan Bergamot dengan LC50 merupakan biolarvisida terbanyak yang membunuh kecoa Blattella germanica. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan konsentrasi larutan ekstrak menjadi konsentrasi letal 90 dengan metode yang lebih aplikatif dan mudah diterapkan dalam pengendalian kecoa jerman (Blattella germanica).
CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES WITH FIRE EMERGENCY RESPONSE PREPAREDNESS IN THE COMMUNITY OF SEKARAN VILLAGE, LAMONGAN DISTRICT Firnanda, Ega Delia Rizqah; Porusia, Mitoriana
HEARTY Vol 12 No 3 (2024): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v12i3.16106

Abstract

Sekaran Lamongan Village is a densely populated settlement where some of the residents work as smoked fish traders. During the fish smoking process, corncobs are used as fuel. This can increase the room temperature and potentially cause a fire. Fire emergency response preparedness in places that have a higher risk is needed for residents. Therefore, the knowledge and attitude towards fire management is very necessary to be owned by the community. This study aims to analyse the correlation between knowledge and attitude with fire emergency response preparedness in the community of Sekaran Village, Lamongan Regency. This research method uses analytical observations with a cross sectional approach. The independent variables in this study are knowledge and attitude, while the dependent variable is fire emergency response preparedness. The sample in this study was 322 residents of Sekaran Village with proportional random sampling technique for each neighbourhood. The research instrument used questionnaires for the independent and dependent variables. The results showed that there was a correlation between knowledge and fire emergency response preparedness (CI 95%: 0.077- 0.296). OR 0.151, and there is a correlation between attitude and fire emergency response preparedness (CI 95%: 0.312 - 0.761), OR 0.488. The better the knowledge and attitude, the better the emergency response preparedness.
Hubungan masa kerja, jenis kelamin dan iklim kerja dengan kelelahan kerja di PT Batik X Aminah, Ronaa Asri Siti; Porusia, Mitoriana
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 5 (2024): Volume 18 Nomor 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i5.284

Abstract

Background: Excessive and continuous workload can cause physical and mental fatigue. Fatigue is a physical and mental condition that results in a decrease in a person's performance and endurance at work. Fatigue can cause reduced motivation to work because it has an impact on a person's psychological condition, and can even make a person stop working because they are unable to continue their duties. Factors such as lack of rest, poor health, and high workload can lead to burnout at work. Purpose: To determine the factors related to work fatigue in production workers. Method: Descriptive quantitative research with a cross sectional approach to identify factors related to work fatigue. The population in this study were all production workers at the Batik X Company. The independent variables in this research are length of service, gender, and work climate, while the dependent variable is work fatigue. The instruments used were questionnaire sheets and air measuring instruments, while data analysis used univariate and bivariate chi-square tests. Results: There were 15 (83.3%) workers who had worked <5 years with mild levels of fatigue, while 75 (86.4%) respondents who had worked ≥ 5 years experienced moderate levels of fatigue. A total of 35 (53.1%) male workers experienced moderate level of fatigue, while 31 (46.9%) female workers experienced mild fatigue. Workers with a work climate that did not comply with NAB experienced moderate fatigue as many as 34 (52.5%) respondents, while workers with an appropriate work climate experienced moderate fatigue as many as 32 (48.5%) respondents. Conclusion: There is a significant relationship between length of service, gender, and work climate with work fatigue as shown by the results of the statistical test p-value = 0.000 (< 0.05). Suggestion: Workers must understand the limits of their abilities or body condition in carrying out daily work activities and get into the habit of stretching their muscles between working hours so that blood circulation remains stable, while companies should conduct regular work climate surveys to identify problems that occur.   Keywords: Gender; Job Fatigue; Length of Service; Work Climate.   Pendahuluan: Beban kerja yang berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Lelah atau fatigue adalah keadaan fisik dan mental yang mengakibatkan penurunan dalam kinerja dan ketahanan tubuh seseorang terhadap pekerjaan. Kelelahan dapat menyebabkan kurangnya motivasi untuk bekerja karena dampaknya pada kondisi psikologis seseorang, bahkan bisa membuat seseorang berhenti bekerja karena tidak mampu melanjutkan tugasnya. Faktor-faktor seperti kurangnya istirahat, kesehatan yang buruk, dan pembebanan kerja yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan di tempat kerja. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi. Metode: Penelitian kuantitatif deskripsi dengan pendekatan cross-sectional untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja bagian produksi PT Batik X, sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah 130 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah masa kerja, jenis kelamin, dan iklim kerja, sedangkan variabel dependen adalah kelelahan kerja. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan alat ukur udara, sedangkan analisis data menggunakan univariat dan bivariate uji chi-square. Hasil: Pekerja yang memiliki masa kerja <5 tahun dengan tingkat kelelahan ringan sebanyak 15 (83.3%), sedangkan pekerja dengan masa kerja ≥ 5 tahun mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 75 (86.4%) responden. Pekerja laki-laki mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 35 (53.1%) responden, sedangkan pekerja perempuan mengalami kelelahan ringan sebanyak 31 (46.9%) responden. Pekerja dengan iklim kerja tidak sesuai NAB mengalami kelelahan sedang sebanyak 34 (52.5%) responden, sedangkan iklim kerja sesuai mengalami kelelahan sedang sebanyak 32 (48.5%). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja, jenis kelamin, dan iklim kerja dengan kelelahan kerja, ditunjukkan dengan hasil uji secara statistik p-value = 0.000 (< 0.05). Saran: Bagi pekerja harus memahami batas kemampuan diri atau kondisi tubuh ketika melakukan aktivitas kerja sehari-hari dan membiasakan melakukan peregangan otot di sela-sela pekerjaan agar peredaran darah tetap stabil, sedangkan bagi perusahaan agar melakukan survei terhadap iklim kerja secara rutin untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi.   Kata Kunci: Iklim Kerja; Jenis Kelamin; Kelelahan Kerja; Masa Kerja.