Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP SANITASI RUMAH DI KELURAHAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA Wulandari, Windi; Kartikasari, Dewi Anjar; Ratri, Lufiana Puspita
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i1.8939

Abstract

Kondisi sanitasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan. Data pemeriksaan rumah sehat di Kelurahan Semanggi diperoleh sebanyak 43,25%. Peran petugas sanitasi dan kepala puskesmas menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan cakupan dalam pelaksanaan inspeksi sanitasi di wilayah puskesmas selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat di kelurahan semanggi jarang mendapatkan info maupun penyuluhan dari petugas yang berkaitan dengan rumah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran petugas terhadap sanitasi rumah di Desa Semanggi Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Semanggi dengan populasi 4.772 rumah dan jumlah sampel 108 rumah, dengan teknik pengambilan proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sanitasi rumah (p=0,000). Petugas kesehatan mempunyai peranan dalam terwujudnya rumah sehat di kelurahan semanggi.
Risk factors of leptospirosis incidence in agricultural area Mitoriana Porusia; Annisa Fauziah Dwi Andari; Windi Wulandari; Duangruedee Chotklang
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 3: September 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i3.20858

Abstract

The rate of leptospirosis incidence in Boyolali regency, Indonesia, during 2017 was high and showing an increasing trend. According to Boyolali District Health Office the number of leptospirosis cases in 2017 was 34 cases. Factors related to leptospirosis in the agriculture area should be understood well to take the right measurements for leptospirosis control in a typical agricultural area. Several risk factors, such as personal hygiene, environmental sanitation, wound presence, occupation, are the factors of leptospirosis infection. This study aimed to determine the risk factors associated with the leptospirosis incidence in Boyolali regency, Indonesia. This research used an observational method with a case-control design. The total number of case sample was 33 people, and the control sample were 99 people (ratio 1:3) with matched by a living area. Data collection were carried out with interviews using a questionnaire to respondents related to personal hygiene, environmental sanitation, wound presence and work as a farmer. The data were tested using logistic regression. Most of the case respondents work as a farmer and worker. The results showed that the risk factors associated with leptospirosis incidence were a wound presence (OR:17.014;95% CI:5.487-52.761) and worked as a farmer (OR:5,186; 95%CI:1.682-15.989). Unrelated variables were bad personal hygiene (95%CI:0.647-7.885) and environmental sanitation (95%CI:0.793-8.773). The dominant risk factor that causes Leptospirosis was wound presences and occupation as a farmer. Therefore people who work mostly touch the water like farmers must cover any wound on feet and keep personal and environmental sanitation to prevent infection.
PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP SANITASI RUMAH DI KELURAHAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA Windi Wulandari; Dewi Anjar Kartikasari; Lufiana Puspita Ratri
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i1.8939

Abstract

Kondisi sanitasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan. Data pemeriksaan rumah sehat di Kelurahan Semanggi diperoleh sebanyak 43,25%. Peran petugas sanitasi dan kepala puskesmas menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan cakupan dalam pelaksanaan inspeksi sanitasi di wilayah puskesmas selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat di kelurahan semanggi jarang mendapatkan info maupun penyuluhan dari petugas yang berkaitan dengan rumah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran petugas terhadap sanitasi rumah di Desa Semanggi Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Semanggi dengan populasi 4.772 rumah dan jumlah sampel 108 rumah, dengan teknik pengambilan proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sanitasi rumah (p=0,000). Petugas kesehatan mempunyai peranan dalam terwujudnya rumah sehat di kelurahan semanggi.
ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Windi Wulandari; Adi Heru Sutomo; Susi Iravati
Jurnal Berkala Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): JURNAL BERKALA KESEHATAN
Publisher : Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.637 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v1i1.655

Abstract

                                                              Abstract One of the objectives of health development is a healthy environment including hospital environment. The quality of hospital environment becomes one of that needs to be considered, because of there are some ways of transmission of germ that causing infection could occured through droplet, airborne or direct contact. The spreading of nosocomial infections in hospitals may occur at existing facilities in hospital such as theatre or surgery room, emergency room, outpatient installation, and patient room. To determine the factors those are related to the number of bacteria in the air and floor of inpatient room of PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta. The study was an observational analytic cross-sectional study design. The populations in this study were all of inpatient rooms at PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. The samples of the observation were all five wards. Data were collected using a check list, measuring temperature, humidity, lighting, number of bacteria in air and floor. Data were analyzed using Pearson correlation test to examine the relationship between variables and using Anova to see the differences. The results showed a significant relationship exists between the number of patients with air bacteria rate (p = 0.037, r = 0.900), there is no correlation between the number of waiters and the number of air bacteria amount (p = 0.505, r = 0.400), there is correlation between the number of visitors and the number of air bacteria (p = 0.037, r = 0.900), there is no correlation between the number of air bacteria of sanitary room (p = 1.000, r = 0.000), there is no correlation betwen the number of patients with floor bacteria rate (p = 0.283, r = -0.602), there is no correlation between the number of waiters with the number of floor bacteria rate (p = 0.420, r = -0.474), there is correlation between the number of visitors to the number of floor bacteria (p = 0.032, r = -0.910), there is no correlation between sanitation floor space with a number of bacteria (p = 0.991, r = -0.007), there is no difference between the number of bacteria by the day (p = 0.82, F = 2.121), there is no difference in the number of floor bacteria by day (p = 0.226). There is a significant correlation between the number of patients and the number of visitors to the average air bacteria rate per week in patient room. The number of patients and the number of visitors are the most powerful variable correlation contributed to the number of bacteria in the air in patient room PKU Muhammadiyah hospital Yogyakarta. Keywords: rate of air bacteria, floor bacteria numbers, inpatient wards, sanitation, hospitals
KEBERADAAN COLIFORM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI GAMBIRSARI SURAKARTA Lufiana Puspita Ratri; Windi Wulandari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.948 KB)

Abstract

Air minum isi ulang menjadi alternatif masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum. Proses pengolahan Air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari mikroorganisme terutama bakteri coliform. Kontaminasi bakteri coliform disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan, kurangnya pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi Depo air minum isi ulang. Tujuan penelitian ini mengetahui keberadaan coliform pada depo air minum isi ulang di gambirsari Surakarta. Jenis penelitian Deskriptif untuk menguji dan menganalisis sampel air minum isi ulang. Sampel penelitian ini adalah air isi ulang yang berada di depo gambirsari Surakarta sejumlah 11 depo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,8 % depo memiliki kualitas air minum yang tidak memenuhi persyaratan secara mikrobiologi yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 yaitu telah melebihi 0 CFU/100 mL, terdapat 9 depo yang terdapat bakteri coliform. Dari 9 depo yang terdapat kandungan coliform ada satu depo yang kandungan coliformnya sampai kategori Terlalu Banyak diHitung (TBUD). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 81,8 % air minum isi ulang dari depo terindikasi mengandung bakteri coliform, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sumber air baku, sistem desinfeksi/sterilisasi, hygiene dan Sanitasi Karyawan, proses pengolahan, dan Kondisi Depo.
Identification of formalin content in salted fish in Kedungprahu traditional market Fattah Mutiara Rovita; Windi Wulandari
Darussalam Nutrition Journal Vol 6, No 2 (2022): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v6i2.8266

Abstract

Background: Salted fish is one of the food ingredients that is often added with formalin to extend the shelf life of the product, although formalin is a preservative that cannot be used in food. Indonesian traditional markets still often sell salted fish with formalin. Objective: This study aims to analyze the formalin content of salted fish in the Kedungprahu Traditional Market. Method: This research method was a descriptive study using qualitative analysis which includes observing physical characteristics, and formalin testing by using the ET Brand Test Kit. The materials used in the research were all types of salted fishes sold in the Kedungprahu traditional market. The samples taken consisted of 7 types of salted fish with a total of 29 salted fishes tested. The sampling technique was carried out by total sampling. Result: The results showed that salted fishes which had physical characteristics indicated that it contained formalin in anchovy as much as 38.8%. Salted fishes that tested positive in a test kit contained 20.7% formalin, while anchovies had the highest formalin content at up to 40%. 33.3% of salted fish contains formalin, based on the suitability between physical characteristics and test kit tests. Conclution: In the Kedungprahu market, some salted fishes containing formalin is still openly available for purchase. as evidenced by the results of observations of physical characteristics and test kits. AbstrakLatar Belakang: Formalin merupakan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan. Pasar Kedungprahu menjadi sasaran para produsen ataupun pedagang ikan asin yang menggunakan formalin sebagai bahan tambahan pangan agar barang dagangannya awet dan tahan lama. Masih minimnya pengetahuan pedagang, produsen, dan masyarakat tentang formalin serta dampak negatif bagi kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan formalin pada ikan asin di Pasar kedungprahu. Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan analisis kualitatif yang meliputi pengamatan ciri fisik, dan pengujian formalin menggunakan alat Test Kit Merk ET. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah semua jenis ikan asin yang dijual di Pasar Kedungprahu. Sampel yang diambil terdiri dari 7 jenis ikan asin dengan total sampel yang diuji sejumlah 29 ikan asin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ciri-ciri ikan asin yang berformalin yakni terdapat bercak putih, tekstur yang keras dan kering, serta tidak berbau khas ikan asin dan apak. Dari 29 sampel yang diuji terdapat 6 (20,7%) diantaranya yang teridentifikasi positif mengandung formalin. Kesimpulan: Ikan asin di Pasar Kedungprahu tidak semua aman untuk dikonsumsi karena mengandung formalin dan dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE DALAM PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK GUNA MENCIPTAKAN GENERASI SEHAT BEBAS STUNTING Windi Wulandari; Indar Hidayat; Siti Nur Rofiatul Hidayah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13491

Abstract

Abstrak: Stunting masih menjadi masalah gizi yang dihadapi negara Indonesia dan saat ini pemerintah masih mengupayakan penurunan angka stunting. Dalam upaya penurunan stunting, ibu yang memiliki baduta atau balita dan peran kader kesehatan menjadi sasaran dalam membantu pemerintah. Praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) sudah yang kurang tepat dapat menjadi faktor risiko terjadinya stunting. Dalam praktik PMBA perlu memperhatikan personal hygiene dari ibu, personal hygiene yang kurang saat praktik PMBA dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi seperti diare. Anak yang sering menderita infeksi mudah mengalami masalah gizi, hal tersebut dikarenakan proses penyerapan zat gizi dalam tubuh tidak maksimal. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan personal hygiene dalam praktik PMBA. Mitra dalam pengabdian ini adalah ibu yang memiliki bayi dan baduta di desa Kujon Kecamatan Ceper Klaten sebanyak 32 peserta. Metode dilakukan dengan penyuluhan dan diskusi, pemasangan poster dan pemberian pre-posttest. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian diketahui bahwa pengetahuan ibu sudah baik, hal ini ditunjukkan pada saat kegiatan stimulasi sebelum penyampain materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan hanya ada 3-4 responden yang menjawab dengan benar. Setelah penyampain materi dan diskusi pengetahuan ibu bayi dan baduta meningkat, hal ini ditunjukkan dengan hasil posttest yang memiliki nilai rata-rata sebesar 77,6. Abstract: Stunting is still a nutritional problem faced by the State of Indonesia and the government is currently working to reduce stunting. In an effort to reduce stunting, mothers who have baduta or toddlers and the role of health cadres are targeted in helping the government. The practice of feeding babies and children is inappropriate can be a risk factor for stunting. In the practice of eating babies and children need to pay attention to personal hygiene from the mother, a lack of personal hygiene during the practice of feeding babies and children can increase the risk of infectious diseases such as diarrhea. Children who often suffer from infections are easy to experience nutritional problems, this is because the process of absorption of nutrients in the body is not optimal. The purpose of this service is to increase personal hygiene knowledge in the practice of infant and child feeding. Mitra in this service is a mother who has a baby and Baduta in Kujon Village, Ceper Klaten District, 32 participants. The method is carried out by counseling and discussion, poster installation and pre-post testing. Based on the results of the service activity it is known that the mother's knowledge is good, this is shown at the time of stimulation activities before the delivery of material by giving questions verbally there are only 3-4 respondents who answered correctly. After the delivery of material and discussion of the knowledge of the baby's mother and Baduta increased, this is indicated by the results of the posttest which has an average value of 77.6.  
PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE LINGKUNGAN RUMAH TANGGA Rezania Asyfiradayati; Windi Wulandari; Dwi Astuti; Mitoriana Porusia; Aryani Pujiyanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17013

Abstract

Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh vektor. Keberadaan kader kesehatan desa sangat bermanfaat terlebih dalam penanganan kasus DBD. Pengetahuan mengenai infeksi dengue dan cara pengendalian infeksi dengue serta cara yang tepat dalam pengendalian penyakit DBD penting diberikan kepada kader kesehatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan terkait infeksi dengue serta pengendaliannya dan meningkatkan keterampilan kader kesehatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait pengurasan bak penampungan air bersih yang benar. Pengabdian dilakukan dengan metode penyuluhan dan pendampingan kepada kader kesehatan Desa Tegalsari sebanyak 32 kader kesehatan. Kegiatan pengabdian diawali dengan need assesment, penyuluhan dan dilanjutkan dengan pendampingan. Evaluasi hasil pengabdian ini menggunakan kuesioner pretest dan posttest yang diberikan kepada kader kesehatan sebagai peserta pengabdian, dari hasil tersebut diketahui terjadi peningkatan pengetahuan kader kesehatan dari 85% menjadi 93,1% dan meningkatnya keterampilan kader kesehatan dalam menyampaikan informasi terkait cara menguras bak penampungan air. Diharapkan adanya penuluhan ini bisa menurunkan angka kejadian DBD di wilayah Tegalsari.Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by a virus and spread by vectors. The existence of village health cadres is very useful especially in handling DHF cases. Knowledge about dengue infection and how to control dengue infection and the right way to control DHF is important to be given to health cadres. The purpose of this community service is to increase the knowledge of health cadres regarding dengue infection and its control and to improve the skills of health cadres in providing information to the public regarding the correct draining of clean water tanks. The service was carried out by counseling and mentoring methods for 32 health cadres in Tegalsari Village. Community service activities begin with a need assessment, counseling and continued with mentoring. The results of this service revealed that there was an increase in the knowledge of health cadres from 85% to 93.1% and an increase in the skills of health cadres in conveying information related to how to drain water tanks. It is hoped that this extension can reduce the incidence of DHF in the Tegalsari region
KEBERADAAN COLIFORM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI GAMBIRSARI SURAKARTA Lufiana Puspita Ratri; Windi Wulandari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air minum isi ulang menjadi alternatif masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum. Proses pengolahan Air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari mikroorganisme terutama bakteri coliform. Kontaminasi bakteri coliform disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan, kurangnya pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi Depo air minum isi ulang. Tujuan penelitian ini mengetahui keberadaan coliform pada depo air minum isi ulang di gambirsari Surakarta. Jenis penelitian Deskriptif untuk menguji dan menganalisis sampel air minum isi ulang. Sampel penelitian ini adalah air isi ulang yang berada di depo gambirsari Surakarta sejumlah 11 depo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,8 % depo memiliki kualitas air minum yang tidak memenuhi persyaratan secara mikrobiologi yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 yaitu telah melebihi 0 CFU/100 mL, terdapat 9 depo yang terdapat bakteri coliform. Dari 9 depo yang terdapat kandungan coliform ada satu depo yang kandungan coliformnya sampai kategori Terlalu Banyak diHitung (TBUD). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 81,8 % air minum isi ulang dari depo terindikasi mengandung bakteri coliform, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sumber air baku, sistem desinfeksi/sterilisasi, hygiene dan Sanitasi Karyawan, proses pengolahan, dan Kondisi Depo.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Personal Hygiene Pada Penjamah Makanan Kantin Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Wahyu Candra Fitrianto; Windi Wulandari
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.17036

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia. Pangan termasuk kedalam kebutuhan manusia yang terpenting dan pemenuhannya harus terjamin oleh negara dengan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen kunci bagi terciptanya sumber daya yang berkompeten dan berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan pangan maka produksi pangan melewati proses yang panjang sebelum sampai di tangan konsumen, sehingga berpotensi untuk tercemar oleh virus, parasite bakteri, cemaran kimia ataupun isik. Salah satu faktor kunci peningkatan keamanan pangan adalah kompetensi sumber daya manusia yang disebut personal hygiene. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan personal hygiene penjamah makanan Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Metode yang digunakan dalam bentuk survey yang bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini yaitu seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari dan enggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria inklusi yaitu penjamah makanan yang mengolah mulai awal sampai akhir di kantin Sekolah Dasar sebanyak 88 Responden. Hasil uji Fisher Exact diketahui bahwa pengetahuan (p = 0,452) dan sikap (p = 0,452) tidak berhubungan dengan personal hygiene. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan pengetahuan dan sikap dengan personal hygiene pada penjamah makanan kantin Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari.
Co-Authors - Sutiman Acintya Wedaning Agni Janametri Adi Heru Sutomo Adinda Dwi Septyasari Pratama Agustina, Tiarani Alya An-Nais Syakilla Alya, Silvia Anggi Putri Aria Gita Annisa Fauziah Dwi Andari Anugerah, M Fajar Aryani Pujiyanti Aulia, Afifah Zakiyatul Ayu Khoirotul Umaroh Bunga Citra Lestari Dewi Anjar Kartikasari Dewi, Citra Maulia Dinda Sabda Aulia Dini Sapira Br Sembiring Duangruedee Chotklang Dwi Astuti Estu Werdani, Kusuma Eva Dwi Kurniawan Fadillah Zuhroh Choirunnisa Farantika, Laras Diah Fattah Mutiara Rovita Fitria Rizky Putri HANAN, VINA ALIYYA Hatmanti, Wirya Idris Sadri Indar Hidayat Jami’atulhita Alfirizqi Kartikasari, Dewi Anjar Kusuma Estu Werdani L. Andriani Lufiana Puspita Ratri Lufiana Puspita Ratri M. Kevin Al-Farizy Mesya Ade Karuniawati MHD Rafi Yahya, MHD Rafi Mitoriana Porusia Muhammad Ilham Khanis Nadila Anti Nur Khoiriyah Novyanti Setiyo Rini Nugraheni, Fatimawati Nur Fadiah Arifah Siregar Nuri Handayani Siregar Pasaribu, Gumarpi Rahis Prihatini, Mulatsih Puspitasari, Anggun Febriana Rahayu, Alfinna Setya Ratri, Lufiana Puspita Rezania Asyfiradayati Ruth Natalia Lumban Gaol Safarinda, Elvina Sari, Amalia Anita Savarinda, Elvina Septiyana, Isnaini Shesa Ratna Suryaning Putri Siti Harahap Siti Nur Rofiatul Hidayah Siti Nur Zanah Sri Darnoto Sudrajah Warajaty Kisnawaty Sunarto Sunarto Susi Iravati Sutianti, Sifa Marisa Syahbudin Syawalica Fifah Nurcahya Talitha Zafirah Taufeni Taufik Vince Ratnawati Wahyu Candra Fitrianto Warasti, Irlisa Rahma Widiya Mentari Hakim Yanuar Rizky Dwi Achmad Yeni Indriyani Yosef Abdul Ghani Yulian Gilang Prayoga Zafirah, Talitha Zahra, Siti Fatima’tu Zulia Setiyaningrum