Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENGENDALIAN LALAT MELALUI METODE MEKANIK DI PASAR HARJODAKSINO SURAKARTA Purwanto, Fera Rizkiana; Porusia, Mitoriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.21025

Abstract

Lalat merupakan vektor foodborn disease. Salah satu penyebab tingginya kepadatan lalat adalah yang banyak menghasilkan sampah terutama pada pasar sehingga dapat menjadi penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan lalat di pasar Harjodaksino serta efektivitas pengendalian kepadatan lalat di Pasar Harjodaksino. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu kuantitatif yang diperoleh melalui pengukuran dan eksperimen. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini, yaitu los di Pasar Harjodaksino, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 36 los. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu jenis treatment pengendalian lalat meliputi yellow trap, jaring fly trap, glue stick trap dan kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu kepadatan lalat. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, sedangkan analisa datanya berupa analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya perbedaan penurunan kepadatan lalat sebelum dan setelah pengendalian lalat dengan treatment yellow trap, jaring fly trap dan glue stick trap. Pengendalian lalat melalui metode mekanik di Pasar Harjodaksino Surakarta yang paling besar memberikan menurunkan kepadatan lalat adalah yellow trap dengan rentang score kepadatan lalat nya sebesar 88,15 – 100% yang berarti paling tinggi kepadatan lalat dibandingkan dengan metode jaring fly trap dan glue stick trap. Pengendalian lalat di pasar penting dilakukan karena keberadaan lalat dapat mengganggu masyarakat sebab sebagai vektor perantara penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
Training on producing eucalyptus and betel leaf oil for dengue fever prevention Wachidah Yuniartika; Liana Mangifera; Mitoriana Porusia; Dyaz Surya Ananta; Zuan Nun Alea; Aisyah Dani Hanifah
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol. 9 No. 3 (2024): August 2024
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v9i3.13616

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a significant public health issue in Indonesia and is endemic in nearly all provinces. The mortality rate from DHF continues to rise each year. To address this, health education on dengue fever prevention is essential. One preventive measure involves the use of natural ingredients. Betel leaves, in particular, can kill mosquito larvae due to the toxic substances they contain, which are especially harmful to mosquito larvae. Therefore, community service activities are necessary to raise awareness and provide practical solutions. This activity was conducted in Jetis Village, Sukoharjo, targeting 30 women in the Family Welfare Program (PKK)  from the local community. The implementation included the preparation of pre-tests and post-tests, as well as training sessions. The questionnaire used in this activity assessed participants' skills through a pretest, followed by training in making eucalyptus and betel leaf oil, and concluded with a post-test. The results showed a significant improvement in the participants' skills, with most moving from "moderately competent" to "competent," as indicated by a P-value of 0.001. It can be concluded that the oil-making training effectively improved the skills of the PKK women.
Experiment on Decomposition of Disposable Mask Waste Using Acid Liquid Anis Ayu Arinda; Mitoriana Porusia
Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health Vol 6, No 2 (2024): CONTAGION
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/contagion.v6i2.21209

Abstract

The COVID-19 pandemic has led to an increase in disposable mask usage, raising environmental concerns due to improper disposal. This research aims to investigate the decomposition of disposable mask waste, specifically duckbill masks, by immersing them in 32% HCl and 98% H2SO4 solutions. This research uses experimental research methods for processing mask waste using the method of immersion in 32% HCl solution and immersion in  98% H2SO4. Fifty grams of mask waste were soaked in 1000 ml of each acid solution for periods of 1, 2, 3, and 4 weeks, with four replications for each time period, and water used as a control. After soaking, the masks were dried and re-weighed to assess weight loss. The data were analyzed using T-tests and ANOVA with SPSS 26. Results showed that after 4 weeks, H2SO4 reduced mask mass by 26%, while HCl achieved a 22% reduction. In the first week, H2SO4 reduced the weight by 3 grams, increasing to a total reduction of 13 grams by the fourth week. Similarly, HCl reduced the mask weight by 2 grams in the first week, with a total reduction of 11 grams by the end of the experiment. The findings suggest that H2SO4 is more effective than HCl in degrading disposable mask waste, offering a potential solution for managing mask waste environmentally. For the local government, it is necessary to make efforts to socialize the community in order to broaden their knowledge regarding the management of disposable mask waste so that the volume of mask waste stockpiles can be reduced and can be more beneficial. Keyword: Disposable Mask waste, Decomposition, HCL, H2SO4, Acid Liquid
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU SAFETY DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PETUGAS PERTAMANAN KOTA SURAKARTA Putri, Fadila Aurelya; Porusia, Mitoriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43751

Abstract

Petugas pertamanan merupakan salah satu pekerja yang rentan mengalami kecelakaan kerja karena upaya mereka dalam menjaga kebersihan taman. Mereka bertanggung jawab untuk membersihkan sampah, menyiram tanaman, dan merawat fasilitas taman. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luas di Kota Surakarta menciptakan populasi petugas pertamanan yang besar dan karena adanya kasus kecelakaan kerja, menjadikan fokus pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku safety dengan kejadian kecelakaan kerja di kalangan petugas pertamanan Kota Surakarta. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling sebanyak 147 pekerja. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang berisi 3 variabel yaitu pengetahuan, perilaku safety dan kejadian kecelakaan kerja. Untuk menganalisis hubungan antara variabel kategorik penelitian ini menggunakan uji Chi-square. Berdasarkan hasil analisis diketahui dari 147 petugas pertamanan Kota Surakarta, 90 petugas (61,2%) menunjukkan pengetahuan yang cukup, 98 petugas (66,7%) memiliki perilaku safety yang baik. Meskipun demikian, sebanyak 48 petugas (32,7%) melaporkan pernah mengalami kecelakaan kerja dalam lima tahun terakhir. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja, dengan nilai signifikansi (p= 0,021). Selain itu, ditemukan juga hubungan signifikan antara perilaku  safety dengan kejadian kecelakaan kerja, dengan nilai signifikansi (p= <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan dan perilaku safety yang baik secara signifikan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja.
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA DI KOTA SURAKARTA Auladi, Muhammad Naufal Mizan; Porusia, Mitoriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43798

Abstract

Stres kerja merupakan respon psikologis terhadap kewajiban kerja yang melampaui kemampuan seseorang. Sekolah Luar Biasa (SLB) formal mendidik anak berkebutuhan khusus. Guru SLB harus memahami karakteristik fisik, intelektual, perilaku, emosi, dan sosial setiap anak untuk memberikan penanganan khusus, yang membuat mereka bekerja lebih keras daripada guru sekolah umum. Penelitian ini mengkaji pengaruh kelelahan kerja, motivasi, dan stres kerja terhadap guru SLB di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 203 orang guru di 14 SLB dan menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan berusia 36–45 tahun dan telah bekerja lebih dari 10 tahun. Sebagian besar responden memiliki kategori kelelahan kerja rendah (68,0%), motivasi cukup (76,8%), dan stres sedang (61,1%). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kelelahan kerja dan stres berhubungan (p=0,027). Motivasi kerja dan stres juga berhubungan (p=0,003). Penelitian ini menemukan bahwa guru SLB dengan kelelahan kerja tinggi dan motivasi kerja rendah cenderung memiliki stres kerja tinggi, begitu pula sebaliknya.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS PENYAPU JALAN DI KOTA SURAKARTA Ahmadyani, Ilham Nur; Porusia, Mitoriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43799

Abstract

Kota Solo dikenal sebagai kota budaya dan pariwisata yang ramai dikunjungi. Kebersihan jalan dan lingkungan menjadi faktor penting dalam menjaga citra kota.  Petugas penyapu jalan memegang peran kunci dalam menjaga kebersihan kota. Jika mereka sehat dan terlindungi, kualitas kebersihan kota juga akan meningkat. Petugas penyapu jalan menghadapi berbagai risiko kesehatan dan keselamatan kerja akibat paparan debu, polusi, dan bahaya fisik lainnya. Maka dari itu, penggunaan alat pelindung diri sangatlah penting bagi petugas penyapu jalan untuk melindungi diri dari risiko pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara pengetahuan dan sikap petugas penyapu jalan di Kota Surakarta dengan kepatuhan penggunaan APD. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional, melibatkan 140 petugas penyapu jalan sebagai sampel yang dipilih melalui teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang mengukur pengetahuan, sikap, dan kepatuhan penggunaan APD. Untuk menganalisis hubungan antar variabel, digunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD, dengan nilai p chi-square untuk pengetahuan = 0,000 (p < 0,05) dan untuk sikap = 0,005 (p < 0,05). Pengetahuan cukup dan sikap positif cenderung meningkatkan kepatuhan penggunaan APD. Untuk mengatasi masalah kepatuhan penggunaan APD, perlu dilakukan upaya peningkatan kesadaran melalui edukasi rutin, penguatan sikap positif dengan pemberian penghargaan kepada pekerja teladan yang patuh. Selain itu, memperketat pengawasan dengan sanksi tegas dan penyediaan APD nyaman dan mudah diakses. Dengan langkah ini, kepatuhan dapat meningkat, risiko kerja menurun, dan lingkungan kerja menjadi lebih aman.
HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DAN KUALITAS TIDUR DENGAN KELELAHAN KERJA PADA DOSEN DI FIK DAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Wibowo, Chintya Putri; Porusia, Mitoriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43812

Abstract

Tugas seorang dosen lebih banyak menuntut kerja mental karena mereka lebih fokus pada aspek kognitif dibandingkan fisik, seperti dalam mempersiapkan materi perkuliahan dan mengajar. Selain itu, dosen juga memiliki kewajiban menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dievaluasi setiap semester. Berbagai tugas tambahan, termasuk tanggung jawab administratif dan peran pendamping di lingkungan kampus, semakin memperberat beban kerja mereka. Akibatnya, banyak dosen mengalami kurang tidur dan burnout, yang berisiko menyebabkan kelelahan kerja. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kualitas tidur dan tingkat beban kerja mental pada dosen Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 80 orang dosen dengan metode total sampling. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi Square  dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 23. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kualitas tidur dan kelelahan kerja berhubungan (p=0,049). Beban kerja mental dan kelelahan kerja tidak berhubungan (p=0,824). Oleh karena itu, disarankan untuk menjaga kualitas tidur yang optimal dikarenakan kualitas tidur dapat mempengaruhi kelelahan kerja pada dosen.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SISWA JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI SURAKARTA Sholikhah, Ummi; Porusia, Mitoriana; Purnamasari, Salsabila
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44938

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) penting untuk melindungi siswa di bengkel pemesinan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), termasuk melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mengurangi kecelakaan. Namun, banyak siswa yang kurang mematuhi penggunaan APD karena kurangnya pengetahuan dan sikap yang kurang mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) siswa jurusan Teknik Mesin Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel penelitian menggunakan proportional random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 338 siswa jurusan Teknik Mesin di Surakarta. Analisis data yang digunakan adalah Uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) siswa jurusan Teknik Mesin Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta (p-value 0,005). Sementara itu, tidak ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) siswa jurusan Teknik Mesin Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta (p-value 0,058). Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin baik pengetahuan yang dimiliki siswa, semakin tinggi pula kemungkinan mereka untuk mematuhi penggunaan APD. Sementara itu, sikap siswa yang baik dan kurang baik tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan penggunaan APD.
Hubungan Postur Kerja, Masa Kerja Dengan Kejadian Musculoskeletal Disorders Pekerja Pengelasan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Apriliyana Dwi Wahyuni; Mitoriana Porusia
PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/pakmas.v5i1.3852

Abstract

Musculoskeletal disorders are disorders experienced by a person ranging from mild complaints to severe pain in the joints, nerves, muscles and bones due to unnatural work which has an impact on reduced efficiency and productivity. The initial implementation of this activity was carried out on 10 workers in Juwana District, Pati Regency and it was found that 4 workers experienced musculoskeletal disorders. Then this activity was carried out on 80 welding worker participants in 25 welding places in Juwana District, Pati Regency. This activity was carried out by conducting observations and interviews. The results of the observations were entered into the Rapid Entire Body Assessment (REBA) questionnaire and the interview results were entered into the Nordic Body Map (NBM) questionnaire for welding workshop workers while carrying out their work. The results show that there is a relationship between work posture and the incidence of musculoskeletal disorders, and work period and the incidence of musculoskeletal disorders. It is hoped that the measurement of work posture, length of service, and incidence of musculoskeletal disorders can be used as material for evaluation and improvement of workers and to determine the precautions that must be taken by workers so that welding workshop workers can minimize the risk of musculoskeletal disorders occurring. In conclusion, the activities have shown that there is a relationship between work posture and the incidence of musculoskeletal disorders and there is a relationship between work period and the incidence of musculoskeletal disorders. It is hoped that work station design updates can be carried out by welding workshop owners for workers and measurements of the status of musculoskeletal disorders occur again.
Workload Perception and Social Support to Work Stress of Mental Hospital Nurses Santosa, Nur'aini Widia; Porusia, Mitoriana
Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO) Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/kepo.v6i1.1410

Abstract

Nurses working in mental hospitals face a high workload, complex obligations, and potential dangers, so they need adequate socialsupport. This study aimed to determine the relationship between the perception of workload and social support and the level ofwork stress in nurses at RSJD Dr. Arif Zainuddin Surakarta. The study used quantitative methods with observational analyticaldesign and cross-sectional approaches. A total of 159 nurses were selected using incidental sampling techniques. The independentvariables were the perception of workload and social support, while work stress was the dependent variable. The research instrument was in the form of a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analysis was carried out usingthe Kendall Tau correlation test. The results showed that there was no significant relationship between the perception of workloadand work stress (p-value=0,917), nor between social support and work stress (p-value=0,323). It can be concluded that the perception of workload and the level of social support do not have a significant effect on the work stress of nurses in mentalhospitals. Follow-up research is recommended to explore other factors that may play a role in influencing nurses' work stress.