Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Dekonstruksi

Representasi Fenomena Rasisme Melalui Media Musik Hip Hop Pada Film “Straight Outta Compton” Fitrah Raihan Fahreza; Nurcahyanti, Desy
Dekonstruksi Vol. 11 No. 03 (2025): Jurnal Dekonstruksi Volume 11.3
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v11i03.305

Abstract

Rasisme timbul dari kesenjangan yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat. Konflik berawal dari perbudakan era kolonialisme kemudian terbawa menjadi stereotip bahwa kulit hitam merupakan ras yang paling rendah derajatnya. Seiring berkembangnya zaman, rasisme menjadi permasalahan dalam berbagai lapisan, termasuk dampaknya terhadap perkembangan film dan musik. Film merupakan salah satu implementasi seni yang fleksibel dengan berbagai bidang yang berkolerasi dengan fenomena sejarah umat manusia melalui media gambar bergerak yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Rasisme adalah sejarah sosial masyarakat yang diangkat oleh F. Gary Gray sebagai produser film “Straight Outta Compton” dengan latar belakang fenomena rasisme yang dialami oleh grup musisi hip hop N.W.A. Kultur musik hip hop 90-an lahir dari proses kreatif penciptaan karya seni yang bertujuan untuk merepresentasikan dan merespon berdasarkan peristiwa rasisme kepada ras kulit hitam yang terjadi di Amerika Serikat. Hasil analisis bertujuan untuk mendeskripsikan rasisme yang dialami oleh beberapa tokoh ras kulit hitam dan keterkaitannya dengan musik hip hop. Teknik analisis berawal dari timbulnya kultur rasisme yang ada pada masyarakat Amerika Serikat dengan menerapkan fokus teori rasisme James M. Jones. Artikel ini mendeskripsikan film tersebut menggunakan musik hip hop sebagai medium untuk mengungkapkan pengalaman rasisme, diskriminasi, dan perjuangan komunitas Afrika-Amerika di wilayah urban.
Analisis Konsep Spiritual “Earth and Air are His Homebody” Karya Ivan Sagita sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Al Anshori, Siroj Ibnu Hajar; Nurcahyanti, Desy; Kholis, Achmad Nur
Dekonstruksi Vol. 11 No. 01 (2025): Jurnal Dekonstruksi Volume 11.1
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v11i01.298

Abstract

Ivan Sagita adalaah seorang pelopor seni surealisme Yogyakarta, yang menghasilkan karya dengan simbolisme spiritual, manusia, dan budaya lokal. Artikel ini menganalisis satu lukisannya yang berjudul “Earth and Air are His Homebody”. Menggambarkan hubungan manusia dengan alam sebagai bagian esensial dari keberadaan manusia. Karya tersebut berkontribusi pada diskusi seni kontemporer yang mempertimbangkan isu ekologis. Elemen visual terkait tanah, udara, dan tubuh manusia merepresentasikan gagasan spiritual yang melampaui batas fisik dan harmoni hubungan antara manusia dengan alam. Berupaya mengeksplorasi makna yang terkandung dalam elemen visual, filosofi spiritualitas, dan konteks sosial-budaya Indonesia dalam karya tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur, deskripsi visual, analisis formal, dan pendekatan semiotika. Mengasosiasikan visual karya terkait unsur dan prinsip seni rupa serta simbolisme yang dimunculkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa karya tersebut bukan hanya sarana ekspresi seni, tetapi juga refleksi filosofis yang mendorong orang untuk memahami nilai-nilai transendensi dan keberlanjutan dalam kehidupan modern. Perhatian terhadap kelestarian alam tetap menjadi keharusan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia di masa depan. Artikel ini menegaskan peran Ivan Sagita sebagai seniman surealis yang mampu memasukkan elemen lokal dan spiritual ke dalam konteks seni kontemporer global.
Co-Authors Achmad Haldani Destiarmand Achmad Nur Kholis Adrian Nur Agus Sachari Agus Sachari Al Anshori, Siroj Ibnu Hajar Albi, Billy Inayatullah Amadio, Desmont Isaac Amboro, Lulut Angelica, Geovany Ciesar Annisa Meiliana Dewi Anshori, Siroj Ibnu Hajar Al Apriliana, Elisa Nur Arissuta, Dona Prawita Ariyanto, Syifa Azzahra Arsi Gardatami Athiyah, Akhras Ayob, Norhayati Azahra, Fatimah Bahari, Nooryan Baiti, Yunika Nur Bambang Sulistyo Budi, Setyo Deny Tri Ardianto Endang Sri Handayani Endri Sintiana Murni Fendi Geral Nuari Fitrah Raihan Fahreza Grahan, Tahta keanu Hartono, Lili Hastuti, Dian Lestari Hidayah, Risma Nur Indirani, Philosophia Ratu KARTIKASARI, NOVIA Kholis, Achmad Kholis, Achmad Nur Khwanrat Chinda Kristiandi, Kiki Loisia, Agnes Mat Desa, Mohd Asyiek Muhammad Luthfi Mulyanto Mulyanto Najma Mumtaza Ghoutsin Nada Nugroho, Dimas Yassin Agil Nur Ar-raffi, Eggar Sajid Nurkartikasari, Novia Nurkasanah, Ayu Aisah Panjaitan, Theograce Ulibasa Parahita, Pebrivana Sherly Paryanto Paryanto Prasetya, Nova Agung Prayitno, Firda Ayu Hari Purwantoro, Agus Putra Diningrat, Tomi Leo Putri Rachmawat, Onete Suzegy Semestha Putri, Febi Rahma Putri, Nabela Feronika Putrisyani, Andari Rizky Rahmanu Widayat Rahmawati, Risma Nur Ramadhani Ariyanto, Ovita Fitria Ramadhina, Novia Zahrani Rasendriya, Kenar Dhatu Ratriningsih, Isnani Rifai, Muh Aldo Rochimah, Ega Alfinna Rumantaka, Damara Dharma Samudra, Rafif Sari, Anisa Devita Septiana, Carlinda Setyo Budi Srikandi, Tamasya Aurora sriyono, Fitri Alvina Suha Sudarman, Tria Suherlan, Yayan Sunarni, Ani Syalimar Z, Safira Umdati, Fitriyati Latifatul Wahyuingsih, Novita Widiasari, Risna Yan Yan Sunarya Yayan Suherlan Zahra, Jihan Anisa Ziven, Naira