The current generation needs learning media that suits its characteristics and currentdevelopments. This affects each individual's skills mastery. The development of educationalmedia for leadership skills needs to be pursued as a solution to prepare a generation that is readyto face global change. This development can be linked to the inclusion of cultural elements. Theapplication of local wisdom, such as batik, can be one of the bases for creating this innovation.The aim of this research is to find out how Batik Jombangan with Ringin Contong (motif) can bea medium for educating leadership skills based on local wisdom. The research method uses aqualitative approach, where the findings will be presented analytical, depth, and in detail.Observation, interviews, documentation, and literature study are the techniques used in the datacollection process. Another approach uses the aesthetic theory of Luca Iandoli and GieuseppeZollo (2022) as a study to examine the outermost (visualization) and innermost(meaning/philosophy) parts of batik motifs. The research concludes that batik can be aneducational learning medium and can be a teaching tool to improve and strengthen leadershipskills for individuals, especially for teenagers and children. Two elements, namely education andculture, can be collaborated together, thereby creating new innovations in learning schemes/concepts. Thus, the values of locality can be maintained as education continues toimprove. Generasi saat ini membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya danperkembangan zaman. Hal ini berpengaruh pada penguasaan keterampilan masing-masingindividu. Pengembangan media edukasi leadership skills perlu diupayakan sebagai solusi untukmenyiapkan generasi yang siap menghadapi perubahan global. Pengembangan tersebut dapatdikaitkan dengan memasukkan unsur kebudayaan. Penerapan kearifan lokal, seperti batik, dapatmenjadi salah satu basis dalam menciptakan inovasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui bagaimana Batik Jombangan motif Ringin Contong dapat menjadi mediaedukasi keterampilan kepemimpinan berbasis kearifan lokal. Metode penelitian menggunakanpendekatan kualitatif, di mana temuan akan disajikan secara terperinci, mendalam, dan detail.Observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka adalah teknik yang digunakan dalamproses pengumpulan data. Pendekatan lainnya menggunakan teori estetika dari Luca Iandoli danGieuseppe Zollo (2022) sebagai studi dalam mengkaji bagian terluar (visualisasi) dan terdalam(makna/filosofi) pada motif batik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik dapat menjadi salahsatu media pembelajaran edukatif dan dapat menjadi sarana dalam pengajaran untukmeningkatkan serta menguatkan keterampilan memimpin bagi individu, khususnya untuk remajadan anak-anak. Dua unsur, yakni pendidikan dan kebudayaan, dapat dikolaborasikan bersama,sehingga tercipta inovasi baru dalam skema/konsep pembelajaran. Dengan demikian, nilailokalitas dapat tetap terjaga seiring dengan berjalannya peningkatan pendidikan.