Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SDN ABELISAWAH Saripudin, Saripudin; Barlian, Barlian; Hindaryatiningsih, Nanik
Jurnal Wahana Kajian Pendidikan IPS Vol 3, No 2 (2019): Terbit 2 kali dalam setahun
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.059 KB) | DOI: 10.33772/jwkp-ips.v3i2.9691

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan dan menganalisis peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan mutu pembelajaran; serta 2) mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dan jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif,  Penelitian ini menemukan bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor akademik dalam membina karakter siswa dilakukan melalui: (1) pengembangan silabus/indikator, (2) pengembangan RPP/materi pembelajaran, (3) peningkatan penguasaan metode pembelajaran, (4) peningkatan penguasaan model-model pembelajaran, (5) peningkatan penguasaan system penilaian hasil belajar, (6) pelaksanaan pembelajaran, dan (7) BK/pengembangan diri. Faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah sebagai supervisor akademik dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri Abeli Sawah yaitu: (1) faktor pendukung yaitu kesiapan guru dan terciptanya hubungan baik antara kepala sekolah dan guru, (2) faktor penghambat yaitu beberapa guru belum siap untuk di supervisi, dan kesibukan kepala sekolah.Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah; Supervisor Akademik;  Mutu Pembelajaran
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA DAERAH TOLAKI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 17 LAEYA Sumarni, Tun; Barlian, Barlian; Muharram, La Ode
Jurnal Wahana Kajian Pendidikan IPS Vol 4, No 2 (2020): Terbit 2 kali dalam setahun
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jwkp-ips.v4i2.15478

Abstract

Pengembangan Kurikulum sesuai dengan prinsip potensi daerah. Salah satu muatan dalam Kurikulum yang mengacu pada potensi daerah tersebut adalah Kurikulum pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki pada aspek pengorganisasian bahan ajar, pengelolaan guru dan pengelolaan sarana prasarana (media) Pembelajaran serta; 2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis mekanisme proses pengembangan Kurikulum pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dasar Negeri 17 Laeya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki, serta Pengawas Sekolah. Pemilihan informan ini berdasarkan pertimbangan bahwa informan yang dipilih ini mampu memberikan keterangan atau penjelasan terhadap masalah penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dasar Negeri 17 Laeya belum optimal karena dari tiga aspek yang dikaji baik itu dalam hal pengorganisasian bahan ajar, pengelolaan guru dan pengelolaan sarana prasarana (media) Pembelajaran semuanya belum berjalan dengan baik. Pengembangan Kurikulum pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dasar Negeri 17 Laeya yaitu pengetahuan siswa baik di tingkat Kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Negeri 17 Laeya belum optimal karena ditinjau dari 6 kategori baik itu pengetahuan, pemahaman, penerapan, aplikasi, sintesis dan evaluasi belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Dengan demikian maka dalam hal peningkatan mutu pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dasar Negeri 17 Laeya perlu kiranya memperhatikan aspek-aspek penting dalam implementasi pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tolaki tersebut. Kata Kunci: Kurikulum Muatan Lokal; Bahasa Daerah Tolaki
Regulasi Diri Pengguna Media Sosial dengan Motivasi Belajar Siswa Kaimuddin, Sitti Mikarna; Barlian, Barlian; Nuningsih, Nuningsih
Jurnal Sublimapsi Vol 2, No 1 (2021): Januari
Publisher : Jurusan Psikologi FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/sublimapsi.v2i1.15432

Abstract

Kehadiran media sosial dikalangan remaja membuat mereka mengabaikan tugasnya sebagai pelajar karena sering menghabiskan waktu mengakses media sosial yang berdampak pada motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik diharapkan mampu mengatur perilakunya dalam menggunakan media sosial yang ditandai dengan adanya pengaturan diri dalam menggunakan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara regulasi diri pengguna media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kendari. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 65 orang siswa kelas XI di SMAN 1 Kendari yang menggunakan media sosial lebih dari 8 jam dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling jenis purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan skala regulasi diri pengguna media sosial dan motivasi belajar. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Data penelitian dianalisis menggunakan melalui uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan  nilai  signifikansi  sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri pengguna media sosial dengan motivasi belajar siswa SMAN 1 Kendari. Lebih lanjut peneliti menemukan hubungan positif antara regulasi diri pengguna media sosial dan motivasi  belajar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.608. Artinya, semakin tinggi regulasi diri pengguna media sosial, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.
PENGARUH ROHIPOLIMBA TERHADAP SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT DESA SANDANG PANGAN KECAMATAN SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN (1938-2017) Salima, Fitri; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v3i2.13184

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Apa latar belakang munculnya Rohipolimba terhadap sistem kepercayaan masyarakat Desa Sandang Pangan Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan? 2) Bagaimana eksistensi Rohipolimba terhadap sistem kepercayaan masyarakat Desa Sandang Pangan Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan? 3) Apa pengaruh Rohipolimba terhadap sistem kepercayaan masyarakat Desa Sandang Pangan Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan? 4) Apa faktor penyebab terjadinya pergeseran Rohipolimba terhadap sistem kepercayaan masyarakat Desa Sandang Pangan Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Heuristik (Pengumpulan Sumber), 2) Verifikasi (Kritik Sumber), 3) Historiografi (Penulisan Sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Latar belakang munculnya Rohipolimba merupakan sistem kepercayaan pra-Islam Dimana masyarakat Buton mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme), adanya pengaruh Hindu dan dalam perkembangan mengalami sinkritisasi antara kepercayaan sebelum Islam dengan kepercayaan setelah Islam masih berlangsung utamanya kepercayaan Reinkarnasi atau Rohipolimba yang berlangsung sejak abad ke-15 M sampai abad ke 19 M. 2) Eksistensi Rohipolimba masyarakat Desa Sandang Pangan mengalami alkuturasi dengan kebudayaan Buton pra-Islam kepercayaan itu terbentuk di bawah pengaruh Hindu dan islam dalam Rohipolimba terkandung dalam sufisme yang dibawah ke Buton dan penyebarannya sampai ke Desa termaksud Desa Sandang Pangan. 3) Pengaruh Rohipolimba masyarakat Desa Sandang Pangan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga masyarakat meyakini dengan adanya kepercayaan ini menjadi sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu hingga kini. 4) Faktor penyebab terjadinya pergeseran Rohipolimba masyarakat Desa Sandang Pangan yaitu kurangnya pendidikan dan kurangnya pemahaman terhadap agama. Kata Kunci: Pengaruh, Rohipolimba, Sistem Kepercayaan ABSTRACT: The main problems examined in this study are: 1) What is the background of the emergence of Rohipolimba on the community trust system of Sandang Pangan Village, Sampolawa District, South Buton Regency? 2) What is the existence of Rohipolimba on the community trust system of Sandang Pangan Village, Sampolawa District, South Buton Regency? 3) What is the influence of Rohipolimba on the community trust system of Sandang Pangan Village, Sampolawa District, South Buton Regency? 4) What are the factors causing the Rohipolimba shift towards the community trust system in Sandang Pangan Village, Sampolawa District, South Buton Regency? The method used in this study is the historical method according to Helius Sjamsuddin with the following stages: 1) Heuristics (Collection of Sources), 2) Verification (Critical Sources), 3) Historiography (Writing History). The results showed that: 1) The background of the emergence of Rohipolimba is a pre-Islamic belief system where the Butonese know and have beliefs that is worship of ancestral spirits (animism and dynamism), the influence of Hinduism and in the development experiencing synchronization between pre-Islamic beliefs and beliefs after Islam continued its main belief was the Reincarnation or Rohipolimba which lasted from the 15th century AD to the 19th century AD 2) The existence of Rohipolimba Sandang Pangan villagers experienced alkuturation with pre-Islamic Buton culture that belief was formed under the influence of Hinduism and Islam in Rohipolimba contained in Sufism below to Buton and its spread to the village referred to as Sandang Pangan Village. 3) The influence of Rohipolimba in Sandang Pangan Village greatly influences the mindset of the community, so that the community believes that this belief has become a tradition carried out by the community since then until now. 4) Factors causing the shifting Rohipolimba Sandang Pangan Village community is lack of education and lack of understanding of religion. Keywords: Influence, Rohipolimba, Trust Systems
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GUMANANO SETELAH DITETAPKAN MENJADI DESTINASI WISATA PANTAI MUTIARA FIRA, FIRA; Barlian, Barlian; Batia, la
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i3.15672

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Gumanano? 2) Bagaimana peran pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Gumanano sebelum dan setelah ditetapkan menjadi destinasi wisata pantai? 3) Bagaimana Dampak wisata pantai terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Gumanano? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Teknik Pengumpulan Data tediri dari beberapa bagian yaitu: wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. 2) Teknik Analisis Data. 3) Validasi Data. Dalam tinjaun pustaka penulis menggunakan konsep perubahan sosial, konsep ekonomi, konsep kondisi sosial ekonomi, konsep pariwisata, dan teori perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Gumanano yaitu Perubahan Pendapatan Ekonomi, sebelum diresmikannya objek wisata pantai, Masyarakat Desa Gumanano merupakan masyarakat yang kurang mampu, dalam hal ini sebagian besar dari Masyarakat Desa Gumanano bekerja dan hanya mengandalkan pada sektor pertanian dan nelayan saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain bertani, masyarakat juga bekerja sebagai peternak. Akan tetapi, setelah adanya destinasi wisata pantai pekerjaan masyarakat menjadi bermacam-macam seperti: tukang parkir, penjual keliling, dan ada yang membuka warung makan. Dengan demikian pendapatan masyarakat menjadi meningkat; 2) Peran pemerintah daerah Buton Tengah terhadap perbaikan infrastruktur kompleks pantai maupun jalan menuju pantai memberikan dampak ekonomi yang sangat luas, perubahan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pantai tetapi juga masyarakat dari luar daerah. Perbaikan selanjutnya yang langsung dikoordinasi oleh Pemda sejak tahun 2016; 3) Dampak Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Gumanano yaitu Hubungan sosial yang menjadi lebih baik,  hubungan yang terjalin semakin baik, dikarenakan mereka sering bertemu di lokasi wisata pantai di mana hubungan antar masyarakat yang terjalin di  kawasan wisata rukun, akrab, dan semakin erat. Dampak Negatif Perubahan Sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Gumanano, munculnya kecemburuan sosial dari desa lain. Kata Kunci: Perubahan Sosial, Peran Pemerintah Daerah, Destinasi Wisata ABSTRACT The problems studied in this research are: 1) How are the socio-economic changes that occur in the village of Gumanano? 2) What is the role of the local government in encouraging the economic growth of the people of Gumanano Village before and after being designated as a coastal tourism destination? 3) How is the impact of coastal tourism on the economic growth of the people of Gumanano Village? The method used in this research is a qualitative research method with the following stages: 1) The data collection technique consists of several parts, namely: interviews, direct observation, and documentation. 2) Data Analysis Techniques. 3) Data Validation. In the literature review, the author uses the concept of social change, the concept of economy, the concept of socio-economic conditions, the concept of tourism, and the theory of social change. The results showed that: 1) The socio-economic changes that occurred in the Gumanano Village community, namely the Change in Economic Income, before the inauguration of the beach tourism object, the Gumanano Village Community was an underprivileged community, in this case most of the Gumanano Village Community worked and only relied on agriculture and fishermen sector alone to meet their daily needs. Apart from farming, people also work as breeders. However, after the existence of a beach tourism destination, the work of the community becomes diverse, such as: parking attendants, traveling sellers, and some who open food stalls. Thus the people's income will increase; 2) The role of the Central Buton regional government in repairing the infrastructure of the coastal complex and the road to the coast has a very broad economic impact, economic changes are not only felt by people around the coast but also people from outside the region. Subsequent improvements which have been directly coordinated by the Regional Government since 2016; 3) The Impact of Social and Economic Changes in the Village Community in Gumanano, namely better social relations, better relationships, because they often meet at beach tourism locations where the inter-community relations in the tourist area are harmonious, intimate, and getting closer. Negative Impact of Socio-economic Change for the people of Gumanano Village, the emergence of social jealousy from other villages.  Keywords: Social Change, Role of Local Government, Tourist Destinations
PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN PIHAK SEKOLAH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA KONTUMERE Hasraawati, Hasrawati; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v6i1.19304

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orang tua siswa terhadap anak putus sekolah di Desa Kontumere Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna; 2) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi pihak sekolah terhadap anak putus sekolah di Desa Kontumere Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna; 3) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Kontumere Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna; 4) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak putus sekolah di Desa Kontumere Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Persepsi orang tua siswa Putus sekolah dipengaruhi status sosialnya baik di lingkungan bermain maupun dalam keluarganya; 2) persepsi pihak sekolah terhadap anak putus sekolah sangat menyayangkan dengan adanya fenomena tersebut, sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran para guru kepada motivasi lebih jauh lagi akan pentingnya pendidikan; 3) Faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kurangnya motivasi anak bersekolah, tingkat kemalasan anak yang tinggi, kurangnya perhatian dan pendampingan orang tua terhadap anak, sulitnya menangkal pengaruh buruk dari sisi perkembangan teknologi, karena pembulian yang terjadi di sekolah, dan karena masalah perceraian orang tua; 4) Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi anak putus sekolah yaitu; orang tua selalu mengupayakan agar anak melanjutkan pendidikannya kembali dengan bekerjasama dengan pihak sekolah, memberikan bimbingan dan mengingatkan kepada anak tentang pentingnya pendidikan untuk menggapai cita-citanya atau untuk masa depannya, melakukan kerjasama dengan guru agar anak kembali bersekolah, memberinya efek jera karena kepada anak yang putus sekolah dengan beberapa cara seperti tidak memberikannya uang jajan, memaksanya untuk terus bekerja di rumah.
SEJARAH ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BUTON DI DESA BUTON KECAMATAN BUNGKU SELATAN KABUPATEN MOROWALI (1936-2018) Hilda, Hilda; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i4.15683

Abstract

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku selatan Kabupaten Morowali 1936-2018; 2) Untuk menjelaskan perubahan tata cara dalam pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali 1936-2018; 3) Untuk menjelaskan faktor penyebab terjadinya perubahan tata cara dalam pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali 1936-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terbagi atas tiga tahap yaitu: 1 Heuristik (pengumpulan sumber data), 2) Kritik sumber (verifikasi), dan 3) Historiografi (penulisan sejarah). Tinjauan pustaka dalam penelitian ini yakni menggunakan konsep sejarah, konsep masyarakat, konsep kebudayaan, konsep perkawinan, konsep perubahan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) proses pelaksanaan Adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: a) Lukuti, yaitu upaya untuk menjajaki dan menyelidiki hal ihwal seorang wanita yang ingin dipinang; b) Pesoloi, yaitu penjajakan ulang sebagai kelanjutan dari lukuti; c) Losa, adalah penyampaian lamaran secara resmi pihak pria kepada pihak wanita; d) Tauraka, yang terdiri dari dua macam yakni tauraka mayidi-yidi (tauraka kecil) dan tauraka maoge (tauraka besar) ; e) Kawia, adalah prosesi pelaksanaan pernikahan (akad nikah); f) Karia, adalah pesta perkawinan yang mempersandingkan  kedua mempelai di tempat yang telah disediakan; g) Jagani, adalah suatu proses dimana pengantin pria dan wanita belum dapat tinggal bersama; h) Pobongkasia, adalah bagian penghabisan dari pesta perkawinan pada hari yang keempat; i) Dingkana Umane, adalah pengantaran tas/peti pakaian atau perlengkapan rumah tangga, serta kebutuhan lain dalam rumah tangga baru; j) Landakiana Banua, yaitu kunjungan balasan dari pihak mempelai wanita ke rumah mempelai pria. 2) Perubahan pelaksanaan Adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton, yakni: a) Pemilihan jodoh (Pobaisa), melalui perjodohan (kemauan orang tua); b) Alat-alat perlengkapan adat perkawinan; c) Pemberian mahar (Boka); d) Pelaksanaan perkawinan sebelumnya hanya melalui kawin kampung, maka sekarang harus ada akad nikah berdasarkan hukum yang berlaku; e) Acara perkawinan duduk adat yang sah jarang diterapkan dan beralih ke perjamuan berdasarkan perkembangan zaman. 3) Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan proses pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton yakni: a) Faktor intern terdiri dari beberapa aspek, yaitu: pendidikan, agama, dan ekonomi dan gaya hidup, b) Faktor ekstern meliputi kemajuan teknologi, peraturan hukum, kemajuan pembangunan, dan aspek sosial-budaya. Kata Kunci: Proses, Perubahan, Faktor Penyebab, Adat Perkawinan     ABSTRACT: The objectives of this study are: 1) To explain the process of implementing the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Subdistrict, South Morowali Regency, 1936-2018; 2) To explain the change in procedures in the implementation of the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Selatan District, Morowali Regency, 1936-2018; 3) To explain the factors causing changes in procedures in the implementation of the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Selatan District, Morowali Regency, 1936-2018. The method used in this research is the historical method according to Helius Sjamsuddin which is divided into three stages, namely: 1 Heuristics (data source collection), 2) Critical sources (verification), and 3) Historiography (history writing). Literature review in this research that is using the concept of history, the concept of society, the concept of culture, the concept of marriage, the concept of cultural change. The results showed that; 1) the process of implementing the customary marriage of the Buton community in Buton Village consists of the following stages: a) Lukuti, which is an effort to explore and investigate the matter of a woman who wants to be married; b) Pesoloi, which is a re-assessment as a continuation of the lukuti; c) Losa, is the formal submission of applications from men to women; d) Tauraka, which consists of two kinds namely tauraka mayidi-yidi (small tauraka) and tauraka maoge (large tauraka); e) Kawia, is a procession of marriage (marriage contract); f) Karia, is a wedding party that matches the bride and groom in the provided place; g) Jagani, is a process where the bride and groom cannot live together yet; h) Pobongkasia, is the last part of the wedding on the fourth day; i) Dingkana Umane, is the delivery of bags / crates of clothing or household equipment, as well as other needs in new households; j) Landakiana Banua, which is a reciprocal visit from the bride to the bridegroom's house. 2) Changes in the implementation of Indigenous marriages of Buton people in Buton Village, namely: a) Selection of marriage mates (Pobaisa), through matchmaking (the wishes of parents); b) Customary marriage equipment; c) Provision of dowry (Boka); d) The previous marriage was only carried out through village marriage, so now there must be a marriage contract based on applicable law; e) Legitimate traditional seated marriages are rarely implemented and turn to banquets based on the times. Keywords: Keywords: Process, Change, Causative Factors, Marriage Custom.
PERANAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA ANAK PEREMPUAN DI DESA KASAKA KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA (1970-2000) Farnianti, Farnianti; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i2.15462

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana bentuk-bentuk peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak perempuan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna?; (2) Bagaimana perubahan peranan pendidikan keluarga pada anak perempuan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna (1970-2000)?; dan (3) Apa saja nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendidikan keluarga pada anak perempuan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) pemilihan topik dan penetapan judul, 2) heuristik, 3) kritik sumber, 4) interpretasi, dan 5) historiografi. Hasil penelitian ini, yaitu: 1) Bentuk-bentuk peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak perempuan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna dilakukan sesuai dengan perubahan fisik dan kejiwaan manuasia yaitu: (a) saat ibu sedang mengandung anak pertama (umur 7 bulan-kelahiran) melalui pranata pendidikan kasambu, dengan diberi pembelajaran seperti mempersiapkan kelahiran serta persiapan merawat bayi sekaligus sebagai isyarat kasat mata pada janin bahwa ia bersiap memasuki alam baru yaitu alam dunia, (b) setelah kelahiran (umur 0-44 hari) melalui pranata pendidikan diazankan dan diiqamahkan, (c) pada saat penanggalan plasenta (umur 44 hari-1 tahun) melalui pranata pedindikan kampua atau aqiqah, (d) pada saat permulaan tumbuh gigi (umur 1-7 tahun) melalui pranata pendidikan sariga, (e) pada saat penanggalan (pencabutan) gigi pertama (umur 7-10 tahun) melalui pranata pendidikan kangkilo (sunatan) dan katoba (pengislaman), dan (f) saat mulai haid bagi anak perempuan (umur 15 tahun ke atas) melalui pranata pendidikan karia (pingitan); 2) Perubahan peranan pendidikan keluarga pada anak perempuan di Desa Kasaka (1970-2000) terbagi tiga periode, yaitu: (a) periode tahun 1970-1980 di Desa Kasaka masih kental sekali, mulai dari awal sampai akhir proses pelaksanaan suatu tradisi yang dijalankan masih sangat lengkap dan memenuhi fungsinya sebagai adat istiadat sekaligus penanaman nilai-nilai karakter, (b) periode 1980-1990 di Desa Kasaka pada masa ini adalah masa dimana tradisi dan budaya mulai terpengaruh dunia luar seperti terpengaruhnya perilaku dalam melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan serta menurunnya sikap perilaku sopan santun dan kejujuran, (c) periode 1990-2000  di Desa Kasaka pada masa ini tradisi sangat jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana sebagian tradisi dan budaya sudah tidak dilakukan lagi dan sebagiannya dianggap hanya formalitas dalam kehidupan bermasyarakat; 3) Nilai-nilai karakter  yang ditanamkan dalam pendidikan keluarga pada anak perempuan di Desa Kasaka yaitu nilai religius (agama), kejujuran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,  peduli sosial, dan tanggung jawab. Kata Kunci: Pendidikan, Bentuk-Bentuk, Peran, Nilai    ABSTRACT: The problems in this study are: (1) What are the forms of family roles in instilling character values in girls in Kasaka Village, Kabawo District, Muna Regency ?; (2) How is the change in the role of family education for girls in Kasaka Village, Kabawo District, Muna Regency (1970-2000) ?; and (3) What are the character values instilled in family education in girls in Kasaka Village, Kabawo District, Muna Regency? The method used in this research is the historical the stages are as follows: 1) topic selection and title determination, 2) heuristics, 3) source criticism, 4) interpretation, and 5) historiography. The results of this study are: 1) The forms of family roles in instilling character values in girls in Kasaka Village, Kabawo District, Muna Regency are carried out in accordance with the physical and psychological changes of humans, namely: (a) when the mother is pregnant with the first child (age 7 months of birth) through kasambu educational institutions, by being given lessons such as preparing for birth and preparing to care for the baby as well as a visible signal to the fetus that it is ready to enter a new realm, namely the world, (b) after birth (age 0-44 days) through educational institutions are practiced and adhered to, (c) at the time of placental calendation (age 44 days-1 year) through the Kampua pededic system or aqiqah, (d) at the beginning of teething (aged 1-7 years) through sariga education institutions, (e ) at the time of dating (extraction) of the first tooth (age 7-10 years) through kangkilo (circumcision) and katoba (pengislaman) educational institutions, and (f) the start of menstruation for girls uan (aged 15 years and over) through karia education institutions (pingitan); 2) Changes in the role of family education in girls in Kasaka Village (1970-2000) are divided into three periods, namely: (a) the period 1970-1980 in Kasaka Village is still very strong, starting from the beginning to the end of the process of implementing a tradition that is still being carried out. is very complete and fulfills its function as customs as well as instilling character values, (b) the 1980-1990 period in Kasaka Village at this time was a time when traditions and culture began to be influenced by the outside world, such as the influence of behavior in implementing religious teachings and beliefs and decreased attitudes. the behavior of courtesy and honesty, (c) the period 1990-2000 in Kasaka Village at this time the tradition was very different from the previous year, where some traditions and cultures were no longer practiced and some were considered only formality in social life; 3) Character values instilled in family education in girls in Kasaka Village are religious values (religion), honesty, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, national spirit, love for the country, respect for achievement. friendly or communicative, peace-loving, fond of reading, caring for the environment, social care, and responsibility.  Keywords: Education, Forms, Roles, Values
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GUMANANO SETELAH DITETAPKAN MENJADI DESTINASI WISATA PANTAI MUTIARA DI KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH Fira, Fira; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v7i1.24611

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan social ekonomi, peran pemerintah daerah dan dampak wisata pantai mutiara terhadap pertumbuhan social ekonomi masyarakat desa Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Teknik Pengumpulan Data tediri dari beberapa bagian yaitu: wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. 2) Teknik Analisis Data. 3) Validasi Data. Dalam tinjaun pustaka penulis menggunakan konsep perubahan sosial, konsep ekonomi, konsep kondisi sosial ekonomi, konsep pariwisata, dan teori perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Gumanano yaitu Perubahan Pendapatan Ekonomi, sebelum diresmikannya objek wisata pantai, Masyarakat Desa Gumanano merupakan masyarakat yang kurang mampu, dalam hal ini sebagian besar dari Masyarakat Desa Gumanano bekerja dan hanya mengandalkan pada sektor pertanian dan nelayan saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain bertani, masyarakat juga bekerja sebagai peternak. Akan tetapi, setelah adanya destinasi wisata pantai pekerjaan masyarakat menjadi bermacam-macam seperti: tukang parkir, penjual keliling, dan ada yang membuka warung makan. Dengan demikian pendapatan masyarakat menjadi meningkat; 2) Peran pemerintah daerah Buton Tengah terhadap perbaikan infrastruktur kompleks pantai maupun jalan menuju pantai memberikan dampak ekonomi yang sangat luas, perubahan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pantai tetapi juga masyarakat dari luar daerah. Perbaikan selanjutnya yang langsung dikoordinasi oleh Pemda sejak tahun 2016; 3) Dampak Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Gumanano yaitu Hubungan sosial yang menjadi lebih baik,  hubungan yang terjalin semakin baik, dikarenakan mereka sering bertemu di lokasi wisata pantai di mana hubungan antar masyarakat yang terjalin di  kawasan wisata rukun, akrab, dan semakin erat. Dampak negatif  perubahan Sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Gumanano, munculnya kecemburuan sosial dari desa lain. Kata Kunci: Perubahan, peran, dampak 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA 8 SUB TEMA 3 AKU SUKA BERTUALANG KELAS 3 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG DI UPTD SD NEGERI 82 BARRU Sahidah, Sahidah; Lismayani, Angri; Barlian, Barlian
Global Journal Basic Education Vol 3 No 1 (2024): Februari
Publisher : Sains Global Institut, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35458/gjp.v3i1.1290

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dari rendahnya hasil belajar tematik siswa yaitu dari 10 siswa yang tuntas berjumlah 3 siswa (30%) dan 7 siswa 70%) tidak tuntas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tematik dengan penggunaan media pembelajaran teka-teki silang. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini dilakukan dua siklus, setiap siklus dua pertemuan dan dua kali evaluasi. Penelitian ini melibatkan siswa kelas III UPTD SD Negeri 82 Barru sebanyak 10 orang siswa. Tindakan ini dilakukan pada bulan Juni 2023. Hasil belajar Tematik diperoleh dari data awal dengan rata-rata 63 berkategori sedang dengan ketuntasan minimal 75. Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar 72 dengan kategori baik, dan pada siklus II hasil belajar meningkat kembali menjadi 82 berkategori sangat baik. Hasil penelitian pada siklus pertama, siswa pada saat proses pembelajaran kurang memahami cara mengisi teka-teki silang sehingga sulit menerapkannya. Tetapi pada siklus kedua, media teka-teki silang sudah dapat diterapkan secara maksimal. Ini ditandai dengan banyaknya siswa yang tuntas dalam pelajaran tematik ini. Simpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran teka-teki silang telah berhasil diterapkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar Tematik dikelas III UPTD SD Negeri 82 Barru.