Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH MULSA JERAMI PADI DAN FREKUENSI WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Rima Putri Dewantari; Nur Edy Suminarti; Setyono Yudo Tyasmoro
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai yang maksimum yaitu dengan memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman, salah satunya adalah dengan menggunakan mulsa dimana selain dapat memperbaiki iklim mikro, mulsa juga berfungsi dapat menghambat pertumbuhan gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan frekuensi waktu penyiangan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai serta menentukan kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan waktu penyiangan gulma yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai paling tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Malang. Penelitian menggunakan  Rancangan Acak Kelompok sederhana, dengan menempatkan 9 perlakuan yaitu M0 : tanpa mulsa + tanpa disiang; M1 : mulsa jerami tanpa dicacah + tanpa disiang; M2 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 hst; M3 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 44 hst;  M4 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur  24 dan 44 hst; M5 : mulsa jerami dicacah + tanpa disiang;  M6 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 hst;  M7 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 44 hst;  M8 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst. Kata kunci: Kedelai, Gulma, Mulsa jerami padi, Waktu penyiangan.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L.) Merr.) PADA BERBAGAI MACAM DAN WAKTU APLIKASI PESTISIDA Retno Wulan Twisty Tjahyani; Ninuk Herlina; Nur Edy Suminarti
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edamame merupakan jenis kacang-kacang-an yang bijinya lebih besar dan rasa lebih manis, dibanding kacang kedelai biasa. Untuk mencapai produksi edamame yang berkesinambungan diperlukan tingkat pe-ngelolaan tanaman secara intensif yang dapat didekati melalui upaya penekanan terhadap serangan hama dan penyakit. Penelitian bertujuan untuk menentukan jenis dan waktu aplikasi pestisida yang te-pat pada tanaman edamame. Penelitian di-laksanakan di Desa Kepuharjo, Karang-ploso, Malang pada bulan Juli – Oktober 2013. Bahan yang digunakan adalah benih edamame varietas SPM 1, pestisida Nabati, pestisida Mospilan serta pestisida Ingrofol. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan perlakuan macam pestisida sebagai petak utama (M) terdiri dari 3 taraf yaitu: M1: Pestisida Nabati; M2: Pestisida Mospilan; M3: Pestisida Ingrofol. Waktu aplikasi sebagai anak petak (T) terdiri dari 3 waktu yaitu: T1: 3 hari sekali; T2: 5 hari se-kali; T3: 7 hari sekali. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa pada komponen hasil, secara umum tanaman yang disemprot ber-bagai macam pestisida menunjukkan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan kon-trol. Adapun pertambahan hasil polong/ha untuk penggunaan macam–macam pesti-sida dibandingkan kontrol, masing-masing sebesar 60,03 % untuk pestisida Nabati, 62,58 % untuk pestisida Mospilan dan 61,27 % untuk pestisida Ingrofol. Kata kunci: Edamame, Pestisida, Waktu Aplikasi, Organisme Penganggu Tanaman.
PENGARUH KOMBINASI PROPORSI PEMUPUKAN NITROGEN DAN KALIUM PADA PERTUMBUHAN, HASIL DAN KUALITAS TANAMAN UBI JALAR (Ipomea Batatas (L.) Lamb) VARIETAS CILEMBU PADA DATARAN RENDAH Reza Widhi Pahlevi; Bambang Guritno; Nur Edy Suminarti
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Varietas Cilembu adalah salah satu diantara berbagai verietas ubi jalar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga digemari masyarakat diberbagai wilayah. Penelitian yang bertujuan: (1) untuk mempelajari pengaruh nitrogen dan kalium pada pertumbuhan dan hasil serta kualitas dari tanaman ubi jalar Cilembu DAN (2) untuk menentukan proporsi pemupukan nitrogen dan kalium pada pertumbuhan dan hasil serta kualitas dari tanaman ubi jalar Cilembu yang ditanam di daerah dataran rendah Jatikerto. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga bulan Juni 2014 di Kebun percobaan Universitas Brawijaya, yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan meliputi stek pucuk tanaman ubi jalar varietas cilembu yang telah berumur 2 bulan, pupuk kompos, pupuk N (Urea), pupuk P (SP 36) dan pupuk K (KCl). Rancangan lingkungan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok sederhana yang terdiri dari 8 perlakuan, yaitu (P0) 100% N : 100% K, (P1) 0% N : 150% K, (P2) 25% N : 125% K, (P3) 50% N : 100% K, (P4) 75% N : 75% K, (P5) 100% N : 50% K, (P6) 125% N : 25% K, dan (P7) 150% N : 0% K dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen tertinggi yaitu sebesar 36,417 ton ha-1 didapatkan pada pemberian N sebesar 82,9 % atau setara dengan 265 kg ha-1 Urea. Sedangkan pada pemupukan K, hasil panen tertinggi yaitu sebesar 37,141 ton ha-1 didapatkan pada aplikasi K sebesar 65,9 % K atau setara dengan 219,64 kg ha-1 KCl. Kata kunci: Ubi Jalar CIlembu, Dataran Rendah, Pupuk Nitrogen, Pupuk Kalium.
PENGARUH KALIUM PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas (L.) Lamb) Iin Nur Apriliani; Suwasono Heddy; Nur Edy Suminarti
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 4 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi jalar merupakan bahan pangan yang memiliki sumber karbohidrat, salah satu upaya peningkatan produktivitas ubi jalar dengan penambahan pupuk kalium (Wan-dana et al., 2012). Pemanfaatan unsur K merupakan salah satu langkah yang di-lakukan untuk meningkatkan produksi secara nyata. Penelitian yang bertujuan: untuk mempelajari pengaruh pemupukan kalium pada pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman ubi jalar, serta untuk menentukan dosis pemupukan kalium yang tepat untuk kedua varietas ubi jalar agar dapat dicapai pertumbuhan dan hasil umbi yang tinggi. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 hingga bulan Agustus 2014 di Dusun Bulakunci, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Bahan yang digunakan meliputi stek pucuk tanaman ubi jalar varietas Orange madu dan varietas Ayamurasaki yang telah berumur 2 bulan, pupuk N (Urea), pupuk P (SP-36) dan pupuk K (KCl). Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan perlakuan macam varietas sebagai petak utama, terdiri dari 2 macam yaitu: varietas Orange madu (V1) dan varietas Ayamurasaki (V2). Macam dosis pupuk  Kalium sebagai anak petak terdiri dari 5 level yaitu: Kontrol (tanpa pemupukan kalium) (K0) , 70 kg K2O ha-1 setara 117,00 kg KCl ha-1 (K1), 140 kg K2O ha-1 setara 234,00 kg KCl ha-1 (K2), 211 kg K2O ha-1 setara 351,00 kg KCl ha-1 (K3) dan 281 kg K2O ha-1 setara 468,00 kg KCl ha-1 (K4). Berdasarkan hasil analisis usaha tani, penggunaan pupuk kalium dosis  211 kg K2O ha-1 adalah lebih efisien, dengan nilai B/C ratio tertinggi yaitu varietas Orange ma-du sebesar 0,76 dan varietas Ayamurasaki sebesar 0,88.
PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Retno Wulandari; Nur Edy Suminarti; Husni Thamrin Sebayang
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman bawang merah ialah dengan kombinasi penggunaan jarak tanam dan frekuensi penyiangan gulma. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan frekuensi penyiangan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum). Penelitian ini telah dilaksana- kan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada bulan Juli-Oktober 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 12 perlakuan dan diulang 3 kali sehingga total petak percobaan adalah 36 petak. Perlakuan yang digunakan ialah P1 = Jarak tanam 20 cm x 15cm, tanpa disiang; P2 = Jarak tanam 20 cm x 15 cm, disiang 1 kali umur 15 hst; P3 = Jarak tanam 20 cm x 15 cm, disiang 2 kali umur 15, 30 hst; P4 = Jarak tanam 20 cm x 15 cm, disiang 3 kali umur 15, 30, 45 hst; P5 = Jarak tanam 20 cm x 20 cm, tanpa disiang; P6 = Jarak tanam 20 cm x 20 cm, disiang 1 kali umur 15 hst; P7 = Jarak tanam 20 cm x 20 cm, disiang 2 kali umur 15, 30 hst; P8 = Jarak tanam 20 cm x 20 cm, disiang 3 kali umur 15, 30, 45 hst; P9 = Jarak tanam 20 cm x 25 cm, tanpa disiang; P10 = Jarak tanam 20 cm x 25 cm, disiang 1 kali umur 15 hst; P11 = Jarak tanam 20 cm x 25 cm, disiang 2 kali umur 15, 30 hst; P12 = Jarak tanam 20 cm x 25 cm, disiang 3 kali umur 15, 30, 45 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 20 cm x 25 cm yang disertai dengan penyiangan 3 kali pada umur 15, 30, dan 45 hst menunjukkan hasil yang lebih baik pada panjang tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, bobot segar umbi, bobot kering umbi, bobot segar total tanaman dan hasil panen.
STUDI TENTANG APLIKASI KOMPOS UB PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) YANG DITANAM DI LAHAN KERING PADA MUSIM KEMARAU Muhammad Nagano; Sunaryo Sunaryo; Nur Edy Suminarti
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok tanaman dari umbi-umbian seperti tanaman talas memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan alternatif yang sehat dan aman. Akan tetapi produksi umbi talas pada lahan kering masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi umbi talas pada lahan kering dengan aplikasi bahan organik. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh tingkat pemupukan kompos UB pada pertumbuhan dan hasil tanaman talas dilahan kering dan menentukan tingkat pemupukan kompos UB yang optimum pada tanaman talas. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei – November 2014 di dusun Jetak Lor, desa Mulyoagung, Dau, Malang. Bahan yang digunakan ialah bibit tanaman talas varietas Antiquorum dan kompos UB. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang menempatkan dosis kompos UB sebagai perlakuan, terdiri dari 6 taraf yaitu: 0% (0 ton ha-1), 25% (1,51 ton ha-1), 50% (3,02 ton ha-1), 75% (4,53 ton ha-1), 100% (6,05 ton ha-1) dan 125% (7,56 ton ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen per hektar yang lebih tinggi didapatkan pada aplikasi kompos UB dengan dosis 125%, yaitu sebesar 12,77 ton ha-1.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) Adwar Ardhi Pradana; Nur Edy Suminarti; Bambang Guritno
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biji kedelai telah lama dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, seperti tahu, kecambah, susu kedelai dan lain-lain. Berdasarkan data BPS (2013) saat ini konsumsi kedelai per tahun mencapai 26 juta ton, dan produksi nasional hanya mencapai 600-800 ton.  Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi ialah dengan persiapan lahan dengan baik contohya dengan olah tanah yang tepat dan penggunaan mulsa organik yang tepat. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan tingkat ketebalan mulsa pada tanaman kedelai. Penelitian  dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Januari 2014 di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasi terletak pada ketinggian 600 m dpl dengan suhu rata-rata  antara 23 - 28ºC. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan tiga kali ulangan. Sistem olah tanah (S) ditempatkan sebagai petak utama yang terdiri dari 3 macam, yaitu: S0 = Tanpa Olah Tanah; S1 = Olah Tanah Minimum; S2 = Olah Tanah Sempurna Sedangkan Anak petak adalah Tingkat ketebalan mulsa jerami (T) yang terdiri dari 3 taraf; T0 = Tanpa Mulsa; T1 = Ketebalan mulsa jerami 3 cm; T2 = Ketebalan mulsa jerami 6 cm. Dari hasil penelitian menunjukkan pengolahan tanah dan mulsa jerami menghasilkan interaksi pada komponen pertumbuhan dan yang terbaik pada olah tanah minimum yang dikombinkasikan dengan tebal mulsa jerami 3 cm. Sistem olah tanah dan ketebalan mulsa jerami tidak memberikan pengaruh pada komponen hasil dan panen kedelai kecuali pada bobot 100 biji dengan bobot sebesar 10,22 g (olah tanah minimum).
STUDI TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schoot var. Antiquorum) DI LAHAN KERING PADA MUSIM KEMARAU Bagus Harits Arga P.H.; Nur Edy Suminarti; Ariffin Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) di Indonesia, umumnya ditanam di lahan tegal atau pekarangan yang mempunyai karakteristik sama dengan lahan kering, yaitu terbatasnya tingkat ketersediaan air serta struktur tanah yang umumnya didominasi oleh liat atau debu.  Oleh karenanya, aplikasi mulsa perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat ketebalan mulsa jerami padi pada pertumbuhan dan hasil tanaman talas yang ditanam di lahan kering, dan menentukan ketebalan mulsa jerami yang tepat untuk meningkatkan hasil tanaman talas yang ditanam di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga November tahun 2014 di desa Dau, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian meliputi: meteran, timbangan analitik, termometer, termohigrometer, oven, Leaf Area Meter dan kamera. Bahan yang digunakan me-liputi: bibit talas, pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis sesuai perhitungan yang didasarkan analisis tanah dan dosis pupuk rekomendasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman talas. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 kali pengulangan. Terdapat 6 tingkat perlakuan ketebalan mulsa jerami padi: M0 (kontrol)= 0 cm; M1= 1,5 cm; M2= 3,0 cm; M3= 4,5 cm; M4= 6,0 cm; M5= 7,5 cm. Hasil penelitian aplikasi mulsa pada tingkat ketebalan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata hampir pada seluruh parameter pengamatan. Ke-untungan yang dihasilkan berturut-turut dari yang tertinggi hingga terendah dihasilkan perlakuan yang diberi ketebalan mulsa 6 cm (M4), 7,5 cm (M5), 4,5 cm (M3), 3 cm (M2), 1,5 cm (M1) dan perlakuan yang tidak diberi mulsa (M0) menghasilkan nilai R/C ratio yang terendah.
RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK KALIUM Ardiani Husadilla; Setyono Yudo Tyasmoro; Nur Edy Suminarti
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kentang varietas granola adalah salah satu bahan pangan subtitusi sumber karbohidrat yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang kebutuhannya terus meningkat tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis dan waktu aplikasi pupuk K yang tepat guna mencapai pertumbuhan tanaman kentang yang baik serta hasil yang tinggi. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014 hingga bulan Juni 2014 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, yang terletak di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan ketinggian 1700 mdpl dan suhu rata-rata 180C. Bahan yang digunakan antara lain bibit kentang Granola, pupuk N (Urea), pupuk P (SP 36) dan pupuk K (KCl). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi yang terdiri dari 5 petak utama dan 3 anak petak. Dalam petak utama terdiri dari : K1 = pupuk K dosis 357 kg K2O ha-1, K2 = pupuk K dosis 306 kg K2O ha-1, K3 = pupuk K dosis 255 kg K2O ha-1, K4 = pupuk K dosis 204 kg K2O ha-1, K5 = pupuk K dosis 153 kg K2O ha-1. Sedangkan anak petak terdiri atas 3 jenis yaitu : T1 = waktu aplikasi K saat (0 hst - 15 hst), T2 = waktu aplikasi K saat (0 hst - 30 hst) dan T3 = waktu aplikasi K saat (15 hst - 30 hst) sehingga pada percobaan terdapat 15 perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil analisis tani yang dilakukan menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk K sebanyak 306 kg K2O ha-1 adalah lebih efisien, dengan nilai B/C tertinggi yaitu sebesar 2,37.
PENGARUH WAKTU DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) Muchamad Arif Yahfi; Nur Edy Suminarti; Husni Thamrin Sebayang
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 7 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak tanaman berpotensi sebagai sumber karbohidrat, diantaranya ialah sorgum. Kebutuhan pangan yang semakin meningkat menyebabkan sorgum dapat digunakan sebagai alternatif pangan karena dalam 100 g biji sorgum terkandung protein (10-17%), lemak (2,6-45%), abu (1,6-2,2%), serat (2,5-3,5%), serta mineral seperti kalsium (150 mg), magnesium (790 mg), dan fosfor (4.210 mg). Biji sorgum juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri seperti sirup, alkohol, lilin, pati, minyak goreng, sedangkan batang dan daun sorgum digunakan sebagai pakan ternak. Banyaknya potensi sorgum menjadikan alasan untuk membudidayakan sorgum di Indonesia. Gulma menjadi salah satu kendala managemen yang dihadapi. gulma bisa menurunkan produksi sorgum sampai 20%, sehingga perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan pada saat penelitian adalah pengendalian mekanik, karena efektif dilakukan pada luasan yang sempit. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2015 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya Jatikerto, Malang. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 3 kali ulangan dengan 7 perlakuan, yaitu tanpa penyiangan (P1), penyiangan 10 hst (P2), penyiangan 10 hst + 20 hst (P3), penyiangan 10 hst + 20 hst + 30 hst (P4), penyiangan 15 hst (P5), penyiangan 15 hst + 30 hst (P6), dan penyiangan 15 hst + 30 hst + 45 hst (P7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 3 kali penyiangan pada umur 15 hst + 30 hst + 45 hst menunjukkan pertumbuhan dan hasil baik, karena dapat meningkatkan luas daun sebesar 12,53%, bobot basah 26,54%, bobot kering total tanaman 38,44%, bobot malai 45,92% dan hasil panen 43,59%.
Co-Authors Abdul Aziiz Adwar Ardhi Pradana Agung Nugroho Agus Nurchaliq Agustin, Rema Ruska Akbar, Alfin Nur Alfaridzy, Rizky Anggriawan, Fahjar Apriliani, Iin Nur AR, Raisa Friska Ardani, Primarini Dayu Ardiani Husadilla Arga P.H., Bagus Harits Ariffin, Ariffin Arifin Arifin Ariska, Tri Aziiz, Abdul Azizah, Azizah Azizah, Nur Bagus Harits Arga P.H. Bambang Guritno Bambang Guritno Bayu, Pamungkas Budi Kusuma, Febrian Candra Choirunnisa, Adzra Chriswanto, Deby Alfian Danaparamita, Galuh Hayu Dewantari, Rima Putri Dewi, Resqiana Dewi, Tika Noviana Didik Hariyono Diyah, Sulinda Istining Eko Susanto Eko Widaryanto Elvira Ambarasti Rahmiana Febri Dwi Mulyanto Febrian Candra Budi Kusuma Febrina Dwi Pangesti Gede Bayu Surya Pradana Gita Pramudika Guntoro, Andi Yuono Heddy, Suwasono Heddy, Y.B. Suwasono Hendra, Archippus Christopher Husadilla, Ardiani Husni Thamrin Sebayang Iin Nur Apriliani Kurnia, Refri Fahmi Kurnia, Refri Fahmi Lazuardian, Faizal Achmad Manurung, Winda Karla Mariyam, Reni Medha Baskara Milladina, Shofa Haditsa Mochamad Zainal Muchamad Arif Yahfi Muhammad Nagano Mulyanto, Febri Dwi Mushoffan Prasetianto Nagano, Muhammad Natalia Devinta Suprihantono Ninuk Herlina Novelia, Riana Novrianti, Ratih Nugroho, Agung Nugroho, Agung Nugroho, Agung Nur Azizah Nurchaliq, Agus Pahlevi, Reza Widhi Pamungkas Bayu Pangesti, Febrina Dwi Pangestu, Inggil Luji Pitoyo, Alief Cahyo Pradana, Adwar Ardhi Pramudika, Gita Prayogo, Yusmani Putri, Yoladeva Anneke Rachma, Ariyadni Devi Rahmiana, Elvira Ambarasti Ratih Novriani Rehan Putra, Muhammad Reni Mariyam Retno Wulan Twisty Tjahyani Retno Wulandari Reza Widhi Pahlevi Ridho, Mochamad Nukman Ridwan, Mohamad Rima Putri Dewantari Rofiatun, Siti Safitri, Devi Anggraini Sari, Maria Yunita Sebayang, Husni Thamrin Sebayang, Husni Thamrin Setyaningsih, Nurul Setyono Yudo Tyasmoro Simangunsong, Muhammad Rakha Aditya Sisca Fajriani Sri Ngenana Br Tarigan Sudiarso Sudiarso Sudiarso, Sudiarso Sukresna, Surya Cahya Sunaryo Sunaryo Sunaryo, Sunaryo Surya Cahya Sukresna Surya Pradana, Gede Bayu Susanto, Eko Suwasono Heddy Syaifudin, Muhamad Tarigan, Sri Ngenana Br Tika Noviana Dewi Titiek Islami Tri Ariska Twisty Tjahyani, Retno Wulan Uliyah, Vika Noer Vika Noer Uliyah Widyastuti, Erlita Dian Wulandari, Retno Yahfi, Muchamad Arif Yoladeva Anneke Putri Zainal, Mochamad Zaini, Akbar Hidayatullah Zulfahmi, Hafizh