Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DPRD PROVINSI JAMBI Fitria, Dian; Sumarni, Sumarni; Hendriyaldi, Hendriyaldi
Jurnal Akuntansi, Keuangan, Perpajakan dan Tata Kelola Perusahaan Vol. 1 No. 3 (2024): Maret
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jakpt.v1i3.522

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk gambaran gaya kepemimpinan demokratis, lingkungan kerja non fisik, terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Jambi, mentahui pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Jambi, mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Jambi, dan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Objek penelitian adalah pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jambi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, dengan lokasi penelitian dilakukan di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Jambi. Populasi penelitian mencakup seluruh pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jambi, yaitu 65 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Teknik pengumpulan data melibatkan observasi, kuesioner, dan studi pustaka. Analisis data menggunakan skala Likert. Uji hipotesis melibatkan Uji T, Uji F, dan Koefisien Determinasi (R^2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis dan lingkungan kerja non fisik di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Jambi berada pada tingkat yang baik. Gaya kepemimpinan demokratis memiliki skor tinggi, menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menandakan bahwa fokus pada partisipasi karyawan dapat meningkatkan aktivitas dan loyalitas bekerja. Lingkungan kerja non fisik juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, menunjukkan bahwa keamanan dan kenyamanan di tempat kerja berkontribusi pada peningkatan kinerja. Gaya kepemimpinan demokratis dan lingkungan kerja non fisik memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat DPRD Provinsi Jambi Kata Kunci: Kepemimpinan, Demokratis, Lingkungan Kerja, Non Fisik, Kinerja Pegawai
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan TB paru di Puskesmas Kemayoran: Factors influencing treatment adherence among pulmonary tuberculosis patients at Kemayoran Community Health Center Wulandari, Reissa Amalia; Natashia, Dhea; Fitria, Dian
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 11 No. 2 (2025): JiKep | Juni 2025
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v11i2.2629

Abstract

Kepatuhan merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pengobatan Tuberkulosis (TB). Meskipun program dan pedoman pencegahan TB telah diterapkan sesuai standar nasional, tingkat ketidakpatuhan pengobatan masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan guna mengendalikan angka kejadian TB.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien dalam mengonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah pasien TB Paru yang menjalani pengobatan di Puskesmas Kemayoran. Sampel diambil secara purposive sebanyak 88 responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji Independent t-test untuk menilai hubungan antara faktor-faktor seperti pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, efikasi diri, motivasi, dan stigma dengan kepatuhan pengobatan. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan kepatuhan pengobatan (t = 2,290; p = 0,007). Sedangkan efikasi diri memiliki hubungan dengan pengetahuan, sikap, motivasi, dukungan keluarga, dan stigma diri. Efikasi diri berperan penting dalam kepatuhan pasien menjalani pengobatan TB. Kesimpulan: Dari beberapa faktor yang dikaji, hanya efikasi diri yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pengobatan. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan efikasi diri melalui intervensi terarah—seperti pendidikan kesehatan, keterlibatan keluarga, dan pengurangan stigma—merupakan strategi penting untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan TB.
Model Dukungan dalam Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi : a Scoping Review Rahmawati, Veronica Yeni; Puspasari, Jehan; Fitria, Dian
Jurnal Dunia Kesmas Vol 13, No 3 (2024): Volume 13 Nomor 3
Publisher : Persatuan Dosen Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v13i3.15664

Abstract

Pengalaman persalinan dianggap sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga menimbulkan kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Kecemasan pada ibu hamil sangat berpotensi menimbulkan depresi pada ibu hamil. Artikel ini bertujuan untuk mensintesis artikel terkait model dukungan dalam menurunkan kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan. Penelitian ini menggunakan metode scoping review untuk mengetahui model dukungan pada ibu hamil di masyarakat. Proses Pencarian menggunakan populasi, konsep dan konteks sesuai dengan tujuan penulisan melalui database PubMed, Cochrane dan SAGE Journal yang diterbitkan antara tahun 2019-2024. Proses seleksi yang dilakukan menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA) dan melakukan Critical Appraisal menggunakan The Joanna Briggs Institute checklist. Dari 1.159 didapatkan 7 artikel yang dipilih dalam review ini. Model dukungan yang dapat diterapkan pada ibu hamil dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan diantaranya dukungan pasangan, dukungan sosial, dukungan kelompok antenatal care dan dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan: Model dukungan tersebut dapat diterapkan pada ibu hamil dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan.
HUBUNGAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN TINGKAT ANSIETAS PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA Putri, Ananda Melia; Fitria, Dian; Setyaningsih, Tri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48808

Abstract

Pendahuluan: Mahasiswa pada jenjang awal perkuliahan sedang berada dalam fase peralihan dari pendidikan menengah menuju perguruan tinggi, yang kerap menimbulkan tekanan psikologis. Adaptasi terhadap lingkungan akademik dan sosial yang baru dapat menimbulkan kecemasan atau ansietas. Salah satu bentuk dukungan yang dianggap mampu mereduksi tingkat ansietas tersebut adalah dukungan dari teman sebaya. Penelitian ini dilakukan guna mengidentifikasi adanya hubungan antara dukungan teman sebaya dan tingkat ansietas pada mahasiswa tingkat pertama di STIKes RS Husada. Metode: Penelitian ini dirancang dengan desain kuantitatif melalui pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini melibatkan populasi seluruh mahasiswa tingkat pertama yang berjumlah 114 orang. Pemilihan sampel dilakukan melalui teknik simple random sampling dan diperoleh sebanyak 101 responden. Penelitian ini menetapkan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen, dan tingkat ansietas sebagai variabel dependen. Instrumen pengumpulan data menggunakan dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner dukungan teman sebaya dan kuesioner tingkat ansietas. Data yang terkumpul dianalisis melalui uji korelasi Spearman. Hasil: Temuan penelitian ini mengindikasikan adanya korelasi yang bermakna secara statistik antara dukungan teman sebaya dan tingkat ansietas (p < 0,001), dengan koefisien korelasi senilai r = -0,610. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar dukungan emosional yang berasal dari teman sebaya, maka kecenderungan mengalami ansietas menjadi lebih rendah. Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan dari teman sebaya berperan signifikan dalam membantu mahasiswa menghadapi ansietas pada awal masa perkuliahan. Meningkatkan kualitas interaksi sosial yang positif antar mahasiswa dapat dijadikan sebagai salah satu upaya dalam menunjang kesehatan mental mahasiswa baru.
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI (SELF-CONFIDENCE) PADA REMAJA PUTRI Handayani, Eka Wuri; Fitria, Dian; Setyaningsih, Tri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48809

Abstract

Pendahuluan: Masa remaja adalah periode krusial dalam pertumbuhan psikososial seseorang yang dicirikan oleh bermacam perubahan, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Pada tahap ini, pembentukan citra tubuh dan kepercayaan diri menjadi aspek penting. Persepsi negatif terhadap tubuh dapat menurunkan rasa percaya diri dan memengaruhi kesehatan mental remaja putri. Penelitian ini dilakukan guna mengkaji korelasi antara citra tubuh (body image) dan tingkat kepercayaan diri (self-confidence) pada remaja putri. Metode: Studi ini menerapkan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Yang menjadi populasi dalam studi ini ialah seluruh siswi kelas VIII yang terdaftar di SMPN 23 Jakarta., dengan sebanyak 87 responden dijadikan sampel penelitian melalui penerapan metode acak sederhana. Unsur yang berperan sebagai variabel independen dalam studi ini ialah citra tubuh, sementara itu variabel dependennya ialah kepercayaan diri. Alat ukur pengumpulan data meliputi kuesioner MBSRQ-AS untuk menilai citra tubuh dan kuesioner self-confidence untuk menilai tingkat kepercayaan diri. Data dianalisis dengan memanfaatkan metode Spearman Rank. Hasil: Temuan studi ini memperlihatkan bahwa mayoritas remaja putri mempunyai citra tubuh yang positif serta tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Uji statistik memperlihatkan adanya keterkaitan signifikan antara persepsi citra tubuh dan kepercayaan diri, dengan koefisien korelasi sebesar 0,687 dan tingkat signifikansi (p-value) 0,000. Simpulan: Ditemukan keterkaitan yang signifikan antara persepsi citra tubuh dan tingkat kepercayaan diri pada remaja putri. Individu yang mempunyai persepsi yang baik terhadap tubuhnya seringkali menunjukkan kepercayaan diri yang lebih tinggi.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGHADAPI UJIAN AKHIR SKRIPSI Widiastuti, Michelina; Fitria, Dian; Setaningsih, Tri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48810

Abstract

Penelitian yang bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal dengan tingkat stres akademik mahasiswa tingkat akhir menjadi penting, mengingat kompleksitas dan dampak signifikan dari stres ini terhadap kesehatan mental, performa akademik secara keseluruhan, dan bahkan risiko putus kuliah (drop out). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis data yang terkumpul. Populasi studi ini meliputi semua mahasiswa tingkat akhir Program Studi S1 Keperawatan STIKes RS Husada, dengan jumlah total 69 responden. Pemilihan responden dilakukan menggunakan teknik total sampling, yang bertujuan untuk memastikan representasi komprehensif dari seluruh populasi target. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang dirancang untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Analisis data kemudian dilakukan dengan menggunakan uji Spearman Rank, sebuah metode statistik non-parametrik yang sesuai untuk menguji korelasi antar variabel ordinal atau interval yang tidak memenuhi asumsi normalitas distribusi. Hasil penelitian menyoroti stres akademik sebagai masalah signifikan di kalangan mahasiswa tingkat akhir, dengan mayoritas responden melaporkan tingkat stres sedang hingga berat. Studi ini menemukan korelasi antara tingkat stres akademik dan faktor internal seperti pola pikir, kepribadian, dan keyakinan diri. Faktor eksternal seperti tekanan untuk berprestasi, dorongan status sosial, pengaruh dosen pembimbing, keterbatasan waktu, dan ketersediaan referensi juga berperan dalam meningkatkan stres. Temuan ini menekankan perlunya strategi coping yang efektif serta dukungan eksternal yang memadai untuk mengurangi stres akademik yang mahasiswa alami. Tingkat stres akademik pada mahasiswa tingkat akhir merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal.
Program GERCEP BU dalam Upaya Meningkatkan Peran Ibu dalam Optimalisasi Peran dan Fungsi Keluarga Fitria, Dian; Silalahi, Malianti; Setyaningsih, Tri; Puspasari, Jehan; Yesayas, Fendy
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1: Januari 2023
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v3i1.388

Abstract

Keluarga memiliki peranan penting didalam membangun kesehatan dan kesejahteraan sosial. Nilai, budaya, pendidikan, kesehatan, didalam msyarakat dibangun didalam keluarga. Sebaliknya permasalahan yang terjadi didalam masyarakat juga terjadi tidak terlepas dari fondasi yang dibangun didalam keluarga. Permasalahan seperti perceraian, kekerasan, NAPZA, putus sekolah, pergaulan bebas, hingga masalah kejiwaan. Peran ibu didalam keluarga yang optimal dapat meningkatkan keharmonisan dalam keluarga serta mencegah munculnya permasalahan tersebut terjadi dimasyarakat. Seorang ibu didalam keluarga yang belum mencapai tugas perkembangan dewasanya akan berdampak pada perannya didalam keluarga. peran dan fungsi keluarga yang tercapai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan peran ibu didalam keluarga adalah dengan memberikan terapi kelompok terapeutik (TKT) usia dewasa.Terapi ini merupakan salah satu terapi spesialis keperawatan jiwa, terapi menggunakan metode pemberian edukasi, dan latihan stimulasi. Terapi ini memberikan edukasi mengenai tahap tumbuh kembang psikologis dan melatih peserta TKT untuk mencapai tumbuh kembang tersebut. Adapun aspek yang dilatih adalah aspek biologis, psikoseksual, kognitif, bahasa, emosi, bahasa, kepribadian, moral, spiritual, sosial yang dikaitkan dengan peran dan tugas keluarga. Hasil pengabdian kepada masyarakat ibu telah memiliki kemampuan dasar 73% dan setelah dilakukan kegiatan TKT meningkat menjadi 95% mengalami kenaikan sebesar 22% pada ibu di wilayah RW 03 Kelurahan Pasar Baru. Dengan adanya kenaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam mengatasi masalah yang dihadapi didalam keluarga, dan terapi ini dapat dijadikan salah satu upaya dalam intervensi yang diberikan pada kegiatan posyandu, sehingga posyandu tidak hanya berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak tetapi juga orang tua dalam menjalankan peran didalam keluarga.
Penyegaran Kader Kesehatan Jiwa Sebagai Upaya Optimalisasi Program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Fitria, Dian; Setyaningsih, Tri; Puspasari, Jehan; Yeni, Veronica
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 1 No 1 (2024): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v1i1.199

Abstract

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menggambarkan adanya peningkatan tahun 2013 ke 2018 di DKI Jakarta dimana gangguan jiwa berat 1,1 permil menjadi 6.6 permil dan gangguan mental emosional 6,1 permil menjadi 10.1 permil. Kenaikan angka kejadian tersebut tidak diimbangi dengan angka pasien berobat kepelayanan kesehatan yang meningkat yaitu diangka 84.9%. dari proporsi dari angka tersebut ternyata sebesar 51.1% tidak rutin minum obat dengan berbagai alasan. Hal ini terjadi akibat kurangnya monitor yang berkelanjutan dimasyarakat oleh petugas kesehatan yang jumlahnya masih terbatas dibandingkan luas wilayah dan populasi penduduk. Kader kesehatan jiwa merupakan perpanjangan tangan utama puskesmas yang diharapkan dapat menjalankan peran monitor dalam proses recovery dimaasyarakat pada pasien jiwa. Penguatan pengetahuan dan kemampuan dalam kesehatan jiwa belum banyak diberikan kepada kader, sehingga kader demotivasi, dan lupa akan tugas serta peran yang melekat. Oleh sebab itu tujuan dari pengabdian kepada masyarakat yang diberikan ini adalah untuk memberikan motivasi kembali melalui penyegaran pengetahuan, kemampuan dalam upaya pemulihan yang berasal dari masyarakat. Penyegaran ini dilakukan selama dua hari bekerjasama dengan puskesmas kecamatan Kemayoran dengan dihadiri oleh perwakilan dari tujuh kelurahan. Hasil menunjukan bahwa (1) peningkatan pengetahuan kader sebesar 44% (2) 89% Kader telah melakukan tugas melakukan Kunjungan rumah untuk memonitor kondisi pasien kelolaan (3) teridetifikasi masalah yang paling sering ditemukan sebagai penghambat dalam menjalankan peran kader (4) pembuatan rencana tindak lanjut melalui peningkatan kapasitas kader dan peningkatan program Kerjasama lintas sektoral untuk mewujudkan pasien yang produktif dan mandiri. Abstract The Basic Health Research data from the Indonesian Ministry of Health there was an increase from 2013 to 2018 in DKI Jakarta, mental disorders increased from 1.1 per million to 6.6 per million and mental emotional disorders increased from 6.1 per million to 10.1 per million. The increase in the incidence rate was not matched by the number of patients seeking treatment at health services which increased to 84.9%. From the proportion of this figure, it turns out that 51.1% do not regularly take medication for various reasons. This occurs due to a lack of continuous monitoring in the community by health workers whose numbers are still limited compared to the area and population. Mental health cadres are the main extension of community health centers who are expected to carry out a monitoring role in the community recovery process for mental patients. Strengthening knowledge and abilities in mental health has not been given to many cadres, so cadres are demotivated and forget their inherent duties and roles. Therefore, the aim of this community service is to provide motivation again through refreshing knowledge and abilities in recovery efforts originating from the community. This activity was carried out for two days in collaboration with the Kemayoran District Health Service Center, attended by representatives from seven sub-districts. The results show that (1) increased knowledge of cadres by 44% (2) 89% of cadres have carried out the task of carrying out home visits to monitor the condition of patient management (3) identified problems that are most often found as obstacles in carrying out the role of cadres (4) making action plans continue through increasing cadre capacity and increasing cross-sectoral collaboration programs to create productive and independent patients.
Terapi Kelompok Terapeutik Lansia untuk Meningkatkan Integritas dan Kepercayaan diri Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia di Jakarta Barat Setyaningsih, Tri; Fitria, Dian; Utami, Ressa Andriyani; Rohmah, Ulfa Nur
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 1 No 1 (2024): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v1i1.207

Abstract

Proses perkembangan lanjut usia merupakan proses alamiah sesuai dengan peningkatan usia seseorang. Kondisi perubahan pada aspek biologis ini menggambarkan terjadinya penurunan pada fungsi tubuh secara fisik dan fisiologis. Peningkatan jumlah penduduk lansia memberikan konsekuensi yang tidak sederhana. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk lansia seperti, terapi life review, validasi terapi, dan terapi kelompok terapeutik lansia yang bertujuan untuk menstimulasi adaptasi aspek perubahan pada lansia terutama lansia sehat. Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) adalah terapi yang diberikan kepada sekumpulan orang yang memiliki hubungan satu sama lain, saling bergantung, dan memiliki norma-norma umum. Dengan pemberian TKT ini diharapkan dapat membantu mewujudkan lansia yang mampu adaptasi pada diri dan lingkungannya serta meningkatkan integritas dirinya. Terapi dilaksanakan selama tiga hari pembukaan, (Penjelasan modul dilanjutkan langsung terapi sesi 1 dan 2, hari kedua sesi 3 dan 4 evaluasi dan penutupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terapi kelompok terhadap integritas diri lansia, selain itu juga terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok dengan adaptasi diri lansia, dan juga dukungan panti sangat mempengaruhi keberhasilan terapi kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa TKT yang dilakukan dengan efektif sangat mempengaruhi integritas dirinya dan juga adaptasi diri lansia. Sehingga mampu meningkatkan kemampuan adaptasi diri lansia baik pada aspek fisik, koqnitif, emosional, sosial dan spiritual selain itu juga mampu memberikan perubahan dan mengembangkan tahapan Integritas Ego.
The GEMOY (GERAKAN MONITORING DEBAY): OPTIMALISASI MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMANTAUAN GERAK JANIN Rahmawati, Veronica Yeni Rahmawati; Puspasari, Jehan; Fitria, Dian
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 1 No 2 (2024): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v1i2.228

Abstract

Monitoring fetal movements in the womb is still not optimal for pregnant women. This is due to the lack of knowledge of pregnant women regarding ways or techniques to monitor fetal well-being which can be done at home or outside the home while working. The aim of this community service is to increase pregnant women's knowledge regarding monitoring fetal movements independently. The method used is an introduction to the stages of fetal development and health education to monitor fetal movements through fetal movement cards. Based on the results of the pretest and posttest questionnaires, it shows that there was an increase in participants' knowledge before being given education who had good knowledge by 5 people (33.3%) then after being given education participants who had good knowledge about monitoring and monitoring fetal movements increased by 13 people (88.6 %).  Providing face-to-face education and socializing the recording of fetal movement monitoring cards has been proven to increase pregnant women's knowledge in monitoring fetal movement.