Claim Missing Document
Check
Articles

The Influence of Intellectual Ability on Lecturers' Performance and Competencies Mochammad Munir Rachman; Ch . Menuk Sri Handayani; Sugijanto Sugijanto
Journal of Theoretical and Applied Management (Jurnal Manajemen Teori dan Terapan) Vol. 15 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmtt.v15i1.34437

Abstract

Objective: The main objective of this study is to analyze the importance of intellectual abilities in increasing the role of competence and strengthening the performance of lecturers in the management study program at a private university in Surabaya. Design/Methods/Approach: The study utilizes 200 samples obtained by distributing questionnaires to respondents. The explanatory method makes it possible to measure confirmatory factor analysis and SEM analysis to test the model.  Finding: The results indicate that intellectual ability has a significant effect on lecturer competence and indirect positive effect on performance. However, the indirect effect is less strong than its direct effect on performance. These results indicate that they have a logical, inspirational, creative, and innovative mindset in carrying out the "tri dharma”, such as education, producing scientific papers published in reputable national and international journals, publishing the results of community service, and contributing to other activities. In short, the stronger the professional competence, the higher the successful performance achieved because of the contribution of intellectual ability as an independent domain of lecturers. Originality: This is the first comprehensive study conducted at the 18 private universities in Indonesia. Therefore, it will be valuable to better understand the intellectual abilities of lecturers and improve the relationship between their performance and competence. Practical/Policy implication (optional): The success of lecturers in "tri dharma” activities is an important policy for the academic community, that characterized by their success in producing high performance, not only for individual but also for the universities. In addition, the study concludes with a location model that can be used as an important tool by university leaders in conducting their national and international business because this model can also be applied in various sectors other than the higher education sector.
PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) YANG BERJUALAN DILUAR SENTRA PKL SURABAYA Christina Menuk Sri H; - Suharyanto; Bernadeta Budi Lestari
Eco-Entrepreneur Vol 2, No 2 (2016): DESEMBER
Publisher : Eco-Entrepreneur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ee.v2i2.4360

Abstract

ABSTRAKSentra Pedagang Kaki Lima (PKL) di Surabaya merupakan perwujudan dari Peraturan Daerah Kota Surabaya No: 17 tahun 2003 tentang program Penataan dan Pemberdayaan PKL. Sampai dengan tahun 2015 sudah berdiri 42 sentra PKL. Namun demikian belum semua berfungsi sebagaimana mestinya, ada yang pengoperasiannya tidak maksimal bahkan ada yang mati suri. Disisi lain di sekitar Sentra PKL banyak PKL yang berjualan dan tidak bersedia menempati Sentra yang sudah didirikan Pemerintah Kota Surabaya melalui Departemen Koperasi dan UMKM  dengan biaya antara 1 – 2 Milyard. Untuk itu pada kesempatan ini ingin dikaji tentang karakteristik/profil PKL yang berjualan disekitar sentra PKL  dimana sentra tersebut tidak difungsikan sebagaimana mestinya.Melalui 126 responden yang diambil secara accidental sampling dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data  selanjutnya dideskripsikan didapatkan hasil bahwa pedagang kaki lima yang berjualan di luar sentra  sebagian merupakan PKL yang merasa tidak produktif berjualan di sentra karena sepi pembeli. Dengan berjualan diluar sentra akan bisa mendekati konsumen/pembeli. 74% PKL ber usia produktif  antara 25 – 45 tahun dan berjenis kelamin laki- laki, dengan  status berkeluarga. PKL merasa bahwa menjadi PKL adalah pekerjaan utama karena dengan  pendidikan  yang rendah  SD - SMA/SMK tidak akan dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan disektor formal. Dengan pengalaman kerja lebih dari 5 tahun sebagai PKL dan berbekal pada modal sendiri, setiap hari rata-rata  mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp 150.000.-. Dengan pendapatan tersebut PKL merasa sudah dapat menghidupi keluarganya, walaupun setiap hari harus mendorong gerobak untuk dibawa pulang  dan kemungkinan merasa was-was apabila ada penertiban dari pihak berwenamg karena tidak sesuai dengan Perda No : 17 tahun 2003  tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL. Hasil penelitian ini sebagai sumbang saran pada pemerintah melalui Departemen Koperasi dan UMKM  tentang penataan dan pemberdayaan sentra PKL supaya dapat  mengoptimalkan sentra yang sudah dibangun.ABSTRACTStreet vendors (PKL) in Surabaya is a manifestation of Surabaya City Regional Regulation No: 17 of 2003 concerning the Setup program and Empowerment PKL. Since 2015 has already established 42 centers of PKL. However, not everything works as it should, there is no maximum operation, even to be a dead faint. On the other hand around Sentra PKL, there is many street vendors who sell and are not willing to occupy to the centers which already established by Surabaya City Government through the Department of Cooperatives and SMEs at a cost of between 1-2 Billion. This study  examine about the characteristics / profile of street vendors who sell around the center of the street vendors.  Taken 126 respondents by accidental sampling using questionnaires, showed that the street vendors who sell outside the center is the  street vendors who feel unproductive selling at the center of street vendor. By selling outside the center will be able to approach the consumer / buyer. 74% of PKL have productive age between 25-45 years and male sex, family status. PKL feel that being street vendors is a major job due to low educational (SD - SMA / SMK) will not be able to compete for formal sector employment. With a work experience of more than 5 years as a street vendor, and armed in their own capital, every day on average, earn a net income of Rp 150.000. With that income, it was already able to support his family, even though each day had to push the cart to take home and possible misgivings if any enforcement of the autorized,  for not complying with the Regulation No: 17 of 2003 of Arrangement and Empowerment PKL. The results of this study is as suggestion towards the government through the Department of Cooperatives and SMEs about structuring and empowerment center for street vendors in order to optimize the centers that have been buil.
Penguatan Ekonomi Rumah Tangga dalam Meningkatkan Hasil Olahan Kerupuk Ikan dan Bonggolan di Desa Pengulu, Sidayu, Kabupaten Gresik Mochammad Munir Rachman; Christina Menuk Sri Handayani; Subakir Subakir; Sigid Prihantoro Utomo
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 1 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i1.7116

Abstract

Bisnis kerupuk ikan dan bonggolan yang diproduksi warga Desa Pengulu masih berjalan dengan baik meski dengan skala kecil. Bisnis Kerupuk Ikan dan Bonggolan adalah bentuk integritas suatu produk yang sama-sama memiliki nilai ekonomis, terutama untuk pemberdayaan kemandirian ekonomi keluarga. Namun, pemanfaatannya tidak mampu menghasilkan produk yang maksimal. Metode eksploratif yang dilakukan tim KKN-PPM telah membawa perubahan dan minat warga dalam mengikuti sosialisasi dan praktik dihadir sebanyak 62 peserta. Kegiatan dilakukan dari tanggal 3 Februari - 2 Maret 2020. Beberapa tahapan telah memperoleh informasi. Hasil capaian yang ditemukan bahwa peluang penjualan kerupuk ikan dan bonggolan yang sudah terdistribusi di pasaran Kota Gresik dan Surabaya Raya masih tinggi permintaannya karena daya beli konsumen meningkat, terutama pada saat memasuki bulan Ramadhan. Hal ini, direkomendasikan bahwa harapan ke depan, proses produksinya bisa dilakukan peningkatan pada kualitas produk dengan melalui diversifikasi produk, desain produk maupun kemasan produk untuk lebih kreatif dan inovatif baik melalui pengembangan strategi bersaing maupun memanfaatkan peluang dengan e-bisnis dan e-marketing atau digital marketing. Sehingga dapat menguatkan kemandirian masyarakat dan bisa meningkatkan pendapatan keluarga, sekaligus memajukan industri rumahan dalam rangka menunjang kebutuhan ekonomi rumah tangga.
OPTIMALISASI POTENSI PEREKONOMIAN HASIL PERTANIAN MELALUI STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA KERJA DESA BANJARSARI GRESIK I Made Bagus Dwiarta; Crhistina Menuk Sri Handajani; Taudlikhul Afkar; Djoko Adi Walujo; Nashrudin Latif
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 2, No 1 (2020): BUDIMAS : VOL. 02 NO. 01, 2020
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.035 KB) | DOI: 10.29040/budimas.v2i1.977

Abstract

Potensi Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dilihat dari segi ekonomi lebih cenderung pada faktor pertanian, meskipun juga terdapat tambak, kolam budidaya, serta kebuh buah-buahan. Namun masyarakat Desa banjarsari dalam perputaran perekonomiannya lebih banyak pada pertanian. Permasalahan yang ada seperti kurangnya pendidikan serta kebutuhan keluarga karena menggantungkan hidupnya dari pertanian. Maka dalam pengabdian ini dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan melalui penyuluhan mengenai strategi pengembangan tenaga kerja untuk meningkatkan perekonomian dari hasil pertanian. Kata Kunci : optimalisasi, pertanian, pengembangan tenaga kerja
CUSTOMER LOYALTY OF KANGGO RIKO COFFEE SHOP SIDOARJO Noerchoidah; Christina Menuk Handayani; Wahyu Priyanto
Journal of Applied Management and Business Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/jamb.v2i2.209

Abstract

This study examines the effect of price, product diversity, facilities, and location on customer loyalty at Kedai Kopi Kanggo Riko Sidoarjo. A total of 120 customers were used as samples in this study with incidental sampling technique. Data were analyzed using SPSS software. The results of the study describe a significant influence between price and customer loyalty, product diversity affects loyalty, facilities affect customer loyalty, location affects customer loyalty. Simultaneously price, product diversity, facilities, and location affect customer loyalty. These results provide evidence that Kedai Kopi Kanggo Riko Sidoarjo can increase customer loyalty by emphasizing price factors, product diversity, facilities, and location.
Pengaruh Harga, Tempat, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Pada Dealer Suzuki PT. Dwimitra Sejahtera Utama Sidoarjo Siti Qomariyah; Christina Menuk Srihandayani
Majalah Ekonomi Vol 20 No 2 Desember (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.17 KB)

Abstract

Di era globalisasi banyak pelaku bisnis yang menginginkan kemajuan untuk bisnisnya. Setiap orang menginginkan bisnisnya menjadi berkembang pesat dan mampu menghadapi pesaing. Karena pesaing dianggap sebagai suatu ancaman besar. Oleh karena itu setiap pelaku bisnis perlu mengantisipasi pesaing dan mampu menarik perhatian konsumen. Deminkian halnya PT. Dwimitra Sejahtera Utama Sidoarjo sebagai Dealer Suzuki senantiasa berusaha untuk dapat bersaing dipasar. Berbagai promosi dilakukan untuk dapat menarik konsumen. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikaji sejauh mana harga, tempat, promosi, dan pelayanan dapat mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor. Melalui 50 orang pembeli yang selanjutnya disebut sampel, didapatkan data dengan menggunakan kuisioner selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji penyimpangan regresi dan uji hipotesis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis diperoleh persamaan Y = 11,878 - 0,181X1 + 0,352X2 + 0,370X3 + 0,145X4 dengan R sebesar 0,536 dan R2 sebesar 0,288. Hasil Uji F diperoleh F hitung = 4,547 dengan nilai sig. = 0,004 (0,004£ 0,05), maka Ho ditolak sehingga hipotesis pengujian yang berbunyi harga, tempat, promosi dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor pada dealer Suzuki PT. Dwimitra Sejahtera Utama Sidoarjo, dapat diterima. Hasil analisis juga didapatkan variabel bebas Harga (X1) berpengaruh dominan daripada variabel lain menunjukkan angka 0,300. Memperhatikan hasil tersebut maka manjemen Suzuki PT. Dwimitra Sejahtera Utama perlu senantiasa memperhatikan fluktuasi harga dengan membandingkan harga ditempat pesaing agar dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Disamping itu juga perlu memperhatikan faktor pertimbangan keputusan pembelian lainnya selain harga yaitu tempat, promosi dan pelayanan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
PENGARUH LOKASI, HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH SURODINAWAN GRANDSITE PADA PT.DWI MULYA JAYA MOJOKERTO Heni Wijayanti; Christina Menuk Srihandayani
Majalah Ekonomi Vol 20 No 1 Juli (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.814 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi, harga, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian rumah Surodinawan Grand Site di PT. Dwi Mulya Jaya Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah 110 orang konsumen, dengan menggunakan random sampling sampel ditentukan sebanyak 52 orang konsumen. Data dikumpulkan melalui kuesioner selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil analisis didapatkan nilai Fhitung sebesar 29.784 sig pada 0.000 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara lokasi, harga, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa masing – masing variabel berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai thitung lokasi sebesar 2.095 tsig 0.0420, thitung harga 3.104 tsig 0.003, thitung kualitas produk 2.505 tsig 0.016 dan thitung promosi 2.501 tsig 0.016. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh variabel Lokasi (X1), Harga (X2), Kualitas Produk (X3) dan Promosi (X4) sebesar 71,7 persen, sedangkan sisanya 28,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Untuk itu perusahaan perlu mempertahankan kestabilan harga yang ditawarkan terutama pada item pembayaran suku bunga yang tidak terlalu tinggi, karena harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat juga dipakai sebagai acuan pengembang lain maupun pemerintah dalam mewujudkan PP No.41 tahun 1996 tentang penyediaan rumah bagi masyarakat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA STUDI KASUS PKL DI SURABAYA Cristina Menuk S Handayani; Tony Susilo Wibowo
Majalah Ekonomi Vol 21 No 2 Desember (2016)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.143 KB)

Abstract

Abstrak Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan pekerjaaan yang banyak diminati sebagian penduduk di Surabaya. Keberadaan PKL tidak selalu memerlukan pendidikan formal dan ketrampilan yang tinggi dan tidak mensyaratkan modal yang besar. Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat. Penelitian ini menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi pendapatan Pedagang Kaki Lima di Surabaya. Melalui 267 didapatkan hasil bahwa pengalaman menjual, pelayanan, kemampuan manajerial, aspek ekonomi, aspek sosial, kualitas produk, persepsi terhadap harga, lokasi, promosi, kualitas layanan, faktor psikologis, faktor sosial dan faktor pribadi berpengaruh secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang kaki lima. Sedangkan secara parsial kemampuan manajerial, aspek ekonomi, kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang kaki lima. Kata Kunci : Pedagang Kaki Lima, pengalaman menjual, pelayanan, kemampuan manajerial, aspek ekonomi, aspek sosial, kualitas produk, persepsi terhadap harga, lokasi, promosi, kualitas layanan, faktor psikologis, faktor sosial dan faktor pribadi
SHOPPING LIFESTYLE DAN STORE ENVIRONMENT PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAJU COSMIC DI SURABAYA Muhamad maftukhan; Christina Menuk Sri H
Majalah Ekonomi Vol 22 No 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.327 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Shopping Lifestyle, Store Environment terhadap keputusan pembelian baju Cosmic di Surabaya. Sampel sejumlah 120 konsumen dan diambil secara accidental sampling, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan analisis hasil uji-t diperoleh thitung variabel Shopping Lifestyle sebesar 10,361 dengan nilai sig 0,000, thitung Store Environment sebesar 3,600 dengan nilai sig 0,000,. Sedangkan pengujian secara simultan uji F diperolehsebesar 90,512 dengan nilai sig 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa Shopping Lifestyle, Store Environment berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian baju Cosmic Surabaya.
KARAKTERISTIK LULUSAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA Cristina Menuk S Handayani
Majalah Ekonomi Vol 16 No 2 (2012): Desember
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.037 KB)

Abstract

Dewasa ini program studi dituntut bukan hanya sebatas kemampuan untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang diukur secara akademik,melainkan juga melalui pembuktian akuntabilitas yang baik. Secara umum tuntutan yang diberikan masyarakat kepada perguruan tinggi meliputi jaminan kualitas (qualityassurance), pengendalian kualitas (quality control), dan perbaikan kualitas (qualityimprovement) .Untuk itu Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIPA Surabaya sebagai bagian dari perguruan tinggi perlu mengidentifikasi karakteristik lulusan dan relevansi kurikulum serta mata kuliah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, yang meliputi waktu tunggu mendapatkan pekerjaan, status pekerjaan, bidang pekerjaan , penghasilan/ gaji per bulan, cara mendapatkan pekerjaan, informasi pekerjaan yang didapatkan , relevansi latar belakang pendidikan dengan pekerjaan dan relevansi materi perkuliahan dengan pekerjaan. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan survei ditujukan pada lulusan tahun 2007-2010. Hasil pengumpulan data dengan menggunakan angket diperoleh balikan sejumlah 39 orang yang selanjutnya disebut sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan persentase kemudian di deskripsikan sebagai gambaran karakteristik lulusan program studi.Hasil penelitian diperoleh 1)Karakteristik lulusan program studi manajemen tahun 2007 – 2010 menunjukkan bahwa 64,10 persen lulusan bekerja kurang dari 6 bulan, hanya 12,82 persen lulusan yang memperoleh pekerjaan lebih dari satu tahun dimana jenis pekerjaan 66,67 persen sebagai karyawan/pegawai suatu instansi/perusahaan, 17,95 persen sebagai wiraswasta, sebagai guru 10,25 persen dan 5,13 persen berkesempatan sebagai PNS/ ABRI. Bidang pekerjaan alumni terbanyak di perusahaan bagian produksi sebesar 46,15 persen, bidang jasa 23,08 persen. Adapun penghasilan rata – rata berkisar antara 1 juta – 2 juta pada porsi yang terbesar 41,02 persen, namun demikian ada yang diatas 3 juta sebanyak 12,82 persen. Dalam mendapatkan pekerjaan terbanyak dilakukan dengan kompetisi 64,10 persen dan didapatkan informasi pekerjaan terbanyak dari rekan 41,02 persen. 2)Relevansi kurikulum dan mata kuliah dengan pekerjaan diperoleh, hasilnya cukup signifikan karena 94,87 persen alumni menyatakan sesuai latar belakang pendidikan dan 89,74 persen menyatakan materi kuliah ada relevansi dengan pekerjaan. Lulusan yang menyatakan tidak ada relevansi, mengharapkan dalam perkuliahan perlu ada penambahan waktu untuk praktek, penambahan sks untuk mata kuliah kewirausahaan dan Bahasa Inggris