Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Edukasi Inovasi Teknologi Energi Hijau (Green Energie) Bagi Siswa SMK Di Kota Lhokseumawe Suryadi, Suryadi; Putra, M. Iqbal Adhya; Mursalin, Mursalin; Ali, Muhammad; Zahari, Zahari
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 5, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan iklim global dan krisis energi mendorong perlunya transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Edukasi mengenai inovasi teknologi energi hijau menjadi langkah strategis untuk membekali generasi muda, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di beberapa SMK di Kota Lhokseumawe pada bulan April hingga Agustus, dengan tujuan meningkatkan literasi energi hijau, keterampilan teknis, serta kreativitas siswa dalam merancang solusi berbasis energi terbarukan. Metode pelaksanaan meliputi tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap pelaksanaan mencakup seminar, workshop, praktikum pembuatan prototipe sederhana (panel surya mini, turbin angin kecil, dan biodigester sederhana), kompetisi ide inovasi, serta pendampingan guru pendamping. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap konsep energi hijau, yang tercermin dari peningkatan nilai pre-test sebesar 42% menjadi 84% pada post-test. Selain itu, sebagian besar siswa berhasil menyelesaikan prototipe sederhana dan menghasilkan ide inovasi yang aplikatif, seperti lampu jalan tenaga surya dan pompa air tenaga angin. Guru pendamping juga menyatakan minat untuk mengintegrasikan materi energi hijau ke dalam pembelajaran vokasi di sekolah. Dengan demikian, kegiatan ini berhasil memberikan manfaat nyata berupa peningkatan literasi, keterampilan praktis, dan kreativitas siswa SMK, serta mendukung upaya transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.
Analisis Komunikasi antar Budaya Mahasiswa Papua dengan Masyarakat Kota Lhokseumawe: - Mubarroq, Raveal; Masriadi, Masriadi; Muchlis, Muchlis; Zahari, Zahari
Aceh Anthropological Journal Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v9i2.22875

Abstract

This study explores the dynamics of intercultural communication among Papuan students in Lhokseumawe, Aceh, a region where two contrasting cultural systems meet: the egalitarian and expressive Papuan culture and the Islamic-based Acehnese social order. Employing a qualitative approach through interviews and participant observation with seven informants, the research applies Young Yun Kim’s Integrative Theory of Cross-Cultural Adaptation to analyze stages of adjustment experienced by the students. Findings reveal a gradual intercultural communication process encompassing four major phases: culture shock, initial adjustment, active adaptation, and integration. The most salient barriers involve linguistic gaps, dress norms, and differing perceptions of religious values. Nevertheless, local peers and the academic environment play a crucial role in facilitating smoother adaptation. The Papuan students demonstrate a strong adaptive capacity, integrating local norms while preserving their cultural identity. The study highlights that successful intercultural communication in religiously governed contexts like Aceh depends largely on mutual empathy, openness, and sustained social support. Abstrak: Penelitian ini menelaah dinamika komunikasi antarbudaya mahasiswa Papua di Kota Lhokseumawe, Aceh, dalam konteks pertemuan dua sistem nilai yang berbeda: budaya Papua yang egaliter dan ekspresif dengan budaya Aceh yang berlandaskan Syariat Islam dan norma sosial yang ketat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan observasi terhadap tujuh informan, penelitian ini mengkaji tahapan adaptasi yang dialami mahasiswa Papua berdasarkan teori Integrative Cross-Cultural Adaptation dari Young Yun Kim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi lintas budaya berlangsung secara bertahap melalui empat fase utama: culture shock, penyesuaian awal, adaptasi aktif, dan integrasi. Hambatan utama muncul pada perbedaan bahasa, cara berpakaian, serta persepsi terhadap norma agama, namun interaksi dengan teman lokal dan lingkungan kampus berperan signifikan dalam mempercepat proses adaptasi. Mahasiswa Papua menunjukkan kemampuan adaptif yang tinggi dengan menginternalisasi nilai lokal tanpa kehilangan identitas budaya asal. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan komunikasi antarbudaya di wilayah berkarakter religius seperti Aceh sangat dipengaruhi oleh empati, keterbukaan, dan dukungan sosial lintas kelompok.
Implementasi Budaya dan Etika Digital Kalangan Konten Kreator dan Pemuda di Gampoeng Lancang Garam Kota Lhokseumawe Hasan, Kamaruddin; Sambo, Masriadi; Jafaruddin, Jafaruddin; Muchlis, Muchlis; Arifin, Awaludin; Zahari, Zahari; Amal, Riski
Jurnal Vokasi Vol 9, No 3 (2025): November
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v9i3.8233

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengimplementasikan serta menumbuhkan pemahaman tentang budaya dan etika digital di kalangan konten kreator dan pemuda di Gampoeng Lancang Garam, Kota Lhokseumawe. Saat ini pemuda sebagai pengguna aktif media sosial memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem digital yang beretika dan berbudaya luhur merujuk pada nilai lokal (Aceh) dan nilai-nilai keislaman. Melalui kegiatan ini, tim pengabdian melaksanakan serangkaian sosialisasi, pelatihan, dan diskusi interaktif mengenai penggunaan media digital secara bijak, pembuatan konten positif, serta penerapan nilai-nilai budaya lokal dalam aktivitas digital. Kegiatan ini melibatkan beberapa pihak sebagai narasumber utama yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi digital. Sementara itu, peserta berasal dari masyarakat Gampong Lancang Garam. Kegiatan ini dilakukan ke dalam tiga tahapan utama; pertama, pre-test kegiatan, bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan sementara peserta, kedua, kegiatan pelatihan, dan ketiga post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta pasca pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan pemahaman peserta terhadap pentingnya etika serta tanggung jawab dalam bermedia digital. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun generasi muda yang berkarakter, kreatif, dan berbudaya di ruang digital