Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Karakteristik Fisikokimia “Liang Teh Pontianak (LTP)” Rasa Sari Apel dengan Pemanis Stevia (Stevia rebaudiana) Suci, Rafika; Dewi, Yohana Sutiknyawati Kusuma; Maherawati, Maherawati
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 25 No 1 (2025)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v25i1.3501

Abstract

Liang Tea Pontianak (LTP) is a functional drink made from several herbal leaves and sucrose as a sweetener. Sucrose has a sufficiently high calorie content that a reduction in sucrose consumption is necessary. Sweetener stevia is a natural sweetener that is sweeter and lower in calories, but the stevia it contains gives the aftertase a slightly bitter taste. Apples have medium sweet and sour properties so that they can be used to add to the taste of liang tea drinks. The purpose of this study was to obtain the ratio of stevia and sucrose in the formulation of LTP apple cider flavor based on physicochemical and sensory characteristics. The design used in this study is a randomized Group Design (RAK) which consists of one factor, namely the comparison of sucrose and Stevia Sweetener (s) with 3 replications and 21 treatment units. The comparison of sucrose and stevia sweeteners is 100%:0%, 99.82%:0.18%, 99.63%:0.37%, 99.44%:0.56%, 99.23%:0.77%, 99.01%:0.99% and 98.78%:1.22%. The data obtained will be analyzed statistically by using analysis of variance. When the data show siqnificant differences, then using BNJ with the real level 5%. Liang tea apple flavor with sucrose sweetener ratio: stevia (99.01:0.99) % has the best physicochemical and sensory properties of total Acid 3.40%, antioxidant activity 49.86%, reducing sugar 14.50%, *L value 26, 83, *a of 1.90 and b* 4.30 with sensory characteristics of color 4.30 (like), aroma 3.83 (like), taste 4.1 (like) and overall preference 4.06 (like), taste 4.1 (like) and overall liking 4.06 (like).
PENGUJIAN SENSORI DARK CHOCOLATE DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH JERUK Nuraini, Utin; Maherawati, Maherawati; Hartanti, Lucky
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.93329

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia dengan potensi produksi yang tinggi. Dark chocolate adalah salah satu produk yang berasal dari olahan cokelat. Produk olahan ini memiliki nilai fungsional tinggi karena kandungan yang terdapat didalamnya. Salah satu kandungan dark chocolate yaitu sebagai antioksidan yang memiliki peran dalam menjaga kekebalan imunitas tubuh serta menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki aliran darah. Langkah efektif untuk mempertahankan kandungan yang terdapat dalam dark chocolate salah satunya yaitu dengan penambahan kulit buah jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan bubuk kulit jeruk terhadap karakteristik organoleptik dark chocolate. Bubuk kulit jeruk ditambahkan sebanyak 5% ke dalam formulasi dark chocolate, kemudian dilakukan uji sensori secara hedonik terhadap atribut warna, rasa, aroma, tekstur, dan penerimaan keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk kulit jeruk meningkatkan skor hedonik dengan nilai organoleptik terbaik pada aroma (4,37), warna (3,83), rasa (4,00), tekstur (3,70), dan penerimaan keseluruhan (3,70).
EVALUASI SENSORI DARK CHOCOLATE DENGAN PENAMBAHAN BUBUK DAUN PANDAN DENGAN METODE DESKRIFTIF Rahmayani, Vivi; Maherawati, Maherawati; Hartanti, Lucky
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.93154

Abstract

Dark chocolate merupakan jenis cokelat yang memiliki kandungan lemak kakao dan bubuk cokelat yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis cokelat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sensori dark chocolate dengan penambahan bubuk daun pandan. Dark chocolate yang digunakan berasal dari biji kakao lokal Kalimantan Barat. Bubuk daun pandan ditambahkan sebanyak 2,5% dalam formulasi. Evaluasi sensori menggunakan metode deskriptif, dilakukan oleh 30 panelis semi-terlatih menggunakan skala deskriptif 1 hingga 5 berdasarkan empat parameter: rasa, aroma, warna, dan kesukaan keseluruhan. Hasil menunjukkan bahwa penambahan bubuk daun pandan memberikan pengaruh nyata terhadap parameter aroma dan rasa, serta meningkatkan skor kesukaan keseluruhan dibandingkan dark chocolate tanpa penambahan bubuk daun pandan.
KARAKTERISTIK KIMIA PEKASAM IKAN NILA DENGAN PENAMBAHAN KULTUR TUNGGAL ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT Chaterina, Laura; Maherawati, Maherawati; Simamora, Cico Jhon Karunia
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.90831

Abstract

Fermentasi pada pekasam sampai saat ini masih dilakukan secara tradisional dengan menerapkan fermentasi spontan. Produk fermentasi secara tradisional memiliki kelemahan yaitu mutu produk yang tidak seragam, jenis mikroba yang tumbuh sangat banyak dan sulit terkontrol, populasi awal BAL yang rendah menyebabkan bakteri pembusuk tumbuh cepat mendahului pertumbuhan BAL. Kelemahan ini perlu diperbaiki untuk menghasilkan pekasam dengan mutu yang baik dan seragam, salah satunya yaitu pembuatan pekasam dalam skala laboratorium dengan penambahan kultur starter bakteri asam laktat pada proses fermentasi. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia pekasam ikan nila yang dibuat dengan penambahan isolat bakteri asam laktat kultur tunggal. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu penambahan kultur starter tunggal dengan 6 taraf perlakuan (isolat 1, isolat 2, isolat 3, isolat 4, isolat 5, dan isolat 6) dan 1 kontrol (tanpa penambahan kultur starter). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat 6 memiliki karakteristik kimia yang lebih baik dari kontrol yaitu kadar air 51,12%, kadar abu 5,85%, kadar protein 24,37%, karbohidrat 9,27% dan total asam 0,76%.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Yayan, Muhammad; Maherawati, Maherawati; Saputri, Nur Endah
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.91185

Abstract

Ketahanan pangan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi negara yang mempunyai penduduk sangat banyak seperti Indonesia.  Menurut Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan penentuan atau pengukuran ketahanan pangan dapat dilakukan dengan menilai 9 indikator. Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2020 Kabupaten Ketapang memiliki 1 kecamatan yang termasuk dalam prioritas 3. Pada tahun 2021 dan 2022, jumlah kecamatan dengan prioritas 3 di Kabupaten Ketapang meningkat menjadi dua kecamatan. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Ketapang. Data dikumpulkan melalui data sekunder yang diperoleh dari buku Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 9 indikator ketahanan pangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan empat faktor yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketahanan pangan yaitu rasio konsumsi normatif, persentase rumah tangga tanpa akses listrik, persentase rumah tangga tanpa akses air bersih, dan persentase penduduk di bawah garis kemiskinan. Rasio kunsumsi normatif peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya dan produksi pangan yang menurun akibat alih fungsi lahan sehingga ketersediaan pangannya kurang, akses listrik yang belum mencapai daerah-daerah terpencil, akses listrik yang disebabkan oleh belum meratanya PDAM, serta tingginya persentase penduduk miskin yang menempatkan Kabupaten Ketapang pada peringkat ketiga di Kalimantan Barat.  
Pemanfaatan bakteri asam laktat dari pekasam tradisional sebagai kultur starter untuk pekasam skala laboratorium : Application of lactic acid bacteria from traditional pekasam as a starter culture for laboratory-scale pekasam Maherawati, Maherawati; Tridayanti, Devi; Hartanti, Lucky; Mayasari, Eva
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 28 No 5 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(5)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i5.62718

Abstract

Pekasam is one of the traditional fish-based foods made by fermentation. Traditionally, pekasam is made by spontaneous fermentation, so it has inconsistent characteristics. This study aims to determine lactic acid bacteria (LAB) isolates from traditional pekasam as starter cultures for laboratory-scale pekasam fermentation. Traditional pekasam samples were obtained from three pekasam artisans from Sambas Regency, West Kalimantan (SB1, SB2, and SB3). The isolation of LAB from the three pekasam samples resulted in the acquisition of 34 isolates. Isolates have a round shape, flat edges, and a convex surface. Colonies found consisted of 32 milky white colonies and 2 yellowish white colonies. The isolates were gram-positive, with 31 bacillus-shaped cells and 3 coccus-shaped cells. Six LAB isolates selected from proteolytic and hemolytic testing were SB1.1, SB1.5, SB2.4, SB3.1, SB3.2, and SB3.8. Based on the proteolytic index value, three isolates (SB1.1, SB1.5, and SB2.4) were selected as starter cultures in the manufacture of laboratory-scale pekasam. The results indicated that the addition of starter culture in making pekasam had a significant effect on the ash, protein, fat, and fiber content of pekasam produced but had no effect on the moisture content of pekasam. The ash content of laboratory-scale pekasam was 7.12-7.32%, protein 12.68-13.07%, fat 5.43-8.80%, carbohydrate 6.97-10.45%, fiber 7.58-7.90%, energy 143.85-162.18 cal/100 g, and water 55.87-56.4%.
KARAKTERISTIK SENSORI COOKIES GLUTEN FREE BERDASARKAN PERBANDINGAN TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor L.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) Esalson, Dela Ogusvita; Maherawati, Maherawati; Hartanti, Lucky
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.96403

Abstract

Kebutuhan akan produk bebas gluten semakin meningkat, baik pada individu dengan intoleransi gluten maupun masyarakat umum yang menerapkan pola makan sehat. Cookies merupakan salah satu produk pangan yang potensial dikembangkan sebagai makanan bebas gluten dengan memanfaatkan bahan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sensori cookies gluten-free berbasis tepung sorgum dan tepung kacang merah. Evaluasi sensori menggunakan metode deskriptif, dilakukan oleh 30 panelis semi terlatih menggunakan skala deskriptif, 1 hingga 5 berdasarkan lima parameter : warna, tekstur, aroma, rasa, dan keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi 80% tepung sorgum dan 20% tepung kacang merah merupakan formulasi terbaik, dengan skor organoleptik tertinggi pada tekstur (4,17) dan keseluruhan (4,33), serta penerimaan baik pada warna (3,40), aroma (3,17), dan rasa (3,50). Formulasi ini diharapkan mampu menghasilkan cookies gluten-free yang disukai panelis dan memiliki potensi diterima pasar.
Effect of Fermentation Time for Cocoa Beans on the Physicochemical and Organoleptic Characteristics of Dark Chocolate Putri, Mega Carolina; Maherawati, Maherawati; Hartanti, Lucky
FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan Vol 8, No 1 (2025): May
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jft.v8i1.96418

Abstract

Suboptimal cocoa processing is one of the problems in the cocoa industry in West Kalimantan. Cocoa that is processed properly will produce high-value products in the form of dark chocolate. One of the important stages in maintaining the quality of cocoa beans in making dark chocolate is the cocoa bean fermentation process. The purpose of this study was to obtain the fermentation time of cocoa beans that produce dark chocolate with the best physicochemical and organoleptic characteristics. The research design used was a Randomized Block Design (RAK) with one factor, namely the variation of the fermentation time of cocoa beans consisting of 4 treatment levels (without fermentation, 2-day fermentation, 4-day fermentation, and 6-day fermentation). The results showed that the fermentation time of cocoa beans was 6 days, producing cocoa fat of 49.61%, non-fat cocoa solids of 16.22%, total cocoa solids of 65.84%, and a total plate count of 2.4 x 10³ colonies/g, and an organoleptic value of aroma of 4.17, an organoleptic value of color of 4.33, an organoleptic value of taste of 4.33 and an overall preference organoleptic value of 4.27.
Aktivitas Antimikroba Isolat Bakteri Asam Laktat dari Pekasam Fadilla, Annisa Ika; Maherawati, Maherawati; Fadly, Dzul
Akuatika Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i1.54049

Abstract

Pekasam merupakan produk fermentasi yang biasanya menggunakan ikan air tawar sebagai bahan baku utama lalu diinkubasi di dalam wadah tertutup. Bakteri yang dominan tumbuh dalam pekasam adalah bakteri asam laktat (BAL). BAL memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab foodborne disease. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi BAL dari pekasam ikan air tawar dan menentukan aktivitas antimikrobanya terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan parameter berupa jumlah koloni BAL, morfologi mikroskopis dan makroskopis BAL serta aktivitas antimikroba berdasarkan zona hambat BAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni BAL dalam pekasam yang difermentasi selama 7 hari antara 4,57x105-5,63x106 CFU/mL. Berdasarkan morfologinya, diperoleh 24 isolat yang mempunyai ciri-ciri sebagai BAL. Semua isolat merupakan kelompok bakteri gram positif, 12 isolat berbentuk coccus dan 12 berbentuk isolat bacill. Semua koloni berbentuk bulat dan tidak beraturan, tepian rata dan bergelombang, elevasi cembung dan rata, warna putih dan putih kekuningan. Hasil uji aktivitas antimikroba pada semua sampel menunjukkan bahwa daya hambat isolat BAL dari pekasam terhadap bakteri B. subtilis, S.aureus, E. coli, S. typhi dan P.aeruginosa.   mempunyai rata-rata diameter zona hambat <5 mm. Zona hambat tertinggi (2,69 mm) terdapat pada sampel SG3 terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan zona hambat terrendah (0,64 mm) terdapat pada sampel SG1 terhadap bakteri Pseudomonas aeurignosa.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) TERMODIFIKASI FISIK PASERANG, ALGUINA DORDIA; MAHERAWATI, MAHERAWATI; RAHARJO, DWI
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 15, No 1: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v15i1.98885

Abstract

Cookies merupakan salah satu produk pangan populer yang umumnya berbahan dasar tepung terigu, namun ketergantungan pada terigu impor mendorong perlunya pemanfaatan bahan lokal alternatif. Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) memiliki potensi besar sebagai sumber tepung karena kandungan antosianin dan antioksidannya yang tinggi, meskipun penggunaannya terbatas akibat sifat fisik tepung yang kurang sesuai. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi karakteristik sensori cookies dengan substitusi tepung ubi jalar ungu termodifikasi fisik (pregelatinisasi). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor berupa variasi rasio tepung terigu dan tepung ubi jalar ungu termodifikasi (100:0, 70:30, 60:40, 50:50, 0:100) dengan lima ulangan, sehingga diperoleh 25 unit percobaan. Evaluasi sensori menggunakan metode deskriptif, dilakukan oleh 30 panelis semi terlatih menggunakan skala deskriptif, 1 hingga 5 berdasarkan lima parameter : warna, tekstur, aroma, rasa, dan keseluruhan. Formulasi terbaik diperoleh pada 50% tepung terigu: 50 % tepung ubi jalar ungu termodifikasi dengan nilai sensori warna 2,90%, aroma 2,97%, rasa 3,53%, tekstur 3,60%, dan kesukaan keseluruhan 3,23%. Penggunaan tepung ubi jalar ungu termodifikasi dapat meningkatkan nilai fungsional cookies melalui kandungan antioksidan tinggi, sekaligus memberikan kontribusi dalam diversifikasi pangan lokal sebagai substitusi tepung terigu impor.