Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penerapan Teknologi Automatic Level Crossing Di Indonesia Imron, Nanda Ahda; Rachman, Natriya Faisal; Wirawan, Willy Artha; Aghastya, Adya
Indonesian Railway Journal Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.487 KB)

Abstract

Indonesia memiliki banyak perlintasan sebidang (Level Crossing ? LC) yang semuanya masih manual dengan performansi yang buruk. Akibatnya, sering terjadi kecelakaan. Kecelakaan ini disebabkan oleh penjaga yang telat menurunkan palang pintu, kecerobohan dan ketidaksabaran penguna jalan. Waktu tunggu yang tidak menentu pada LC menyebabkan tundaan dan antrian yang tinggi serta memicu pengguna jalan menerobos pintu LC. Di Jakarta, manual LC menyebabkan gangguan signifikan terhadap pengguna jalan; tundaan selama 158.46 detik dan antrian sepanjang 66.85 m seperti halnya dengan yang terjadi di Malang, Pasuruan dan Surakarta. Banyak negara telah menerapkan Automatic Level Crossing (ALC) dengan sukses, seperti Inggris Raya, Jepang dan Australia. ALC tidak hanya mengurangi gangguan terhadap pengguna jalan tetapi juga meminimalkan human error (khususnya bagi penjaga manual LC). Jenis ALC yang paling sesuai untuk Indonesia adalah Crossing Barrier with Obstacle Detection (CBOD). Studi ini membuktikan bahwa CBOD mampu mengurangi gangguan terhadap pengguna jalan untuk delay menjadi 125.393 detik dan queue menjadi 60.778 m. Disisi lain, untuk mengendalikan perilaku pengguna jalan perlu didukung dengan instalasi traffic calming; pita penggaduh, kanal lalu lintas dan countdown timer. Analisis B/C Ratio dalam instalasi CBOD termasuk traffic calming menghasilkan nila 1.24, dimana layak untuk diterapkan.
EVALUASI TARIF KERETA API PERINTIS DENGAN METODE ATP-WTP (STUDI KASUS: KA JENGGALA) Imron, Nanda Ahda; Aghastya, Adya
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomer 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v4i1.86

Abstract

Mojokerto dan Sidoarjo adalah dua wilayah penting di Jawa Timur yang saling terhubung sehingga terdapat kebutuhan perjalanan yang signifikan pada kedua wilayah tersebut. Kereta Api (KA) Jenggala (bersubsidi ?perintis?) adalah salah satu pilihan transportasi publik yang menghubungkan wilayah tersebut dan telah beroperasi selama 5 tahun dengan tarif Rp. 4.000,00 untuk satu kali perjalanan. Murahnya tiket subsidi yang dikenakan tersebut sangat memudahkan penumpang namun  berbanding terbalik dengan besarnya subsidi yang ditanggung negara. Studi ini penting dilakukan guna mencari titik keseimbangan sehingga dapat dilakukan penyesuaian harga tiket tidak saling membebani baik penumpang maupun kas negara. Analisis dilakukan dengan menggunakan ability to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP). Dari hasil analisis, diketahui bahwa nilai ATP adalah Rp. Rp.11.552,00. Sedangkan, nilai WTP eksisting adalah Rp.4.000,00 dan apabila dilakukan peningkatan layanan seperti pembayaran tiket baik tunai dan non-tunai, menambah frekuensi perjalanan, mengurangi waktu tempuh dan waktu tunggu serta meningkatkan ketepatan waktu dalam pemberangkatan dan kedatangan maka nilai WTP menjadi Rp.6.500,00. Sehingga, apabila sknario peningkatan layanan dilakukan maka penumpang tidak berkeberatan untuk membayar tiket seharga Rp.6.500,00
PERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN PADA JEMBATAN KERETA API KOTA MADIUN Agastya, Adya; Imron, Nanda Ahda
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomer 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v4i1.118

Abstract

Pembangunan doble track yang melintasi kota madiun tepatnya di daerah Nambangan Lor melintasi sungai Bengawan Madiun. Pada sungai tersebut terdapat bangunan jembatan baru yang berada di sebelah sisi selatanjembatan sebelumnya. Sungai bengawan pada musim penghujan mengalami debit dan banjir yang cukup besar, dampat dari banjir tersebut menyebabkan terjadinya gerusan sedimen pada sungai dan memungkinkan menggerus sedimen pada sekitaran abutment jembatan tersebut. Untuk mengurangi dampak gerusan sedimen pada abutment tersebut maka diperlukan suatu bangunan pengendali sedimen. Untuk merencanakan bangunan tersebut maka diperlukan data hujan minimal dari tiga stasiun hujan dimana hal tersebut untuk diperlukan untuk analisa hidrologi penentuan hujan rencana tahunan,banjir tahunan dan analisa hidrolika untuk penentuan dimensi bangunan tersebut. Adapun data hasil perencanaan diperoleh debuit banjir periode ulang 100 tahun sebesar 1557.992127 m3/det,kecepatan aliran 8.319945 m/det, lebar mercu peluap 3.362374m, kedalaman pondasi 2.971201 m, tebal lantai olak 2,1143 m, panjang lantai olak 16,5657 m
Penerapan Teknologi Automatic Level Crossing Di Indonesia Imron, Nanda Ahda; Rachman, Natriya Faisal; Wirawan, Willy Artha; Aghastya, Adya
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v2i2.55

Abstract

Indonesia has many Level Crossing (LC) all of which are still manual with poor performance. As a result, accidents often occur. This accident was caused by the guards who late lowered the doorstop, carelessness and impatience of road users. Erratic waiting times on LC cause delays and high queues and trigger road users to break through LC doors. In Jakarta, the LC manual causes significant disruption to road users; the delay is 158.46 seconds and the queue is 66.85 m as is the case in Malang, Pasuruan and Surakarta. Many countries have implemented Automatic Level Crossing (ALC) successfully, such as the United Kingdom, Japan and Australia. ALC not only reduces disruption to road users but also minimizes human error (especially for LC manual guards). The most suitable type of ALC for Indonesia is Crossing Barrier with Obstacle Detection (CBOD). This study proves that CBOD is able to reduce disruption to road users to delay to 125,393 seconds and queue to 60,778 m. On the other hand, to control the behavior of road users needs to be supported by the installation of traffic calming; noise band, traffic channel and countdown timer. Analysis of B / C Ratio in CBOD installations including traffic calming produces tilapia 1.24, which is feasible to apply.
Evaluasi Tarif Kereta Api Perintis Dengan Metode ATP-WTP (Studi Kasus: KA Jenggala) Imron, Nanda Ahda; Aghastya, Adya
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomer 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v4i1.86

Abstract

Mojokerto and Sidoarjo are two strategic and connected region in East Java which generate a significant travel demand. KA Jenggala (“perintis” subsidies) is one of public transport choice connected those area that has served for 5 years with rates Rp.4.000,00 per trip. The cheapness of subsidies ticket is good for pssengers but on the other hand it creates significant burden to state budget. This study aims to obtain a balance point from both sides. Using the ATP WTP method, it found that ATP value is Rp.11.552,00 and existing WTP is Rp.4.000,00. When passenger offered with the service improvement that are cash and cashless ticketing systems, frequency increase, journey and waiting time reduction and on-time performance improvement, the WTP value becomes Rp.6.500,00. The price adjustment by Rp.6.500,00 is welcomed by passenger if the service improvement implemented.
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Pada Jembatan Kereta Api Kota Madiun Agastya, Adya; Imron, Nanda Ahda
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomer 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v4i1.118

Abstract

Regarding the construction of a double track railway crossing the city of Madiun, precisely in the Nambangan Lor area, the constructions of a new bridge on the south side of the previous bridge is occured. The condition of the Bengawan river in the rainy season has a large water discharge which causes a large flood. The impact of the flood caused scours of sediment in the river and made it possible to erode the sediment around the bridge abutment. Therefore, to reduce the impact of scour sediment on the abutment, a sediment control building is needed. In order to plan this construction, we need minimum rain cycle data from three rain stations which are needed for hydrological analysis, annual rain plan determination, annual flooding and hydraulics analysis to determine the dimensions of the building. The result of this planning obtained that the flood discharge period of 100-year return is 1557,992127 m3 / sec, the flow velocity is 8.319945 m / sec, the width of the boiler light is 3,362374 m, the depth of the foundation is 2,971201 m, the thickness of the floor is 2,1143 m, and floor length is 16.5657 m.
Analisis Pemahaman dan Pelanggaran Early Warning System (EWS) terhadap Angka Kecelakaan di Perlintasan Sebidang dengan Metode Chi-Square Iswanto, Ary Putra; Imron, Nanda Ahda; Priyanto, Sapto
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v5i1.133

Abstract

The research aims to determine the understanding of EWS and the number of violations with the number of accidents in the crossing of a field that occurred at the crossing of KM 287 + 8.This type of research is a case study that is research on pre-defined subjects and objects. The number of respondents examined in this study was 360 respondents, observations were conducted against the number of violations and the number of accidents carried out during 20 days of observation and understanding of respondents, while the method of analysis used was correlational method using cross tabulation (crosstab) and pearson chisqure. The results show that understanding EWS has a very weak relationship and is in line with the accident rate at the level crossing, this shows that the higher the level of understanding of a motorist's EWS, it will be able to suppress or minimize the number of accidents that occur at level crossings that have EWS and the number violations have a moderate relationship with the number of accidents at a level crossing, this shows that the higher the number of violations, the more the number of accidents that occur.
Sosialisasi Reaktivasi Jalur Kereta Api Madiun-Slahung Ponorogo Aghastya, Adya; Astuti, Septiana Widi; Rachman, Natriya Faisal; Imron, Nanda Ahda; Sunardi, Sunardi; Adi, Wahyu Tamtomo
JPMPPI (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Vol 1 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.355 KB) | DOI: 10.37367/jpm.v1i2.176

Abstract

Reaktivasi jalur tersebut diharapkan akan meningkatkan mobilitas masyarakat antara Kota Madiun – Kabupaten Madiun – Kabupaten Ponorogo guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dalam sejarahnya, jalur kereta api tersebut sempat menjadi primadona masyarakat sampai dengan tahun 1970an. Namun pada tahun 1982, jalur tersebut dinyatakan mati karena kalah bersaing dengan moda jalan raya Terdapat 7 lokasi stasiun yang akan dilayani oleh keretaapi lintas Madiun-Slahung yaitu Stasiun Madiun, Stasiun Kanigoro, Stasiun Pagotan, Stasiun Ponorogo, Stasiun Jetis, Stasiun Balong dan Stasiun Slahung. Apabila dikaitkan dengan peta administrasi wilayah, maka setiap stasiun memiliki cakupan wilayah (catchment area) masing-masing. Stasiun Madiun memiliki cakupan wilayah Kecamatan Madiun, Stasiun Kanigoro memiliki cakupan wilayah Kecamatan Kartoharjo, Stasiun Pagotan memiliki cakupan wilayah Kecamatan Pagotan, Stasiun Ponorogo memiliki cakupan wilayah Kecamatan Ponorogo dan seterusnya. Tujuan diadakannya pengabdian masyarakat sosilaisasi reaktivasi jalur kereta api madiun-slahung ponorogo ini antara: pemahaman secara dini tentang reaktifasi jalur kereta api madiun-slahung ponorogo dan meningkatkan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam tercapainya pembangunan reaktifasi jalur kereta api madiun-slahung ponorogo.
Sosialisasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Tidak Berpalang Pintu (Studi Kasus: Desa Ngetrep, Kabupaten Madiun) Handoko, Handoko; Imron, Nanda Ahda; Malaiholo, David
JPMPPI (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Vol 1 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.182 KB) | DOI: 10.37367/jpm.v1i2.178

Abstract

Perlintasan sebidang merupakan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang dibuat sebidang. Intensitas mobilitas kendararaan dipintu perlintasan sebidang di sepanjang jalan rel pada pintu perlintasan yang melintas atau berpotongan langsung dengan jalan kereta api berpotensi menjadikan perlintasan sebidang sebagai titik rawan kecelakaan. Perlintasan sebidang tidak dijaga yang lokasinya berada di Desa Ngetrep Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun yang merupakan jalan keluar masuk menuju kearah kota madiun. Jadwal perjalanan kereta api yang cukup ramai khususnya di sore hari namun namun pada perlintasan sebidang ini tidak dilengkapi dengan portal palang pintu sehingga dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi keselamatan pada perlintasan sebidang. Sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang tidak berpalang pintu ini merupakan kegiatan edukasi kepada masyarakat untuk memberikan informasi yang dapat meningkatkan kesadaran pengguna jalan saat melintas di pintu perlintasan sebidang dan bahaya yang akan dihadapi masyarakat apabila melanggar peraturan tersebut
Upaya Meningkatkan Keselamatan Pengguna Jalan di Perlintasan Sebidang Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat Imron, Nanda Ahda; Handoko, Handoko
JPMPPI (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Vol 1 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.707 KB) | DOI: 10.37367/jpm.v1i2.183

Abstract

Perkeretaapians merupakans satus kesatuans sistems yangs terdiris atass prasarana,s sarana,s dans sumbers dayas manusia,s sertas norma,s kriteria,s persyaratan,s dan prosedurs untuks menyelengarakan tranportasi keretas api,s Selain memiliki karakteristik dan keunggulan tersebut harus memperhatikan keselamatan kereta api khususnya di perlintasan sebidang. Perlintasan sebidang merupakan lokasi yang rawan dan menjadi penyebab Potensi kecelakaaan dalam pengoperasian kereta api terutama pada perlintasan tidak di jaga. Masyarakat yang melintas di pintu perlintasan pada umumnya mengabaikan keselamatan dengan menerobos saat kereta akan melintas. Kurangnya pemahaman tentang regulasi yang berlaku di pintu perlintasan membuat pengguna jalan yang melintas dipintu perlintasan sebidang tidak berpalang pintu cenderung tidak tengok kanan dan kiri. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat merupakan kegiatan edukasi melalui pendekatan partisipasi masyarakat dalam berlalu lintas di pintu perlintasan tidak berpalang pintu. Korban kecelakaan di pintu perlintasan tidak berpalang pintu menyebabkan cacat seumur hidup tidaks hanyas berdampaks suatu hal buruks terhadaps pengguna s jalans yang menjadis korban kecelakaan,s namuns demikian jugas dapat menyebabkans efek yang buruk bagis para keluargas korban.s Berdasarkan UU No. 23s tahuns 2007s tentangs perkeretaapians dans UU No.22s tahuns 2009s tentangs lalus lintass dans angkutans jalan,s pelanggarans hukums padas perlintasans sebidangs merupakans tindaks pidanas kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatans yangs sesuais dengan arahan s pemerintahs dan ketentuan yang diatur oleh pemerintah daerah setempat dengans menggunakans masker yang standar,s menghindari kerumunan jagas jaraks dan mencuci tangan. Kegiatan diharapkan dapat membuat masyarakat sekitar sadar akan pentingnya keselamatan di pinti perlintasan tidak berpalang pintu