Mandagi, Chreisye K. F.
Unknown Affiliation

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI DESA HUMBIA KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SITARO Jacobus, Regina Mitha; Maramis, Franckie R. R.; Mandagi, Chreisye K. F.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Di Indonesia metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah metode suntik yaitu 47,96%. Di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO, terdapat 41 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dari 78 akseptor KB. Kontrasepsi suntik merupakan yang paling banyak digunakan oleh para akseptor KB karena aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai pasca persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pengetahuan dan sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan studi potong lintang. Teknik pengambilan sampel yaitu total populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil uji statistik menunjukkan variabel yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu umur (p-value = 0,044) dan pengetahuan (p-value = 0,002). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik adalah sikap (p-value = 0,517).Kata Kunci: Umur, Pengetahuan, Sikap, Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik.ABSTRACTFamily Planning Program is an effort to increase community awareness and participation through maturation of marriage age, birth arrangement, family resilience development, improvement of small family welfare, happy and prosperous. In Indonesia the most widely used method of contraception is the injection method that is 47,96%. In Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency, there were 41 people who used injectable contraceptives from 78 Family Planning acceptors. Injectable contraception is the most widely used by Family Planning acceptors because it’s safe, simple, effective and can be used postpartum. This study aims to determine the relationship between age, knowledge and attitude with the use of injectable contraceptives on family planning acceptors in Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency. This research is an analytic survey research with cross sectional study design. The sampling technique is total population. The population in this study were all women of fertile couples who used contraceptives in Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency. Data analysis was done by using Chi-Square test with 95% confidence level (α = 0,05). The result of statistical test shows that variables related to the use of injectable contraceptives are age (p-value = 0,044) and knowledge (p-value = 0,002). While variable that has not related to the use of injectable contraceptives is attitude (p-value = 0,517).Keywords: Age, Knowledge, Attitude, Use of Injectable Contraceptives.
HUBUNGAN ANTARA PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANADO Prastowo, Prully Diana; Mandagi, Chreisye K. F.; Kolibu, Febi K.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan manajemen dalam suatu organisasi adalah mengatur atau mengurus struktur organisasi manajemen sesuai dengan kehendak yang organisasi inginkan, membantu pimpinan dalam menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam organisasi tsb dan melakukan pengawasan,, akan mendapatkan pengambilan keputusan yang cepat dan baik dalam organisasi dan akan tersusun dengan baik. Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam MSDM sependapa atau berpendapatt bahwa penilaian prestasi kerja & promosi jabatan merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan proses kinerja pegawai yang bersangkutan & berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal-hal seperti potensi yang bermanfaat dan kemampuan bagi rencana karirnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peranan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dengan kinerja pegawai di rumah sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado.  Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan desain survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Waktu penelitian yang telah dilakukan dari Juni sampai September tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini yaitu staf administrasi di RS umum GMIM Pancaran Kasih Manado dengan jumlah responden 87. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisis data yaitu analisis univariat dan bivariat, menggunakan uji statistik yaitu  uji Chi- square. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan uji statistik maka diperoleh nilai p value untuk hubungan penilaian prestasi kerja dengan kinerja pegawai adalah 0,000, dan nilai p value untuk hubungan promosi jabatan dengan kinerja pegawai adalah 0,002. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara penilaian prestasi kerja dengan kinerja pegawai, dan terdapat hubungan antara promosi jabatan dengan kinerja pegawai. Kata Kunci: Penilaian Prestasi Kerja, Promosi Jabatab, Kinerja Pegawai ABSTRACTThe role of management in organization is to manage the organizational structure of management according of what the organization wants, assist the leadership to carrying out supervision and assigning the people needed in the organization, will get a quick decision making in the organization and will be structured well. In general, people who involved in human resource management, agree that performance appraisal and job promotion are important part of the entire process of performance employee concered and serves as feedback on various matters such as abbilities and potential that are useful for a career plan. The purpos of this researc is to determine a relarionship between the role of human resource management and employee performance in general hospital of GMIM Pancaran Kasih Manado. The type of this research is quanitative research with analytic survey design with a Cross Sectional approac. Time of this research was conducted from June to September 2019. The sample in this research is administrative staff at general hospital GMIM Pancaran Kasih Manado with 87 respondents. The research instrument used a questionnaire and data analysis are univariate and bivariate analysis, using statistical test is Chi-square test. The result showed based on statistical tests the p value obtained for the relationship between work performance appraisal and employee performance was 0.000, and the p value for the relationship between promotion and employee performance was 0.002. Based on this research, the conclusion is there’s a relationship between work and performance appraisal and employee performance, and there’s a relationship between job promotion and employee performance. Key word: Work Performance Appraisal, Promotion Of Position, Employee Performance
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Punuh, Maureen Irinne; Mandagi, Chreisye K. F.; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pencapaian tumbuh kembang balita pada masa Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional (potong lintang) yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 balita usia 6-12 bulan. Data dianalisis mengunakan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 82% memiliki status gizi baik berdasarkan indeks BB/U dan 15% status gizi kurang. Status gizi berdasarkan indeks BB/PB didapati 76% balita memiliki status gizi normal dan 15% memiliki status gizi kurus. Pemberian MP-ASI menunjukkan hasil sebesar 52% balita diberikan MP-ASI pertama kali pada usia yang tidak tepat. Sebesar 47% balita mendapatkan MP-ASI pertama kali di usia yang tepat yaitu mulai 6 bulan. Jumlah MP-ASI menunjukkan 71% balita diberikan MP-ASI sesuai dengan umur dan jumlahnya, Sebesar 93% MP-ASI yang diberikan pada balita tidak bervariasi. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara usia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, Tidak Terdapat hubungan antara usia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/PB, Tidak terdapat hubungan antara jumlah pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/U maupun status gizi indeks BB/PB, Tidak terdapat hubungan antara variasi pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/U, dan status gizi indeks BB/PB. Diharapkan Pengoptimalan program promosi terkait pemberian makanan pendamping ASI oleh petugas gizi maupun petugas promosi kesehatan.Kata Kunci: Pemberian MP-ASI, Status Gizi, BalitaABSTRACTComplementary feeding is one of the factor that plays an important role in the achievement of infant growth during the first thousand days of life. The purpose of this study is to analyze the relationship between complementary feeding and nutritional status of children in the area of Tuminting Public health care center. This study was a cross sectional research that design and conduct in work area of Tuminting health care center. The sample in this study was 100 children of 6-12 months. Data were analyzed using Spearman-rank test. The results on children is showed that 82% are good of nutritional status and 15% are deficient of nutritional status on weight-for-age index. Nutritional status on weight-for-height index that 76% are normal and 15% are wasting. While the complementary feeding showed 52% being given the first-time complementary food at an inappropriate age. There are 47% children get the first complementary feeding at the right age; starting from 6 months. In this study showed that 71% of children, according to the amount and their age were given complementary food. While complementary food, 93% that given to children was not vary. The conclusion is that there is a relationship between complementary feeding and the nutritional status of weight-for-age index, but there is no relationship between complementary feeding and the nutritional status of weight-for-height index. There is no relationship between the amount of complementary feeding and nutritional status of weight-for-age and weight-for-height index and there is no relationship between variation of complementary feeding with nutritional status of weight-for-age and weight-for-height index. Nutrition workers and health promotion officers are expected to optimize promotional programs that related to complementary feeding.Keywords: Complementary Feeding, Nutritional Status, Children.
GAMBARAN PENGELOLAAN ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI DI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2018 Kohar, Marisco; Mandagi, Chreisye K. F.; Korompis, Grace E. C.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Keluarga Berencana merupakan suatu kebijakan pemerintah Indonesia yang dipandangpaling efektif untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Alat dan obat kontrasepsi digunakan sebagai instrumen dalam pelayanan program keluarga berencana. Pengelolaan alat dan obat kontrasepsi menjadi faktor penting untuk   menentukan berjalannya program keluarga berencana, Dengan mengelola alat dan obat kontrasepsi, ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dapat terjangkau sehingga pelaksanaannya bisa berjalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan alat dan obat kontrasepsi yang dilakukan di BKKBN Provinsi  Sulawesi  Utara.  metode  yang  digunakan  adalah  wawancara  dan  observasi  yang dilakukan kepada pegawai yang terlibat. Dari hasil penelitian menunjukan proses penyimpanan masih belum sesuai aturan penyimpanan dan proses distribusi masih mengalami keterlambatan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, pengelolaan alat dan obat kontrasepsi di BKKBN Provinsi Sulawesi Utara, masih belum efektif dan efisien. Kata Kunci : Pengelolaan obat, BKKBN, alat kontrasepsi ABSTRACTFamily Planning Program is a policy of the Indonesian government which is seen as the mosteffective way to control the rate of population growth. Contraception tools and drugs are used as instruments in the service of family planning programs. The management of contraceptive devices and drugs is an important factor to determine the running of the family planning program. By managing contraceptive devices and drugs, the availability of contraceptive devices and drugs can be affordable so that the implementation of the family planning program can run. The purpose of this study was to find out how the process of managing contraceptive drugs and drugs was carried out in the North Sulawesi Province BKKBN. the methods used are interviews and observations made to the employees involved. From the results of the study, the storage process is still not in accordance with the rules of storage and the distribution process is still experiencing delays. Based on the results of these studies it can be concluded, the management of contraceptive devices and drugs in the North Sulawesi Province BKKBN, is still not effective and efficient. Keywords: Drug management, BKKBN, contraception
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GMIM SILOAM SONDER Ruus, Andreas Aprilio Staygers; Tucunan, Ardiansa A. T.; Mandagi, Chreisye K. F.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk tindakan medis, diaknostik serta upaya rehabilitasi. Untuk itu, perluh adanya berbagai sumber daya yang harus diatur dengan manajemen yang baik guna dapat memeberikan pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tentang adanya hubungan antara persepsi mutu jasa pelayanan dengan tingkat kepuasan pada pasien rawat jalan di rumah sakit GMIM siloam sonder. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan juli-oktober 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 81 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa  responde dengan mutu pelayanan kesehatan lebih banyak memilih kategori baik dengan persentase 53,1% dan untuk kategori kepuasan pasien lebih banyak responden memilih puas dengan persentase 75,3%, didapatkan juga  p value dengan nilai 0,004 dan odd ratio 4,975. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mutu jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di rumah sakit  GMIM siloam. Kata Kunci : Kepuasan, Mutu, Persepsi  ABSTRACTThe hospital was established to provide health services to the community in the form of medical actions, deacors and rehabilitation efforts. Therefore, there is a variety of resources that must be arranged with good management in order to provide a reliable and successful service to the community.  This study aims to know about the relationship between the perception of the quality of services with level of satisfaction on an outpatient basis in GMIM Siloam Hospital Sonder. This type of research is quantitative with a cross sectional approach method conducted in July-October 2019 with a sample number of 81 respondents. The results of the study came that the Responde with the quality of health services prefer a good category with a percentage of 53.1% and for the category of satisfaction patients more respondents choose satisfied with the percentage of 75.3%, also obtained p value with a value of 0.004 and odds ratio 4.975. So, it can be concluded that there is a significant relationship between the perception of quality of healthcare services with the level of satisfaction of an outpatient in GMIM Siloam Hospital Sonder. Keywords: satisfaction, quality, perception
GAMBARAN PERILAKU CUCI TANGAN, TEMPAT BUANG AIR BESAR (BAB) DAN PEMAKAIAN ALAS KAKI SISWA YANG TERINFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA SISWA KELAS 1 DAN 2 SD NEGERI 58 MANADO Manurung, Pebrina; Kalesaran, Angela F. C.; Mandagi, Chreisye K. F.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah salah satu masalah kesehatan global yang menjadi ancaman masyarakat dunia yang penularannya melalui tanah. Perilaku cuci tangan, tempat buang air besar dan pemakaian alas kaki merupakan beberapa faktor risiko terjadinya infeksi soil transmitted helminths. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan penyebab infeksi soil transmitted helminths (STH) inpada siswa kelas 1 dan 2 SD Negeri 58 Manado. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif-kualitatif (Mixed Methods) dan desain penelitian Sequential Explonatory. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 32 responden dengan menggunakan teknik total sampling untuk analisis kuantitatif dan sebanyak 4 narasumber untuk analisis kualitatif. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, pedoman wawancara dan alat perekam suara. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 58 Manado dan pemeriksaan feses dilakukan di laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi pada bulan Mei-September 2017. Analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa 4 siswa terinfeksi soil transmitted helminths. Berdasarkan analisis data kualitatif, didapat bahwa siswa jarang mencuci tangan sebelum makan dan jarang memakai alas kaki di rumah, serta siswa telah memakai jamban untuk buang air besar. Sarannya yaitu selalu menyediakan sabun cuci tangan di sekolah dan orangtua terus mengingatkan anaknya untuk selalu memakai alas kaki, mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah BAB dan setelah melakukan kegiatan.Kata Kunci: Infeksi Soil Transmitted Helminths, Perilaku Cuci Tangan, Tempat Buang Air Besar, Pemakaian Alas KakiABSTRACTSoil Transmitted Helminths (STH) infection is one of the global health issues which pose a threat to the societies, due to its transmission through the soil. Hand washing behavior, place to defecate and footwear usage are several contributing factors of soil transmitted helminths infection. This research was conducted to describe handwashing behavior, place to defecate and footwear usage of students infected soil transmitted helminths (STH) infection in grade 1 and 2 students of SD Negeri 58 Manado. This was descriptive study with quantitative-qualitative method s(Mixed Methods) and Sequential Explonatory research design. The number of respondents in this research were 32 respondents with the use of total sampling technique for quantitative analysis and 4 informants for qualitative analysis. The instruments used were questionnaires, interview guides and voice recorder. This research was conducted at SD Negeri 58 Manado and stool examination was conducted in Faculty of Public Health Laboratory, Sam Ratulangi University, in May-September 2017. Quantitative data analysis indicated that 4 students were infected with soil transmitted helminths. Based on qualitative data analysis, it was found that students rarely wash their hands before eating and rarely wear footwear at home, and students have been using toilet to defecate. Several recommendation for this case was to provide handwashing soap at school and parents must keep reminding their children to always wear their footwear, washing their hands with soap before meals, after defecation and after doing the activities.Keywords : Soil Transmitted Helminths Infection, Handwashing Behavior, Place to Defecate, Footwear Usage
KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP NARAPIDANA DI KLINIK KESEHATAN RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB KOTA KOTAMOBAGU Sumenda, Cristi N.; Mandagi, Chreisye K. F.; Kolibu, Febi K.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya dalam memenuhi hak-hak setiap orang yang dijamin dalam undang-undang 1945 untuk melakukan peningkatan derajat kesehatan baik perseorangan, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan. Rumah Tahanan Negara (rutan) Klas IIB Kota Kotamobagu menyediakan klinik kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada narapidana. Namun pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan belum berjalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana di klinik kesehatan rutan klas IIB Kota Kotamobagu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Rutan Klas IIB Kota Kotamobagu pada bulan Juni-Agustus 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari Pengelolah Klinik Kesehatan, Kepala Rutan Klas IIB Kota Kotamobagu, Kasubsi Pelayanan Tahanan, Penanggungjawab Klinik Kesehatan dan narapidana. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang ada di rutan hanya terdiri dari 1 orang bidan yang merupakan pegawai rutan dan 1 orang perawat yang diperbantukan dari dinas kesehatan. Sarana dan prasarana yang ada terdiri dari 1 ruangan pemeriksaan yang juga merangkap ruang kantor dan ruang pengambilan obat dengan 1 buah tempat tidur, obat-obatan, alat kesehatan dan 1 buah tabung oksigen. Pelayanan kesehatan di klinik kesehatan rutan belum memiliki aturan tertulis untuk seluruh proses kegiatan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di rutan belum berjalan maksimal dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada narapidana karena berbagai faktor seperti kurangnya tenaga kesehatan serta keterbatasan alat-alat kesehatan dan obat-obatan.Kata Kunci : Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan, Narapidana, Rumah Tahanan NegaraABSTRACTImplementation of health care is an attempt to fulfill the rights of every person are guaranteed by law in 1945 to improve health status either individuals, groups and society as a whole. State Prison (Prison) Class IIB Kotamobagu provides a health clinic to provide health services to inmates. However, the implementation of the health services provided has not been run in accordance with minimum service standards that have been set. The purpose of this study was to determine how the implementation of health care to inmates at the prison medical clinic class IIB Kotamobagu. This type of research is qualitative research. The research was conducted in State Prison Class IIB Kotamobagu in June-August 2017. The data was collected through interviews and observation documents. Informants in this study amounted to 5 comprising Business’s Health Clinic, Head of the State Prison Class IIB Kotamobagu City, Head of Custody Services, Responsible Health Clinic and prisoners. Data obtained from the primary data and secondary data. The results of this research are health workers in the crease only consists of one midwife who are employees of the crease and 1 nurse seconded from the health department. Existing facilities and infrastructure that consists of one room which also doubles examination office space and space taking the drug with 1 piece of bed, pharmaceuticals, medical devices and 1 tube of oxygen. Health care in prison health clinics do not yet have a written rule for the whole process of health service activities. Implementation of health care in prison not running optimally viewed from services provided to inmates due to various factors such as the lack of health workers as well as the limitations of medical equipment and medicines.Keywords : Implementation of Health Services, Inmates, the State Prison
ANALISIS PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS MINANGA KOTA MANADO Eman, Shearent D. P.; Mandagi, Chreisye K. F.; Tucunan, Ardiansa A. T.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas adalah upaya pemulihan kesehatan dan pelayanan pengobatan. Dalam melakukan pengobatan dan pemulihan kesehatan, memerlukan ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan dari Penelitian adalah untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai proses pelayanan kefarmasian di Puskesmas Minanga, dilihat dari aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan obat. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu rancangan penelitian kualitatif. Informan yang diperoleh dalam penelitian berjumlah 5 orang dengan menggunakan triangulasi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari pedoman wawancara, alat tulis-menulis, dan alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Minanga dilihat dari aspek penyimpanan, pencatatan dan pelaporan obat telah memenuhi standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, sementara untuk perencanaan, permintaan, penerimaan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian obat belum sesuai standar pelayanan kefarmasian. Untuk penerimaan obat tidak sesuai dengan permintaan dari Puskesmas. Sehingga dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas Minanga harus lebih ditingkatkan dan menjadi perhatian supaya dapat terlaksana sesuai dengan Permenkes mengenai Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas untuk kelancaran pelayanan kesehatan. Disarankan kepada pihak Puskesmas, agar dapat mempertahankan pelayanan kefarmasian yang sudah sesuai standar dan melakukan perbaikan bagi yang masih kurang. Kata kunci: Kefarmasian, Pelayanan, Puskesmas ABSTRACTOne of the services provided by Puskesmas is health recovery efforts and treatment services. In treatment services and health recovery, requires the availability of drugs that are in accordance with existing service needs. Pharmaceutical Services is a direct and responsible service to patients related to Pharmaceutical Preparations with the aim of achieving definite results to improve the quality of life of patients. The purpose of this research is to obtain more in-depth information out the pharmaceutical service process in Puskesmas Minanga, which is seen from the aspects of planning, demand, receipt, storage, distribution, destruction, control, recording and reporting of drugs. This type of research is a qualitative research design with a descriptive approach. Informants obtained in this study amounted to 5 people using triangulation. Data collection was conducted through interviews and direct observation. The research instrument used consisted of interview guidelines, stationery, and voice recording devices. The results showed that pharmaceutical services in Puskesmas Minanga are seen from the aspect of storage and recording and reporting of drugs that have met the pharmaceutical service standards at the Puskesmas, As for planning, demand, acceptance, distribution, destruction, control of drugs are not in accordance with pharmaceutical service standards. The receipt of the drug is not in accordance with the request from the Puskesmas. So from the results of the study, it can be concluded that pharmaceutical services in Puskesmas Minanga must be further improved and be considered so that they can be carried out in accordance with Permenkes regarding Pharmaceutical service standards at the Health Center for the smooth running of health services. It is recommended to the Puskesmas, in order to be able to maintain pharmaceutical services that are in accordance with the standards and make improvements for those who are still lacking. Keywords: Pharmaceutical, Services, Puskesmas
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI TINJAU DARI PERBEDAAN STATUS AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS SARIO DAN PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Mokobimbing, Vaykel Marshel; Mandagi, Chreisye K. F.; Korompis, Grace E. C.
KESMAS Vol 8, No 5 (2019): Volume 8, Nomor 5, Juli 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepuasan pasien adalah suatu tingkatan perasaan oleh pasien yang muncul sebagai akibat dan konsekuensi dari setiap kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien melakukan pembandingan dengan apa yang diinginkannya. Akreditasi puskesmas merupakan sebuah pengakuan terhadap suatu puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen pelaksana akreditasi yang ditetapkan oleh menteri setelah dilakukan penilaian bahwa puskesmas tersebut telah memenuhi persyaratan standar pelayanan kesehatan untuk puskesmas. Mutu jasa pelayanan adalah sesuatu yang kompleks terdiri atas lima dimensi utama yang dikenal sebagai service quality (ServQual), yaitu bukti fisik atau bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Tujuan Penelitian adalah untuk melakukan analisis tingkat kepuasan pada pasien yang di tinjau dari perbedaan status akreditasi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Sario dan Puskesmas Ranotana Weru di Kota Manado. Metode dalam penelitian adalah survei analitik dengan mempergunakan desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang). Penelitian di lakukan di Kota Manado yaitu di Puskesmas Sario dan Puskesmas Ranotana Weru dan waktu pelaksanaanya bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2019. Responden ialah yang berusia 17 tahun keatas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel di masing-masing puskesmas adalah 100. Pengumpulan data menggunakan alat kuesioner yang telah divalidasi. Analisis data yang digunakan berupa analisis univariat dan analisis bivariat. Pengolahan data yang digunakan uji Chi Square, untuk tingkatan kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan status akreditasi (p-value = 0,001). Tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Sario (terakreditasi Dasar), 42% responden puas dan untuk Puskesmas Ranotana Weru (terakreditasi Madya), 65% responden puas. Kesimpulan yaitu adanya perbedaan tingkat kepuasan pasien antara Puskesmas Ranotana Weru (terakreditasi Madya) dengan Puskesmas Sario (terakreditasi Dasar). Saran bagi Puskesmas Sario dan Puskesmas Ranotana Weru perlu untuk melakukan survei kepuasan pasien yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan, sehingga dapat mengevaluasi kinerja serta dapat memantau mutu pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien. Kata Kunci: Tingkat Kepuasan Pasien, Akreditasi Puskesmas, Mutu Pelayanan Kesehatan. ABSTRACTPatient’s satisfaction is a level of patient’s feeling that rises as an impact and consequence of any healthcare performance they got, after being compared with what they expected. The accreditation of community health center is a prove given by independent institute of accreditation organization which was set by the health  minister meaning that the it has fulfilled the health caring standard of the community health center. The service quality is a complex thing that consists of five main dimensions which known as service quality (ServQual); there are physical evidence or direct evidence, reliable, responsiveness, assurance, empathy. The purpose of this research is to analyze patient’s satisfaction level observed from health serving accreditation status difference of Sario and Ranotana Weru community health center in Manado city. This research method is an analytical survey by using cross sectional reasearch design. The study was conducted in Manado city, specifically in Sario and Ranotana Weru community health center and it was held from June to July in 2019. The respondents are 17s and older. Sampling technique in this research is by using purposive sampling technique with the total of each community health center is 100 respondents. The data was gathered by using questionaire that has been validated. This research uses  univariat analysis and bivariat analysis as data analyzation. Data processing is using Chi Square with 95% level of significance (α = 0,05). Research result shows that connection exists between the patient’s satisfaction with accreditation status (p-value = 0,001). The patient’s satisfaction in Sario community health center (base accreditate) is 42% feel satisfied and in Ranotana Weru community health center (madya acreditate) is 65%. The conclusion is, there is a difference between the patient’s satisfaction level in Ranotana Weru community (madya accreditate)  health care and Sario community health center (base accreditate). The suggestion for both community health center is that they need to do the patient’s satisfaction level survey continuously, so it would be able to evaluate the employee’s performance also able to increase the health serving quality that has been given to the patient. Keywords: Patient’s Satisfaction Level, Community Health Center Accreditation, Health Service Quality.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PESERTA MANDIRI DALAM MEMBAYAR IURAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Mokolomban, Citra; Mandagi, Chreisye K. F.; Korompis, Grace E. C.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peserta mandiri adalah mereka yang mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri sehingga ketika mereka menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) harus membayarkan iuran setiap bulannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta mandiri JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari menjalankan kuesioner kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan splikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan membayar iuran JKN Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru (p value= 0,011) dan ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan membayar iuran JKN Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado(p value= 0,023). Pihak BPJS Kesehatan diharapkan dapat melakukan sosialisasi yang lebih banyak lagi informasi tentang JKN dan pentingnya masyarakat membayar iuran JKN.Kata Kunci: Kepatuhan, Peserta Mandiri, Iuran JKN, Pendidikan, Pendapatan, PengetahuanABSTRACTIndependent participants are those who earn income from their own business so that when they become JKN participants must pay monthly fees. The purpose of this study was to determine the factors related to the compliance of independent participants in paying the National Health Insurance contribution in the work area of the Ranotana Weru Health Center. This type of research is an analytical survey with a cross-sectional design. The population in this study were all JKN independent participants in the Ranotana Weru Health Center Work Area with a sample of 100 respondents. Sampling was done by using purposive sampling method. The data in this study were obtained from running the questionnaire and then analyzed by univariate and bivariate using SPSS splices. The results showed that there was a relationship between education and compliance paying JKN Mandiri contributions in the Ranotana Weru Community Health Center Work Area (p value = 0.011) and there was a relationship between knowledge and compliance with JKN Mandiri contributions in the Ranotana Weru Community Health Center in Manado City (p value = 0.023. BPJS Health is expected to be able to conduct more information about JKN and the importance of the community to pay JKN contributions.Keywords: Compliance, Independent Participants, JKN Contribution, Education, Revenue, Knowledge