Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

THE EFFECT OF NURSING ETHICAL TRAINING ONTHE REINFORCEMENT OF NURSES’ ROLE IN ETHICAL DECISION MAKING AT PRIVATE HOSPITALS IN MEDAN ali sabela hasibuan; Jenny Marlindawani Purba
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 2 No. 4 (2019): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.312 KB) | DOI: 10.35654/ijnhs.v2i4.221

Abstract

The advancement of nursing sciences and technologies has brought impacts to nurses in providing nursing interventions. It is common for nurses to face ethical dilemma and to make ethical decisions in order to overcome challenges in nursing intervention provision. Nurses are required to have adequate knowledge and competencies in taking ethical decision. This study aims to identify the effect of nursing ethical training on the reinforcement of nurses’ role in ethical decision making. This study was a quasi-experimental research using non-equivalent control group design. The study was conducted at private hospitals in Medan City. The research samples involved 100 respondents who were divided into 2 groups, namely control group (n=50) and intervention group (n=50). The research instrument consisted of a set of questionnaire assessing the demographic data, knowledge, attitude, nurses’ action, and observation. Mann-Whitney U test was performed in data analysis. The results show that nursing ethical training has an effect on the reinforcement of nurses’ role in ethical decision making, including knowledge, attitude, and nursing intervention (U=-3.40, p<0.01; U=-5.45, p<0.00; and U=-2.07, p<0.03) between the control group and the intervention group. Keywords: nursing ethical training, ethical decision making
PENGARUH PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PASIEN MENINGGAL TERHADAP PENGKLAIMAN ASURANSI DI RSU HERNA MEDAN TAHUN 2015 Ali Sabela Hasibuan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 1 No. 1 (2016): Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surat keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang telah meninggal dunia. Surat keterangan kematian ini berisikan identitas, saat kematian, dan sebab kematian. Kewenangan penerbit surat kematian adalah Dokter yang telah diambil sumpahnya dan memenuhi syarat administrasif untuk menjalankan praktek kedokteran. Kegunaan mengapa surat kematian perlu untuk diterbitkan adalah untuk kepentingan asuransi. Ada batasan informasi dalam pengklaiman asuransi, tidak semua data kerahasian paien bisa di beri kan kepihak lain tanpa izin resmi. Yang menjadi populasi dan sampel adalah seluruh staf rekam medis yang yang berjumlah 6 orang di RSU. Herna Medan.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh surat kematian terhadap pengklaiman asuransi, populasi dan sekaligus menjadi sampel berjumlah 6 orang. Metode yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan uji kolerasi. Hasil pengaruh (r) sebesar 0,996 r determinasi, (r2) = 0,996 ,yang berarti surat kematian mempengaruhi pengklaiman asuransi di RSU Herna Medan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016 Ali Sabela Hasibuan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 1 No. 2 (2016): Vol. 1 No. 2 Tahun 2016
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penomoran nomor rekam medik yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik.Sumberdaya manusia yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya penduplikasian nomor rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian pendekatan kuntitatif.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan cross-sectional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi .Populasi sebanyak 7200 berkas rekam medis dan sampel sebanyak 720 berkas rekam medis.Sebagai responden adalah berkas rekam medis. Dari hasil penelitian diperoleh nahwa nomor rekam medis yang terjadi duplikasi sebanyak ( 1,45%) dan nomor rekam medis yang tidak terduplikasi sebanyak( 98,63%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem komputerisasi di rumah sakit umum imelda pekerja indonesia medan akan menjadi baik apabila petugas benar-benar memperhatikan kinerjanya sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan dalam penomoranrekam medis supaya pelayanan lebih maksimal.
TINJAUAN PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (IPI) MEDAN TAHUN 2016 Ali Sabela Hasibuan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 2 No. 1 (2017): Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rekam medis inaktif, berkas yang telah disimpan minimal selama 5 tahun di unit kerja rekam medis di hitung sejak tanggal terakhir pasien di layani pada sarana pelayanan kesehatan atau telah 5 tahun setelah meninggal dunia. Pelaksanaan penyusutan rekam medis inaktif mempunyai beberapa tahap, yaitu di mulai dari pemilahan dan pemindahan, penilaian, menscan, dan pemusnahan. Dari hal tersebut, peneliti melakukan observasi dengan tujuan mengidentifikasi SOP pelaksanaan penyusutan rekam medis mngidentifikasi pelaksanaan penilaian rekam medis inaktif, mengamati pengalih media rekam medis inaktif dengan menggunakan scanner, mengidentifikasi pelaksanaan pemusnahan rekam medis inaktif. Pada saat melakukan observasi di RSU Imelda Medan, ditemukan bahwa tahun 2010-2016 telah melakukan penyusutan sebanyak 1.153 yang terdiri dari 885 rekam medis rawat jalan dan 268 rekam medis rawat inap. RSU Imelda Medan sudah mempunyai SOP pemisahan rekam medis inaktif, SOP retensi rekam medis, dan SOP pemusnahan rekam medis inaktif berdasarkan SK Direktur RS, namun dalam melakukan pemindahan rekam medis inaktif, sudah tersedianya ruangan khusus untuk rekam medis inaktif. Penilaian rekam medis inaktif dilakukan oleh tim penilai berdasarkan SK Direktur RS. Dalam menscan rekam medis inaktif, petugas melakukan scan dengan menggunakan alat scanner canon, yang kualitasnya sangat bagus, dan dalam pemusnahan rekam medis inaktif berdasarkan SK Direktur RS yang dilakukan oleh pihak ke-3, yang disaksikan oleh 2 orang saksi dari RSU Imelda Medan dan 1 orang saksi dari perusahaan, tim pemusnahan di lakukan 5 orang.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT KESREM BINJAI TAHUN 2017 Ali Sabela Hasibuan; Yawi Sasmita Dewi Hasibuan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI) Vol. 2 No. 2 (2017): Vol. 2 No. 2 Tahun 2017
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan kepada pasein atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakana medik/ operasi yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut dan informed consent harus lengkap. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian informed consent ini dilakukan penelitian di Rumah Sakit Kesrem Binjai. Jenis penelitian ini metode deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan yang diperoleh dari penelitian. Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Kesrem Binjai diperoleh: 1) faktor perlu yang mempengaruhi tidak lengkapnya informed consent yaitu mayoritas perawat memiliki pengetahuan dan dapat mengisi informed consent tidak lengkap sebesar 12 (80.0%) orang, sedangkan perawat yang memiliki pengetahuan baik dan dapat mengisi informed consent lengkap sebesar 9 (60.0%) orang, 2) kurang jelasnya prosedur pengisian informed consent, 3) ada beberapa item yang berada di lembar informed consent tidak terisi. Adapun saran penulis adalah: 1) mengadakan pelatihan/sosialisasi tentang pentingnya informed consent kepada petugas terkait agar meningkatnya pengetahuan petugas, 2) prosedur pengisian informed consent direvisi agar tidak ada pihak terkait yang dirugikan, 3) diharapkan kepada seluruh petugas agar melengkapi format informed consent sesuai dengan SPM yang berlaku.
SIKAP PETUGAS TERHADAP PENGISIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SINAR HUSNI TAHUN 2017 Ali Sabela Hasibuan; Melita W Siburian
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 3 No. 1 (2018): Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v3i1.50

Abstract

Rekam medis tidak hanya sekeda rmempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu system penyelenggaraan rekam medis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap petugas rekam medis tentang system pengisian di Rumah Sakit Umum Sinar Husni Medan. Sikap petugas rekam medis adalah suatu kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh petugas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam mencapai kinerja yang maksimal diperlukan sistem reward sebagai dorongan atau motivasi seseorang dalam bekerja. Reward adalah insentif positif yang berupa penghargaan, anugerah, dan imbalan akibat hasil kerja yang baik yang dilakukan karyawan. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis di unit rekam medis RSU SinarHusni Medan, sampel diambil menggunakan teknik total sampling berjumlah 6orang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa petugas dengan kinerja yang sangatbaik 2 orang (33,3), petugas yang tetapi kinerja baik sebanyak 4 orang (66,7%). Untuk itu disarankan kepada perekam medis agar lebih meningkatkan sikap petugas yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSU Sinar Husni Medan.
TINJAUAN PELAKSANAAN KARS 2012 MKI 16 BERDASARKAN SPO DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2018 Ali Sabela Hasibuan; Nidiya Kartika Pulungan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Februari
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v4i1.75

Abstract

Standar MKI 16 menjelaskan bahwa dokumen rekam medis harus dilindungi dari kehilangan dan kerusakan serta akses dan penggunaan oleh yang tidak berhak. Berdasarkan survey awal diketahui dari 23. 934 dokumen rekam medis masih dijumpai 15% persentase berkas yang hilang dan rusak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan MKI 16 Berdasarkan SPO di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia.Metode penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan lembar cheklist. Pengumpulan data melalui observasi dan lembar cheklist terhadap SPO yang ada di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan petugas rekam medis terhadap standar prosedur operasional (SPO) MKI 16 sudah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan petugas rekam medis, namum petugas masih membiarkan DRM tercecer atau berserajan di lantai ruang filling. Sebaiknya perlu dilakukan untuk kerapian penyimpanan DRM petugas rekam medis agar lebih memperhatikan kerapian DRM rekam medis.
KETIDAK LENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSU IMELDA MEDAN Ali Sabela Hasibuan; Giovani Malau
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Agustus
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v4i2.92

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui angka ketidaklengkapan rekam medis rawat inap pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Imelda Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui angka ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap pasien Diabetes Melitus. Dari hasil penelitian ditemukan angka ketidaklengkapan pengisian formulir catatan terintegrasi ditemukan 17.40 %, pengkajian awal 15, 22 % resume medis terdapat 9.79 % dan informed consent 17.40 %, nama dokter sebanyak 21.74 % dan tanda tangan dokter 8.70 %, sedangkan untuk identifikasi pasien, catatan anastesi dan laporan operasi diisi lengkap. Adapun saran dari penulis adalah : (1) prosedur tetap Analisa Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap perlu direvisi agar semua formulir yang dianalisa, dan perlu dilakukan sosialisasi terus menerus.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU TAHUN 2019 Ali Sabela Hasibuan; Cindi Permadani
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI) Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Februari
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v5i1.364

Abstract

ABSTRAK Unit rekam medis merupakan bagian yang penting dalam suatu rumah sakit, karena rekam medis memuat kegiatan mulai dari penerimaan pasien, pencatatan, pengelolaan data rekam medis pasien, penyimpanan dan pengembalian berkas rekam medis.Selain itu, unit rekam medis harus mampu melayani permintaan informasi yang berkaitan dengan data rekam medis dengan cepat, tepat dan akurat pada waktu yang dibutuhkan.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pemberian pelayanan kepada pasien adalah ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis.Tujuan umum dari peneliti ini adalah untuk mengetahui faktor keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di UPT Rumah Sakit Khusus Paru Medan.Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian petugas yang berkaitan dengan pengisian rekam medis diRS Khusus Paru yang berjumlah 15 orang, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu berjumlah 15 orang.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti bahwa faktor yang paling mempengaruhi keterlambatan adalah menjalankan prosedur yang telah ditetapkan dan ketidaklengkapan dalam pengisian dokumen rekam medis baik dalam identitas pasien dan ketepatan dalam pengisian diagnosis juga mempengaruhi keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis dan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan di rumah sakit pengembalian berkas rekam medis paling lama 1x24 jam, apabila pengembalian berkas rekam medis mengalami keterlambatan maka akan sangat berpengaruh terhadap assembling,analisis,coding,indixing,filling dan laporan. Kata Kunci : Pengembalian Rekam Medis. ABSTRACT Medical record unit is an important part in a hospital, because medical records contain activities ranging from receiving patients, recording, managing patient medical record data, storing and returning medical record files. In addition, medical record units must be able to service requests for information relating with medical record data quickly, precisely and accurately at the time required. One of the factors that influence the speed of service delivery to patients is the timeliness of returning medical record files to the medical record unit. inpatient medical record at UPT Medan Special Lung Hospital. This type of research uses quantitative descriptive research methods. Population in the study of officers relating to filling medical records in the Special Lung RSR totaling 15 people, with the sampling technique is the total sampling which amounted to 15 people . Brilliant The results of research that have been conducted by researchers that the factors that most influence the delay are carrying out established procedures and incompleteness in filling medical record documents both in the patient's identity and accuracy in filling out the diagnosis also affect the delay in returning the medical record file and carry out the procedures specified in the hospital returns the medical record file for a maximum of 1x24 hours, if the return of the medical record file is delayed it will greatly affect the assembling, analysis, coding, indixing, filling and reporting. Keywords: Returning Medical Records.
GAMBARAN KARAKTERISTIK PETUGAS PENDISTRIBUSIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU TAHUN 2019 Ali Sabela Hasibuan
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Agustus
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v5i2.428

Abstract

One form of service at the hospital is the distribution of medical record files. Distribution is a process of delivering goods or services from producers to consumers and users, when the goods or services are needed. The purpose of this study was to determine the distribution of outpatient medical record files at the UPT Special Paru Hospital in 2019. This study used a descriptive research method with the aim of making an objective description or description of a situation with a total population of all medical record staff employees, namely 5 people and the sampling technique in this study is total sampling with the characteristics of all medical record officers. So the researchers analyzed the data starting from editing, coding, sorting, data entry, cleaning. The results of the study based on the majority of high school education were 3 people (60%) minority DIII medical records as many as 1 person (20%) and S1 education as many as 1 person (20%), based on the majority of 1-5 years working duration as many as 4 people ( 80%), and a minority of 6-10 years of work as many as 1 person (20%). So it can be concluded that the implementation of the distribution of outpatient medical record files is said to be sufficient, the length of the process of distributing medical record files and there are still a few medical record officers who are educated in DIII medical records and can be expected to improve the process of sending medical record files and the addition of officers with DIII medical record education.