Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

The Formation of Nationalism Through Education of Citizenship In Elementary School Ulfah, Nufikha; Hidayah, Yayuk; Halimah, Lili
Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 13, No 1 (2020): Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mad.v13i1.7935

Abstract

Character education which is intended to love the motherland is one of the character education that must be instilled for every young generation from an early age. The purpose of this study is to find out how to instill national character (nationalism) through learning Citizenship Education in Primary Schools. The method used is the study of literature (literature study) on books and learning tools for Citizenship Education in other Primary Schools. The results showed that Citizenship Education in Primary Schools has contributed in every effort to instill national character (nationalism) through several schemes: 1) Planning to instill national character (nationalism) by incorporating the value of national character (nationalism) into the Syllabus, thematic RPP , and Citizenship Education teaching materials in Elementary Schools; 2) How to assess the inculcation of national character (nationalism) through Citizenship Education in Primary Schools by assessing the cognitive domain through tests, affective domains through teacher observation sheets and coordination with religious and sports teachers, and psychomotor domains through the process and results of the assessment; 3) The strategy of instilling national character (nationalism) through Citizenship Education in Primary Schools is through comprehensive discussions and methods.
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI MELALUI MATA KULIAH PANCASILA: TINGKATAN DALAM MEMAHAMI KEJUJURAN Halimah, Lili; Fajar, Arnie; Hidayah, Yayuk
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 5 Nomor 1 Edisi Juni 2021
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v5i1.2561

Abstract

Berbagai tindakan korupsi di Indonesia dan negara-negara lain bermunculan pada setiap aspek kehidupan, bahayanya dapat menular kepada generasi muda.  Oleh karena itu, pendidikan anti-korupsi perlu diperkenalkan kepada generasi muda pada abad ke-21 dimulai dari Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Tinggi.  Salah satu implementasi pendidikan antikorupsi di sekolah adalah diintegrasikan melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).  Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran PPKn siswa terkait dengan nilai kejujuran. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional survai pada siswa sekolah menengah di Kota Cimahi. Partisipan dalam penelitian ini adalah 100 siswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemahaman siswa baik terhadap nilai kejujuran. Studi lebih lanjut tentang pendidikan anti-korupsi dalam tema yang lebih luas disarankan dalam penelitian ini.
Internalisasi nilai pendidikan kewarganegaraan pada tradisi pesta laut blanakan dalam rangka pengembangan ideal democratic citizen Halimah, Lili; Anisah, Anisah
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.494 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i2.21641

Abstract

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, dan diharapkan dapat menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tiga kompetensi yang dapat  membentuk “the ideal democratic citizen” yakni kompetensi civic knowledge, civic skills, dan  civic disposition. Pembelajaran PPKn mengaitkan antara teori dengan praktek nyata di lapangan, dan berhubungan dengan nilai-nilai budaya yang beragam dan majemuk. Faktor yang mempengaruhi nilai budaya lokal dalam melestarikan kebudayaan melalui  upacara adat pesta laut Blanakan Kabupaten  Subang Jawa Barat yang dilakukan setahun sekali  guna  menghormati leluhurmya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian (a) Masyarakat nelayan memunculkan civic knowledge yang diarahkan oleh para tokoh, sehingga memiliki kesadaran untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan, yang mampu mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi alam daerah, (b) Nilai-nilai dalam pesta laut, selalu memerlukan civic skill yang cakap dalam mengorganisasikan kegiatan, semua ini diperlukan partipatory skill, dan (c) Membentuk karakter masyarakat nelayan pada pesta laut, dengan cara memberi tahu dan mengajarkan hal-hal yang baik oleh para tokoh budaya. Dengan demikian perlu ditanamkan the ideal democratic citizen untuk meningkatkan kecintaan pada  nilai budaya lokal, dan tidak terpengaruh oleh budaya asing.----------------------------------------------------------- Internalization the value of citizenship education in the traditional sea party tradition (Pesta Laut Blanakan)  in order to develop the ideal democratic citizenEducation has an important role in human life and is expected to create quality human beings. Citizenship Education has three competencies that can form the ideal democratic citizen, namely civic knowledge, civic skills, and civic disposition competencies. PPKn learning links theory with real practice in the field, and deals with diverse and pluralistic cultural values. Factors that influence the value of local culture in preserving culture through the Blanakan Subang regency West Java regency traditional ceremony which is conducted annually to honor its ancestors. This study uses a qualitative approach. Research results (a) The fishing community raises civic knowledge directed by leaders, so that they have an awareness to preserve cultural values, which are able to explore and utilize the natural potential of the region, (b) Values in sea party, it always requires civic skills that competent in organizing activities, all of this requires participatory skills, and (c) forming the character of fishing communities at sea party, by telling and teaching good things by cultural leaders. Thus it is necessary to instill the ideal democratic citizen to increase the love of local cultural values, and not be influenced by foreign cultures.
Navigating online learning for citizenship education through parenthood in the digital era Halimah, Lili; Romlah, Oom Yomi; Heryani, Heni; Setiawati, Lilis
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 21, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v21i1.57731

Abstract

During the pandemic, learning policies have transformed face-to-face to online-based learning. Technology and information play a crucial role in learning infrastructure, sources of teaching materials, tools, learning facilities, and learning media. The activeness of parents in accompanying children dramatically influences the effectiveness of learning activities, which ultimately contributes to maximum results. This research explored the characteristics of parental assistance and the problems that arose in online learning of Citizenship Education subjects in Jaya Mekar Padalarang Village. The results show that the home learning policy is considered burdensome by parents. Some reasons include difficulty managing time between working and guiding children, lack of adequate communication facilities, difficulty understanding lesson material, and inability to use technological devices. In this context, finding solutions or strategies that can help parents overcome these challenges is important. However, it's crucial to stress that with the right support and training, parents can significantly improve their support for their children's online learning. This effort can increase parents' active participation in supporting their children's online learning and inspire a positive change in the online education landscape.
Penguatan Karakter Cinta Tanah Air melalui Tari Narantika Rarangganis Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili; Kokom, Kokom
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 5 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3716

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Pembelajaran Seni Budaya berbasis kearifan lokal Tari Narantika Rarangganis dalam pembelajaran nilai cinta tanah air di SMAN 2 Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses Pembelajaran Seni Budaya berbasis kearifan lokal dengan menampilkan tari Narantika Rarangganis sebagai tarian daerah Jawa Barat yang berwatak cinta damai, menjaga tanah air, kekeluargaan, atau silaturrahmi, serta memelihara dan mengembangkan nilai kearifan lokal. Upaya penanaman rasa cinta tanah air melalui Pembelajaran Seni Budaya, meliputi pertunjukan budaya, bulan bahasa, pendidikan karakter, pengenalan budaya daerah, dan pelaksanaan prakarsa perbaikan sekolah yang mencakup pelestarian budaya daerah.
Kandungan Senyawa Nutrisi dan Aktivitas Farmakologis pada Tanaman Anting-anting (Acalypha indica L.): Sebuah Ulasan HALIMAH, LILI; JULYANTI, ANISA; FAUZI, MUHAMMAD IKHSAN
Tropical Bioscience : Journal Of Biological Science Vol. 3 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Program Studi Biologi - Fakultas Sains - UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tropicalbiosci.v3i2.9492

Abstract

Anting-anting (Acalypha indica L.) merupakan jenis tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia dan dimanfaatkan sejak lama sebagai tanaman obat. Acalypha indica merupakan anggota dari famili Euphorbiaceae yang memiliki persebaran luas, baik di daerah tropis maupun subtropis, dan diperkirakan terdiri dari sekitar 450 spesies. Habitat A. indica berada di daerah tropis, seperti Asia, Afrika, dan Amerika. Tanaman anting-anting diklasifikasikan ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Euphorbiales, dan famili Euphorbiaceae.  Dalam ulasan ini, metode yang digunakan adalah studi literatur dengan melibatkan proses telaah dari berbagai referensi, seperti jurnal ilmiah. Kandungan nutrisi pada A. indica di antaranya berupa karbohidrat, protein, vitamin, lipid, zat besi, tembaga, seng, nikel, dan kromium. Selain itu, A. indica mengandung senyawa fitokimia, seperti alkaloid, tanin, steroid, saponin, senyawa fenolik, dan flavonoid. Adanya metabolit sekunder yang terkandung pada A. indica menjadikannya sebagai tanaman yang memiliki aktivitas farmakologis, di antaranya sebagai antioksidan, antibakteri, antiparasit, dan antidiabetes. Selain itu, masyarakat juga mempergunakan tanaman ini untuk tujuan pengobatan tradisional, di antaranya mengobati berbagai penyakit kulit seperti eksim dan luka sayat.
Penguatan Karakter Cinta Tanah Air melalui Tari Narantika Rarangganis Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili; Kokom, Kokom
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 5 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3716

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Pembelajaran Seni Budaya berbasis kearifan lokal Tari Narantika Rarangganis dalam pembelajaran nilai cinta tanah air di SMAN 2 Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses Pembelajaran Seni Budaya berbasis kearifan lokal dengan menampilkan tari Narantika Rarangganis sebagai tarian daerah Jawa Barat yang berwatak cinta damai, menjaga tanah air, kekeluargaan, atau silaturrahmi, serta memelihara dan mengembangkan nilai kearifan lokal. Upaya penanaman rasa cinta tanah air melalui Pembelajaran Seni Budaya, meliputi pertunjukan budaya, bulan bahasa, pendidikan karakter, pengenalan budaya daerah, dan pelaksanaan prakarsa perbaikan sekolah yang mencakup pelestarian budaya daerah.
Speech Disfluency Made by Male and Female Learners at Kampung Inggris Semarang Abimanto, Dhanan; Hidayah, Yayuk; Halimah, Lili; Hasyim, Umar Al Faruq A
Anglophile Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Anglophile Journal
Publisher : CV. Creative Tugu Pena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51278/anglophile.v1i2.219

Abstract

In utterance, there must be some disfluency whether in normal people or in stutterer. Moreover, the disfluency would be different if it was categorized into two based on the gender. The researchers’ figures out the disfluency based on the gender, male and female. The article was to find out any types of disfluency that appear on the male and female speeches, to find the dominant type of disfluency occured in male and female speeches, the difference between male and female speeches, and the factors causing the disfluency made by male and female speeches. The sample was 24 English learners at Kampung Inggris Semarang, 12 males and 12 females. In collecting the data the researchers used observation and interview. In analysing the data, the researchers used the theory from Clark and Wasow supported by Johnson and Bortfeld et.al. The result showed that nine types of disfluency occur in learners’ speech, i.e filler, silent pause, revision, incomplete phrase, broken word, repetition, grammatical disfluency, prolongation, and false start. The dominant disfluency occured in male and female speeches was filler. In the dominant disfluency, males produced more filers than females, whereas silent pause was more produced in female speeches. Besides, there was some factors causing disfluency made by male and female learners of Kampung Inggris Semarang, which were related to psychological factors. It included cognitive factors and affective factors. In total, male produced more disfluency than female. Besides that male learner made more factors which could affect the disfluency in their speeches than female learners, male learners were more likely not in mastering grammar and vocabularies and getting prepared in materials. Keywords: Speech Disfulency, Factors Speech Disfluency, Disfluency
Menghidupkan Kembali Kaulinan Barudak Dalam Upaya Mencegah Penggunaan Gadget Secara Berlebihan Pada Anak Dibawah Umur dan Ekonomi Praktis dizaman Modern Halimah, Lili
aksararaga Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Aksara Raga
Publisher : STKIP Pasundan Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37742/aksararaga.v6i1.59

Abstract

Di era digital, gawai (gadget) seakan tak terpisahkan dari kehidupan anak. Penggunaan gadget yang berlebihan nyatanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Untuk menanggulangi hal ini, menghidupkan kembali "kaulinan barudak" (permainan anak) tradisional menjadi langkah strategis. Kaulinan barudak tak hanya menyenangkan, tapi juga kaya manfaat. Permainan seperti petak umpet, engrang-engrang, atau gobak sodor melatih motorik kasar dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, permainan seperti congklak atau egrang batok mengasah kecerdasan dan sportivitas. Bandingkan dengan gadget yang cenderung menghasilkan sifat individualistis dan kurangnya aktivitas fisik. Menghidupkan kembali kaulinan barudak membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Orang tua memegang peranan penting. Kenalkanlah anak pada permainan tradisional. Ajak mereka membuat alat permainan bersama menggunakan bahan sederhana. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak. Selain keluarga, sekolah juga bisa berperan aktif. Alokasi waktu khusus untuk bermain tradisional dalam kegiatan sekolah dapat menjadi langkah awal. Libatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis permainan tradisional. Komunitas dan pemerintah daerah juga bisa ikut serta. Penyelenggaraan festival permainan rakyat atau lomba kaulinan barudak dapat menjadi daya tarik bagi anak. Bekerja sama dengan komunitas permainan tradisional untuk mengadakan pelatihan pembuatan alat permainan atau menjadi narasumber tentang sejarah dan filosofi kaulinan barudak di sekolah-sekolah bisa dipertimbangkan. Dengan menghidupkan kembali kaulinan barudak, kita tidak hanya melestarikan budaya, namun juga berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berjiwa sosial. Anak-anak pun dapat memiliki keseimbangan dalam menggunakan gadget dan menikmati permainan yang sesungguhnya.
PENANAMAN KESADARAN HUKUM CYBERCRIME DI KALANGAN GENERASI MUDA Tripuspita, Neneng; Halimah, Lili; Hendrawan, Jajang Hendar; Khotimah, Nurul
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.29996

Abstract

Abstrak: Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, media sosial telah menjadi platform yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial. Namun, keberadaan media sosial juga membuka ruang bagi munculnya berbagai bentuk kejahatan siber (cyber crime). Kejahatan ini dapat mencakup penipuan, pencurian data pribadi, perundungan daring (cyberbullying), hingga penyebaran konten ilegal. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya cyber crime serta cara menghadapinya. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam mengurangi dampak cyber crime dengan meningkatkan kesadaran, etika digital, dan pemahaman hukum di kalangan masyarakat. Artikel ini mengulas peran pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi tantangan cyber crime dan pentingnya literasi digital di era media social. Artikel ini membahas hubungan antara cyber crime di media sosial dengan pendidikan kewarganegaraan serta strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tersebut.Along with the rapid development of information technology, social media has become a very influential platform in social life. However, the existence of social media also opens up space for the emergence of various forms of cybercrime. These crimes can include fraud, theft of personal data, cyberbullying, and the spread of illegal content. Civic education has an important role in shaping people's character and knowledge about the dangers of cyber crime and how to deal with it. Civic education has an important role in reducing the impact of cyber crime by increasing awareness, digital ethics, and legal understanding among the public. This article reviews the role of civic education in facing the challenges of cyber crime and the importance of digital literacy in the era of social media. This article discusses the relationship between cybercrime on social media and civic education and strategies that can be applied to increase public awareness of these dangers.