Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap jarak yang ditempuh selama Six Minute Walk Test Mayasari, Ni Made Elva; Tanzila, Raden Ayu; Anindhita, Woro Nurul sandra
Syifa'Medika Vol 9, No 2 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v9i2.1659

Abstract

Pasien diabetes melitus sangat rentan terkena komplikasi akibat hiperglikemia yang dialami. Semakin lama pasien diabetes melitus mengalami hiperglikemia maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi baik komplikasi mikrovaskular dan juga komplikasi makrovaskular seperti cardiovascular disease, coronary heart disease, heart failure dan lain-lain, meskipun komplikasi tersebut juga dipengaruhi faktor lain seperti diet dan juga pengobatan. Komplikasi makrovaskular pada diabetes melitus dapat menyebabkan penurunan kapasitas fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut salah satunya dapat diukur dengan menggunakan six minute walk test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional study dengan besar sampel sebanyak 40 orang yang dipilih menggunakan nonprobability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji Chi-square didapatkan tidak terdapat hubungan antara lama menderita DM terhadap jarak yang ditempuh selama six minute walk test dengan nilai signifikannya adalah 0,69 (p>0,05).
Korelasi Kapasitas Vital Paru dengan Prestasi Atlet Di Sekolah Olahraga Nasional Sriwijaya Palembang Tanzila, Raden Ayu; Febriani, Ratika
Syifa'Medika Vol 9, No 2 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v9i2.1661

Abstract

Prestasi olahraga memiliki nilai yang sangat tinggi bagi suatu bangsa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi olahraga antara lain daya tahan, kekuatan, frekuensi latihan serta daya ledak. Dengan frekuensi latihan yang baik dan teratur, maka fungsi paru akan semakin maksimal dan diharapkan prestasi atlet akan semakin meningkat. Kapasitas vital paru adalah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-paru setelah inspirasi maksimal. Bagi seorang atlet memiliki fungsi paru yang baik sangatlah penting, karena dapat memiliki daya tahan yang stabil pada saat bertanding sehingga mempengaruhi performa dan prestasi atlet. Salah satu indicator fungsi paru seseorang adalah kapasitas vital paru. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi kapasitas vital paru dengan prestasi atlet di Sekolah Olahraga Nasional Sriwijaya Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada November 2018. Sampel pada penelitian ini diambil secara total sampling pada seluruh atlet dari cabang olahraga renang, voli dan bela diri di Sekolah Olahraga Nasional Sriwijaya Palembang sebanyak 57 sampel. Fungsi paru diukur menggunakan Spirometri sebanyak 3 kali dan diambil hasil yang terbaik. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian didapatkan rerata kapasitas vital paru pada atlet cabang olahraga renang adalah 4450 ml, bela diri sebesar 4005 ml dan bola voli sebesar 3632 ml. Hasil uji korelasi didapatkan korelasi positif kapasitas vital paru dengan prestasi atlet renang, voli dan beladiri dengan nilai p masing-masing 0,7, 0,2 dan 0,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif kuat kapasitas vital paru dengan prestasi atlet cabang olahraga renang sertaterdapat korelasi positif lemah kapasitas vital paru dengan prestasi atlet cabang olahraga bela diri dan voli.
The Correlation between Position and Duration Use of Laptops with Musculoskeletal Disorders (MSDs) Tanzila, Raden Ayu; Prameswarie, Thia; Hartanti, Miranti Dwi; Denaneer, Talitha
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 21, No 2 (2021): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v21i2.11375

Abstract

The pandemic period forces all learning processes to be carried out online by utilizing internet facilities with a laptop. The position of using a laptop that is not ergonomic can cause musculoskeletal disorder. This study aims to determine the correlation between position and duration of student use of laptops during online learning with Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research is analytic observational with a cross-sectional approach. The research was conducted on active students of the Medical Study Program, Muhammadiyah Palembang University, with 416 respondents. Primary data collection was taken using a questionnaire with a Nordic Body Map score. The analysis technique used the Chi-Square test. The results showed that the respondents had a high duration of laptop use (48.8%), with a not good position (42.3%).Most musculoskeletal disorders were felt in the neck (75.5%). There was a correlation between the position of using a laptop and musculoskeletal disorders (p 0.652). However, there was no correlation between the duration of laptop use and musculoskeletal disorders (p 0.002). It can be concluded that the position of using a laptop that is not ergonomic caused musculoskeletal disorders.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pabrik Pupuk X Di Palembang Raden Ayu Tanzila; Ernes Putra Gunawan; Aisyah Khairani
Majalah Kedokteran Bandung Vol 53, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v53n1.2219

Abstract

Fertilizer industry workers are at risk of developing lung function disorders, especially from exposure to ammonia and urea dust. This study aimed to determine the vital lung capacity of workers at Fertilizer Factory X, Indonesia, and the influencing factors. This was a cross-sectional analytic observational study on 78 workers who work as an ammonia unit operators in the factory area who met the inclusion and exclusion criteria. Sampling was done consecutively from December 2019 to January 2020. Data were collected using a questionnaire while the pulmonary function measurement was performed using spirometry. Research variables included age, length of work, smoking habits, nutritional status, use of Personal Protective Equipment (PPE), and assessment of vital lung capacity. Data were analyzed using the Chi-Square test and the results showed that the vital lung capacity of most respondents was classified as normal (55.1%). There were significant relationships between vital capacity and risk factors for age (p=0.001), length of work (p=0.009), use of PPE (p=0.012), and smoking habits (p=0.020). It is concluded that there is a relationship between vital capacity and age, length of work, use of PPE, and smoking habits in workers of Fertilizer Factory X, Indonesia.
Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi terhadap Denyut Nadi Mahasiswa Kedokteran Raden Ayu Tanzila; Milla Fadliya Bustan
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.088 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v5i1.2010

Abstract

Riset dasar kesehatan (2007) menyatakan bahwa 48,2% penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik dengan kelompok perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang menggunakan program student centered untuk mahasiswanya yang menyebabkan kesibukan belajar yang sangat padat sehingga mahasiswa kurang melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan interval intensitas tinggi terhadap denyut nadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang selama periode November 2015–Februari 2016. Latihan interval intensitas tinggi ialah bentuk latihan kombinasi latihan intensitas tinggi dengan intensitas sedang atau rendah dalam selang waktu tertentu dengan efek sama dengan latihan intensitas sedang, namun tidak memerlukan waktu yang banyak. Data didapatkan dari pengukuran denyut nadi secara langsung sebelum dan setelah melakukan latihan interval intensitas tinggi pada 60 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang memenuhi kriteria inklusi. Data diolah menggunakan uji T-dependent dan uji normalitas Shapirowilk. Didapatkan denyut nadi subjek meningkat setelah latihan interval intensitas tinggi. Denyut nadi rata-rata sebelum latihan 85,33±10,993 dan setelah latihan 152±8,975. Selanjutnya, dengan uji T-dependent didapatkan p=0,000. Simpulan, terdapat pengaruh latihan interval intensitas tinggi terhadap denyut nadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.EFFECT OF HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING ON PULSE RATE IN MEDICAL STUDENTSIndonesia basic health research (2007) states that 48.2% of the Indonesian population aged over 10 years have less physical activity with women having less than men. Faculty of Medicine University Muhammadiyah Palembang used student centered learning which required long learning hours that can cause students to have less time for physical exercise. This study aims to determine the effects of high intensity interval training to pulse rate on students of Faculty of Medicine University Muhammadiyah Palembang. Data collected during November 2015 to February 2016. High intensity interval training is a form of exercise that combine high-intensity exercise with moderate or low intensity in a certain time interval. It has the same effect with moderate intensity exercise. However, it does not require a lot of time. The data was obtained from pulse rate measurement directly before and after high intensity interval training to 60 students. The data was processed using T-dependent test and  Shapiro Wilk normality test. The mean of pulse rate before and after the high intensity interval training was 85.33±10.993 and 152±8.975 (p=0.000) respectively. Therefore, there was clearly an increase of pulse rate after high intensity interval training. In conclusion, there was the effect of high intensity interval training to pulse rate on students at Faculty of Medicine of University of Muhammadiyah Palembang.
The Effect of Low Impact Aerobic Exercise on Elderly with Dementia Cognitive Function Raden Ayu Tanzila; Sheilla Yonaka Lindri; Nindia Rahma Putri
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.09 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i1.5462

Abstract

In the elderly population, at least 10% of those over 65 years old and 50% of those over 80 years old experience a decline in cognitive function that varies from a cognitive decline due to normal aging (age-associated memory impairment/AAMI) to a mild cognitive decline (mild cognitive impairment/MCI) and dementia. Dementia is an intellectual disorder that affects the cognitive function, memory, language function, and visuospatial function that causes irreversible changes. Many studies have stated that lifestyle management in the form of increased physical activity has a protective effect on impaired cognitive functions, inhibits cognitive function decline, and even improves cognitive function in healthy elderly people and elderly with mild cognitive impairment to dementia. Low impact aerobic exercise is a physical activity that is useful and suitable for the elderly. This study aimed to determine the effect of low impact aerobic exercise on the cognitive function of elderly people with dementia. This was a quasi-experimental study with one group pretest-posttest method that involved elderly people from Tresna Werdha Teratai Palembang, South Sumatera, Indonesia who were selected based on the inclusion and exclusion criteria (n=38) from December 2018 to February 2019. Treatment provided was a low impact aerobic exercise 3 times a week for 5 weeks. Dementia was then measured before and after treatment using the Mini-mental State Examination (MMSE). The mean values of gymnastics before the treatment and after the treatment were 18.36±4.559 and 19.69±5.724, respectively. A p value of 0.000 was obtained using the Wilcoxon test. In summary, low impact aerobic exercise influences the cognitive function of the elderly with dementia. PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP FUNGSI KOGNITIF USILA DENGAN DEMENSIAPada usia lanjut (usila), sedikitnya 10% dari yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% dari yang berusia lebih dari 80 tahun mengalami penurunan fungsi kognitif yang bervariasi mulai dari penurunan kognitif karena penuaan normal (age-associate memory impairment/AAMI) serta penurunan kognitif ringan (mild cognitive impairment/MCI) hingga demensia. Demensia adalah gangguan intelektual yang meliputi fungsi kognitif, daya ingat, bahasa, fungsi visuospasial, dan bersifat ireversibel. Banyak studi menyatakan bahwa manajemen gaya hidup berupa peningkatan aktivitas fisik mempunyai efek protektif terhadap gangguan fungsi kognitif, menghambat penurunan fungsi kognitif, serta bahkan meningkatkan fungsi kognitif pada usila yang sehat dan usila dengan penurunan fungsi kognitif ringan sampai demensia. Senam aerobik low impact merupakan aktifitas fisik yang bermanfaat dan cocok diberikan kepada usila. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh senam aerobik low impact terhadap fungsi kognitif usila dengan demensia. Penelitian ini merupakan studi quasi-experimental dengan metode pretest-posttest one group yang melibatkan usila dari Tresna Werdha Teratai Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia yang dipilih berdasar atas kriteria inklusi dan eksklusi (n=38) dari bulan Desember 2018 hingga Februari 2019. Perlakuan yang diberikan berupa senam aerobik low impact 3 kali per minggu selama 5 minggu. Demensia kemudian diukur sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan Mini-mental State Examination (MMSE). Nilai rerata senam sebelum perlakuan dan setelah perlakuan adalah 18,36±4,559 dan 19,69±5,724 masing-masing. Nilai p=0,000 didapatkan dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Simpulan, senam aerobik low impact memengaruhi fungsi kognitif usila dengan demensia.
Differences of Vital Lung Capacity and FEV1/FVC Ratio on Children in Urban and Rural Raden Ayu Tanzila; Milla Fadliya Bustan
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.614 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i2.3191

Abstract

Urban areas are places with high levels of air pollutant. This air pollution causes decreased lung function and obstruction in the respiratory tract. The absorption of dust particles and pollution is inhaled into the lungs through the respiratory mechanism. The entry of toxic material will react with the cells causing free radicals that will damage cells, especially in the respiratory system. This study was aimed to knowing the differences vital lung capacity and forced expiration volume in 1 second/forced vital capacity (FEV1/FVC) ratio in children in urban areas with high level pollution and in rural areas not exposed to pollution. This study was an observational analytic study, implemented in September–December 2016 with a total sample of 70 children consisting of 35 children in Palembang city and 35 children in Musi Rawas area. Data analysis to determine the differences of lung vital capacity and FEV1/FVC ratio in children in rural and urban with independent t test. The result showed that the average value of urban vital lung capacity in urban (1,205 mL) was lower than the mean value of vital lung capacity of children in rural (1,493 mL) and there was significant difference in the value of vital lung capacity in rural children and urban (p=0.004). The ratio of FEV1/FVC for children in urban areas (91.05%) was lower than the ratio of FEV1/FVC for children in rural (93.96%) as well as a significant difference in the ratio of FEV1/FVC in rural and urban children (p=0.001). In conclusion, the mean value of lung vital capacity and the ratio of FEV1/FVC of children in urban areas is lower than mean value of vital lung capacity of children in rural areas. PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN RASIO FEV1/FVC PADA ANAK DI PERKOTAAN DAN PEDESAANPerkotaan merupakan tempat dengan tingkat paparan polusi udara yang tinggi. Polusi udara ini menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan obstruksi pada saluran pernapasan. Absorpsi partikel debu dan polusi terhirup masuk paru-paru melalui mekanisme pernapasan. Masuknya bahan toksik ini akan bereaksi dengan sel sehingga menimbulkan radikal bebas yang akan merusak sel terutama pada sistem pernapasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kapasitas vital paru dan rasio forced expiration volume in 1 second/forced vital capacity (FEV1/FVC) pada anak di perkotaan dengan tingkat polusi yang cukup tinggi dibanding dengan pedesaan yang tidak terpapar polusi. Penelitian merupakan penelitian observasional analitik dilaksanakan pada bulan September–Desember 2016 dengan jumlah sampel 60 orang terdiri atas 30 orang anak di Kota Palembang dan 30 anak di daerah Musi Rawas. Analisis data untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital paru dan rasio FEV1/FVC pada anak di pedesaan dan perkotaan menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata kapasitas vital paru anak di perkotaan (1.205 mL) lebih rendah daripada nilai rerata kapasitas vital paru anak di pedesaan (1.493 mL) dan didapatkan perbedaan bermakna nilai kapasitas vital paru antara anak di perkotaan dan pedesaan (p=0,004). Nilai rasio FEV1/FVC anak di perkotaan (91,05%) lebih rendah daripada rasio FEV1/FVC anak di pedesaan (93,96%) yang berbeda bermakna (p=0,001). Simpulan, nilai rerata kapasitas vital paru dan rasio FEV1/FVC anak di daerah perkotaan lebih rendah daripada nilai rerata kapasitas vital paru anak di daerah pedesaan.
Vascular and Cardiorespiratory Factors are Associated with Functional Capacity in Patient with Type 2 Diabetes Mellitus Ni Made Elva Mayasari; Raden Ayu Tanzila; Namira Amanda; Woro Nurul Sandra Anindhita
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 2 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i1.204

Abstract

A B S T R A C TIntroduction Diabetes mellitus is a degenerative disease that has globally increasedprevalence annually 1 . Impaired functional capacity due to poor blood sugar controland presence of cardiovascular autonomic dysfunction. Six minute walk test is amethod that is widely used in the assessment of functional capacity in patients withType 2 Diabetes Mellitus.ObjectiveTo evaluate factors that are associated withfunctional capacity in Type 2 Diabetes Mellitus.Methods This is an analyticobservational study with a cross sectional design. Fourty patients who had beendiagnosed with diabetes mellitus was assessed by six minute walk test. Chi squareand logistic regression analysis was perform by using SPSS 25. Results Six minutewalk test correlated significantly with Ancle Brachial Index scores (p = 0.016) andBody Mass Index (p = 0.03) Conclusion Ancle Brachial Index Score and Body MassIndex are factors associated with functional capacity in Type 2 Diabetes Mellitus
Pengaruh Latihan Fisik Aerobik terhadap Indeks Massa Tubuh, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Palembang Raden Ayu Tanzila
Majalah Kedokteran Andalas Vol 44, No 5 (2021): Online Oktober 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v44.i5.p270-279.2021

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan prevalensi dan kematian yang cukup tinggi. Hipertensi dikaitkan dengan sejumlah penanda risiko kardiovaskular lainnya seperti obesitas, pola nutrisi yang tidak sehat dan aktivitas fisik yang rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas dan tekanan darah seseorang dapat dipengaruhi oleh aktifitas fisik. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan fisik aerobik terhadap IMT, RLPP dan tekanan darah pada pasien hipertensi di RS Pertamedika Palembang. Metode: Penelitian quasy experimental dengan one-group pretest-posttest. Data  adalah hasil pengukuran IMT, RLPP serta tekanan darah yang diukur sebelum dan setelah latihan fisik aerobik 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi 30 menit. Hasil: Sebanyak 21 sampel penelitian diambil dengan cara total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji statistik didapatkan penurunan rerata IMT setelah latihan fisik aerobik yang signifikan menjadi 28,5 dengan P=0,023 (P<0,05), RLPP setelah latihan fisik aerobik yang signifikan menjadi 0,87 dengan P=0.002 (P<0,05), serta penurunan rerata sebesar 6,91 ± 1,008 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 7,39 ± 0,035 untuk tekanan darah diastolik sesudah latihan fisik dengan p value 0,000 (< 0,05). Kesimpulan:  Terdapat Pengaruh Latihan Fisik Aerobik terhadap Indeks Massa Tubuh, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul dan tekanan darah pasien hipertensi di RS Pertamedika Palembang.
Hubungan Lama Merokok dan Jumlah Rokok dengan Saturasi Oksigen dan Frekuensi Pernafasan pada Perokok Aktif Raden Ayu Tanzila
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 2 (2022): Online April 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v45.i2.p126-133.2022

Abstract

Merokok merupakan suatu prilaku yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Prilaku merokok perokok aktif ini dapat membahayakan kesehatan baik bagi perokok maupun bagi orang lain di sekitarnya. Merokok akan menyebabkan perubahan patofisiologi paru secara signifikan sesuai dengan intensitas dan lama merokok. Tujuan: untuk mengetahui hubungan lama merokok dan jumlah rokok dengan saturasi oksigen dan frekuensi pernafasan pada perokok aktif. Metode: Penelitian analitik observasional dengan  pendekatan  cross  sectional dengan jumlah responden sebanyak 99 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur lama merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi serta alat ukur pulse oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen dan gerakan dada untuk menghitung frekuensi pernafasan. Pengolahan data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil: Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar responden memiliki karakteristik lama merokok lebih dari 5 tahun (53,5%), jumlah rokok 11-20 batang perhari (54,5%), saturasi oksigen > 97 (35,4%) dan frekuensi nafas 19-20 (55,6%) serta terdapat hubungan yang signifikan antara lama merokok dan jumlah rokok dengan saturasi oksigen (p<0.05) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama merokok dan jumlah rokok dengan frekuensi pernafasan (p>0,05). Kesimpulan: Semakin lama merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi perokok aktif maka semakin rendah kadar saturasi oksigen dalam darah.