Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

ANALISIS PROSES BERPIKIR ANALOGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL FORMULA EULER PADA MAHASISWA STKIP PGRI JOMBANG M. Ngali; Wiwin Sri Hidayati; abd Rozak
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 4, No 1 (2022): Fourth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Novick (dalam bahasa Inggris, 1999: 25) mengatakan penggunaan analogi dalam menyelesaikan masalah matematika melibatkan masalah sumber dan masalah target. Masalah target adalah masalah yang akan diselesaikan dengan mencari persamaan dari masalah sumber. Pemecahan masalah target menggunakan source problem ada tahapan encoding, inferring, mapping dan apply. Tahap ini akan membantu dalam menemukan solusi atau ide baru. Mahasiswa STKIP Semester 6 dipilih sebagai tempat Program Pengalaman Lapangan oleh program pascasarjana matematika dan sekaligus sebagai lokasi penelitian karena mahasiswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam pembelajaran dan sistem pengajaran dosen, mengutamakan kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah sesuai dengan bidangnya masing-masing. pemahaman dan penalaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik secara kontekstual (secara menyeluruh dan sesuai konteks/sebagaimana adanya) melalui pengumpulan data dari setting alam sebagai sumber langsung dengan instrumen penelitian kunci itu sendiri. Kemampuan berpikir analogi siswa terdiri dari 3 siswa dengan mata pelajaran 1, 2, dan 3. Berpikir analogi, siswa dalam berpikir analogi mampu melalui semua tahapan berpikir yaitu tahap encoding, mampu mengidentifikasi ciri-ciri atau struktur dari masalah, pada tahap inferring mampu menemukan pola dan memecahkan masalah. sumber masalah dengan benar, pada tahap pemetaan mampu menemukan pola dan jawaban atas masalah sasaran (dalam memecahkan masalah sasaran, menggunakan konsep yang sama dengan sumber masalah), dan pada tahap penerapan, mampu memilih jawaban yang tepat dengan rumus yang sesuai
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Tri Wahyuni; Wiwin Sri Hidayati; Abd. Rozak
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 4, No 1 (2022): Fourth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah fungsi trigonometri variabel kompleks dengan gaya kognitif field independent  dan  field dependent mahasiswa semester 6 di STKIP PGRI Jombang. Subjek penelitian adalah 2 mahasiswa yang dipilih berdasarkan hasil tes GEFT yaitu 1 mahasiswa bergaya kognitif field independent dan 1 mahasiswa bergaya kognitif field dependent. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan tes GEFT (Group Embedded Figure Test) untuk mengetahui gaya kognitif mahasiswa, tes kemampuan pemecahan masalah berdasarkan Teori Jhon Dewey dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yaitu meliputi (1) reduksi data, (2) tahap penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan serta digunakan triangulasi waktu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa (1) subjek dengan gaya kognitif field independent memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menghadapi masalah (Confront Problem), pendefinisian masalah (Define Problem), perumusan (Formulation), mencobakan (Test) dan evaluasi (Evaliation) dengan kategori baik (2) subjek dengan gaya kognitif field dependent memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menghadapi masalah (Confront Problem), pendefinisian masalah (Define Problem), perumusan (Formulation), mencobakan (Test) dan evaluasi (Evaluation) dengan kategori cukup.
ANALISIS KEMAMPUAN KONSEPTUAL PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL NILAI MUTLAK BERDASARKAN TEORI APOS Tita Tengku Malinda; Wiwin Sri Hidayati
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.254 KB) | DOI: 10.21067/pmej.v5i1.6417

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan konseptual peserta didik dalam menyelesaiakan soal nilai mutlak berdasarkan Teori APOS (Aksi, Proses, Objek, Skema). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMAN Ploso tahun ajaran 2019/2020 yang diambil berdasarkan tingkat kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan wawancara. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dan wawancara. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi waktu. Hasil penelitian ini yaitu (1) peserta didik berkemampuan matematika tinggi telah membentuk aksi, proses, objek dan skema pada setiap jenis kemampuan konseptual, (2) peserta didik berkemampuan matematika sedang membentuk aksi, proses, objek dan skema pada kemampuan klasifikasi dan kategori, serta kemampuan prinsip dan generalisasi, membentuk aksi, proses, dan objek pada kemampuan teori, model, dan struktur, (3) peserta didik berkemampuan matematika rendah membentuk aksi pada setiap jenis kemampuan konseptual. The research aims to describe students conceptual abilities in solving absolute value question based on APOS Theory (Action, Process, Object, Schema). The subject of this research were student of class X SMAN Ploso for the academic year 2019/2020 which were taken based on high, medium, and law levels of mathematics abilities. This research is a descriptive qualitative research. Data collection methods this research uses the methods of test and interview. Technique data collection this research using written test and interview. Checking the validity data this research using triangulation time. The result of this research indicate that (1) student with high mathematics ability have formed action, process, object, and scheme for each types conceptual abilities, (2) student with medium mathematics ability is forming action, process, object, and scheme on the ability of classification and categories, the ability of principles and generalizations, forming action, process, and object on the ability of the theory, models, and structures, (3) student with law mathematics ability formed action for each types conceptual abilities.
Students’ Profiles with Interpersonal and Intrapersonal Intelligence in Solving Mathematical Problems Abdur Rochim; Wiwin Sri Hidayati; Faridatul Masruroh
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.833 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i1.1948

Abstract

AbstrakKecerdasan interpersonal dan intrapersonal diperlukan dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan menganalisis profil siswa dengan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian berjumlah dua. Pemilihan subjek berdasarkan pada skala kecerdasan majemuk. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara dan skala penilaian. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung yaitu lembar tes pemecahan masalah, pedoman wawancara dan lembar skala kecerdasan majemuk. Keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Analisis dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan simpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa subjek berkecerdasan interpersonal dalam memecahkan masalah barisan aritmatika adalah subjek melakukan semua tahapan pemecahan masalah dengan benar tetapi kurang lengkap. Subjek mengkomunikasikan semua ide pemecahan masalah secara lisan dan tulis dengan lancar. Subjek berkecerdasan intrapersonal dalam memecahkan masalah barisan aritmatika adalah subjek melakukan semua tahapan pemecahan masalah dengan keyakinan dan berdasarkan waktu. Subjek menunjukkan kepercayaan diri dan manajemen waktu yang efektif. AbstractInterpersonal and intrapersonal intelligence are required to solve mathematical problems. This study aims to analyze the profiles of students with interpersonal and intrapersonal intelligence in solving mathematical problems. This qualitative descriptive study involved two participants selected by multiple intelligences tests. The data collection techniques utilized tests, interviews and rating scales. The main instrument was the researcher himself, while the supporting instruments were the problem solving test sheets, interview guidelines and multiple intelligences scale sheets. The time triangulation was used to validate the data. The data reduction, data presentation and conclusions were conducted in the analysing process. Based on the results of the data analysis and discussion, the study concluded that in solving arithmetic sequence problems the participant with interpersonal intelligence performed all stages of problem solving correctly, but incomplete. The participant communicated all the problem solving ideas in written and spoken forms fluently. The participant with intrapersonal intelligence in solving arithmetic sequence problems confidently and efficiently conducted all problem solving stages. The participant demonstrated good self-confidence and an effective time management.
Students' Higher Order Thinking Process in Solving Math Problems by Gender Tutik Herawati; Wiwin Sri Hidayati; Jauhara Dian Nurul Iffah
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i2.1963

Abstract

Keterampilan proses berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan siswa dalam pembelajaran. Tujuan penelitian mendeskripsikan proses berpikir tingkat tinggi siswa laki-laki dan perempuan level menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) dalam menyelesaikan masalah. Subjek penelitian 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Instrumen utama peneliti sendiri, instrumen pendukung tes berpikir tingkat tinggi dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data mengunakan tes dan wawancara. Keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Teknik analisis data melalui reduksi, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian subjek laki-laki (C4), mengenali, menyebutkan hal penting, dan membuat rencana solusi. (C5), memeriksa kebenaran pekerjaan, membuktikan kesamaan luas lahan dan memberikan penilaian. (C6), membuat dua  gambar berbeda dari solusi jawaban yang pertama serta membuktikan kesamaan luas. Subjek perempuan (C4), mengenali hal penting dan tidak penting, membuat rencana solusi dengan menggambar lahan, membuktikan kesamaan luas dengan menghubungkan materi sumbu simetri dan rumus luas bangun trapesium. (C5), memeriksa kebenaran hasil pekerjaan  dengan menghitung luas lahan serta  memberikan penilaian, dan menghubungkan konsep materi sumbu simetri. (C6), membuat satu  gambar yang berbeda, tidak membuktikan kebenaran kesamaan luas, dan menghitung panjang pagar. Higher-order thinking process skills in solving mathematical problems are necessary in the learning process. The purpose of the study was to describe the high-order thinking process of male and female students at analyzing (C4), evaluating (C5), and creating (C6) in problem solving. The participants were 1 male student and 1 female student. The main instrument was the researcher himself, and the supporting instruments were higher order thinking tests and interview guidelines to collect the data. To validate the data, this study utilized time triangulation. The data analysis was processed through data reduction, presentation, and conclusion. The findings of the study revealed that the male subject could (C4), identifyy the problem, mention important things, and plan the solutions, (C5) evaluate the work, prove the similarity of the land area and providee an assessment, (C6) make two different pictures of the first answer's solution and prove the broad similarity. The female subject could (C4), recognize important and unimportant things, make a solution plan by drawing the land, prove the similarity of areas by connecting the material axes of symmetry and the formula of a trapezoid area, (C5) evaluate the answer by calculating the land area and providing an assessment, and connecting the material concept of the axial symmetry, (C6) make a different picture, not prove the truth of the area similarity, and calculate the length of the fence.
ANALISIS PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Eka Mei Nuraini; Wiwin Sri Hidayati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pemecahan masalah siswa dengan tipe kepribadian guardian, artisan, idealist, rational. Penelitian kali ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX –E SMPN 2 Perak. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan metode wawancara. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar tes, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi waktu. Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan data reduction, data display, dan verification. Hasil penelitian adalah : (1) Subjek guardian pada tahap memahami masalah menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan, merencanakan penyelesaian dapat menemukan solusi dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya, melaksanakan penyelesaian menuliskan solusi secara jelas dan runtut, dan memeriksa kembali dengan membaca ulang jawaban tersebut. (2) Subjek artisan pada tahap memahami masalah menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan, merencanakan penyelesaian dapat menemukan solusi dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya, melaksanakan penyelesaian menuliskan solusi secara jelas dan runtut, memeriksa kembali masalah yang diberikan yaitu dengan melihat kembali jawaban tersebut. (3) Subjek rational pada tahap memahami masalah hanya menuliskan yang diketahui, namun dapat menjelaskan secara lisan apa yang diketahui dan ditanyakan, merencanakan penyelesaian dengan menggunakan solusi yang ditentukan sebelumnya, melaksanakan penyelesaian menuliskan solusi secara jelas dan runtu, memeriksa kembali dengan menghitung kembali jawabannya serta meyakini jawaban sesuai dengan apa yang diminta dari permasalahan tersebut. (4) Subjek idealist pada tahap memahami masalah menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan, merencanakan penyelesaian dapat menemukan solusi dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya, kemudian tahap melaksanakan penyelesaian subjek menuliskannya secara jelas dan runtut serta menjelaskan dengan bahasanya sendiri, subjek idealist dalam memeriksa kembali permasalahan memberikan tanda pada setiap langkah dan meyakini jawaban tersebut sesuai yang diminta dari permasalahan.
ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Mareta Elsavani; Wiwin Sri Hidayati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan pada sekolah-sekolah dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Dalam konteks pembelajaran matematika, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan pendekatan dan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, diharapkan guru dapat menggunakan metode pembelajaran matematika yang tepat dan menyenangkan dalam mengimplementasikan kurikulum. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan pada guru yang mengajar materi Himpunan di kelas VIII SMP Kristen Petra Jombang pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subjek menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali pembelajaran dengan menyapa, memberi salam, berdoa, melakukan apersepsi dan memotivasi siswa dengan menanyakan pengetahuan awal dan memotivasi siswa. Selanjutnya, melalui model PBL Subjek mengajak siswa aktif berdiskusi dengan kelompok dalam melakukan suatu kegiatan terkait dengan materi yang dipelajari, namun tidak menyampaikan KKTP kembali sebelum masuk ke kegiatan inti pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik, menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, Subjek membuat catatan-catatan kecil mengenai ketercapaian siswa dan merencanakan tindak lanjut dipertemuan yang akan datang dengan memberikan diferensiasi tingkat kesulitan konten sehingga tidak memberikan tindak lanjut berupa tugas tambahan,  memberikan penilaian autentik selama proses pembelajaran dengan mengamati sikap siswa dan melakukan penilaian baik aktivitas individu ataupun kelompok. Tahap akhir Subjek memberikan kesempatan siswa untuk menyajikan hasil pekerjaan kelompok sesuai dengan minat, bakat dan gaya belajar siswa, sehingga siswa ada yang menyajikannya berupa tulisan, canva, dan lain sebagainya. Subjek melakukan aktivitas pembelajaran sesuai alokasi waktu dan menutupnya dengan berdoa
ANALISIS INTUISI MATEMATIS SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BARISAN ARITMATIKA Slamet Rijanto; Wiwin Sri Hidayati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi tentang hubungan antara intuisi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa bermanfaat bagi siswa dan guru dan diyakini dapat menjadi pedoman pengembangan intuisi matematis dan pemahaman konsep matematika siswa dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intuisi siswa dalam memahami konsep barisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, dan instrumen pendukung adalah lembar tes, pedoman wawancara dan dokumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dengan triangulasi teori, selanjutnya data dianalis secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek telah menggunakan intuisi matematis untuk memahami konsep dan digunakan dalam menyelesaikan masalah barisan aritmatika dan jawabannya adalah benar, meskipun subyek tidak sepenuhya memegang konsep barisan aritmatika. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa subyek telah membuat konsep dan prosedur sendiri terkait permasalahan barisan aritmatika. Subyek  telah membangun konsep sendiri yang masuk akal yang dibangun atas contoh yang berkaitan dengan pengalaman belajar awal. Subyek memiliki intuisi yang cukup baik dan tepat dalam memahami konsep barisan aritmatika. Subyek memegang konsep yang salah pada awalnya, namun pada saat mengerjakan tes tertulis subyek mampu melakukan refleksi terhadap jawaban sendiri yaitu “500 x 6”.   Subyek memberikan jawaban tertulis dengan cara  menjabarkan jawaban permasalahan secara lebih terinci dan hasil kerja subyek memberikan jawaban benar. Namun proses yang dijabarkan oleh Subyek menunjukkan bahwa subyek kurang memahami konsep barisan aritmatika. Mengacu pada hasil tes tertulis subyek,  cara yang dilakukan oleh subyek dalam memecahkan masalah barisan aritmatika tidak sesuai dengan konsep dan konteks permasalahan, sehingga  mungkin dapat sesuai dengan beberapa permasalahan matematika, mungkin juga tidak sesuai, tergantung  pada jenis dan tingkat kesulitan permasalahannya.
Penerapan Video Media Pembelajaran Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Budi Tristanti; Wiwik Ernawati; Wiwin Sri Hidayati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 10 No. 3 (2021): September
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i3.673

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan media video pada materi penjumlahan bilangan bulat dan kemampuan siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat sebelum dan sesudah pemanfaatan media video materi penjumlahan bilangan bulat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Sebelum melaksanakan penelitian, video media pembelajaran penjumlahan bilangan bulat telah divalidasi dan dinyatakan layak digunakan oleh ahli materi dan media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat sebelum dan sesudah pemanfaatan media video terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu dari 0% menjadi 96%. Artinya sebelum penerapan media video pembelajaran tidak ada siswa yang memenuhi indikator penjumlahan bilangan bulat yang sudah ditetapkan. Sedangkan, setelah penerapan media video pembelajaran terdapat 25 dari 26 siswa yang memenuhi 5 indikator penjumlahan bilangan bulat. Walaupun begitu, pembelajaran matematika menggunakan media video pada materi penjumlahan bilangan bulat belum mencapai ketuntasan kelas yaitu 100%. The purpose of this study is to describe the process of learning mathematics with video media on the material of adding integers and students' ability to add integers before and after using video media for adding integers. This study uses a qualitative approach. Methods of data collection using tests and documentation. Before carrying out the research, the instructional media video for adding integers has been validated and declared suitable for use by material and media experts. The results showed that the students' ability to add integers before and after the use of video media had a significant difference, from 0% to 96%. This means that before the application of instructional video media there were no students who met the predetermined integer addition indicators. Meanwhile, after the application of instructional video media, there were 25 out of 26 students who met 5 indicators of adding integers. Even so, learning mathematics using video media on the addition of integers has not yet reached class completeness, which is 100%.
Students’ Profiles with Interpersonal and Intrapersonal Intelligence in Solving Mathematical Problems Abdur Rochim; Wiwin Sri Hidayati; Faridatul Masruroh
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 12 No. 1 (2023): January
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i1.749

Abstract

Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal diperlukan dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan menganalisis profil siswa dengan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian berjumlah dua. Pemilihan subjek berdasarkan pada skala kecerdasan majemuk. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara dan skala penilaian. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung yaitu lembar tes pemecahan masalah, pedoman wawancara dan lembar skala kecerdasan majemuk. Keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Analisis dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan simpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa subjek berkecerdasan interpersonal dalam memecahkan masalah barisan aritmatika adalah subjek melakukan semua tahapan pemecahan masalah dengan benar tetapi kurang lengkap. Subjek mengkomunikasikan semua ide pemecahan masalah secara lisan dan tulis dengan lancar. Subjek berkecerdasan intrapersonal dalam memecahkan masalah barisan aritmatika adalah subjek melakukan semua tahapan pemecahan masalah dengan keyakinan dan berdasarkan waktu. Subjek menunjukkan kepercayaan diri dan manajemen waktu yang efektif. Interpersonal and intrapersonal intelligence are required to solve mathematical problems. This study aims to analyze the profiles of students with interpersonal and intrapersonal intelligence in solving mathematical problems. This qualitative descriptive study involved two participants selected by multiple intelligences tests. The data collection techniques utilized tests, interviews and rating scales. The main instrument was the researcher himself, while the supporting instruments were the problem solving test sheets, interview guidelines and multiple intelligences scale sheets. The time triangulation was used to validate the data. The data reduction, data presentation and conclusions were conducted in the analysing process. Based on the results of the data analysis and discussion, the study concluded that in solving arithmetic sequence problems the participant with interpersonal intelligence performed all stages of problem solving correctly, but incomplete. The participant communicated all the problem solving ideas in written and spoken forms fluently. The participant with intrapersonal intelligence in solving arithmetic sequence problems confidently and efficiently conducted all problem solving stages. The participant demonstrated good self-confidence and an effective time management.