Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Kesiapan Individu Untuk Berubah Terhadap Kesiapan Organisasi Untuk Berubah Dengan Mediator Rasa Berdaya Psikologis Merdiaty, Netty; Mangundjaya, Wustari L.; Hartijasti, Yanki
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 11 No. 3 (2022): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kesiapan individu untuk berubah dan rasa berdaya psikologis terhadap kesiapan organisasi untuk berubah Pada 2 BUMN. Teknik pengambilan data menggunakan teknik convenience sampling dengan jumlah responden sebanyak 175 orang, dan diolah dengan mempergunakan analisis Regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, KIB (Kesiapan individu untuk berubah) dan RBP (Rasa berdaya psikologis) bersama-sama memiliki efek yang signifikan pada KOB (Kesiapan organisasi untuk berubah) dengan r-square.  Kesiapan individu untuk berubah (KIB) sendiri berpengaruh signifikan terhadap kesiapan organisasi untuk berubah (KOB). Sedangkan rasa berdaya psikologis sendiri berpengaruh signifikan  terhadap kesiapan organisasi untuk berubah. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun baik rasa berdaya psikologis maupun kesiapan individu untuk berubah berpengaruh signifikan terhadap kesiapan organisasi untuk berubah untuk perubahan, tetapi skor rasa berdaya psikologis sedikit lebih tinggi dibandingkan kesiapan individu untuk berubah untuk perubahan. Hasil ini dapat diterapkan tidak hanya pada unit kerja, tetapi juga pada lingkungan sosial pada umumnya dimana untuk merubah organisasi maka pemimpin perubahan perlu memerhatikan aspek kesiapan semua anggota kelompok maupun pemberdayaan anggota kelompoknya untuk dapat mencapai keberhasilan suatu perubahan.
Board Game: Cara Pembelajaran Yang Menyenangkan Bagi Orang Dewasa Mangundjaya, Wustari L.; Wicaksana, Seta A.; Ersya , Callista Hapsari Almira Inez
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 11 No. 2 (2022): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan SDM memerlukan adanya perubahan pendekatan sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0. Dalam hal ini setiap individu haruts mau dan mampu meningkatkan kompetensinya untuk dapat beradaptasi dengan kondisi saat ini serta berkompetisi dengan sehat. Pada era revolusi Industri 4.0 kompetensi merupakan hal yang esensial, sehingga setiap individu harus memelajari kompetensi baru. Meskipun demikian, proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks, tidak dapat demikian saja dilakukan. Dalam hal ini, boardgame dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu individu, khususnya orang dewasa dalam memelajari kompetensi baru maupun meningkatkan keterampilan yang sudah dimilikinya. Studi ini menggunakan 120 partisipan yang terdiri dari 60 partisipan karyawan dan 60 partisipan mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efektivitas boardgame sebagai salah satu alat/metode pelatihan bagi orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boardgame adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk orang dewasa memelajari hal-hal baru dengan menyenangkan, dan memeroleh hasil pembelajaran yang efektif.
Pendekatan Psikologis Dalam Proses Rekrutmen Dan Seleksi Mangundjaya, Wustari L.; Nurdiana, Emylia; Hamidah, Nisa; Fithriyani, Rizqia
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 1 No. 8 (2024): Juni
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/atd07w24

Abstract

Proses rekrutmen dan seleksi adalah penting untuk dapat memeroleh tenaga kerja yang kompeten dan handal sesuai dengan persyaratan jabatan yang dicari.  Meskipun demikian, kadangkala tidak semua organisasi memerhatikan ke dua proses ini dengan cermat,  Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengidenitikasi  peran dari psikologi dalam proses rekrutmen dan seleksi di tempat kerja. Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) jenis organisasi yaitu organisasi yang bergerak di bidang manufacturing dan organisasi nir-laba.  Hasil menunjukkan bahwa aspek psikologis turut berperan dalam tercipatanya proses rekrutmen dan seleksi yang baik.
Wawancara Sebagai Salah Satu Tahapan Dalam Proses Rekrutmen dan Seleksi Karyawan Irawan, Didik; Fazrina, Divania; Mangundjaya, Wustari L.
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 1 No. 9 (2024): Juli
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jcwe9h65

Abstract

Setiap organisasi/perusahaan memerlukan sumber daya untuk menjalankan proses bisnisnya, manusia menjadi salah satu sumber daya paling penting dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk itu supaya terjamin kualitasnya, maka diperlukan proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Dalam menjalankannya terdapat beberapa tahapan yang diantaranya tersebut merupakan wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab antara dua orang, yang mana dalam proses seleksi karyawan dijadikan metode dalam melihat kesesuaian antara individu dengan posisi yang dilamar berikut dengan nilai terdapat pada organisasi tersebut. Makalah  ini bertujuan untuk membahas mengenai (1) proses wawancara dalam rekrutmen dan seleksi karyawan, (2) teknik-teknik wawancara yang digunakan dalam proses rekrutmen dan seleksi wawancara, (3) perbedaan tahapan dan tujuan wawancara antara operator dan non operator (staf ke atas) dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Untuk dapat menjawabnya maka peneliti melakukan wawancara dengan salah satu staf pada sebuah organisasi yang bergerak di bidang manufaktur.  Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil sebagai berikut: wawancara dalam proses seleksi karyawan meliputi beberapa tahapan seperti, pembuatan janji dengan pelamar, perkenalan, rapporting, memberikan pertanyaan seputar perusahaan, pengalaman, serta uraian jabatan pekerjaan sebelumnya, pertanyaan personal, serta penutupan sesi. Selain itu, juga ditemukan beberapa perbedaan terkait tahapan seleksi untuk kandidat operator dan non operator (staf ke atas). Perbedaan tersebut terletak pada frekuensi wawancara yang dilakukan, berikut dengan aspek-aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian.
Pendampingan Pola Asuh Positif Dalam Usaha Mengembangkan Potensi Anak Secara Optimal Bangun, Mic Finanto Ario; Mangundjaya, Wustari L.; Muzzamil, Ferdy
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 1 No. 9 (2024): Juli
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/q4rprn88

Abstract

Pola asuh positif dalam pengasuhan anak adalah pendekatan yang menekankan pada pembangunan hubungan yang kuat dan suportif antara orang tua dan anak. Pendekatan ini fokus pada pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif anak melalui komunikasi yang baik, pengakuan atas perasaan anak, dan penerapan disiplin yang mendidik tanpa hukuman fisik atau keras. Penelitian ini bertujuan untuk memahami prinsip – prinsip dasar, manfaat jangka panjang, serta strategis pola asuh positif. Melalui observasi dari proses diskusi, hasil menunjukkan bahwa peserta memahami berbagai pola pengasuhan dan dampaknya terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak. Pola asuh positif terbukti membantu anak berkembang menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Pemilihan pola asuh yang tepat oleh orang tua sangat penting untuk membentuk perilaku dan kecerdasan emosional anak yang optimal.
Mengembangkan Kepercayaan Diri Pada Anak Asuh Yayasan Panti Sosial MFR Di Tambun Utara Astriani, Ririn; Atmadja, Riandi Wira; Mangundjaya, Wustari L.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 11 (2024): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i11.698

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan program pengembangan kepercayaan diri pada anak asuh yang tinggal di Yayasan Panti Sosial MFR yang berlokasi di Tambun Utara. Fokus utama adalah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri anak asuh dan merancang strategi intervensi yang sesuai untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Program ini disusun dengan mempertimbangkan konteks kehidupan anak asuh dan karakteristik perkembangan mereka. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi yayasan panti sosial MFR dan para pemangku jabatan dalam mengembangkan program serupa. Dengan adanya program peningkatan kepercayaan diri diharapkan dapat memberikan landasan positif bagi perkembangan pribadi dan sosial anak asuh, dan membantu mereka menghadapi tantangan hidup, serta meningkatkan peluang kesuksesan di masa depan.
Pendampingan Penanaman Budi Pekerti Pada Anak Asuh Yayasan Panti Sosial MFR Di Tambun Utara Maulani, Rahmi Puji; Sulistio, Rizky Budi; Kusmantoro, Salma Tara Dipa; Mangundjaya, Wustari L.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 11 (2024): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i11.702

Abstract

Anak-anak secara umum cenderung mengalami kesulitan memahami konsep baru dalam pendidikan budi pekerti, yang menghambat pembentukan karakter mereka. Tujuan penanaman budi pekerti ini untuk kehidupan nanti di masyarakat, dengan mempunyai perilaku yang baik menjadi tuntutan utama anak perlu menunjukkan perilaku yang baik dan sesuai dengan pendidikan budi pekerti dari keluarga dan sekolah. Metode yang digunakan untuk  penyuluhan dan pelatihan kepada peserta yang berjumlah 50 remaja laki-laki. Berhasilnya kegiatan pendampingan penanaman budi pekerti adalah dengan cara pelatihan dan penyuluhan materi budi pekerti terlihat dari pemahaman para peserta pelatihan yang berbeda dari sebelum dan sesudah peserta pelatihan dengan membandingkan sikap mereka melaui peragaan atau kegiatan roleplay mengenai contoh dari penerapan perilaku yang bermoral serta beretika sebagai bentuk realisasi manusia yang berbudi pekerti. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpilkan bahwa pencegahan terjadinya perilaku yang tidak baik terhadap remaja di Yayasan Panti Sosial Tambun.
Pendampingan Pengembangan Komunitas (Community Development) Menuju Kesejahteraan Sosial dan Psikologis Merdiaty, Netty; Mangundjaya, Wustari L.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 4 (2024): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i4.927

Abstract

Salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM).  Saat ini kegiatan PKM yang dilakukan oleh staf pengajar Fakultas Psikologi Ubhara Jaya adalah melakukan pengembangan/penguatan komunitas dengan tujuan akhir pengembangan kesejahteraan psikologis dan sosial. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada Yayasan Kesejahteraan Sosial Asiana yang berlokasi di Pengalengan.  Metode kegiatan pengabdian ini adalah Game/ role play, seminar, Drawing and telling. Berdasarkan hasil evaluasi peserta sangat menyukai kegiatan yang dilakukan dan betharap dapat dilakukan secara kontinyu.
Menggambar Dan Mewarnai Sebagai Media Ekspresi Anak Dan Sarana Pengembangan Kesejahteraan Psikologis Alurmei, Wahyu Aulizalsini; Yuliana, Yomima Viena; Mangundjaya, Wustari L.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 4 (2024): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i4.950

Abstract

Seni adalah salahsatu media yang menyenangkan, terutama bagi anak – anak. Pada dasarnya anak yang belum memiliki kemampuan berbicara secara verbal dengan sempurna dan tidak dapat mengolah kata dengan benar, maka akan berusaha untuk mengekspresikan dirinya dengan cara lain antara lain dengan cara menggambar. Anak memiliki kondisi emosional yang sensitif, khususnya bila terkait dengan bagaimana mereka merespon sebuah stimulus di lingkungannya. Media menggambar adalah salah satu media yang efektif bagi anak-anak untuk mengekspresikan dirinya.  Dengan menggambar seorang anak dapat mengekresikan keinginannya, cita–citanya, ataupun kecemasan yang dimilikinya. Secara psikologis perkembangan kognitif anak akan terlatih ketika mereka belajar menggunakan simbol seperti warna dan bentuk dan mengolah imajinasi mereka dan memperlihatkan keterampilan mereka. Pada makalah ini akan dibahas mengenai menggambar sebagai media ekspresi anak-anak pada komunitas.
Psychological Empowerment and Change Self-Efficacy As Mediators Between Change Leadership and Affective Commitment to Change Mangundjaya, Wustari L.; Putri, Elisyah Muliani; Shafira, Aisha
Jurnal Sains Psikologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v12i12023p9-115

Abstract

The world is changing, and the changes are affecting organizations to adapt to the changing as well. However, not all the change initiative programs will succeed due to employees’ lack of commitment to change. The study aims to identify the role of psychological empowerment and change self-efficacy as mediators between change leadership and affective commitment to change. This study surveyed four NGOs with 113 respondents. Data was collected using four types of questionnaires: affective commitment to change, change leadership, change self-efficacy, organizational change, and psychological empowerment. Results showed that change leadership had affected affective commitment to change directly through self-efficacy as a mediator. In the meantime, psychological empowerment could not mediate change leadership and affective commitment to change, as psychological empowerment did not significantly influence affective commitment to change, which can be said that change self-efficacy is more significant than psychological empowerment in terms of affective commitment to change. Results were beneficial for organizations and management to prepare the change initiative effectively in times of organizational change. In this regard, preparing a leader to become an effective change leader is needed to develop an affective commitment to the change of the employees.