Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN ALAT ORTODONTIK CEKAT TERHADAP AKUMULASI PLAK DAN pH SALIVA MAHASISWA FKG-UMI TAHUN 2017 Lestari, Nurasisa; Puspitasari, Yustisia; Masdar, Tri Audia
Jurnal Ilmiah As-Syifaa Vol 10, No 1 (2018): AS-SYIFAA Jurnal Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.358 KB) | DOI: 10.33096/jifa.v10i1.410

Abstract

Orthodontic treatment is a form of treatment in the field of dentistry which plays an important role in improving dental structure. Fixed orthodontic tools have an important role to obtain optimal and harmonic occlusion. Orthodontic appliance also affects plaque accumulation and salivary pH so that it can cause various dental and oral diseases The purpose of this study was to determine the relationship between the length of fixed orthodontic use to plaque accumulation and salivary pH of FKG UMI students in 2017. This study was an analytic observational, cross sectional study method.The sample of this study was FKG UMI students who used fixed orthodontics, sampling techniques with total sampling.Statistical test used Independent Samples Test. The results of this study showed <12 months long fixed orthodontic use of 30.8% and> 12 months of 69.2%. Based on plaque accumulation the highest score was 74.4%. Based on salivary pH the highest score is acid 94.9%, and based on statistical tests obtained a significant value of p = 0.001 (<α = 0.05). The results showed that there was a correlation between the length of fixed orthodontic use of plaque accumulation and salivary pH of FKG-UMI students in 2017.
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum frutescens L) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Secara in vitro Lestari, Nurasisa; Masriadi, Masriadi; Amiruddin, Maqhfirah; Aslan, Sarahfin; Puspitasari, Yustisia; Cahyani, Rafika
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 1 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.425 KB) | DOI: 10.33096/smj.v1i01.38

Abstract

Pendahuluan : Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan pada rongga mulut, dimana bakteri Streptococcus mutans dapat menghambat proses penyembuhan dry socket yang dipelajari oleh Rozantis, untuk itu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Cabai rawit (Capsicum frutescens L) adalah salah satu tanaman herbal yang memiliki efek sebagai anti mikroba terhadap bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak cabai rawit (capsicum frutescens l) dalam menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans secara in vitro. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratorium yaitu pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan bentuk penelitian berupa Post Test Only Control Design dan pengambilan sampel dengan Purposive Sampling menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Sampel penelitian yang digunakan adalah koloni bakteri Streptococcus mutans. Pengenceran ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) yaitu menggunakan 3 konsentrasi (25%, 50%, dan 100%). Hasil : Hasil penlitian ini menunjukkan diameter zona daya hambat bakteri Streptococcus mutans pada ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25% sebesar 10,09±0,83mm, konsentrasi 50% sebesar 12,32 ± 0,89mm dan konsentrasi 100% sebesar 16,00 ± 0,86mm dan berdasarkan uji statistic memperoleh nilai signifikan P<0.01. Kesimpulan : Hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nya efektivitas ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25%, 50% dan konsentrasi 100% dalam mengahmbat bakteri Streptococcus mutans.
Uji Perbandingan Efektivitas Kerja Anestetikum Lidokain dan Lidokain + Epinefrin Terhadap Rasa Nyeri Mattalitti, St. Fadhillah Oemar; Lestari, Nurasisa; Wijaya, M. Fajrin; Jayakusuma, Ardian; Lauddin, Taufan; Azis, Desi Safitria
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 1 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.178 KB) | DOI: 10.33096/smj.v1i01.42

Abstract

Pendahuluan: Kelompok studi nyeri perdossi (2000) telah menerjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain) yang berbunyi “nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut”. Bahan anestesi (anestetikum) digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang timbul akibat prosedur kedokteran gigi yang dilakukan. Bahan anestesi lokal terbagi atas dua golongan yaitu ester dan amida. Tujuan Penelitiam:Untuk mengetahui efektivitas kerja anestetikum lidokain dan lidokain + epinefrin terhadap rasa nyeri pada pasien di RSIGM UMI tahun 2018. Bahan dan Metode : Penelitian ini menggunakan jenis metode quasi eksperimental dengan rancangan cross sectional.Teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 yang terdiri atas 2 kelompok. Sampel penelitian adalah pasien dengan kasus ektraksi sisa akar molar rahang bawah. Pasien datang ke RSIGM untuk melakukan tindakan ekstraksi sisa akar lalu pasien diberi anestesi sebelum dilakukan tindakan lalu dilakukan penilaian terhadap bahan anestestesi dengan lembaran cheklist kemudian setelah dilakukan tindakan ekstraksi pasien diwawancarai dengan menggunakan lembar NRS(Numeric Rating Scale). Hasil : Uji Mann-Whitney test penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan pada efektivitas kerja anestesikum lidokain dan lidokain + epinefrin dengan nilai p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari p<0,05. Kesimpulan : Terdapat perbandingan perbedaan efektivitas kerja yang signifikan antara lidokain dan lidokain + epinefrin.
Perbedaan Usia Terhadap Posisi Foramen Mentalis Panoramik di RSGM TNI AL Yos Sudarso Makassar Tahun 2018 Mattalitti, St. Fadhillah Oemar; Lestari, Nurasisa; Pertiwisari, Amanah; Bima, Lukman; Husein, Husnah; Idul, Indira Ayu Suryandari
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 1 No. 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.183 KB) | DOI: 10.33096/smj.v1i02.48

Abstract

Pendahuluan: Foramen mentalis adalah bagian dari struktur anatomi mandibula yang terdapat pada kedua sisi mandibula. Identifikasi dan pemahaman posisi foramen mentalis secara klinis sangat penting dalam praktik kedokteran gigi antara lain untuk kepentingan anastesi, perawatan fraktur area parasimfisis, osteotomi untuk keperluan ortodontik, penempatan implan serta dalam bidang forensik kedokteran gigi dapat membantu mengidentifikasi Victim (Korban) yang tidak diketahui identitasnya dalam menentukan usianya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan usia terhadap posisi foramen mentalis dari gambaran radiografi panoramik pada pasien di RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso. Bahan dan Metode: Foto Panoramik, CD Room, DVD Writer, form penelitian, dan Software ImageJ. Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis. Hasil: Penelitian ini menunjukkan usia 20-44 tahun lebih banyak berkunjung ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan giginya. Adapun posisi foramen mentalis ditemukan paling banyak di posisi 4 yaitu di bawah premolar 2, lalu diikuti oleh posisi 5 yaitu di antara premolar 2 dan molar 1. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, didapatkan nilai p = 0.191 > a = 0.05 untuk regio kanan dan untuk regio kiri memiliki nilai siginifikansi perbedaan p = 0.482 > a = 0.05. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan usia terhadap posisi foramen mentalis ditinjau dari gambaran radiografi panoramik di RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso Makassar.
Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Terhadap Tindakan Kontrol Infeksi Pada Pasien Pencabutan Gigi Lestari, Nurasisa; Novawaty, Eva; Wijaya, Muh. Fajrin; Mattalitti, St. Fadhillah Oemar; Astuti, Lilies Anggarwati; Febrianti, Febrianti
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 2 No. 01 (2020): April 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.1 KB) | DOI: 10.33096/smj.v2i01.54

Abstract

Pendahuluan : Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir, pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan gerakan lidah dan rahang bawah. Berbagai macam cara dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi silang antara lain dengan pemakaian proteksi diri yaitu masker, kacamata pelindung, sarung tangan, baju praktek, maupun penutup rambut dan kebersihan lingkungan tempat kerja yang meliputi cara pembersihan alat dan lingkungan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan terhadap tindakan kontrol infeksi pada pasien pencabutan gigi. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan Fakultas Kedokteran Gigi UMI di RSIGM YW-UMI Makassar. Hasil: Sebagai mahasiswa kepaniteraan diketahui terdapat 5,71% dengan pengetahuan yang cukup, dan diketetahui terdapat 94,29% dengan pengetahuan baik. Sedangkan untuk tindakan kontrol infeksi mahasiswa kepaniteraan diketahui terdapat 65,71% dengan tindakan yang cukup dan diketahui terdapat 34,29% dengan tindakan yang baik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji statistic chi-square diperoleh p-value sebesar 0,044. Karena p-value < alpha (0,05). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa kepaniteraan tentang kontrol infeksi dengan tindakan kontrol infeksi pada pasien pencabutan gigi
Hubungan Dimensi Vertikal Oklusi dengan Jarak Pupil-Rima Oris pada Mahasiswa Pre Klinik Lestari, Nurasisa; Chotimah, Chusnul; Anas, Risnayanti; Wijaya, Muh. Fajrin; Biba, Andi Tenri; Utama, Mohammad Dharma; Puspitasari, Yustisia; Ramadayanti, Nur
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 2 No. 02 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.078 KB) | DOI: 10.33096/smj.v2i02.55

Abstract

Pendahuluan: Dokter gigi bertanggung jawab untuk menentukan nilai DVO dengan tepat dalam melakukan perawatan. Pada pelaksanaannya, penentuan DVO bukanlah sesuatu yang mudah terutama pada pasien usia lanjut yang telah lama mengalami edentulous total atau sebagian. Studi korelasi antara jarak landmark antropometrik (pupil rima oris) dengan dimensi vertikal (subnasion-gnathion) dapat membantu dokter untuk menentukan dimensi vertikal yang benar pada perawatan pasien seperti yang memerlukan restorasi gigi tiruan lengkap. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan dimensi vertikal oklusi dengan jarak pupil-rima oris pada mahasiswa pre klinik. Bahan dan Metode: Jenis penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan studi cross-sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dilakukan pada 60 mahasiswa program sarjana Fakultas Kedokteran Gigi UMI yang telah memenuhi kriteria. Pada pengukuran Dimensi Vertikal Oklusi (DVO) dan pengukuran jarak pupil-rima oris diukur langsung pada subjek menggunakan digital caliper. Hasil: Uji Spearman’s Correlationmenunjukkan bahwa terdapat hubungan jarak pupil-rima oris dengan pengukuran dimensi vertikal oklusi (p= 0,000; p<0,05) dan r=0,626 yang berarti bahwa tingkat korelasi yang sedang. Kesimpulan: Pengukuran jarak pupil-rima oris dapat digunakan sebagai alternatif untuk menetapkan nilai dimensi vertikal oklusi sebenarnya karena berdasarkan hasil penelitian terdapat korelasi yang signifikan antara dimensi vertikal oklusi dengan jarak pupil-rima oris dengan tingkat korelasi yang sedang.
Efektivitas Aromaterapi Peppermint (Mentha Piperita L) untuk Mengatasi Kecemasan Sebelum Ekstraksi Gigi Lestari, Nurasisa; Amran, Ardian J.; Mawaddah, Besse
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.57595

Abstract

Abstract: During tooth extraction, patients sometimes feel anxious that can cause mental disorders. One way to reduce anxiety is by using peppermint-based aromatherapy. This study aimed to find out the effectiveness of peppermint aromatherapy (Mentha piperita L) before tooth extraction. This was a quasi exprimental study with a cross sectional design. Samples were patients that came to Azka Nadhifa Clinic for tooth extraction, obtained by using accidental sampling. Level of anxiety was based on pulse rate measured with oximeter. The results obtained 44 patients as samples. Before aromatherapy treatment, the mean pulse rate of patients was 105.64 (SD±2.90) meanwhile after treatment the mean pulse rate was 82.95 (SD±6.62). The T-paired showed that the mean difference of pulse rate before and after aromatherapy treatment was 22.68, with a p-value of 0.000 (p<0.05), meaning a sifnificant difference between before and after treatment. In conclusion, peppermint aromatherapy (Mentha piperita L) is effective to overcome anxiety before tooth extraction.   Abstrak: Saat melakukan prosedur ekstraksi gigi pasien terkadang merasa cemas hingga mengalami gangguan mental. Salah satu cara menurunkan kecemasan ialah dengan menggunakan aromaterapi berbahan peppermint (Mentha piperita L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aromaterapi peppermint terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan ekstraksi gigi. Metode penelitian ialah kuasi eksprimental dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien yang berkunjung ke klinik Azka Nadhifa utnuk tindakan ekstraksi gigi, diperoleh dengan menggunakan accidental sampling. Tingkat kecemasan diukur berdasarkan denyut nadi dengan menggunakan oximeter. Hasil penelitian mendapatkan 44 pasien sebagai sampel penelitian. Sebelum perlakuan aromaterapi didapatkan rerata denyut nadi pasien sebesar 105,64 (SD±2,90) sedangkan setelah perlakuan didapatkan rerata denyut nadi sebesar 82,95 (SD±6,62). Hasil uji T-paired menunjukkan bahwa selisih rerata denyut nadi sebelum dan setelah perlakuan sebesar 22,68, dengan nilai p=0,000 (p<0,05), yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah diberikan aromaterapi peppermint. Simpulan penelitian ini ialah pemberian aromaterapi peppermint (Mentha piperita L) efektif dalam mengatasi kecemasan sebelum ekstraksi gigi. Kata kunci: ekstraksi gigi; kecemasan; aromaterapi; peppermint
Student Behaviour Relationship of the Profession to Use of Amoxicillin Antibiotic on Posterior Tooth Extraction at RSIGM YW-UMI Makassar in 2019 Lestari, Nurasisa; Ilmianti, Ilmianti; Rasdayanti, Nur
International Journal of Halal System and Sustainability https://jurnal.narotama.ac.id/https://www.spb.gba.gov.ar/campus/https://conference.trunojoyo.ac.id/https://ojs.ucp.edu.ar/https://libros.cimsur.unam.mx/https://ojs.stikesmucis.ac.id/http://medi Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/injhss.v3i2.281

Abstract

Bacterial resistance to antibiotics is a global threat to health. Health workers Knowledge, especially professional students who will become a dentist, is needed to prevent antibiotics abuse. Amoxicillin, including antibiotics, plays an important role in oral surgery. Antibiotics are compulsory for patients undergoing procedures action, especially for tooth extraction. The knowledge and attitudes of professional students are the components of behaviours interconnected in determining the use of antibiotics. To discover the behavioural relationship of professional students interviewed for aspects in knowledge, attitudes and actions on the use of amoxicillin antibiotics on the posterior tooth extraction. The research was analytic observation using the cross-sectional method. The research instrument used questionnaires related to knowledge, attitudes and actions of professional students on the use of amoxicillin antibiotics on the posterior tooth extraction. Statistical test results of Chi-Square acquired knowledge (? ?????= 0.04 greater than α = 0.05, attitude (? ?????=0.04 greater than α = 0.05) and action-based behavior (? ?????= 0.036 greater than α = 0.05). It found a significant relation between the professional student behaviour interviewed for the knowledge, attitude, and action on antibiotic use.
Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Perikoronitis Akut Akibat Gigi Impaksi Molar Ketiga Mandibula Pasca Odontektomi Jayakusuma Amran, Ardian; Lestari, Nurasisa; Ilmianti, Ilmianti; Bachtiar, Rachmi; Ahmad, Nurul Khalifah
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 6 No. 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/smj.v6i02.149

Abstract

Pendahuluan: Odontektomi adalah prosedur umum yang dilakukan pada gigi yang impaksi uatuk menhilangkan perikoronistis, namun terdapat beberapa risiko komplikasi tindakan termasuk bengkak dan infeksi. Evaluasi kualitas hidup setelah perawatan bedah berdasarkan distribusi usia, jenis kelamin, pendidikan dan domisili dapat menggunakan parameter Oral Health Impact Profile (OHIP-14) dan General Oral Health Assessment Indeks (GOHAI). Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh kualitas hidup pasien perikoronitis akut pada gigi impaksi molar 3 mandibula pasca odontektomi. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan parameter GOHAI dan OHIP-14 dengan metode observasi analitik. Uji statistik yang digunakan adalah uji eta test. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan domisili dengan menggunakan parameter OHIP-14 dan GOHAI. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh kualitas hidup pasien perikonitis akut pada gigi impaksi molar 3 mandibula pasca odontektomi.
Efektifitas Berbagai Macam Teknik Penggunaan Topical Application Fluoride terhadap Karies Anak Lestari, Nurasisa; Farhan, Muhammad S. A.
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.57611

Abstract

Abstract: Fluoride can be utilized in two ways, systemically, through the digestion of the mineral; and locally, through the topical application of fluoride containing solutions. When fluoride is applied to tooth surface, the fluoride ions replace hydroxide ions in the hydroxyapatite crystals of the tooth form, which will promote remineralization by reducing tooth solubility. The direct approach of fluoride to the tooth base is known as topical fluoride application (TAF). This study aimed to determine the effectiveness of various topical application fluoride (TAF) application techniques on pediatric caries in the form of a systematic review. Article searching used google schoolar database, pubmed, web of science, and manual searching. The results obtained eight articles that met the criteria from 258 article searching results. The use of trays with fluoride gel was effective in reducing caries in children and adolescents. Fluoride varnish applied every 3-6 months could significantly reduce the incidence of dental caries. The use of fluoride mouthwash twice a day could reduce plaque and improve overall dental health. Regular use of fluoride toothpaste could reduce the incidence of caries by 30%. In conclusion, each type of topical fluoride application technique has its own superiority. Moreover, the right combination of techniques and frequency of application according to individual need provides the best result. Keywords: topical application fluoride; dental caries; application method   Abstrak: Fluorida dapat dimanfaatkan dengan dua cara, yaitu secara sistemik melalui pencernaan mineral oleh tubuh, dan secara lokal melalui aplikasi fluorida secara topikal menggunakan larutan fluorida. Ketika fluorida diaplikasikan pada permukaan gigi, ion fluorida menggantikan ion hidroksida dalam kristal hidroksiapatit pada bentuk gigi, yang akan meningkatkan remineralisasi dengan mengurangi kelarutan gigi. Pendekatan langsung fluorida ke dasar gigi dikenal sebagai aplikasi fluorida topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas berbagai macam teknik penggunaan topical application fluoride (TAF) terhadap karies anak dalam bentuk systematic review. Penelusuran menggunakan database google schoolar, pubmed, web of science, dan manual searching. Hasil penelitian mendapatkan delapan artikel yang memenuhi kriteria dari 258 hasil pencarian artikel. Penggunaan tray dengan gel fluoride efektif dalam mengurangi karies pada anak dan remaja. Fluoride varnish yang dioleskan setiap 3-6 bulan dapat mengurangi insiden karies gigi secara bermakna. Penggunaan obat kumur fluorida dua kali sehari dapat mengurangi plak dan meningkatkan kesehatan gigi secara menyeluruh. Penggunaan pasta gigi berfluorida secara rutin dapat mengurangi kejadian karies hingga 30%. Simpulan penelitian ini ialah setiap macam teknik aplikasi topical application fluoride yang tepat memiliki keunggulan masing-masing, serta kombinasi teknik dan frekuensi sesuai dengan kebutuhan individu memberikan hasil terbaik. Kata kunci: topical application fluoride; karies gigi; metode aplikasi