Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Subak Bentuk Kearifan Lokal Bali Berbasis Tri Hita Karana dan Tantangannya pada Era Globalisasi Nyoman Suryawan; I Wayan Wiryawan; I Wayan Gata; I Wayan Kandia
Sphatika: Jurnal Teologi Vol. 14 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besides being known for its tourist destinations, Bali also has traditional institutions full of local wisdom known as subak. In the era of globalization triggered by advances in science and technology as well as rapid progress in the field of tourism, this has created problems for the existence of subak itself, both in terms of socio-religious aspects as well as its physical condition. The aim of this research is not only to understand the wisdom of subak but also to know the challenges experienced by subak in the era of globalization. The method used in this research is an exploratory method to reveal phenomena that are fundamentally related to the focus of the problem   or   object   of   study.   In   addition,   this   research   was   conducted   through   a   critical ethnographic approach based on a qualitative research paradigm. Subak is a traditional institution that is socio-religious and plays a very important role in distributing water to rice fields in Bali. In carrying out its activities, subak is based on the harmonization philosophy of Tri Hita Karana or the three causes that can give happiness to humans, consisting of parhyangan or human relations with the Creator, pawongan or human relationships with each other and palemahan or relationships between humans and their natural environment. In this era of globalization, which has entered through the rapid development of tourism, it has resulted in many subaks whose functions have begun to be eroded, starting from the decreasing number of subaks caused by the transfer of functions from existing subak lands, to the decreasing desire of the younger generation who pursue the profession of farmers as their livelihood. In addition, the entry of modern culture with the use of chemicals in pest control, has made several species of rice fields disappear. Rituals in subak culture have also begun to be simplified even though in practice it does not reduce the meaning of the ritual itself. Government intervention is needed to save the existence of subak in Bali through improving irrigation, increasing dams that can accommodate water for agricultural irrigation, exemption from rice fields tax, fertilizer assistance or other assistance needed by farmers.
Sejarah Perjalanan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Kurikulum Di Indonesia I Wayan Kandia
JOCER: Journal of Civic Education Research Vol. 1 No. 2 (2023): JOCER: Journal of Civic Education Research
Publisher : CV Tirta Pustaka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60153/jocer.v1i2.35

Abstract

Meskipun Pendidikan Kewarganegraan (PKn) sudah lama diimplementasikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tetapi tidak semua orang mengetahui dan memahami bagaimana perjalanan PKn sepanjang berdirinya Indonesia. Padahal dengan mengetahui sejarah PKn dalam kurikulum di Indonesia, pengambil kebijakan dapat menganalisis berbagai kelemahan sebelumnya. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan PKn dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, pengambil kebijakan dapat melakukan evaluasi dan perbaikan di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejarah perjalanan PKn dalam kurikulum di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kajian literatur. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa sejarah perjalanan PKn dalam kurikulum di Indonesia dapat diketahui dari kurikulum yang berlaku di Indonesia mulai dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan 2013. Kemudian pada tahun 2020 muncul perubahan kurikulum terbaru, yaitu kurikulum merdeka dengan platform merdeka belajar.
The Strategic Role of Learning Media in Optimizing Student Learning Outcomes Kandia, I Wayan; Suarningsih, Ni Made; Wahdah, Wahdah; Arifin, Arifin; Jenuri, Jenuri; Suwarma, Dina Mayadiana
Journal of Education Research Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i2.193

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran media pembelajaran dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik dalam perspektif kajian literatur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mengkaji atau menelaah berbagai literatur yang ada.  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan literature dengan mencari berbagai sumber tertulis baik cetak maupun elektronik dari internet, seperti buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal, serta dokumen-dokumen yang dapat membantu peneliti dalam memahami peran media pembelajaran dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukan, yaitu bagi guru media pembelajaran dapat membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan, sehingga siswa belajar lebih aktif lagi. Dengan memanfaatkan media pembelajaran secara baik dan tepat, seorang guru dapat efektif dan efisien dalam menyajikankan materi pelajaran. Bagi siswa media pembelajaran berperan untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa media pembelajaran berperan untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.  
PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN DAN PENGAYAAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS IX SMPN 2 PETANG Wiryawan, I Wayan; Kandia, I Wayan; Suciati, Anak Agung Oka; Gata, I Wayan
Suluh Pendidikan : Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan Vol 17 No 2 (2019): SULUH PENDIDIKAN : Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan
Publisher : IKIP SARASWATI TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.891 KB)

Abstract

Prestasi belajar siswa terkait mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraantidak dapat dinilai dari aspek cognitif ansich, melainkan harus juga dinilai dari aspekaffektif, dan psikomotor. Implikasi demikian, pembelajaran Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan tidak semata-mata dituntut oleh besarnya bahan pembelajaran saja,akan tetapi harus mampu memenuhi ketiga tuntutan di atas beserta dengan faktor-faktoryang mempengaruhi proses belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan terhadap prestasi PKn siswaKelas IX semester genap SMP 2 Petang tahun pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian iniyang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX yang memproleh nilai PKnpada rapot lebih kecil atau sama dengan 7,0 pada semester ganjil SMPN 2 Petang TahunPembelajaran 2018/2019. Dari populasi sebanyak 62 orang dengan menggunakan metodeproporsional random sampling, maka yang memenuhi syarat sebagai sampel adalah 62orang. Dari 62 orang sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 31 orang sebagaikelompok eksperimen dan 31 orang sebagai kelompok kontrol. Untuk memperoleh data,baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengikuti tes. Kemudian hasilyang diperoleh masing-masing kelompok diolah dan diuji dengan menggunakan analisist-test. Dari hasil pengolahan data dengan rumus t-test, nilai t hitung 3,324. Berdasarkantabel dengan taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 60, maka besarnya nilai tdalam tabel 2,000. Ternyata nilai t dalam perhitungan lebih besar dari nilai t dalam table.Artinya, hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikianmenunjukkan ada pengaruh pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan tehadapprestasi belajar PKn siswa kelas IX semester genap SMP Negeri 2 Petang tahun pelajaran2018/2019.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERBANTUAN PROGRAM E-LEARNING EDMODO TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN HASIL BELAJAR PKN Dewa Nyoman Wija Astawa; I Wayan Kandia; I Gede Angga Supriana
Suluh Pendidikan : Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan Vol 22 No 2 (2024): SULUH PENDIDIDKAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan
Publisher : IKIP SARASWATI TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46444/suluh-pendidikan.v22i2.746

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Blended Learningberbantuan Platform Edmodo terhadap motivasi dan hasil belajar PKN siswa SMPN 3 Tabanan. Jenispenelitian ini adalah eksperimen semu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIIIberjumlah 75 orang siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu VIII A, VIII B dan VIII C, sedangkansampel penelitian ini adalah kelas VIII A dan VIII B yang ditentukan dengan teknik random sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, tes dan observasi. Uji hipotesis dilakukan denganManova. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Model PembelajaranBlended Learning Berbantuan Platform Edmodo Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar PKn Siswa SMPN3 Tabanan, baik secara terpisah maupun secara simultan.
Penerapan Metode Mind Mapping Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKN I Made Sutika; I Wayan Kandia; Lidia Resa Jara
JOCER: Journal of Civic Education Research Vol. 2 No. 2 (2024): JOCER: Journal of Civic Education Research
Publisher : CV Tirta Pustaka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60153/jocer.v2i2.88

Abstract

Berdasarkan hasil observasi di kelas XI 2 SMA Dwijendra, permasalahannya yang dijumpai adalah guru masih menggunakan metode pembelajaran ekspositori. Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran ekspositori masih didominasi oleh guru yang mengakibatkan peserta didik kurang beraktivitas dalam belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, jenis tes yang digunakan adalah tes uraian, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI 2 SMA Dwijendra Denpasar tahun pelajaran 2022/2023. Hasil penelitian menunjukan, bahwa berdasarkan hasil analisis data siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 71,5% daya serap sebesar 71,5% dan nilai ketuntasan klasikal sebesar 31,48% dengan peserta didik sebanyak 34 orang dimana 10 peserta didik yang sudah tuntas dan 24 peserta didik yang belum tuntas. Jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh SMA Dwijendra Denpasar untuk mata pelajaran PKn, peserta didik yang dikatakan tuntas (berhasil) apabila mendapatkan nilai minimal hasil belajar 70 dan dikatakan tuntas secara individu minimal tingkatan penguasaan 70% dan materi pembelajaran yang diajarkan dengan ketuntasan klasikal ≥85%. Ada siklus II sehingga dperoleh hasil analisis pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 81,79,29 peserta didik tuntas dan 5 peserta didik belum tuntas, daya serap sebesar 81,79% ketuntasan klasikal sebesar 93,75%. Jika dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan di SMA Dwijendra Denpasar untuk mata pelajaran PKn, maka hasil belajar pada siklus II sudah mulai terbiasa dengan penerapan pembelajaran metode mind mapping pada konsep sistem dan dinamika demokrasi Pancasila.
Perundungan Dalam Perspektif Hukum Indonesia I Wayan Kandia
IJOLARES : Indonesian Journal of Law Research Vol. 2 No. 1 (2024): IJOLARES: Indonesian Journal of Law Research
Publisher : CV Tirta Pustaka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60153/ijolares.v2i1.43

Abstract

Perundungan bukanlah fenomena baru dan memang sudah banyak terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia dan dapat dialami siapa pun. Perundungan atau bullying merupakan suatu peristiwa yang sudah tidak asing di dunia. Aksi bullying ini marak terjadi di lingkungan sekolah dasar hingga tingkat atas, bahkan aksi ini juga masih terjadi di lingkungan perguruan tinggi meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Perundungan dalam Pendidikan merupakan fenomena yang menjadi pembicaraan bahkan banyak diperdebatkan di segala bidang. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan perundungan dalam perspektif hukum Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa bullying dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penganiayaan, pengeroyokan, atau perundungan. Beberapa Pasal yang mengatur secara implisit maupun eksplisit berkaitan dengan perundungan. Pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan; Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan. Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP tentang Perundungan. perlindungan bagi anak sebagai korban tindak pidana cyber bullying di Indonesia didapati secara normatif dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang selanjutnya disebut UU PA.
Indikator Lemahnya Penegakan Hukum di Indonesia I Gede Sujana; I Wayan Kandia
IJOLARES : Indonesian Journal of Law Research Vol. 2 No. 2 (2024): IJOLARES : Indonesian Journal of Law Research
Publisher : CV Tirta Pustaka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60153/ijolares.v2i2.67

Abstract

Tingginya tingkat korupsi di berbagai instansi penegak hukum menghambat objektivitas dan integritas proses hukum. Pejabat yang korup cenderung menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, merugikan keadilan. Sistem peradilan yang lemah. Carut-marutnya sistem peradilan negeri ini sudah menjadi rahasia umum. Jual beli perkara di pengadilan untuk mengurangi hukuman sampai membebaskan terdakwa sering terjadi. Ketidakadilan dalam penegakan hukum. Terdapat diskriminasi dalam penegakan hukum, di mana orang-orang tertentu atau kelompok memiliki perlakuan yang berbeda. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kita masih disuguhkan dengan beberapa kasus yang cukup menghebohkan dan menunjukkan adanya ketidakadilan dalam penegakan hukum di Indonesia. Kurangnya sumber daya. Penegak hukum sering kali kekurangan sumber daya, baik itu SDM maupun fasilitas yang memadai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Studi pustaka menjadi serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.Salah satu penyebab melemahnya penegakan hukum di Indonesia adalah kualitas SDM penegak hukum yang buruk. Buruknya kualitas SDM para penegak hukum ini mengakibatkan kurangnya profesionalisme dan terjadi tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Kurangnya pendidikan dan pelatihan. Penegak hukum yang kurang mendapatkan pendidikan dan pelatihan dapat mempengaruhi kualitas penegakan hukum. Aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim, masih kurang mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai terkait penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia, terutama bagi kelompok rentan seperti masyarakat miskin.
LAW AS AN INSTRUMENT OF SOCIAL TRANSFORMATION: A THEORETICAL AND EMPIRICAL STUDY OF THE ROLE OF LAW IN DRIVING CONTEMPORARY SOCIETAL CHANGE I Wayan Kandia; I Wayan Wiryawan
International Journal of Education and Social Science Studies Vol. 1 No. 2 (2025): International Journal of Education and Social Science Studies
Publisher : CV. Tirta Pustaka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60153/ijesss.v1i2.201

Abstract

This article explores the multifaceted role of law as a catalyst for social change, integrating theoretical insights with comparative empirical analysis. Drawing from classical sociological perspectives, critical legal studies, and interdisciplinary approaches, the paper examines how legal systems both reflect and shape evolving societal norms, values, and power dynamics. Through selected case studies—including civil rights reforms, environmental legislation, gender equality policies, and digital privacy laws—it highlights the conditions under which legal reforms succeed or fail in producing meaningful social transformation. The findings reveal that while law can institutionalize progressive change, its effectiveness depends on a range of factors, including political will, enforcement mechanisms, legal culture, and public legitimacy. The article argues that law functions most effectively as an instrument of social change when integrated with broader strategies of civic engagement, structural reform, and inclusive governance. Ultimately, the study underscores the necessity of a critical, context-sensitive, and future-oriented legal framework capable of addressing the complexities of contemporary social challenges.