Data pendidikan nasional dari Kemendikbudristek (2024) dan OECD (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 68% guru di Indonesia masih menerapkan pembelajaran berbasis hafalan dan berorientasi ujian, yang berdampak pada rendahnya keterlibatan siswa dan lemahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk menjawab kesenjangan pedagogis tersebut melalui penerapan kerangka Deep Learning yang menekankan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning kepada guru-guru Bahasa Inggris SMA di Kota Makassar, sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan dilaksanakan melalui lokakarya partisipatif dan berbasis pengalaman yang melibatkan 42 guru dalam sesi refleksi, diskusi kolaboratif, serta perancangan Modul Ajar berbasis Deep Learning. Dengan mengacu pada siklus pembelajaran pengalaman Kolb (1984), guru diajak untuk mengalami, merefleksikan, mengkonseptualisasikan, dan menerapkan strategi pembelajaran mendalam ke dalam modul ajar mereka. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan 78% dalam kemampuan guru merancang modul ajar berpusat pada siswa yang memadukan kesadaran diri, relevansi kontekstual, dan suasana belajar yang menyenangkan, serta tingkat kepuasan 91% terhadap kebermanfaatan pelatihan. Lebih jauh lagi, program ini melahirkan komunitas belajar profesional bernama Makassar EFL Deep Learning Educators Circle (MEDLEC), yaitu jejaring guru reflektif yang berkomitmen menumbuhkan inovasi pembelajaran bermakna dan berkelanjutan. Program ini berhasil memperkuat otonomi pedagogis, kolaborasi guru, dan keselarasan praktik mengajar dengan filosofi Kurikulum Merdeka yang menekankan kemandirian, relevansi, dan kebahagiaan dalam belajar