Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Axiology

Digital Story Telling: Mengembangkan Kreativitas dan Kemampuan Berbahasa Inggris Siswa SMP Negeri 5 Pallangga Melalui Aplikasi Elsa Speak Auliyanti Sahril; M. Safar Nur; Ahmad Talib; Rizki Fauzi; Sahril Nur; Syifa Fauziah; Citra Anugrah; Siti Nurhani; Reski Effendi; Marham Mushaddiq
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): AXIOLOGY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Jurusan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi digital membawa dampak signifikan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMP . Salah satu pendekatan inovatif yang diterapkan adalah digital storytelling, yaitu metode yang menggabungkan narasi dengan elemen media digital seperti teks, audio, gambar, dan video. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan digital storytelling melalui aplikasi Elsa Speak kepada siswa SMP Negeri 5 Pallangga sebagai media untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis Bahasa Inggris. Kegiatan dilaksanakan pada 17 April2025, diikuti oleh ± 60 siswa dari kelas IXA dan IXB. Materi disampaikan secara interaktif oleh pemateri, mencakup pengenalan aplikasi, langkah membuat storytelling, serta latihan pelafalan menggunakan fitur Elsa Speak. Evaluasi kegiatan dilakukan menggunakan angket berbasis skala Likert, dengan lima indikator utama: kepuasan peserta (45% sangat puas), peningkatan pengetahuan (53% memperoleh pengetahuan baru), efektivitas penyampaian materi (50% menyatakan penyampaian menarik dan jelas), kualitas pemateri (52% sangat puas), dan mutu materi (48% menyatakan materi sangat relevan). Hasil evaluasimenunjukkan kegiatan berjalan efektif dan diterima dengan antusias. Siswa merasa lebih percaya diri dalam menggunakan Bahasa Inggris dan menunjukkan minat besar untuk menggunakan aplikasi dalam kegiatan belajar. Sosialisasi ini membuktikan bahwa digital storytelling berbasis teknologi dapat menjadi strategi pembelajaran yang kreatif, kontekstual, dan mampu meningkatkan motivasi serta kemampuan berbahasa Inggris siswa.
WORKSHOP DEEP LEARNING BAGI GURU SMA: Menciptakan Pembelajaran Berkesadaran, Bermakna dan Menyenangkan La Sunra; Suci Amaliah; Ahmad Talib; Fitri Radhiyani; Maemuna Muhayyang
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2025): AXIOLOGY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Jurusan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data pendidikan nasional dari Kemendikbudristek (2024) dan OECD (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 68% guru di Indonesia masih menerapkan pembelajaran berbasis hafalan dan berorientasi ujian, yang berdampak pada rendahnya keterlibatan siswa dan lemahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk menjawab kesenjangan pedagogis tersebut melalui penerapan kerangka Deep Learning yang menekankan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning kepada guru-guru Bahasa Inggris SMA di Kota Makassar, sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan dilaksanakan melalui lokakarya partisipatif dan berbasis pengalaman yang melibatkan 42 guru dalam sesi refleksi, diskusi kolaboratif, serta perancangan Modul Ajar berbasis Deep Learning. Dengan mengacu pada siklus pembelajaran pengalaman Kolb (1984), guru diajak untuk mengalami, merefleksikan, mengkonseptualisasikan, dan menerapkan strategi pembelajaran mendalam ke dalam modul ajar mereka. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan 78% dalam kemampuan guru merancang modul ajar berpusat pada siswa yang memadukan kesadaran diri, relevansi kontekstual, dan suasana belajar yang menyenangkan, serta tingkat kepuasan 91% terhadap kebermanfaatan pelatihan. Lebih jauh lagi, program ini melahirkan komunitas belajar profesional bernama Makassar EFL Deep Learning Educators Circle (MEDLEC), yaitu jejaring guru reflektif yang berkomitmen menumbuhkan inovasi pembelajaran bermakna dan berkelanjutan. Program ini berhasil memperkuat otonomi pedagogis, kolaborasi guru, dan keselarasan praktik mengajar dengan filosofi Kurikulum Merdeka yang menekankan kemandirian, relevansi, dan kebahagiaan dalam belajar