Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

IMPLEMENTASI HAK ANAK MELALUI SEKOLAH RAMAH ANAK DI SEKOLAH DASAR istianah, anif; Retnasari, Lisa
PELITA JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH Vol 23 No 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM SYEKH - YUSUF TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/pelita.v23i2.4872

Abstract

Penelitian ini penting dilakukan karena bertujuan mendeskripsikan implementasi hak anak melalui sekolah ramah anak di Sekolah Dasar dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi hak anak melalui sekolah ramah anak di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dikumentasi. Subjek yaitu kepala sekolah, guru penanggung jawab SRA, dan peserta didik. Objek penelitian yaitu implementasi hak anak melalui sekolah ramah anak di Sekolah Dasar. Uji keabsahan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpilan. Hasil penelitian menunjukan implementasi hak anak melalui sekolah ramah anak dilaksanakan dengan 5 tahapan sekolah ramah anak yaitu tahapan persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan, tahap evaluasi dilakukan 3 bulan sekali saat tengah semester. Faktor pendukungnya adalah kualitas sekolah, motivasi dan semangat dan rasa tanggung jawab. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya lahan dan pendanaan, kurangnya tim ahli ramah anak dan kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang sekolah ramah anak.
Pendidikan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran PKn Sebagai Wujud Harmoni Perdamaian Istianah, Anif
PELITA JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH Vol 24 No 1 (2024): january-july 2024
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM SYEKH - YUSUF TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/pelita.v24i1.4873

Abstract

Konteks multikultural dieksplorasi melalui penyatuankebijaksanaan lokal serta melalui pembelajaran PendidikanKewarganegaraan. Fokus utamanya untuk perdamaian dilingkungan sekolah. Harmonisasi nilai-nilai kearifan lokal dapatdisertakan dalam kurikulum PKn. Metode penelitian ini adalahkualitatif dengan menggunakan pendekatan kepustakaan,sumber data terdiri atas sumber literatur dengan memilihreferensi buku serta jurnal yang mempunyai hubunganPendidikan multicultural untuk perdamaian. Teknikpengumpulan data menggunakan studi dokumentasi danobservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inkulturasipendidikan multikultural dapat meningkatkan pemahaman siswaterhadap nilai-nilai kearifan lokal, sekaligus memperkuatpemahaman toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.Konstruk Pendidikan Kewarganegaraan bisa menjadi kontribusipositif dalam wujudkan lingkungan sekolah yang damai.Mempromosikan pemahaman lintas budaya serta menyiapkansiswa untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat yangberadab.
Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Persekolahan untuk Memperkokoh Rasa Kebangsaan Anak Hariyanti, Hariyanti; Irayanti, Irma; Cahya Permady, Gigieh; Istianah, Anif; Karta Sasmita, Saepudin; Alia Sari, Filma
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v4i2.206

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural, yang tergambar dari semboyan negara, “bhinneka tunggal ika”. Kebhinnekaan tersebut potensial menimbulkan  konflik jika tidak disikapi dengan bijak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai pancasila di Persekolahan untuk memperkokoh rasa kebangsaan anak. Artikel ini menggunakan metode literature review dalam menganalisis masalah dan mencarikan solusinya. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur berupa teori-teori dan hasil penelitian mengenai permasalahan terkait. Temuan penelitian menelusuri bahwa Negara majemuk seperti indonesia (negara kebangsaan) hanya bisa bertahan kalau kemajemukan itu dihormati. Perbedaan hendaknya tidak dijadikan kelemahan dalam membangun persatuan Indonesia justru merupakan modal sosial yang menjadikan negara Indonesia bersifat khas dan unik di mata dunia jika dikelola dengan baik. Di Indonesia, kebersamaan nilai terungkap dalam pancasila sehingga pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan perekat yang menyatukan perbedaan dalam realitas sosial yang ada. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan solusi dalam mencegah terjadinya konflik yang dilatarbelakangi oleh keberagamaan. PKn sebagai pendidikan multikultural berperan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, yang dikenal sebagai dasar dan ideologi negara. Pancasila merupakan bagian integral dalam Pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi membentuk warga negara yang baik, cerdas, toleran, pluralis dan humanis.
Pancasila and Citizenship Education Learning Model for Elementary School Students: A Literature Review Retnasari, Lisa; Hidayah, Yayuk; Mulyoto, Galih Puji; Istianah, Anif
Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 16, No 1 (2023): Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mad.v16i1.13444

Abstract

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan guru dalam mengorganisir pembelajaran. Model pembelajaran dianggap mampu mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran terjadi. Model pembelajaran yang inovatif akan memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran PPKn SD. Jenis penelitian ini adalah kualitatif studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran yang tepat dalam PPKn SD  ialah 1) Value Clarification Technique (VCT), 2) Analisis kasus, 3) Contextual Teaching and Learning (CTL), 4) Problem Based Learning (PBL). 
IMPLEMENTASI MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA : IMPLEMENTATION OF THE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) MODEL TO ENHANCE STUDENT ACTIVENESS IN PANCASILA EDUCATION LEARNING Irawan, Hendri; Istianah, Anif
Jurnal Al Burhan Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58988/jab.v3i2.223

Abstract

Pancasila education, as one of the core subjects at the primary and secondary education levels, plays a crucial role in shaping the character and personality of students. However, it is often observed that students are less active and enthusiastic in participating in Pancasila education. This phenomenon can be linked to the lack of attractiveness in the teaching methods, making students less interested in active participation. The predominantly used conventional teaching models tend to be monotonous and less engaging, thus failing to stimulate students' interest and activeness. This research aims to investigate the implementation of the Two Stay Two Stray (TSTS) teaching model in enhancing student activeness in Pancasila education. The TSTS teaching method emphasizes collaboration, idea exchange, and active student involvement in the learning process. The research methodology employed is a qualitative descriptive approach, focusing on a deep understanding of students' behaviors, interactions, and experiences in the learning process. Data analysis is conducted using an inductive approach to identify patterns, findings, and interpretations emerging from the collected data. The results of this research contribute to the development of a teaching model that can increase student participation and engagement in Pancasila education. The TSTS model can be considered an effective alternative to creating a dynamic learning environment that stimulates students' understanding of Pancasila values. This research provides a foundation for improving teaching strategies to advance citizenship education at the Junior High School level. It contributes to a better understanding of the reality of Pancasila education at the Junior High School level, offering a basis for improving teaching strategies and sparking discussions for the development of a more relevant curriculum. The implications of this research can also assist relevant stakeholders in enhancing the quality of citizenship education in schools.
Campus teaching: an effort to enchance the primary education quality in remote area Hariyanti, Hariyanti; Cahya Permady, Gigieh; Irayanti, Irma; Alia Sari, Filma; Istianah, Anif; Retnasari, Lisa
Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar) Vol. 6 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/fundadikdas.v6i2.7850

Abstract

The purpose of this study was to describe the activities, roles, challenges, and opportunities of Batch 3 of the campus teaching program. This research was qualitative and employed descriptive methods. The study was conducted in SDN 08 Lubuk Dalam, Siak Regency, Riau. This study's informants were field supervisors and students of the campus teaching program, as well as the principal, teachers, and a number of students of SDN 08 Lubuk Dalam. Observation, in-depth interviews, and documentation research were employed to collect data. Moreover, source triangulation was utilized for the technical testing of data validity. According to the study's result, the activities and duties of the campus teaching program included literacy, numeracy, administration, and technology adaptation. These programs all contribute to improving student literacy and numeracy, learning motivation, and implementing the school's Minimum Competency Assessment. In addition, there are also challenges and opportunities in the campus teaching program at the school, including the location of the school, which is in a remote area. Access to the school is very challenging because it has to go through the oil palm plantation road; internet access at the school location and the non-existent electricity network are challenging, so school activities rely on generators. In contrast, the opportunities analyzed include the high tolerance at SDN 08 Lubuk Dalam among the diverse ethnicities, cultures, and religions that are strong in the school environment and the high teaching and learning spirit of the students and teachers amid challenges and limitations.This research contributes as evaluation material for schools.
Harmony in Citizenship Education in Building Peaceful Schools for Students' Social Welfare Irayanti, Irma; Istianah, Anif; Sapriya, Sapriya
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 13 No. 2 (2023): Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Publisher : Departemen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/aladzkapgmi.v13i2.10908

Abstract

This article discusses the importance of citizenship education in building a peaceful and harmonious school environment for the social welfare of elementary school students amidst the challenges of global diversity and complexity. The article describes the concept of Citizenship Education in elementary schools, and its role in shaping student character, democratic values, and active participation in society. The research method uses a literature approach by exploring and analyzing the concept of harmony in Citizenship Education in the context of peaceful schools. The results and discussion found that Citizenship Education plays an important role in forming attitudes of tolerance, mutual respect, and awareness of the rights and obligations of students in elementary schools, so it needs to be ensured that it is integrated with character education in the school curriculum as an effort to overcome challenges such as religious intolerance and fundamentalism, and lack of awareness, towards the values ​​of Pancasila and the 1945 Constitution by teaching the values ​​of peace, conflict resolution skills, and respect for human rights. Schools also play an important role in creating a peaceful environment and supporting the welfare of socially active communities through environmentally based school programs, namely adiwiyata, health assistance such as brushing teeth properly and correctly, and helping to improve student welfare by providing group therapy therapeutic (TKT) in elementary school students before facing problems and obstacles to socializing in society. It is hoped that peace education in elementary schools can play a role in forming students who are harmonious, peaceful, and prosperous.
Developing Ideological Intelligence in Schools: Appreciation and Practice of Pancasila Values through Extracurricular Activities Hariyanti, Hariyanti; Permady, Gigieh Cahya; Irayanto, Irma; Kartasasmita, Saepudin; Istianah, Anif
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 14 No. 1 (2024): Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Publisher : Departemen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/aladzkapgmi.v14i1.12265

Abstract

The article's purpose is to describe the idea of ​​actualizing Pancasila values ​​through extracurricular activities to build students' ideological intelligence in school. Data was collected through literature studies using theories relevant to the research theme. In Indonesia, shared values ​​are expressed in Pancasila, which can unite society amidst differences in culture, race, language, religion and political beliefs. Pancasila, as a state ideology, provides orientation, insight, and normative guidelines in all areas of life. Ideological intelligence is needed to appreciate, internalize and apply Pancasila values ​​in life. Ideological intelligence through education is realized in Pancasila, and citizenship education (PPKn) is realized in schools. The revitalization of PPKn as ideological education can be realized in extracurricular activities under the coordination of PPKn teachers, with the advantages of: 1) It provides an ideological learning experience that is fun and easy to digest for students. 2) I am avoiding elements of indoctrination in learning. 3) The entire school community is involved in an open place because ideological intelligence cannot be developed through rhetoric and symbols.
Peran Pendidikan Kebinekaan dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Damai Istianah, Anif; Darmawan, Cecep; Sundawa, Dadang; Fitriasari, Susan
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2024): Volume 9, Nomor 1 - Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v9i1.10192

Abstract

Pendidikan kebinekaan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan menciptakan sekolah yang damai dengan mengintegrasikan kebijaksanaan lokal dan materi PKn. Fokus utamanya adalah membangun perdamaian di lingkungan sekolah. Nilai-nilai kebinekaan dapat dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan untuk mencapai tujuan pendidikan kedamaian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber yang berhubungan dengan pendidikan multikultural untuk perdamaian. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan pendidikan kebinekaan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai kearifan lokal serta memperkuat toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Pendidikan Kewarganegaraan berperan positif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang damai dengan mempromosikan pemahaman lintas budaya dan mempersiapkan siswa untuk aktif dalam pembangunan masyarakat yang beradab. Pendidikan perdamaian adalah salah satu pendekatan pengembangan karakter yang bertujuan menumbuhkan budaya damai melalui tiga hal: (1) mengurangi kekerasan, (2) mendorong respons damai terhadap konflik, seperti berdialog, menghindari konfrontasi, dan menunjukkan toleransi, serta (3) mengajarkan pengendalian diri dan menahan diri. Lingkungan yang ideal bagi manusia adalah kedamaian. Inisiatif untuk memerangi bullying di sekolah dapat membangun program anti-bullying berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal, menciptakan kenyamanan bagi peserta didik untuk mewujudkan sekolah yang damai.
Civic education as the key to building peaceful schools in Indonesian Istianah, Anif; Darmawan , Cecep; Sundawa, Dadang; Fitriasari, Susan; Irawan, Hendri
Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar) Vol. 8 No. 1 (2025): March
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/fundadikdas.v8i1.12654

Abstract

Indonesia’s cultural diversity, encompassing various ethnicities, religions, and languages, presents both opportunities and challenges for social cohesion. Schools play a vital role in fostering national unity, with Civic Education (Pancasila and Civic Education or PPKn) serving as a key tool in promoting inclusivity and peace. This study examines the role of PPKn in building peaceful schools within Indonesia’s diverse primary education context, identifying its contributions, challenges, and areas for improvement. This study analyzes peer-reviewed articles, policy documents, and educational reports published in the last decade using a qualitative literature review. Content analysis was conducted to identify key themes related to Civic Education, character formation, and diversity management in schools. Findings indicate that integrating Pancasila values such as tolerance, social justice, and cooperation into PPKn fosters students’ critical thinking, empathy, and appreciation for diversity. However, challenges persist, including limited teacher preparedness, outdated teaching approaches, and curriculum gaps in addressing contemporary issues like digital-era conflicts and social polarization. Strengthening teacher training, implementing participatory learning methods, and adopting inclusive pedagogies are essential for effective PPKn delivery. This study concludes that a value-based and adaptive Civic Education approach is crucial for promoting peace in Indonesian schools. It recommends curriculum updates, enhanced teacher development, and stronger school-community collaboration to reinforce social harmony.