Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TAKARAN ROOTONE F DAN PANJANG SETEK PUCUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) KULTIVAR KRISTAL Ghassani Nur Trisnaningsih; Amran Jaenudin; Siti Wahyuni
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v9i1.4884

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran Rootone F dan panjang setek pucuk terhadap pertumbuhan bibit jambu biji (Psidium guajava L) kultivar kristal. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2018 di Waida Farm Dusun Lembang Desa Pamulihan Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola kombinasi, yaitu terdiri dari 12 percobaan dan diulang tiga kali. A (Panjang setek 10 cm dan takaran 0 mg/setek), B (Panjang setek 10 cm dan takaran 0,25 mg/setek), C (Panjang setek 10 cm dan 0,50/setek), D (Panjang setek 10 cm dan takaran 0,75/setek), E (Panjang setek 20 cm dan takaran 0 mg/setek), F (Panjang setek 20 cm dan takaran 0,25mg/setek), G (Panjang setek 20 cm dan 0,50 mg/setek), H (Panjang setek 20 cm dan takaran 0,75mg/setek), I (Panjang setek 30 cm dan takaran 0 mg/setek), J (Panjang setek 30 cm dan takaran 0,25 mg/setek), K (Panjang setek 30 cm dan takaran 0,50 mg/setek), L (Panjang setek 30 cm dan takaran 0,75 mg/setek). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan takaran Rootone F dan panjang setek berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas (umur 42, 56, 70 dan 84 HST), panjang tunas (umur 56, 70, dan 84 HST), jumlah daun (umur 42, 56, 70, dan 84 HST), Volume dan bobot akar. Hasil pengaruh yang terbaik yaitu pada perlakuan panjang setek 30 cm dan takaran Rootone F 0,50 mg dan 0,75 mg.
EVALUASI KESUBURAN BEBERAPA JENIS TANAH DI LOKASI PERKEBUNAN TEBU PABRIK GULA PT. TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON Amran Jaenudin
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v5i1.1890

Abstract

"The decline in sugar cane production and sugar cane fields in the last ten years has been volatile. That is, not every year in that period has decreased, "Muhidin said. Sugar cane farmers do tend to shift from sugar cane cultivation to other types of crops which are considered more profitable. Another opinion on the transition of cultivation is due to the low sugar cane randeman. The reduced rendering resulted in many farmers switching from sugar cane to more profitable crops of rice, corn, shallots and secondary crops.The causes of the lower rendering value include conditions of high rainfall and lack of nutrients in the soil. This lack of nutrients is because the soil has been used too long for sugarcane cultivation, this causes a reduction in soil fertility. Basically, soil testing or soil analysis has two functions: 1) showing nutrient status in the soil (management history, potential and management) and 2) can serve as a basis for monitoring production systems and measuring trends or changes in fertilization programs. By knowing the availability of nutrients, it can do the right fertilization and can increase soil fertility, so that the rendeman yield increases. Therefore, a Land Analysis Study in the Sugarcane Plantation Area was conducted.The purpose of this research study is to identify the amount of nutrients to provide accurate information about the conditions of soil fertility in sugarcane plantation areas in Cirebon. The objectives of this research study are: 1) to determine the fertility value of sugarcane plantation areas in Cirebon and 2) to find out the factors that cause reduced nutrient content in the soil. In general, the method used in this study is by using laboratory analysis methods and qualitative descriptive methods. The results of the study are 1) in general the soil fertility status (SKT) for the 10 regions taken from soil samples is low both from the top soil and sub soil soil layers; 2) the nutrient content of Nitrogen in the soil for these 10 regions is low so it is necessary to fertilize the appropriate ZA and NPK to improve the soil fertility status of each location; 3) fertilizer recommendations made for the 10 regions are by adding Nitrogen, lime (dolomite) and manure as basic fertilizer at the beginning of planting; and 4) factors that cause reduced nutrient content are declining soil fertility status due to excessive inorganic fertilization, pesticide use, and the absence of crop rotation.
PENGARUH KOMBINASI JARAK TANAM DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) KULTUVAR BISMA E. Tadjudin; Amran Jaenudin; Heni Juniyanti
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v4i1.805

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh kombinasi antara perlakuan jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma, (2) perlakuan kombinasi antara perlakuan jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma, dan (3) korelasi antara komponen pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma. Penelitian  dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Benih Palawija Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2015.Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini terdiri dari 12 kombinasi jarak tanam dan jenis pupuk kandang yang masing-masing diulang tiga kali, sehingga terdapat 36 petak percobaan. Kombinasi perlakuan yang diuji di lapangan adalah : A (jarak tanam 40 cm x 20 cm dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha), B (jarak tanam 40 cm x 20 cm dan pupuk kandang kambing 10 ton/ha), C (jarak tanam 40 cm x 20 cm dan pupuk kandang sapi 10 ton/ha), D (jarak tanam 55 cm x 20 cm dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha), E (jarak tanam 55 cm x 20 cm dan pupuk kandang kambing 10 ton/ha), F (jarak tanam 55 cm x 20 cm dan pupuk kandang sapi 10 ton/ha), G (jarak tanam 70 cm x 20 cm dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha), H (jarak tanam 70 cm x 20 cm dan pupuk kandang kambing 10 ton/ha), I (jarak tanam 70 cm x 20 cm dan pupuk kandang sapi 10 ton/ha), J (jarak tanam 85 cm x 20 cm dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha), K (jarak tanam 85 cm x 20 cm dan pupuk kandang kambing 10 ton/ha), dan L (jarak tanam 85 cm x 20 cm dan pupuk kandang sapi 10 ton/ha).Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan kombinasi jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman umur 28, 35, dan 42 HST, diameter batang umur 28 dan 35 HST, jumlah daun per tanaman umur diameter tongkol segar, jumlah tongkol segar per petak, bobot tongkol segar per tanaman, bobot 100 butir biji kering, dan bobot biji kering per tanaman dan per petak, (2) bobot biji kering per petak terbaik terdapat pada perlakuan jarak tanam 70 cm x 20 cm dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha yaitu 3,49 kg/petak setara dengan 3,49 ton/ha, dan (3) korelasi yang nyata tinggi tanaman umur 28 dan 42 HST, diameter batang umur 28 dan 35 HST, jumlah daun umur 28, 35, dan 42 HST, volume akar umur 28 dan 42 HST, dan Laju Pertumbuhan Tanaman umur 28-35 HST dengan bobot biji kering per petak.
Pengaruh Kombinasi Kompos dan NPK (16:16:16) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bunga Matahari (Hellianthus annuus L.) Amran Jaenudin; Tadjudin Surawinata; Maryuliyanna Maryuliyanna
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v4i2.1852

Abstract

Lahan tambang merupakan lahan yang tergolong sulit untuk direhabilitasi, dan seringkali menimbulkan pengaruh negatif yang tidak kecil (Liang et al, 2009 dalam Suharno dan Sancayaningsih, 2013). Agar tanaman bunga matahari dapat tumbuh baik pada lahan bekas tambang, maka perlu diupayakan perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi tanahnya. Tahap awal dari upaya perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi tanah adalah konservasi top soil, pengelolaan sedimen, penataan lahan, penanaman tanaman perintis, (Zulkifli, 2014). Konservasi top soil dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik. Kemudian . Penggunaan pupuk an-organik untuk kegiatan usahatani  telah dianggap suatu keharusan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan vareiatas unggul yang berpotensi hasil tinggi yang memerlukan hara tanah yang cukup (Abdulrachman  et. al., 2008).  Maka dipandang perlu untuk dilakukan percobaan mengenai peningkatan produksi tanaman bunga matahari di lahan bekas tambang dengan pengaturan takaran pupuk NPK dan penambahan kompos yang berbeda. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki sifat tanah bekas tambang semen serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).Tujuan dari penelitian  ini yaitu: 1) untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara perlakuan pemberian kompos dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) dan 2) untuk mengetahui takaran kompos dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).Hasil dari penelitian adalah: (1) terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan pemberian kompos dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) yaitu pada pengamatan volume akar dan tinggi tanaman umur 35 HST; da (2) pada takaran 30 ton/ha kompos dan 400 kg/ha pupuk NPK memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).
PRODUKTIVITAS PADI PADA MUSIM PENGHUJAN DAN MUSIM KEMARAU DI WILAYAH DESA CIREBON GIRANG (Rice Productivity in The Rainy and Dry Seasons in The Cirebon Village Area) Amran Jaenudin; E. Tadjudin; Meilina Parsetyo; Maryuliyanna Maryuliyanna
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v8i1.4048

Abstract

This research aims to determine the appropriate rice cultivation and cropping patterns in the rainy and dry seasons and to find out the analysis of rice farming in the rainy and dry seasons. The time of the research is from January to April 2019. The research location was in the village of Cirebon Girang, Talun District, Cirebon. The method used in this research is descriptive qualitative. The results showed that rice cultivation in the rainy and dry seasons experienced differences especially in fertilization, different plant disturbing organisms, different cropping patterns from the two farmer groups, as well as the highest farming business analysis in the Talun Makmur Rainy Season Farmer group Rp. 22,772,885 and the lowest farming business is the Tanjung Makmur farmer group. Rainy season Rp. 17,044,044. While the large profits obtained in the Talun Makmur Rainy season farmers group of Rp. 24,718,667.
PENGARUH KOMBINASI KOMPOS DAN TANAH BEKAS TAMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) KULTIVAR BISMA Amran Jaenudin; Umi Trisnaningsih; Jodi Wicaksono
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v4i1.806

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perlakuan terbaik antara media tanam bekas galian penambangan industri semen dan kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma, (2) Antara media tanam bekas galian penambangan industri semen dan kompos yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma, dan (3) korelasi antara komponen pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Kultivar Bisma. Penelitian  dilaksanakan di Green House P3M, CSR (Corporate Social Responsibility), PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2015.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini terdiri dari 6 kombinasi perlakuan kompos dan tanah bekas tambang yang masing-masing diulang 4 kali, sehingga terdapat 4 petak percobaan. Kombinasi perlakuan yang diuji di lapangan adalah : A (15 kg tanah bekas tambang tanpa penambahan kompos per polybag), B (12 kg tanah bekas tambang + 3 kg kompos per polybag), C (9 kg tanah bekas tambang + 6 kg kompos per polybag), D (6 kg tanah bekas tambang + 9 kg kompos per polybag), E (3 kg tanah bekas tambang + 12 kg kompos per polybag), dan F (15 kg kompos tanpa penambahan tanah bekas tambang per polybag).Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata antara kombinasi kompos dan tanah bekas tambang terhadap tinggi tanaman umur 14, 28, dan 42 HST (Hari Setelah Tanam), diameter batang umur 14, 28, dan 42 HST, Indeks Luas Daun umur 50 dan 71 HST, serapan N, P, dan K, panjang tongkol tanpa kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji kering kotor per tanaman, dan bobot biji kering bersih per tanaman, (2) bobot biji kering bersih per tanaman tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan 12 kg tanah bekas tambang + 3 kg kompos per polybag yang menghasilkan 89,51 g/tanaman atau setara dengan 5,11 ton/ha dengan asumsi 80 % lahan efektif, dan (3) terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 14 dan 42 HST, diameter batang umur 14, 28, dan 42 HST, Indeks Luas Daun umur 29, 50, dan 71 HST, dan serapan P dengan bobot biji kering bersih per tanaman.
PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK DAN MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN JEPANG Amran Jaenudin; Aldi Kurnia Pratama
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v2i2.1818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Mentimun Jepang (Cucumis sativus L.). Penelitian ini dilakukan di Desa Gresik, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari jenis pupuk organik dengan 3 taraf (pupuk kandang ayam, kambing dan sapi) dan jenis mulsa dengan 3 taraf yaitu : (tanpa mulsa, mulsa jerami dan MPHP), sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 27 petak percobaan.Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan jenis pupuk organik dan mulsa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (umur 14, 21 dan 28 HST), jumlah daun (umur 14, 21 dan 28 HST), diameter batang (umur 14, 21 dan 28 HST), jumlah buah mentimun per tanaman, bobot buah mentimun per tanaman dan per petak, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang dan diameter buah mentimun.Perlakuan jenis pupuk kandang sapi dengan perlakuan mulsa jerami memberikan hasil bobot buah 21,0 kg/petak, setara dengan 46,67 ton/ha. Terdapat korelasi yang positif antara tinggi tanaman (umur 21 dan umur 28 HST) dan diameter batang (umur 14, 21 dan 28 HST), tetapi tidak terdapat korelasi pada tinggi tanaman umur 14 HST dan jumlah daun (umur 14, 21 dan 28 HST) dengan bobot buah mentimun per petak.
Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya (Carica papaya L.) Kultivar Caliana Amran Jaenudin; Yora Erviani; Siti Wahyuni
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v3i1.837

Abstract

The objective of this research is to know the effect of Vesicular Arbuscular Mycorrhizae (VAM) on the growth of papaya (Carica papaya L.) cv Calina seedling. The experiment was conducted in the village of the District Wanayasa Beber Cirebon. The location is 250 m above sea level, Latosol field, the type of rain including rain type C (rather wet). The time of research was conducted on May to June 2014. The research method used the experimental method with randomized block design (RBD). This experiment consists of 6 (six) treatment and repeated 4 (four) times. Variables observed that plant height, stem diameter, leaf length, number of leaves crop, fresh weight, and root volume. The research showed that treatment of Vesicular Arbuscular Mycorrhizae (VAM) did not significant effect on growth variables papaya seedling. The treatment of 15 g and 20 g VAM/ plant given a good effect on the root volume.
PENGARUH PUPUK KANDANG DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN N DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. botrytis L.) Amran Jaenudin; Nosa Sugesa
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v6i1.1948

Abstract

Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang dan jamur mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan, serapan N, dan hasil tanaman kembang kol (Brassica oleracea var. Botrytis L.). Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober hingga Desember 2016 di Desa Cisantana, Cigugur, Kuningan. Metode penelitian ini digunakan untuk metode eksperimen dengan menggunakan pola faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor yaitu diulang tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah pupuk kandang yang terdiri dari tiga dosis masing-masing 5.000, 10.000 dan 15.000 kg / ha. Faktor kedua adalah aplikasi jamur mikoriza arbuskular yang terdiri dari tiga taraf yaitu 0, 125 dan 250 kg / ha setara dengan 0, 5 dan 10 g / tanaman. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara pupuk kandang dan jamur mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan laju 15-30 HST periode tanaman, volume akar, serapan N dan hasil (berat kasar baru) tanaman kembang kol. Perlakuan pupuk kandang sebanyak 10.000 kg / ha dan 10 g / tanaman arbuskula mikoriza yang paling signifikan dan berpengaruh paling nyata terhadap pertumbuhan, serapan N, dan hasil tanaman kembang kol. Ada korelasi positif antara tinggi tanaman periode 30-40 HST, laju pertumbuhan tanaman, volume akar, serapan N dan diameter crud dengan hasil (berat crud segar) tanaman kembang kol (Brassica oleracea var. Botrytis L.).
KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN TERHADAP POTENSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KOTA CIREBON Amran Jaenudin; Maryuliyanna Maryuliyanna
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v3i2.797

Abstract

Untuk menghindari dan mencegah akibat dari kekurangan pangan diperlukan adanya potret wajah potensi pangan Kota Cirebon. Seberapa besar potensi lahan pertanian Kota Cirebon dalam mengupayakan ketersediaan pangan khusunya bagi masyarakat Kota Cirebon. Sejauh mana berdampak langsung terhadap tinggi rendahnya tingkat ketahanan pangan di Kota Cirebon tersebut. Maka dilakukan penelitian Kajian Kemampuan Lahan Terhadap Potensi Produksi Tanaman Pangan Di Wilayah Kota Cirebon. Lokasi studi kegiatan kajian ini dilaksanakan di lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kejaksan, Lemahwungkuk, Harjamukti, Pekalipan dan Kesambi. Metode penelitian studi ini menggunakan pendekatan penelitian triangulasi, yaitu gabungan antara metode kuantitatif (teknik pengambilan datanya adalah non survei) dengan kualitatif (teknik pengambilan datanya menggunakan teknik survei). Berdasarkan hasil penelitian potensi lahan pertanian terhadap potensi produksi pertanian di Kota Cirebon, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) luas lahan untuk kegiatan pertanian di Kota Cirebon meliputi areal seluas 781 ha terdiri dari sawah 261 ha, kebun/tegalan 309 ha, ditanami pohon atau hutan rakyat 297 ha, pekarangan seluas 147 ha serta 8 ha kolam, 2) luas areal tanam yang semakin sempit berdampak pada produksi tanaman pangan yang semakin menurun pada tiap tahunnya, produksi tanaman pangan pada tahun 2013 yang terdiri dari padi 2.826 ton, Jagung 18 ton, ubi kayu 194 ton dan ubi jalar 68 ha, dan 3) potensi pengembangan produksi pangan dapat dilihat dari jumlah kelompok tani yang memadai, tetapi hal ini tidak didukung oleh luasan lahan. Dibuktikan dengan Luas lahan baku sawah di Kota Cirebon dalam 6 (enam) tahun terakhir yang dilihat pada Indeks Pertanaman (IP) terus mengalami penurunan seiring dengan kecenderungan alih fungsi lahan sawah dan tegalan ke penggunaan lain terutama pemukiman dan perdagangan.