Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penyuluhan kesehatan tentang penerapan terapi bermain puzzle pada anak pra sekolah untuk mengurangi kecemasan saat menjalani perawatan di rumah sakit Andri Yulianto; Idayati Idayati; Senja Atika Sari
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2021): Promosi Kesehatan dalam penanganan penyakit Rematik, Gastritis, Hipertensi dan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2868.253 KB) | DOI: 10.56922/phc.v1i1.53

Abstract

Health learning about the application of puzzle playing therapy in preschool age to reduce an anxiety during hospitalization The therapeutic game, in which the nature of therapeutic play is a simple game, and a mechanism for development and critical events such as hospitalization. The therapeutic play believed to have a healing or healing effect with cathartic or anxiety-relieving properties, so that play develops into a therapeutic method for children. Types of games in preschool-age that use motor skills or play skills that are widely chosen, such as candles that can form, such as drawing large manic and puzzles. Puzzle is a game that uses patience and persistence in arranging it. The puzzle playing method chosen as a therapeutic play medium during preschool-age children undergoing treatment in the hospital which aims to reduce the impact of hospitalization because of nursing procedures because this game is easy and does not require a lot of energy, so that gradually the child's mental also gets used to being calm, diligent and patient in getting things done. Extension activities for 4 people consisting of boys and girls. The equipment used for counseling such as leaflets, laptops, LCDs, power points, play therapy equipment. Keywords: Puzzle game; Anxiety; Preschool-age; Hospitalization Bermain merupakan permainan terapeutik (therapeutic play), dimana sifat permainan terapeutik merupakan permainan yang sederhana, dan sebagai mekanisme perkembangan dan peristiwa yang kritis seperti hospitalisasi. Bermain terapeutik diyakini memiliki efek healing atau penyembuhan dengan sifat katarsis atau pelepasan kecemasan sehingga menjadikan bermain berkembang menjadi sebuah metode terapi pada anak. Jenis permainan pada anak usia prasekolah yang menggunakan kemampuan motorik atau skill play yang banyak dipilih yaitu seperti lilin yang dapat dibentuk, menggambar manic manic ukuran besar, dan puzzle. Puzzle merupakan permainan yang menggunakan kesabaran dan ketekunan dalam merangkainya. metode bermain puzzle dipilih sebagai media bermain terapeutik selama anak usia prasekolah menjalani perawatan di rumah sakit yang bertujuan untuk mengurangi dampak hospitalisasi akibat prosedur keperawatan karena permainan ini mudah dan tidak memerlukan energy yang besar, sehingga lambat laun mental anak juga terbiasa untuk bersikap tenang, tekun dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kegiatan penyuluhan 4 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Adapun perlengkapan yang digunakan untuk penyuluhan seperti leaflet, laptop, lcd, power point, perlengkapan terapi bermain.
Edukasi Senam Kaki Pada Penderita Kencing Manis di Wilayah Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro Nury Luthfiyatil Fitri; Astri Tri Pakarti; Senja Atika Sari; Ludiana; Immawati
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 1 No. 3 (2022): November
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.845 KB) | DOI: 10.59025/js.v1i3.18

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian. penyakit ini belum dapat disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan.Banyaknya faktor penyebab meningkatnya kadar gula serta komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes mellitus menjadi dasar akan pentingnya melakukan penatalaksanaan diabetes mellitus dengan tepat. Saat ini penatalaksanaan diabetes mellitus meliputi pengembalian dan pemeliharaan kadar glukosa darah senormal mungkin dengan diet seimbang, olahraga (senam kaki), dan penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) atau insulin. Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternative bagi pasien DM untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif serta mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen. Kegiatan masyarakat ini dilakukan di Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah pendidikan kesehatan dan Demontrasi Senam Kaki. Hasil pengabdian masyarakat menunjukan bahwa seluruh peserta dapat menyerap informasi ini dengan baik yaitu 75% dapat mempraktekkan kembali senam kaki yang diajarkan. Edukasi dan dan demonstrasi seperti ini dapat terus dilakukan oleh pihak Puskesmas Banjarsari kepada masyrakat
Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Pencegahan Penyebaran Infeksi Covid 19 Immawati Immawati; Tri Kesuma Dewi; Ludiana Ludiana; Senja Atika Sari
Jurnal Mitrawarga Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Mitrawarga
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.469 KB) | DOI: 10.23960/jmw.v1i2.12

Abstract

Coronaviruses are a large family of viruses that cause illness ranging from mild to severe symptom. Covid-19 can be transmittted from human to human through close contact and droplets, not through the air. Standar recommendations to prevent the spead of infection are through regular hand washing, apply cough and sneezing etiquette, avoiding close contact with anyone showing symptoms of respiratory illness. Health education on preventing the transmission of the Covid pandemic is one of the effort in preparing the public to understand the dangers of transmitting the Covid-19 virus. This community service activity is aimed for health cadres and mothers participanting in posyandu. The service method uses health education methods. The result of community service show that participation and support from the community and the puskesmas are quite high, where participants are actively involved in the health education provided so that the community can ultimately improve healthy living behavior in preventing the spread of Covid-19 infection.
Kualitas Hidup Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Jend Ahmad Yani Metro Sapti Ayubbana; Ludiana Ludiana; Eka Yudha Chrisanto; Nuri Lutfiatil Fitri; Senja Atika Sari
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 8 (2024): Volume 6 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i8.14080

Abstract

ABSTRACT Cancer is a health problem and cause of death in the world. Cancer is a disease characterized by the growth of abnormal cells and can metastasize to other parts of the body. One of the therapeutic modalities is chemotherapy. Chemotherapy has a therapeutic effect on cancer cells and also has an impact on normal cells that divide rapidly. Chemotherapy causes various side effects that can affect the patient's physical and non-physical condition. Physical and non-physical changes in patients undergoing chemotherapy affect the patient's quality of life. The aim of the research was to determine the quality of life of cancer patients undergoing chemotherapy. This research is a descriptive analytical study with a cross sectional approach. The population in this study were cancer patients who were undergoing chemotherapy in the chemotherapy service unit of RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. The sample in this study were cancer patients treated in the chemotherapy service unit at Jend Hospital. Ahmad Yani Metro numbered 35 respondents. Determining the number of samples using quota sampling. The data collection tool uses the EORTC QLQ-C30 instrument. The quality of life results for cancer patients are based on the assessment or answer score of the EORTC QLQ-C30. The quality of life score is 671.73 ± 352.82 with a moderate quality of life interpretation. Conclusion: The patient's quality of life is in the moderate category. Keywords: Cancer, Chemotherapy, Quality of Life  ABSTRAK Kanker merupakan masalah kesehatan dan penyebab kematian di dunia. Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan  sel-sel abnormal  dan dapat bermetastase  ke bagian tubuh lain. salah satu modlaitas terapi adalah kemoterapi. Kemoterapi memberikan efek terapi pada sel-sel kanker juga berdampak pada sel-sel  normal yang membelah dengan cepat. Kemoterapi menimbulkan berbagai efek samping yang dapat mempengaruhi kondisi fisik maupun non fisik pasien. Perubahan fisik dan non fisik pada pasien yang menjalani kemoterapi mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian  untuk megetahui  kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Penelitian   ini   merupakan   penelitian   deskriptif  analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien kanker yang sedang menjalani  kemoterapi di unit pelayanan  kemoterapi RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang dirawat di unit pelayanan kemoterapi RS Jend. Ahmad yani Metro berjumlah 35 responden. Penentuan jumlah sampel dengan quota    sampling.  Alat  pengumpul  data  menggunakan instrument EORTC  QLQ-C30. Hasil  kualitas hidup pasien kanker berdasarkan penilaian atau skor jawaban EORTC QLQ-C30 Skor kualitas hidup sebesar 671,73±352,82 dengan interpretasi kualitas hidup sedang. Kesimpulan kualitas hidup pasien kategori sedang. Kata Kunci: Kanker, Kemoterapi, Kualitas Hidup
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Perawat D3 Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang S1 Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Tahun 2023 Handayani, Tuti; Pringgayuda, Fitra; Putri, Imelda Adelia; Sari, Senja Atika
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 8, No 2 (2023): Desember
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v8i2.534

Abstract

Banyak yang menganggap profesi perawat hanyalah sekedar pembantu dokter, tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna. Anggapan ini membuat profesi perawat dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena perawat hanya melakukan tugasnya dengan menunggu instruksi dari seorang dokter. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat D3 melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat D3 semester 2 yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Pringsewu, yang berjumlah 114 orang di tahun 2022 dengan jumlah sampel 89 responden. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persaingan dengan motivasi perawat D3 melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan, ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi perawat D3 melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan, ada hubungan antara sosial ekonomi dengan motivasi perawat D3 melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan. Kesimpulan bahwa ada hubungan persaingan, dukungan keluarga, sosial ekonomi dengan motivasi perawat D3 melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Kognitif pada Lansia Fitri, Nury Lutfiyatil; Ludiana, Ludiana; Sari, Senja Atika; Dewi, Tri Kesuma
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 3 (2025): Volume 7 Nomor 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i3.17132

Abstract

ABSTRACT Entering old age, a person will experience various changes and one of them is a change in psychological problems in the form of cognitive disorders. Around 39% of the elderly will experience various symptoms of cognitive impairment such as forgetfulness and increasing age, namely when they are 80 years old, around 85% of the elderly can experience this problem. Factors that can affect cognitive impairment problems in the elderly themselves are not only influenced by age, but can also be influenced by various other factors. The purpose of this study was to determine the factors associated with cognitive impairment in the elderly. This research was conducted using an analytic study, a cross-sectional design, involving 80 elderly people in the Work Area of the Yosomulyo Health Center in 2023. Data analysis was carried out using univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that the majority of elderly people were aged <65 years (65.0%), female sex (51.3%), primary education (55.0%), health status suffering from medical diseases (52.5%) , and it was found that 27.5% experienced cognitive impairment. Factors that have a significant relationship with cognitive impairment in the elderly are age (OR: 5.885; 95% CI: 1.685-20.548), level of education (OR: 4.617; 95% CI: 1.162-18.354), health status (OR: 4.581; 95% CI: 1.150-18.245) and gender (OR: 3.860, CI95; 1.043-14.283) are the controlling variables. The most dominant variable influencing the occurrence of cognitive impairment in the elderly is the age factor. Keywords: Factors, cognitive impairment, elderly   ABSTRAK Memasuki usia lanjut, seseorang dapat mengalami perubahan pada masalah psikis berupa gangguan kognitif. Sekitar 39% lanjut usia akan mengalami berbagai gejala gangguan kognitif seperti mudah lupa dan semakin meningkatnya usia yaitu saat berada pada usia 80 tahun maka sekitar 85% lansia dapat mengalami masalah ini. Faktor yang dapat memengaruhi masalah gangguan kognifi pada lansia sendiri bukan hanya dapat dipengaruhi oleh faktor usia, namun dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kognitif pada lansia. Penelitian ini dilakukan menggunakan studi analitik, rancangan crossectional, melibatkan 80 lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Yosomulyo tahun 2023. Analisa data dilakukan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian didapatkan data mayoritas lanjut usia berada pada usia <65 tahun (65,0%), jenis kelamin perempuan (51,3%), pendidikan dasar (55,0%), status kesehatan menderita penyakit medis (52,5%), dan ditemukan sebesar 27,5% yang mengalami gangguan kognitif. Faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan gangguan kognitif pada lansia adalah usia (OR: 5,885; CI95%: 1,685-20,548), tingkat pendidikan (OR: 4,617; CI95%: 1,162-18,354), status kesehatan (OR: 4,581; CI95%: 1,150-18,245) dan gender (OR: 3,860, CI95; 1,043-14,283) adalah sebagai variabel pengontrol. Variabel yang paling dominan memengaruhi terjadinya gangguan kognitif pada lansia adalah faktor usia. Kata Kunci: Faktor, Gangguan Kognitif, Lansia 
Edukasi tentang Cara Mengontrol Gula Darah melalui Praktik Intermittent Fasting Fitri, Nury luthfiyatil; Dewi, Tri Kesuma; Sari, Senja Atika; Hasanah, Uswatun; Ludiana, Ludiana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Jajama (JPMJ) Vol 4 No 1 (2025): JPMJ Vol 4 No 1 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panca Bhakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jpmj.v4i1.368

Abstract

Diabetes Mellitus adalah penyakit kroanis, yang terjadi ketika pankreas tidak maenghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah salah satunya melalui intermittent fasting. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan pengetahuan tentang cara mengontrol gula darah melalui praktik intermittent fasting bagi penderita diabetes mellitus yang dapat menyebabkan gula darah tidak terkontrol sehingga berisiko terhadap munculnya berbagai komplikasi. Intermittent fasting, disebut juga pembatasan energi intermiten adalah praktik diet yang tersebar luas yang terdiri dari periode konsumsi makanan bebas secara bergantian dan pantang dari asupan kalori.Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui edukasi atau pemberian pendidikan kesehatan tentang cara mengontrol gula darah melalui praktik intermittent fasting. Kegiatan dilaksanakan selama dua minggu di wilayah Puskesmas Yosomulyo. Hasil kegiatan didapatkan adanya peningkatan pengetahuan penderita diabetes mellitus tentang cara mengontrol gula darah melalui praktik intermittent fasting, sebesar 80% peserta mampu memahami secara baik tentang materi yang disampaikan. Pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara mengontrol gula darah melalui praktik intermittent fasting bagi penderita diabetes mellitus. Hendaknya dilakukan pendidikan kesehatan secara berkesinambungan demi terciptanya kesehatan yang lebih optimal.