Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pemberdayaan Anak-Anak Panti Asuhan melalui Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Antiseptik Jayanti, Meilani; Sumantri, Surya; Jayanto, Imam; Siampa, Jainer Pasca
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 3, No 1 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.3.1.2021.36725

Abstract

Panti asuhan yang merupakan lembaga sosial nirlaba, secara tidak langsung ikut mengalami dampak yang diakibatkan oleh adanya pandemi COVID-19. Banyak donatur yang mulai membatasi sumbangan yang diberikan ke panti-panti asuhan. Sedangkan, panti asuhan masih membutuhkan banyak biaya untuk keberlangsungan operasionalnya. Oleh karena itu, untuk membantu panti asuhan menjadi lebih mandiri dalam perekonomiannya, maka tim pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi melaksanakan edukasi dan pelatihan pembuatan sabun cair antiseptik yang juga menjadi upaya pencegahan penularan COVID-19. Kegiatan ini dimulai dari tahap koordinasi, persiapan kegiatan, pelaksanaan penyuluhan, pelatihan pembuatan sabun cair antiseptik, serta evaluasi. Kegiatan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak di panti asuhan mengenai sabun cair antiseptik dengan pemberian edukasi tentang sabun, pelatihan pembuatan sabun cair, pengemasan hingga pemasaran, serta praktek cara cuci tangan yang benar. Pengetahuan dan keterampilan tersebut diharapkan dapat terus diimplementasikan oleh panti asuhan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ekonomi panti asuhan. Selain itu, produk sabun yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam lingkungan panti asuhan sebagai upaya pencegahan penularan  COVID-19.
ANALISIS SIFAT FISIKOKIMIA, FARMAKOKINETIK DAN TOKSIKOLOGI PADA PERICARPIUM PALA (Myristica fragransa) SECARA ARTIFICIAL INTELLIGENCE Abdullah, Surya Sumantri; Putra, Purnawan Pontana; Antasionasti, Irma; Rundengan, Gerald; Suoth, Elly Juliana; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Abdullah, Fatamorgana
CHEMISTRY PROGRESS Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.14.2.2021.37112

Abstract

Pala (Myristica fragransa) mengandung senyawa metabolit sekunder yang menunjukkan aktivitas farmakologi. Namun, bagian perikarpium terutama bagian nonvolatil belum banyak dilaporkan. Tujuan dari penelitian ini sebagai screening awal dengan melihat potensi dari senyawa yang dihasilkan perikarpium pala.Dua belas senyawa digambar dua dimensi, dianalisis menggunakan software dan server prediktor. Software yang digunakan adalah Marvin Sketch, ChembioDraw kemudian dianalisis sifat fisikokimia senyawa tersebut. Selanjutnya, server predictor untuk melihat karakteristik farmakokinetika dan toksisitasnya. Berdasarkan analisis sifat fisikokimia senyawa terbaik yaitu licarin (titik didih, titik kritis temperature dan refraksi molar), guaiacin (titik leleh), dan virolane (titik kritis tekanan). Hasil analisis Lipinski menunjukkan senyawa stigmasterol dan b-sitosterol tidak memenuhi kriteria Lipinski.. Selain itu data farmakokinetika menunjukkan stigmasterol, b-sitosterol, asetoneoglinan memiliki kelarutan dalam air yang rendah. Nilai permeabilitas CaCO-2 dan intestinal absorption semuanya memenuhi. Licarin termasuk substrat P-glikoprotein. Volume Distribusi menunjukkan semua senyawa terikat protein serum. b-sitosterol permeabilitas terhadap sawar darah-otak yang paling baik dan erythro-(7S,8R)-∆8’-7-acetoxy-3,4,3’,5’-tetramethoxy-8-O-4’-neolignan permeabilitasnya buruk. Surinamensin menunjukkan permeabilitas terhadap sistem saraf pusat yang tidak dapat berpenerasi. Elemicin dan surinamensin tidak dimetabolisme oleh enzim sitokrom CYP3A4. B-sitosterol memiliki klirens paling tinggi. Semua senyawa menunjukkan tingkat toksisitas yang rendah untuk penggunaan kulit (kecuali elemicin) dan tidak toksik bagi hati.ABSTRACT Nutmeg (Myristica fragransa) contains secondary metabolites that exhibit pharmacological activity. However, the pericarpium, especially the nonvolatile part, has not been widely reported. The purpose of this study was as an initial screening by looking at the potential compounds produced by the nutmeg pericarp. Twelve compounds were drawn in two dimensions, analyzed using software and predictor servers. The software used is Marvin Sketch, ChembioDraw and then the physicochemical properties of these compounds are analyzed. Furthermore, the predictor server to see the pharmacokinetic characteristics and toxicity. Based on the analysis of the physicochemical properties of the best compounds, compound licarin (boiling point, critical point of temperature and molar refractivity), guaiacin (melting point), and virolane (critical point of pressure). The results of Lipinski's analysis showed that stigmasterol and b-sitosterol compounds did not meet Lipinski's rule. In addition, pharmacokinetic data showed that stigmasterol, b-sitosterol, acetoneoglinan had low solubility in the water. The values of CaCO-2 permeability and intestinal absorption were all satisfactory. Licarin is a P-glycoprotein substrate. The Volume Distribution shows all the compositions of the serum proteins. B-sitosterol with the best permeability to the blood-brain barrier and erythro-(7S,8R)-∆8'-7-acetoxy-3,4,3',5'-tetramethoxy-8-O-4'-neolignan bad permeability. Surinamensin exhibits permeability to the non-permeable central nervous system. Elemicin and surinamensin are not metabolized by the cytochrome enzyme CYP3A4. B-sitosterol has the highest clearance. All compounds show a low level of toxicity for skin use (except elemicin) and are not toxic to the liver. 
STABILITAS WARNA EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Suoth, Elly Juliana; Sumantri, Surya; Rumondor, Erladis; Margaretha, Putri; Saerang, Missyeling; Tifani, Tifani
CHEMISTRY PROGRESS Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.14.2.2021.37113

Abstract

Warna yang terkandung pada daun bayam merah merupakan salah satu golongan flavonoid yaitu antosianin. Pewarna alami sangat baik untuk kesehatan, selain untuk mewarnai makanan ataupun kosmetik untuk menambah estetika suatu produk serta memiliki aktivitas farmakologi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat stabilitas ekstrak daun bayam yang menggunakan tiga macam pelarut yaitu etanol-asam sitrat 1%, etanol-asam tartrat 1% serta pelarut etanol. Stabilitas ekstrak di uji terhadap panas yang berkelanjutan kemudian diformulasikan dalam sediaan krim untuk melihat efektivitas sediaan krim tersebut sebagai tabir surya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar senyawa aktif dalam ekstrak menurun dengan adanya pemanasan dan hal tersebut terlihat juga pada sediaan krim dimana efektivitas sediaan krim sebagai tabir surya menurun dengan adanya pemanasan. Pengujian efektivitas sebagai tabir surya semua ekstrak menunjukkan aktivitas yang baik khususnya pada transmisi pigmentasi (%TP) sedangkan pada transmisi eritema (% Te) ekstrak dan krim dengan pelarut etanol menunjukkan efektivitas terbaik dengan kategori sunblock.  ABSTRACTThe color contained in red spinach leaves is one of the flavonoid groups, namely anthocyanins. Natural dyes are very good for health, in addition to coloring food or cosmetics to add to the aesthetics of a product and have good pharmacological activity. This study aims to determine the stability of spinach leaf extract using three kinds of solvents, namely 1% ethanol-citric acid, 1% ethanol-tartric acid and ethanol solvent. The stability of the extract was tested against continuous heat and then formulated in a cream preparation to see the effectiveness of the cream preparation as a sunscreen. The results showed that the levels of active compounds in the extract decreased with heating and this was also seen in cream preparations where the effectiveness of cream preparations as sunscreen decreased with heating. Testing the effectiveness as sunscreens of all extracts showed good activity, especially in the transmission of pigmentation (%TP) while the transmission of erythema (%Te) extracts and creams with ethanol solvent showed the best effectiveness in the sunblock category. 
Uji Aktivitas Antioksidan dan Karakterisasi Minyak Tulang Ikan Tindarung : Antioxidant Activity and Characterization of Fish Oil from Marlin Fish Bone Antasionasti, Irma; ABDULLAH, SURYA SUMANTRI; Siampa, Jainer Pasca; Jayanto, Imam
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 12 No.1 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.1.2024.54368

Abstract

Marlin fish (tindarung) is one of the fish produced in the waters of North Sulawesi. The process of processing tindarung fish produces fish bone waste which can be maximized for processing as fish oil. Fish oil contains essential fatty acids that the body cannot produce naturally. This research aimed to determine the antioxidant activity and characteristics of tindarung fish bone oil. Tindarung fish bone oil extraction was carried out using wet rendering method. Next, antioxidant activity was tested using DPPH method. Characterization was carried out using the titration method. Based on the results of the antioxidant activity test, tindarung fish bone oil has an antioxidant activity of 20,958 ± 2,736 µg/mL. Apart from that, tindarung fish bone oil has characteristics that meet the standards of the International Fish Meal and Oil Manufacturers Association, namely a density of 0.91 g/mL; peroxide value of 20 meq/kg; free fatty acids of 5.65%; and the iodine number is 7.25 mg/100 g. This shows that tindarung fish bone oil can be consumed regularly as a supplement to maintain health. Keywords: antioxidant activity, characterization, fish oil, marlin fish Ikan Tindarung merupakan salah satu ikan yang dihasilkan di perairan Sulawesi Utara. Proses pengolahan ikan tindarung menghasilkan limbah tulang ikan yang dapat dimaksimalkan pengolahannya sebagai minyak ikan. Minyak ikan mengandung asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antioksidan dan karakteristik dari minyak tulang ikan tindarung. Ekstraksi minyak tulang ikan tindarung dilakukan dengan menggunakan metode wet rendering. Selanjutnya, pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. karakterisasi dilakukan menggunakan metode titrasi. Berdasarkan hasil ujiaaktivitasantioksidan, minyak tulang ikan tindarung memiliki aktivitas antioksidan sebesar 20,958 ± 2,736 µg/mL.  selain itu, minyak tulang ikan tindarung memiliki karakteristik yang memenuhi standar International Fish Meal and Oil Manufacturers Association, yaitu massa jenis sebesar 0,91 g/mL; bilangan peroksida sebesar 20 meq/kg; asam lemak bebas sebesar 5,65%; dan bilangan iod sebesar 7,25 mg/100 g. Hal ini menunjukkan bahwa minyak tulang ikan tindarung dapat dikonsumsi secara teratur sebagai suplemen untuk menjaga kesehatan. Kata kunci: aktivitas antioksidan, karakterisasi, minyak ikan, tindarung
UJI KANDUNGAN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae) SEBAGAI KANDIDAT ZAT AKTIF SUNSCREEN Pongsapan, Abdul David; Prayoga, Deshanda Kurniawan; Hisan, Annisa Khoirotun; Rambi, Salfa Efata Glory; Edy, Hosea Jaya; Abdullah, Surya Sumantri
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7, No 1, Tahun 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v7i1.45700

Abstract

Tanaman Leilem (Clerodendrum minahassae) merupakan tanaman endemik di Sulawesi Utara dan telah lama digunakan oleh masyarakat adat Minahasa sebagai sayur dan ramuan kuliner berbagai jenis resep daging. Hal ini dikarenakan selain dapat memberi rasa yang enak, daun leilem dipercaya mengandung antioksidan alami mampu menangkal efek buruk lemak hewani bagi kesehatan. Pada umumnya genus Clerodendrum mengandung senyawa antioksidan seperti senyawa-senyawa fenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi senyawa metabolit sekunder secara kualitatif dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun leilem (C. minahassae) yang diduga dapat berperan sebagai agen fotoprotektif. Penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun leilem mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Nilai IC50 ekstrak sebesar 54,75 ppm dikategorikan aktivitas antioksidan kuat. Oleh karena kandungan senyawa flavonoid dan polifenol yang terkandung serta aktivitas antioksidan kuat sehingga ekstrak etanol daun lelem dapat dijadikan zat aktif produk tabir surya alami.
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik dari Emulgel Minyak Biji Pala Abdullah, Surya Sumantri; Antasionasti, Irma; Rundengan, Gerald Edward; Abdullah, Rezky Putri Indarwati
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 6 No. 2 (2023): Vol. 6, No.2, 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v6i2.51967

Abstract

Emulgel merupakan sediaan topikal yang terdiri dari emulsi dan gelling agent. Minyak biji pala mengandung berbagai senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dari golongan fenolik yakni flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan emulgel minyak biji pala yang stabil secara fisik. Dengan variasi konsentrasi dari Karbopol pada formula emulgel yang berfungsi sebagai Gelling Agent. Sediaan emulgel dibuat 3 formula yaitu FI (karbopol 0.5%), FII (karbopol 0.75%), FIII (karbopol 1%). Evaluasi sediaan emulgel yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji daya lekat. Dari hasil evaluasi didapatkan semua formula memenuhi rentang stabilitas fisiknya.
PENGARUH KONSENTRASI GLUKOMANAN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL ASAM ASKORBAT Abdullah, Surya Sumantri; Antasionasti, Irma; Rundengan, Gerald Edward; Tasiam, Ezrani; Abdullah, Rezky Putri Indarwati
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gel preparations usually contain gelling agents which are critical factors that can affect the physical properties of the gel. The purpose to determine the appropriate variation of glucomannan concentration in the formulation of ascorbic acid gel on the physical characteristics of the gel. The research method began with the formulation of gel preparations using glucomannan as a gelling agent with variations in glucomannan concentrations at F1 (1%), F2 (1.5%) and F3 (2%). The gels were evaluated by their physical properties, including in the organoleptic, pH, homogeneity, adhesion, and spreadability tests. The research showed that in the pH and adhesiveness tests, increasing the concentration of glucomannan could increased the pH and adhesiveness of the gel. However, the spreadability of the gel decreased with increasing glucomannan concentration. The gel formula with 2% glucomannan concentration (F3) showed higher adhesion, as well as higher pH, although the gel spreadability decreased. From the evaluation results, all meet requirement for physically stable.