Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-60 Bulan Rohaya, Rohaya; Yulianto, Yulianto; Suprida, Suprida; Megawati, Megawati; Afdhal, Fitri; Franciska, Yunetra
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.41520

Abstract

Balita Stunting atau pendek merupakan keadaan gagal berkembang pada umur dibawah 5 tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis serta penyakit infeksi berulang paling utama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari kandungan sampai anak berumur 24 bulan. Anak terkategori stunting apabila panjang ataupun tinggi tubuhnya terletak di dasar minus 2 standar deviasi dari tinggi anak seumurnya. Stunting pada balita disebabkan oleh berbagai faktor, selain faktor anak, terdapat faktor dari ibu serta pola asuh. Mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Renggiang Kabupaten Belitung Timur Tahun 2024.Menggunakan desain case- control. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita usia 24-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Renggiang Kabupaten Belitung Timur Tahun 2024 dengan sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan perbandingan 1:1 yaitu kelompok kasus sebanyak 37 balita dan kelompok kontrol sebanyak 37 balita sehingga total keseluruhan sampel berjumlah 74 balita. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif (p-value 0,001) dengan kejadian stunting, sedangkan jenis kelamin (p- value 0,162), pendidikan ibu (p-value 0,334), tinggi badan ibu (p-value 0,430), usia saat hamil (p-value 0,595), jarak lahir (p-value 0,595), dan paritas (p-value 0,754) tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Renggiang Kabupaten Belitung Timur.pola asuh ibu dalam pemberian ASI Eksklusif menjadi salah satu faktor risiko kejadian stunting pada balita, Perlu adanya edukasi oelh tenaga kesehatan dan sektor terkait dalam upaya pencegahan stunting.
Pemberdayaan Ayah Asuh Cegah Stunting (CETING) Suprida, Suprida; Nursanti, Rina; Aprilina, Aprilina; Rohaya, Rohaya; Saputra, Andre Utama
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 3 (2025): Volume 4, Issue 3 2025
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15684933

Abstract

Stunting masih saja menjadi problem kesehatan mendasar di dunia, hingga tahun 2020 UNICEF mencatat kejadian stunting anak usia lima tahun sebanyak 149,2 juta. Sementara itu di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 21,6%. Pada tahun yang sama, kejadian stunting di Sumatera Selatan tercatat 18,6%. Menyusul kota Palembang dengan angka stunting 16,1% pada tahun 2022 (BKKBN). Berbagai program dan kebijakan pemerintah telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian stunting, meskipun demikian masih belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu sebesar 14% di tahun 2024 (SSGI). Kecamatan Ilir Timur II merupakan wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir dengan indeks status gizi balita pendek tertinggi di kota Palembang yaitu sebesar sebesar 6,6% atau 82  anak BALITA dengan TB/U (Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2021). Pola asuh yang buruk di duga menjadi penyebab tingginya kasus anak dengan status gizi BALITA pendek. Selama ini, peran Ayah sebagai kepala keluarga belum terlibat banyak dalam pola asuh keluarga, sehingga tanggung jawab pengasuhan diambil alih oleh Ibu.Sehingga, solusi yang ditawarkan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah melalui kegiatan edukasi dan peningkatan keterampilan Ayah Asuh yang memiliki anak BADUTA melalui program MINDTING (Mindfulness Parenting) dengan tujuan meningkatkan kesadaran Ayah dalam pengasuhan. Kegiatan diawali dengan membentuk Kelas Ayah Asuh yang nantinya akan dipilih Duta Ayah Asuh sebagai role model dalam pengasuhan dan melanjutkan program MINDTING sebagai upaya pencegahan stunting di wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir. Dengan terbentuknya Kelas Ayah Asuh, diharapan dapat menjadi program unggulan Puskesmas 11 Ilir sebagai upaya pencegahan stunting. 
Pemberdayaan Ayah Asuh Cegah Stunting (CETING) Suprida, Suprida; Nursanti, Rina; Aprilina, Aprilina; Rohaya, Rohaya; Saputra, Andre Utama
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 3 (2025): Volume 4, Issue 3 2025
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15684933

Abstract

Stunting masih saja menjadi problem kesehatan mendasar di dunia, hingga tahun 2020 UNICEF mencatat kejadian stunting anak usia lima tahun sebanyak 149,2 juta. Sementara itu di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 21,6%. Pada tahun yang sama, kejadian stunting di Sumatera Selatan tercatat 18,6%. Menyusul kota Palembang dengan angka stunting 16,1% pada tahun 2022 (BKKBN). Berbagai program dan kebijakan pemerintah telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian stunting, meskipun demikian masih belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu sebesar 14% di tahun 2024 (SSGI). Kecamatan Ilir Timur II merupakan wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir dengan indeks status gizi balita pendek tertinggi di kota Palembang yaitu sebesar sebesar 6,6% atau 82  anak BALITA dengan TB/U (Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2021). Pola asuh yang buruk di duga menjadi penyebab tingginya kasus anak dengan status gizi BALITA pendek. Selama ini, peran Ayah sebagai kepala keluarga belum terlibat banyak dalam pola asuh keluarga, sehingga tanggung jawab pengasuhan diambil alih oleh Ibu.Sehingga, solusi yang ditawarkan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah melalui kegiatan edukasi dan peningkatan keterampilan Ayah Asuh yang memiliki anak BADUTA melalui program MINDTING (Mindfulness Parenting) dengan tujuan meningkatkan kesadaran Ayah dalam pengasuhan. Kegiatan diawali dengan membentuk Kelas Ayah Asuh yang nantinya akan dipilih Duta Ayah Asuh sebagai role model dalam pengasuhan dan melanjutkan program MINDTING sebagai upaya pencegahan stunting di wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir. Dengan terbentuknya Kelas Ayah Asuh, diharapan dapat menjadi program unggulan Puskesmas 11 Ilir sebagai upaya pencegahan stunting. 
IbM OPTIMALISASI KINERJA KELOMPOK POSYANDU JURUSAN KEBIDANAN DI DESA KENTEN LAUT KECAMATAN TALANG KELAPA KABUPATEN BANYUASIN PENDAMPINGAN, PEMBINAAN DAN HOME VISIT (TAHAP II) Murdiningsih, Murdiningsih; Rohaya, Rohaya; Sumastri, Heni
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 1 No Tahun (2019): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v1iTahun.1186

Abstract

Posyandu is a forum for health service activities from, by and for the community, with the aim of bringing basic and other health services needed by the community directly to individuals, groups, families. The success of Posyandu management requires strong support from various parties, both moral, material and financial support. In addition, collaboration with various related sectors is needed. In addition, the persistence and dedication of managers and cadres all have strategic roles in supporting the success of Posyandu implementation. Based on field data/situation analysis, Kenten Laut village is a village located on the outskirts of the city in Talang Kelapa District, Banyuasin Regency. Has 3 posyandu, the number of cadres is 15 people, the number of toddlers is 27.17%, the coverage of toddlers at the posyandu is 45.16%, KMS ownership is 0%, home visits have not been carried out, the education level of cadres is low (66.67%), books/administration Posyandu is not complete, Reporting is not going well. Social analysis shows that the knowledge and skills of cadres in carrying out their duties are still far from expectations, this can be seen from the implementation of the five service steps on the D day or the day when the posyandu is still running modestly/inadequately, and home visits have never been carried out by cadres. In connection with these conditions, mentoring, coaching and home visits have been carried out (10 October & 10 November 2016 at the Melati Posyandu, on 12 October and 12 November 2016 at the Red Orchid Posyandu, an evaluation of the results of mentoring and coaching as well as a home visit on opening day has been carried out Posyandu there is progress / improvement in both the quality of service and the caverage of posyandu visitors. The results of the evaluation showed that there was a significant increase in knowledge and skills in carrying out activities in each step of the five steps of the posyandu, the provision of PMT was in accordance with the recommended menu, home visits had been carried out by cadres. Suggestions still need to be continued with assistance and guidance in the field of administration and increasing community participation (PSM). So that the presence of posyandu strata can be increased to become Plenary/Independent Posyandu.
Hubungan Tingkatan Stres, Status Gizi, dan Kualitas Tidur dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Kebidanan di Universitas Kader Bangsa Palembang Wahyuni, Intan; Wathan, Fika Minata; Silaban, itin Dewi Sartika; Rohaya, Rohaya
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2008

Abstract

Menstruasi merupakan salah satu aspek kematangan seksual yang pertama kali terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Rata-rata siklus menstruasi normal terjadi sekitar 21-35 hari sedangkan yang temasuk gangguan siklus menstruasi meliputi polimenorrhea, oligomenorrhe, dan amenorrhea. Dampak panjang jika gangguan siklus menstruasi tidak ditangani dengan segera maka akan mengakibatkan beberapa penyakit seperti infertilitas, kanker serviks dan kanker payudara.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkatan stres, status gizi, dan kualitas tidur dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi program studi kebidanan di Universitas Kader Bangsa Palembang Tahun 2022. Desian penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Subjek Penelitian ini adalah seluruh mahasiswi program studi kebidanan reguler pada Fakultas Kebidanan dan Keperawatan di Universitas Kader Bangsa Palembang sebanyak 82 responden. Subjek penelitian diambil dengan teknik pengumpulan data total sampling. Data penelitian didapatkan melalui pengisian kuesioner gangguan siklus menstruasi, kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42), kuesioner IMT, Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data terkumpul dianalasis dengan menggunakan program SPSS 22 dengan rumus Chi Square. Dari hasil penelitian ini didapatkan sebagai berikut : pertama, sebanyak 47 responden (57,3%) mengalami gangguan siklus menstruasi dengan kategori siklus 21 hari atau 35 hari. Sebanyak 36 responden (43,9%) mengalami stres normal dengan kategori nilai skor DASS 42 0-14. Dari Uji chi square tingkatan stres dan gangguan siklus menstruasi didapatkan p value 0,000 ≤ α 0,05.Sebanyak 44 responden (53,7%) mengalami status gizi tidak normal dengan hasil IMT ˂18,5 kg/m² atau IMT 25 kg/ m². Uji chi square didapatkan nilai p value 0,018 ≤ α 0,05. Sebanyak 59 responden (72,0%) mengalami kualitas buruk dengan hasil PSQI <5. Dari hasil uji chi square didapatakan nilai p value 0,001 ≤ α 0,05. Terdapat hubungan tingkatan stres, status gizi, dan kualitas tidur dengan gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Program Studi Kebidanan di Universitas Kader Bangsa Palembang Tahun 2022
Reducing Nausea in Early Pregnancy with Lavender Aromatherapy: A Case Study Approach Martini, Sri; Pastari, Marta; Suprida, Suprida; Rohaya, Rohaya; Jamila, Jamila
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.4815

Abstract

Emesis gravidarum (EG) is a common complaint of first-trimester pregnancy. EG shows nausea accompanied by vomiting, which usually occurs in the morning. EG can cause decreased appetite, vomiting, up to weight loss, risk of dehydration, and electrolyte imbalance. The psychology of pregnant women with EG will also be disturbed because of nausea and vomiting experienced. That's why EG events must be taken seriously. Limitations of the use of drugs during pregnancy must be considered. Alternative therapies such as lavender aromatherapy can be an alternative non-pharmacological therapy for pregnant women in the first trimester. Lavender aromatherapy can produce a strong refreshing Fragrance, affecting the hypothalamus's nerves to reduce nausea and vomiting. Research objective: to determine the application of lavender aromatherapy to reduce nausea intensity in first-trimester pregnant women in the Simpang Periuk Health Center Working Area, Lubuklinggau City, in 2024. Research Methods: This research is descriptive research with a case study approach. This study was conducted from April 18 to April 23, 2024. The subjects of this study were 2 pregnant women in the first-trimester with nausea category of mild to moderate nausea and vomiting, with measurement of the nausea scale before and after the intervention, using the Pregnancy Unique Quantification Of Emesis assessment. (PUQE). Both subjects were given 3-5 drops of lavender aromatherapy, using a diffuser, inhaled for 5-30 minutes for three days in the intervention. Results: after giving lavender aromatherapy therapy, both subjects showed a decrease in the PUQE score, from moderate to mild nausea and vomiting. Conclusion: Interventation lavender aromatherapy effectively reduces nausea in first-trimester pregnant women, with several influencing factors including; pregnancy history, parity, occupation, and age.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Cambai Kota Prabumulih Tahun 2021 Amelia, Tia; Rohaya, Rohaya; Riski, Merisa
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.10749

Abstract

Menurut data Word Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap 100 kelahiran terdapat 5 anak yang pincang akibat polio, 10 meninggal akibat tetanus neonatorum, 20 meninggal karena portusis, dan 30 meninggal karena campak dan komplikasinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap ibu dan dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Cambai Kota Prabumulih Tahun 2021 Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan menggunakan desain cross sectional, Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 9-12 bulan. besar sampel menggunakan rumus Notoatmodjo, dan didapatkan hasil sebesar 81 responden dan di ambil dengan teknik propotional random sampling. Data dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p-value= 0,010), pengetahuan (p-value = 0,006), sikap ibu (p-value = 0,000), dan dukungan keluarga (p-value = 0,040). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dengan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Cambai Kota Prabumulih Tahun 2021.Disarankan kepada masyarakat untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi. Karena bisa mencegah dari berbagai macam penyakit pada bayi.