Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARANG JOANG, BALIKPAPAN Eka Masrifatus Anifah; Intan Dwi Wahyu Setyo Rini; Rachmat Hidayat; Muhammad Ridho
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2021): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol13.iss1.art2

Abstract

Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Balikpapan pada saat ini adalah pengangkutan dari sumber dan penimbunan di tempat pemrosesan akhir (TPA) Manggar. Pengangkutan sampah dari sumber dan penimbunan sampah di TPA menghasilkan gas rumah kaca seperti gas karbondioksida dan metana. Data timbulan dan komposisi yang digunakan dalam estimasi emisi gas rumah kaca didapatkan dengan sampling di kawasan permukiman Kelurahan Karang Joang, Balikpapan. Metode sampling timbulan dan komposisi dilakukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994. Estimasi emisi gas rumah kaca dihitung berdasarkan metode The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Tahun 2019 Tier 1. Rata-rata timbulan sampah perumahan di Kelurahan Karang Joang adalah 0,25 kg/orang/hari. Komposisi sampah didominasi sampah organik dan kertas dengan persentase rata-rata 49,09% dan 21,82%. Emisi total gas rumah kaca dari proses pengangkutan sampah adalah 460,11 kg ekuivalen CO2/tahun/ton sampah. Emisi gas rumah kaca dari proses pemrosesan akhir sampah dihitung berdasarkan tiga skenario pengelolaan sampah yaitu penimbunan sampah di TPA, penimbunan dan pembakaran sampah secara terbuka, serta daur ulang dan pengomposan sampah. Proses pemrosesan akhir dengan cara penimbunan menghasilkan emisi gas rumah kaca 3237 kg ekuivalen CO2 per ton sampah basah yang ditimbun. Proses penimbunan dan pembakaran sampah menghasilkan emisi 2433 kg ekuivalen CO2 per ton sampah basah yang dibakar dan ditimbun. Untuk mengurangi jumlah emisi yang ditimbulkan dari proses pengangkutan dan penimbunan sampah di TPA, perhitungan emisi dengan skenario pengomposan sampah organik dan daur ulang sampah dilakukan. Proses pengomposan menghasilkan emisi 386 kg ekuivalen CO2 per ton sampah. Skenario ketiga, proses pengomposan dan penimbunan sampah residu menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 913 kg ekuivalen CO2 per ton sampah. Proses daur ulang dan pengomposan sampah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 62,34% dari kondisi BAU.
Performance of Electrocoagulation Process for Microplastic Fibre Removal from Laundry Wastewater Marita Wulandari; Intan Dwi Wahyu Setyorini; Anggie Melinda Handayani; Ismi Khairunnissa Ariani; Ainun Zulfikar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 19, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.13 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v19i1.34-43

Abstract

Laundry wastewater contains not only detergent but also contains fabric fibres and threads. Microplastic fibres have been discovered as a potential source of microplastic fibres in synthetic clothing washed in the environment. To reduce microplastic concentration in wastewater, many approaches have been developed. Electrocoagulation is one of them. Using both synthetic microplastics and laundry wastewater samples, this study examined the performance of electrocoagulation methods to remove microplastics. The flocculation and deposition mechanisms remove microplastic fibre. This research was set up by using a reactor with a volume of 1 L, 60 V of voltage and 60 minutes of contact time. Electrical current of 5A and 10A was applied to remove microplastic fibres during electrocoagulation (EC). The removal efficiency of polyester fibre was 55-68 per cent for 60 minutes with a current of 5A and 42-85 per cent for 60 minutes with a current of 10A. Polyamide fibre removal efficiency in 60 minutes is 53 per cent to 74 per cent at 5A current and 57 per cent to 72 per cent at 10A current. According to this study, it can be concluded that EC can remove microplastic fibre from laundry effluent.
PELATIHAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK EKONOMIS BAGI MASYARAKAT KARANG JOANG BALIKPAPAN Eka Masrifatus Anifah; Umi Sholikah; Intan Dwi Wahyu Setyo Rini
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK (PIKAT) Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.743 KB) | DOI: 10.35718/pikat.v1i1.291

Abstract

Sebagian besar masyarakat masih melakukan pembakaran dan penimbunan sampah plastik. Pembakaran sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran udara, sedangkan penimbunan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah. Sebagai upaya mengurangi pencemaran tersebut, dilakukan pelatihan pengelolaan sampah plastik bagi masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pengelolaan sampah diperlukan untuk mengurangi pembakaran dan penimbunan sampah plastik yang dilakukan masyarakat. Untuk mencapai peningkatan pengetahuan dan keterampilan tersebut digunakan metode observasi, identifikasi dan sosialisasi. Ketiga metode tersebut digunakan bagi masyarakat RT 33 Kelurahan Karang Joang Balikpapan. Berdasarkan hasil pelatihan pada kegiatan pengabdian masyarakat, diperoleh peningkatan pengetahuan pengelolaan sampah plastik sebesar 26,62%. Selanjutnya, masyarakat mampu melakukan daur ulang dan terampil memanfaatkan sampah plastik menjadi produk ekonomis seperti dompet. Dengan adanya pengabdian masyarakat berupa pelatihan daur ulang sampah plastik, masyarakat dapat mengurangi sampah plastik. Masyarakat RT 33 Kelurahan Karang Joang Balikpapan mampu mengurangi jumlah sampah plastik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
KOMPOS CAIR MASYARAKAT TELAGA SARI SEBAGAI UPAYA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK PEMUKIMAN Intan Dwi Wahyu Setyo Rini; Andi Idhil Ismail; Haris Arief Fahrurroji; Dzaki Allam Ziha; Bayu Akhmad Nugraha; Gabriel Sianipar; Bayu Wijaksana Atmawijoyo; Muhammad Ghiffari Faza
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK (PIKAT) Vol. 3 No. 1 (2022): PIKAT : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.843 KB) | DOI: 10.35718/pikat.v3i1.678

Abstract

Pemukiman merupakan salah satu penghasil sampah domestik organik terbanyak, seperti sisa makanan dan sisa taman atau daun dan rumput. Sedangkan sampah domestik anorganik, seperti plastik, kertas, kaca, dan logam tidak banyak. Salah satu alternatif pengolahan sampah domestik organik adalah pengomposan, baik padat maupun cair. RT 37 Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota adalah salah satu wilayah pemukiman di Kota Balikpapan yang cukup padat penduduknya. Gagasan untuk melakukan pemanfaatan sampah domestik organik menjadi kompos cair didasarkan dari pengamatan lapangan yang melihat ketertarikan warga merawat tanaman. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kegiatan pembuatan kompos cair dari sampah domestik organik dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPS/TPA dan menjadi salah satu sumber nutrisi bagi tanaman milik warga. Dalam pelaksanaannya masyarakat sangat antusias, yang dibuktikan dengan banyaknya warga yang berpartisipasi dalam proses pembuatan kompos cair sampai dengan penerapannya pada tanaman. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya kompos cair buatan warga RT 37 Kelurahan Telaga Sari yang digunakan untuk perawatan tanaman di rumah masing-masing. Pada akhir kegiatan, warga setempat menyarankan agar ke depannya kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi lebih produktif, salah satunya dengan adanya komersialisasi produk kompos cair.
Pengaruh Penambahan H2O2 sebagai Foaming Agent pada Karakteristik Batu Bata Ringan Tahan Api Berbahan Dasar Fireclay dan Fly Ash PLTU Teluk Balikpapan Adrian Gunawan; Amelia Anggraini Pangestu; Etty Rahmayanti; Andika A.I. Saputra; Intan Dwi Wahyu Setyo Rini; Ainun Zulfikar; A. I. Arobi
SPECTA Journal of Technology Vol. 6 No. 1 (2022): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.494 KB) | DOI: 10.35718/specta.v6i1.390

Abstract

Total kebutuhan material refractory di Indonesia mencapai 200.000 ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi mencapai 50.000 ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan bahan baku alternatif selain bahan baku utama yakni fireclay yang berasal dari tanah liat, yakni Fly Ash (FA) dari sisa pembakaran batu bara di PLTU. Jenis material refractory dalam penelitian ini adalah batu bata ringan tahan api, dengan menggunakan zat Hidrogen Peroksida (H2O2) sebagai foaming agent. Fly Ash digunakan berasal dari PLTU Teluk Balikpapan dengan tingkat substitusi fireclay sebesar 5% s.d 25%, serta H2O2 dengan variasi 5 ml s.d 9 ml. Analisis yang dilakukan adalah XRF untuk FA, serta kuat tekan, densitas, penyerapan, porositas, dan shrinkage untuk specimen batu bata ringan tahan api. Hasil kuat tekan terbaik adalah 0,549 Mpa dengan linier shrinkage 2%, penyerapan 37,46%, 2%, densitas 1,44 g/cm3, dan porositas 50%
Analisis Dampak Lingkungan Pengolahan Limbah Fly Ash dan Bottom Ash dengan Metode Siklus Daur Hidup (Life Cycle Assessment/LCA) di Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap Intan Dwi Wahyu Setyo Rini; Madah Maria; Eka Masrifatus Anifah; Andika Ade Indra Saputra; Adrian Gunawan; Ahmad Ibnu Arobi
SPECTA Journal of Technology Vol. 6 No. 3 (2022): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.664 KB) | DOI: 10.35718/specta.v6i3.761

Abstract

PLTU Teluk Balikpapan with a 2 x 110 MW capacity generated fly ash and bottom ash as its waste. The waste was treated by backfilling on open land or called a landfill. The landfill was not effective because it required a large area to accommodate the waste. This research aimed to analyze waste treatment's environmental impact and identify the best scenario from three fly ash and bottom ash treatment options. The first scenario was the existing treatment that used landfill, the second was utilization into paving blocks, and the third was utilization into compost. The method in this research used Life Cycle Assessment (LCA) method. The LCA stages referred to ISO 14040 of 2006 which consists of objectives and scope, inventory analysis, impact analysis, and interpretation. The results of the analysis of the contribution of impacts on the environment with Scenario 1 obtained three impacts with the highest value, namely natural land transformation with a value of 15.8 then climate change with a value of 9.5, and particulate matter formation with a value of 6.8. Furthermore, the calculation shows that the best scenario for fly ash and bottom ash waste treatment was scenario 3: processing into compost.
PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA WADUK MANGGAR BERBASIS KONSEP AGROFORESTRI PADA KELURAHAN KARANG JOANG KOTA BALIKPAPAN Wahab, Muhammad Fajrin; Khala, Christianto Credidi Septino; Rini, Intan Dwi Wahyu Setyo; Situmorang, Raftonado
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i2.48059

Abstract

Potensi wisata merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan hingga saat ini. Perkembangan perencanaan wisata tidak hanya terbatas pada wisata alam dan buatan saja, melainkan juga memanfaatkan hasil perkebunan. Agroforestri merupakan konsep wisata yang menggabungkan pemanfaatan lahan antara tanaman hutan dengan tanaman perkebunan. Salah satu lokasi di Kota Balikpapan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata agroforestri terletak di Jalan PDAM KM 12 RT 17 Karang Joang. Perencanaan pembangunan kawasan wisata ini memerlukan masterplan sebagai rencana induk perencanaan. Proses penyusunan masterplan kawasan wisata Waduk Manggar ini melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengurus wisata. Metode yang digunakan dalam penyusunan masterplan ini meliputi observasi lapangan, diskusi pembuatan desain wisata, dan perancangan kawasan wisata. Rancangan wisata ini kemudian disampaikan kepada pengurus wisata dalam bentuk diskusi grup terfokus. Hasil dari pembuatan masterplan memberikan dampak positif kepada pengurus berupa kemudahan dalam pengelolaan dan perencanaan wisata jangka panjang. Selain itu, membantu pengelola dalam proses pengajuan dana pengembangan pariwisata kepada pihak pemerintahan maupun swasta. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dan meningkatkan potensi wisata daerah.
Studi Optimalisasi Rute Pengangkutan Sampah Stationary Container System Berbasis Sistem Informasi Geospasial (SIG) di Kecamatan Balikpapan Timur Putri, Iqoh Andini; Rini, Intan Dwi Wahyu Setyo; Hayati, Rina Noor
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 5 No. 2 (2023): JPPL, September 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v5i2.2007

Abstract

Waste transportation in East Balikpapan District currently does not have an effective waste transportation route, this has resulted in not optimal waste transportation, which is indicated by the large amount of waste accumulated at the TPS. Based on these problems, East Balikpapan requires optimizing waste management, especially in waste transportation, to reduce the accumulation of waste in TPS, which can cause environmental pollution. The research procedure used is to optimize the Waste transportation route in the East Balikpapan District using a qualitative descriptive method. Through this method, this research can improve the waste transportation system at the research location by providing improvements that are modelled using Geographic Information Systems (GIS). Determination of the most effective transportation route will be adjusted to the condition of the road being traversed, the distance travelled and the speed of the vehicle in the waste transportation process as well as the time it takes for the SCS (stationary container system) system to transport waste. Based on the existing conditions, transporting two dump trucks takes 7 hours, and one dump truck takes 6 hours and 30 minutes, with a distance of 69 km, 68 km and 104 km. The distance and time for transporting waste under existing conditions can be optimized with alternative routes, optimization results for the three dump truck fleets, namely the distance of 68 km with a time of 6 hours, a distance of 46 km in 5 hours and a distance of 68 km with a time of 5 hours in 2 trips per day.
Pengolahan Sampah Organik Sederhana Menjadi Kompos Dengan Teknologi Rolling Composter di Kelurahan Teritip Rini, Intan Dwi Wahyu Setyo; Gunawan, Adrian; Arman, Arman; Lodan, Maria Patricia Bale; Rachmalita, Nur Cholilah; Aini, Rifqi Irza Noor
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i3.3278

Abstract

Sampah merupakan sisa dari produk yang sudah tidak digunakan lagi dari berbagai kegiatan manusia. Namun, sampah masih bisa bernilai ekonomis apabila dapat diolah menjadi produk tertentu. Permasalahan banyaknya sampah di suatu daerah sejalan dengan banyaknya pertumbuhan jumlah penduduk. Berdasarkan peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Balikpapan Timur dalam rentang waktu setahun, maka diperlukan teknologi komposting sederhana yang dapat mengolah sampah organik semaksimal mungkin. Salah satu alternatif penanganan sampah menjadi pupuk kompos dengan metode rolling composter disertai dengan pemilahan. Peralatan pengolahan sampah organik berupa rolling composter ini akan diperkenalkan kepada warga. Melalui kegiatan ini yang dilakukan bermaksud memberikan informasi terkait pengolahan limbah organik dengan menggunakan metode rolling composter. Proses dimulai dengan warga mengumpulkan sampah organik yang dihasilkan pada 1 hari ketempat rolling composter. Setelah EM4 dimasukkan warga akan menutup rolling composter dan memutar menggunakan tuas yang bertujuan untuk mencampurkan sampah secara merata. Hasil dari rolling composter yang siap dipanen akan dimanfaatkan sebagai pupuk. Tanaman hias merupakan salah satu media tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pemberian pupuk.
Utilization of Hospital Solid Waste as Paving Blocks Rini, Intan Dwi Wahyu Setyo; Lukman, Fadillah Afdalya; Gunawan, Adrian
Jurnal IPTEK Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2024.v28i2.5964

Abstract

A hospital as a health facility has the potential to produce medical waste, which is harmful to the environment, if it is not handled properly and correctly. At Hospital X, infectious medical waste is chopped and sterilized at temperatures above 100oC using a sterilwave to reduce the size of the waste and hand it over to a third party at a substantial cost. This waste has the potential to be used as construction materials, such as paving blocks, which are used as parks in the hospital area. Therefore, this research was conducted to determine the best paving block mix design and composition using chopped medical waste as a fine aggregate substitution. In addition, this research carried out a TCLP test on paving blocks that had the best water absorption to find out whether paving blocks are good enough to strip potential soil contamination. The quality target for paving blocks in this study was to meet class D quality with a minimum compressive strength of 8.5 MPa and a maximum water absorption of 10%. The quality of compressive strength and water absorption was based on SNI 03-0691-1996, and the TCLP test referred to Indonesia Government Regulation Number 22 of 2021. The results showed that the mix design used is 1:5 for the ratio of cement and fine aggregate with an average compressive strength of normal paving blocks of 10 MPa. Whereas paving blocks with a mixture of medical waste with the best absorption were those with as much as 8% substitution of fine aggregate, with an average compressive strength value of 10 MPa. The results of the TCLP test on the best specimens showed that the levels of heavy metals in medical waste paving blocks met the TCLP A quality standards and were safe for use in hospital parks.