Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

REPRESENTASI SUROBOYOAN DALAM LOKADRAMA LARA ATI KARYA BAYU SKAK (REPRESENTASI STUART-HALL) Candra, Putri Berliana; Atikurrahman, Moh.; Mufid, Nur; Br. Siregar, Wahidah Zein
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v8i1.5502

Abstract

Artikel ini membahas representasi Suroboyoan dalam tayangan yang bertajuk Lara Ati yang diekspos secara luas oleh Bayu Skak melalui lokadarama. Budaya Arekan yang menjadi fokus dalam tontonan tidak hanya dianggap sebagai elemen pelengkap, tetapi sebagai unsur integral yang membentuk keutuhan karya dengan unsur-unsur kulturalnya. Suroboyoan dalam konteks tayangan ini diartikan sebagai pergeseran orientasi sineas Indonesia yang awalnya sangat Jakartasentris, beralih menjadi karya-karya yang mengakomodir keberagaman lokal sebagai wajah sejati Indonesia. Selain itu, Suroboyoan dalam Lara Ati  juga diinterpretasikan sebagai representasi budaya Arek, mencerminkan kekhasan budaya Jawa Timur, yang ternyata diterima dengan positif oleh penonton sinema di Indonesia. Kondisi ini dianggap sebagai sinyal positif bagi masa depan tontonan Indonesia, berkontribusi pada pengayaan khazanah tontonan yang diharapkan dapat idealnya menampilkan keberagaman karya. Dalam penelitian ini, tontonan dianggap sebagai bentuk representasi melalui citra visual, di mana konsep representasi berfokus pada penyampaian pesan melalui citra visual dalam setiap adegan. Dengan menggunakan paradigma Stuart-Hall tentang representasi, artikel ini mengaitkan representasi warna lokal (budaya Arek) dalam Lara Ati dengan tiga elemen konseptual: (a) reflektif, (b) intensional, dan (c) kontruksionis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bayu Skak secara reflektif menyoroti latar penceritaan (Surabaya) melalui budaya ludruk dan rujak cingur sebagai simbol ikonik. Pada tingkat intensional, eksplorasi sudut-sudut Surabaya yang jarang terlihat, seperti kampung Peneleh, dijadikan latar utama peristiwa. Pada tingkat konstruksionis, terlihat dalam konstruksi linguistik pelakon, seperti penggunaan vocal “u” sebagai penekanan kata yang menjadi ciri khas bahasa Arek Suroboyoan, dan penggunaan kosakata serta logat campuran linguistik yang dihasilkan oleh Bayu Skak dalam karyanya.
Interpretasi Nilai Sosial Budaya Dan Hukum Islam Dalam Rumah Khas Adat Penjalin Masyarakat Islam Majalengka Naily A'la, Afrida; Nisfatur Rohmah; Wahidah Zein Br. Siregar
Judex Laguens Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25216/ikahi.2.2.8.2024.219-236

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki ragam akan budaya salah satunya adalah gaya arsitektur rumah yang syarat akan nilai sosial budaya dan hukum Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai sosial budaya dan hukum Islam dalam gaya arsitektur rumah adat penjalin Majalengka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan menjadikan sumber kepustakaan sebagai sumber primer dan dianalisa dengan metode preskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan, rumah adat penjalin pada Masyarakat Islam Majalengka memiliki sarat akan nilai sosial budaya dan nilai hukum Islam, diantaranya adalah nilai kehidupan sosial budaya digambarkan dalam bentuk tangga, nilai hukum Islam yang digambarkan dengan jumlah 17 tiang yang menunjukkan jumlah rakaat sholat, 3 jendela yang terbuka keluar sebagai gambaran nilai Iman, Islam, dan Ihsan serta nilai hubungan ketatanegaraan yang digambarkan pada tiga corak ukiran yang terletak di salah satu ruang mengartikan penghuni rumah merupakan keturunan dari tiga kerajaan (Cirebon, Pajajaran, dan Mataram).
PEREMPUAN DI DPRD JAWA TIMUR 2009-2014 Zein Br Siregar, Wahidah
The Sociology of Islam Vol. 1 No. 2 (2011): December
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2011.1.2.%p

Abstract

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah tempat di mana kebijakan-kebijakan publik dibuat. Karenanya, para aktifis perempuan berjuang agar jumlah perempuan yang duduk di lembaga ini bisa ditingkatkan. Harapannya, ketika jumlah perempuan sudah seimbang dengan jumlah laki-laki di DPR/D, maka akan lebih mudah bagi para perempuan anggota DPR/D menyuarakan aspirasi kaumnya. Akan tetapi, membuat kebijakan-kebijakan yang membantu perempuan untuk berkembang dan mendapat penghidupan yang lebih baik bukan juga merupakan hal yang mudah. Para anggota perempuan DPR/D Jawa Timur ini adalah wakil dari kelompok yang berbeda-beda. Mereka bukan saja merupakan wakil konstituen perempuan, tetapi juga menjadi wakil partainya. Sehingga bisa saja terjadi benturan antara mengedepankan kepentingan perempuan atau mengutamakan kepentingan partai. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang posisi perempuan di DPRD Jawa Timur periode 2009-2014, khususnya pada alat-alat kelengkapannya. Selain itu dijelaskan juga tentang latar belakang para anggota perempuan di DPRD Jawa Timur ini terutama dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan usia. Dari telaah peneliti terhadap data-data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah perempuan anggota DPRD Jawa Timur lebih meningkat. Para perempuan anggota DPRD Jawa Timur ini juga memiliki kapabilitas yang mendorong mereka untuk mampu mengerjakan tugas-tugas di DPRD Jawa Timur dengan baik. Kata Kunci: Perempuan DPRD, affirmative action, quota, kebijakan publik, dan representasi
Feminism and the Changing of Sociological Perspectives on Women Siregar, Wahidah Zein Br
The Sociology of Islam Vol. 4 No. 1 (2021): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2021.4.1.31-45

Abstract

Women are part of society. Therefore, it is a precondition that they become part of discussions in sociology. How does this discipline see women? This paper aims to respond to two research questions: How did sociologists, particularly in the classic era, talk about women? What is influence of feminism to the study on women in sociology? To answer these two questions, I conduct a library research by reading and analyzing literatures relevant to the topic. Some aspects that become my attention are the perspectives of classic sociologists on women, respond of feminists to them, and changes that happen in sociology as the result of those feminists’ challenges. My reading on those literatures shows that in its early development, sociologists perceived women as inferior individuals in society. Feminism, in particular the second wave of feminism brings significant influences to those views. Sociology at present time places women in more egalitarian position. Studies on women in sociology also develop significantly.
Kisah Perempuan Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong: Perjuangan untuk Keluarga dan Pendidikan Anak Siregar, Wahidah Zein Br
Al-Hukama': The Indonesian Journal of Islamic Family Law Vol. 10 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alhukama.2020.10.2.243-270

Abstract

This study aims to describe struggle of Nurdiana and Tira, two Indonesian female migrant workers who work in domestic sector in Hong Kong. They are part of thousands of Indonesian migrant workers in this country. Data from BNP2TKI shows that in 2019 only, there were 70,840 migrant workers placed in Hong Kong. Most of them are women. These women work in informal sectors, particularly domestic works. Using life story method, this research is able to find out that the main reason for both Nurdiana and Tira to work in Hong Kong is to fulfill their family needs and support education of their children. Their children are studying in Pesantren. Life story gives chances to both informants to talk more about their work, their relation with employers, family, friends, and challenges they face, including that of COVID-19. Their stories provide an understanding of the real situation faced by these two family heroes.   [Studi ini bertujuan menguraikan kisah perjuangan Nurdiana dan Tira, dua orang perempuan pekerja migran yang sedang bekerja di sektor domestik di Hong Kong. Mereka berdua adalah bagian dari puluhan ribu pekerja migran Indonesia di negara ini. Data dari BNP2TKI menunjukkan bahwa pada tahun 2019 saja terdapat 70.840 pekerja migran Indonesia yang penempatannya di Hong Kong. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Mereka ini bekerja pada sektor informal, khususnya menjadi asisten rumah tangga. Dengan menggunakan metode life story, penelitian ini menemukan bahwa Nurdiana dan Tira bekerja di Hong Kong untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai pendidikan anak-anak mereka. Anak-anak tersebut saat ini sedang belajar di berbagai Pesantren. Life story memberikan kesempatan pada kedua informan untuk menceritakan secara lebih luas tentang pekerjaan mereka, hubungan mereka dengan majikan, keluarga, teman, dan tantangantantangan hidup yang mereka hadapi, termasuk COVID-19. Kisah hidup mereka, memberikan pemahaman tentang situasi ril yang dihadapi para pahlawan keluarga ini.]
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dengan Cara Membakar Istri di Masa Pandemi COVID-19 Br Siregar, Wahidah Zein
Al-Hukama': The Indonesian Journal of Islamic Family Law Vol. 12 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alhukama.2022.12.2.132-149

Abstract

Domestic violence is a terrifying crime. Komnas Perempuan noted that in the years of 2004 to 2021, number of domestic violence in Indonesia reached 544,452 cases. More than 70 percent of them were violence against wives. Pandemic of COVID-19 increased cases of the violence. According to UN Women, 7 among 10 women they interviewed stated that domestic violence was raising during the pandemic time. In Indonesia, research conducted by Komnas Perempuan showed that 80 percent of women who came from group of income less than 5 million per month experienced domestic violence in the COVID-19 pandemic time. This paper aims to describe and analyze cases of physical domestic violence by burning wives alive. Data on the cases were gathered from online news of the year 2020 and 2021. Description on the cases includes factors causing the violence, impacts to the victims, and sanctions that were given to the offenders. Besides adding references on the issue, this paper intents to raise awareness of the people to the need of preventing and taking serious action on domestic violence. Therefore, cases of domestic violence can be reduced if it is impossible to be demolished. [Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan sebuah kejahatan yang sangat mengkhawatirkan. Komnas Perempuan mencatat sepanjang tahun 2004-2021, jumah KDRT di Indonesia mencapai 544.452 kasus. Lebih dari 70 persen diantaranya adalah kasus kekerasan terhadap istri. Pandemi COVID-19 disinyalir telah meningkatkan jumlah kasus KDRT. Menurut UN Women, 7 diantara 10 perempuan yang mereka wawancarai, mengatakan bahwa KDRT meningkat selama pandemi. Di Indonesia, dari riset yang dilakukan oleh Komnas Perempuan diketahui bahwa 80 persen perempuan yang berasal dari kelompok berpenghasilan 5 juta ke bawah mengalami KDRT di masa pandemi. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis tentang kasus-kasus KDRT yang terjadi di Indonesia pada masa pandemi COVID 19, khususnya kasus kekerasan fisik dengan cara membakar istri hidup-hidup. Data mengenai kasus ini penulis peroleh dari berita-berita online pada masa pandemi, yaitu tahun 2020 dan 2021. Penulis melakukan qualitative document analysis terhadap berita-berita tersebut. Uraian KDRT ini meliputi penyebab pelaku melakukan KDRT, bagaimana akibatnya pada korban, serta hukuman apa yang diberikan penegak hukum kepada pelaku. Selain menambah referensi tentang KDRT, tulisan ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mencegah dan menangani dengan serius permasalahan KDRT. Dengan demikian, kasus-kasus KDRT dapat dikurangi jika tidak mungkin dihilangkan sama sekali.]  
MEDIA POWER YOUTUBE DALAM MEMBENTUK TREND KESENIAN TARI SAMRAH WANDAN CULTURE Maryam, Zuhrotul; Prapta, Fico Indra; Br Siregar, Wahidah Zein
Jurnal Komunikasi dan Media Vol 5, No 1: November 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jkm.v5i1.12591

Abstract

Artikel ini betujuan menganalisis trend tari samrah modern Wandan Culture di YouTube. Tari samrah modern Wandan Culture dinilai unik karena merepresentasikan kesenian tari samrah khas Islam asal Timur Tengah yang dikolaborasikan dengan gerakan-gerakan pemuda suku Wandan. Channel YouTube Wandan Culture dipilih sebagai objek utama dalam penelitian ini, karena channel tersebut yang pertama kali mepelopori kegiatan tari samrah Wandan culture serta menggagaskan visi sebagai platform yang mengakomodir kreasi, seni, adat dan budaya suku Wandan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode konten analisis media. Penelitian ini fokus menganalisis tiga aspek, yakni; bagaimana nilai estetika tari samrah Wandan Culture dalam membentuk trend budaya kesenian Islam di YouTube, bagaimana YouTube dapat membentuk respon netizen terhadap kesenian Islam yang dipopulerkan oleh Wandan Culture, dan Apa faktor yang mendorong kepopuleran tari samrah Wandan Culture di YouTube.  Berdasarkan analisis tersebut penelitian ini menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, YouTube memiliki fungsi untuk mempromosikan budaya Wandan. Dalam hal ini, YouTube memiliki fungsi yang sama dengan keinginan masyarakat Wandan untuk mempromosikan, mengekspos dan mempopulerkan budaya lokal Wandan. Kedua, YouTube berhasil membantu masyarakat Wandan untuk menarik respon netizen. Hal tersebut terbukti dari jumlah subscriber, penonton, dan komentar netizen. Ketiga, support penonton di media YouTube juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sinergi nilai kesenian, islam, dan budaya lokal Wandan.
Interpretasi Nilai Sosial Budaya Dan Hukum Islam Dalam Rumah Khas Adat Penjalin Masyarakat Islam Majalengka Afrida Naily A'la; Nisfatur Rohmah; Wahidah Zein Br. Siregar
Judex Laguens Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Ikatan Hakim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25216/ikahi.2.2.8.2024.219-236

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki ragam akan budaya salah satunya adalah gaya arsitektur rumah yang syarat akan nilai sosial budaya dan hukum Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai sosial budaya dan hukum Islam dalam gaya arsitektur rumah adat penjalin Majalengka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan menjadikan sumber kepustakaan sebagai sumber primer dan dianalisa dengan metode preskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan, rumah adat penjalin pada Masyarakat Islam Majalengka memiliki sarat akan nilai sosial budaya dan nilai hukum Islam, diantaranya adalah nilai kehidupan sosial budaya digambarkan dalam bentuk tangga, nilai hukum Islam yang digambarkan dengan jumlah 17 tiang yang menunjukkan jumlah rakaat sholat, 3 jendela yang terbuka keluar sebagai gambaran nilai Iman, Islam, dan Ihsan serta nilai hubungan ketatanegaraan yang digambarkan pada tiga corak ukiran yang terletak di salah satu ruang mengartikan penghuni rumah merupakan keturunan dari tiga kerajaan (Cirebon, Pajajaran, dan Mataram).
Interpretasi Nilai Sosial Budaya Dan Hukum Islam Dalam Rumah Khas Adat Penjalin Masyarakat Islam Majalengka Naily A'la, Afrida; Nisfatur Rohmah; Wahidah Zein Br. Siregar
Judex Laguens Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25216/ikahi.2.2.8.2024.219-236

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki ragam akan budaya salah satunya adalah gaya arsitektur rumah yang syarat akan nilai sosial budaya dan hukum Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai sosial budaya dan hukum Islam dalam gaya arsitektur rumah adat penjalin Majalengka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan menjadikan sumber kepustakaan sebagai sumber primer dan dianalisa dengan metode preskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan, rumah adat penjalin pada Masyarakat Islam Majalengka memiliki sarat akan nilai sosial budaya dan nilai hukum Islam, diantaranya adalah nilai kehidupan sosial budaya digambarkan dalam bentuk tangga, nilai hukum Islam yang digambarkan dengan jumlah 17 tiang yang menunjukkan jumlah rakaat sholat, 3 jendela yang terbuka keluar sebagai gambaran nilai Iman, Islam, dan Ihsan serta nilai hubungan ketatanegaraan yang digambarkan pada tiga corak ukiran yang terletak di salah satu ruang mengartikan penghuni rumah merupakan keturunan dari tiga kerajaan (Cirebon, Pajajaran, dan Mataram).
Interpretasi Nilai Sosial Budaya Dan Hukum Islam Dalam Rumah Khas Adat Penjalin Masyarakat Islam Majalengka Naily A'la, Afrida; Nisfatur Rohmah; Wahidah Zein Br. Siregar
Judex Laguens Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25216/ikahi.2.2.8.2024.219-236

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki ragam akan budaya salah satunya adalah gaya arsitektur rumah yang syarat akan nilai sosial budaya dan hukum Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai sosial budaya dan hukum Islam dalam gaya arsitektur rumah adat penjalin Majalengka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan menjadikan sumber kepustakaan sebagai sumber primer dan dianalisa dengan metode preskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan, rumah adat penjalin pada Masyarakat Islam Majalengka memiliki sarat akan nilai sosial budaya dan nilai hukum Islam, diantaranya adalah nilai kehidupan sosial budaya digambarkan dalam bentuk tangga, nilai hukum Islam yang digambarkan dengan jumlah 17 tiang yang menunjukkan jumlah rakaat sholat, 3 jendela yang terbuka keluar sebagai gambaran nilai Iman, Islam, dan Ihsan serta nilai hubungan ketatanegaraan yang digambarkan pada tiga corak ukiran yang terletak di salah satu ruang mengartikan penghuni rumah merupakan keturunan dari tiga kerajaan (Cirebon, Pajajaran, dan Mataram).