Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Sense of Community Responsibilty (SOCR) dan Respon Cepat Pengajian Annisa dalam menangani dampak Covid-19 Br Siregar, Wahidah Zein
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 14, No 1 (2021): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v14i1.7994

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan angka kemiskinan. Diperkirakan akan ada tambahan 3,78 orang miskin di Indonesia sebagai akibat COVID-19. Masalah kemiskinan akibat COVID-19 juga terjadi di Perumahan Griyo Wage Asri I (GWA I) Sidoarjo, perumahan di mana Pengajian Annisa berada. Dari pendataan terhadap kondisi warga yang dilakukan oleh Rukun Warga GWA I pada tanggal 16 Maret 2020, diketahui ada satu keluarga yang bahkan sudah tidak makan selama tiga hari karena ketidakmampuan membeli makanan. Ketika mengetahui hal ini, para pengurus Pengajian Annisa kemudian dengan cepat memberikan bantuan. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan faktor apakah yang mendorong para pengurus Pengajian Annisa memberikan bantuan dengan cepat tersebut. Program dan strategi apakah yang mereka gunakan untuk mengumpulkan bantuan. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis melakukan analisis teks terhadap 254 pesan WhatsApp (WA) yang dikirimkan oleh pengurus pengajian ke dalam group WA mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa sense of community responsibility (SOCR) adalah faktor pendorong bagi kecepatan pengurus Pengajian Annisa dalam memberikan bantuan. Mereka berhasil mengumpulkan dana dari para anggota dengan cara mengirimkan pesan WA yang menyentuh hati, membangkitkan SOCR. Penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian yang terdahulu bahwa SOCR berhubungan erat dengan sikap kedermawanan seseorang atau organisasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas. 
Kisah Perempuan Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong: Perjuangan untuk Keluarga dan Pendidikan Anak Wahidah Zein Br Siregar
AL-HUKAMA Vol. 10 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alhukama.2020.10.2.243-270

Abstract

This study aims to describe struggle of Nurdiana and Tira, two Indonesian female migrant workers who work in domestic sector in Hong Kong. They are part of thousands of Indonesian migrant workers in this country. Data from BNP2TKI shows that in 2019 only, there were 70,840 migrant workers placed in Hong Kong. Most of them are women. These women work in informal sectors, particularly domestic works. Using life story method, this research is able to find out that the main reason for both Nurdiana and Tira to work in Hong Kong is to fulfill their family needs and support education of their children. Their children are studying in Pesantren. Life story gives chances to both informants to talk more about their work, their relation with employers, family, friends, and challenges they face, including that of COVID-19. Their stories provide an understanding of the real situation faced by these two family heroes.
RELASI GENDER DALAM ISLAM : TINJAUAN SOSIAL POLITIK Wahidah Zein br Siregar
Journal of Gender and Social Inclusion in Muslim Societies Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jgsims.v1i2.8717

Abstract

The 2010 population census shows that the total population of Indonesia is 237,641,326 and 207,176,162 people (87%) of whom are Muslims. To this fact, the conversation on Islam and its relation to many aspects of life is unavoidable, including the gender relation, i.e., the social role, traits or characters that society attach to women and men. The change in social, economic and political life have forced Muslim women to take part and to pursue careers in various fields, so they spend quite a lot of time outside the home. This fenomena, to some extend, bring to the consequence of problems of women-men relation in Islamic community, albeit the lucidity of Qur’anic and hadis message on the equality of the two before Allah. This paper aims to describe gender relation, the relation between men and women in Indonesian Muslim society from a socio-political perspective, which means to lie the data on the ideas, experiences, and beliefs as well as the social-political theories existed in the society. Highlighting how Islamic gender relation is in accordance with those shown by Muslims in their daily lives. Also, examining how the ebb and flow of debates about women's participation in formatting their ‘self’, their families, societies, and this country. In order to answer the social problems arise from this gender inequality, this paper offer a comprehensive approach of solution, starting from Individual approach, Interactional approach until Institutional approach. All these methods will make it possible to apply different theories to save the society from the condition of “Sick Society”.
Sense of Community Responsibilty (SOCR) dan Respon Cepat Pengajian Annisa dalam menangani dampak Covid-19 Wahidah Zein Br Siregar
PALASTREN: Jurnal Studi Gender Vol 14, No 1 (2021): PALASTREN
Publisher : IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v14i1.7994

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan angka kemiskinan. Diperkirakan akan ada tambahan 3,78 orang miskin di Indonesia sebagai akibat COVID-19. Masalah kemiskinan akibat COVID-19 juga terjadi di Perumahan Griyo Wage Asri I (GWA I) Sidoarjo, perumahan di mana Pengajian Annisa berada. Dari pendataan terhadap kondisi warga yang dilakukan oleh Rukun Warga GWA I pada tanggal 16 Maret 2020, diketahui ada satu keluarga yang bahkan sudah tidak makan selama tiga hari karena ketidakmampuan membeli makanan. Ketika mengetahui hal ini, para pengurus Pengajian Annisa kemudian dengan cepat memberikan bantuan. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan faktor apakah yang mendorong para pengurus Pengajian Annisa memberikan bantuan dengan cepat tersebut. Program dan strategi apakah yang mereka gunakan untuk mengumpulkan bantuan. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis melakukan analisis teks terhadap 254 pesan WhatsApp (WA) yang dikirimkan oleh pengurus pengajian ke dalam group WA mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa sense of community responsibility (SOCR) adalah faktor pendorong bagi kecepatan pengurus Pengajian Annisa dalam memberikan bantuan. Mereka berhasil mengumpulkan dana dari para anggota dengan cara mengirimkan pesan WA yang menyentuh hati, membangkitkan SOCR. Penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian yang terdahulu bahwa SOCR berhubungan erat dengan sikap kedermawanan seseorang atau organisasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas. 
Examining factors affecting the failure of Khofifah Indar Parawansa in East Java gubernatorial elections Wahidah Zein Br Siregar
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 34 No. 1 (2021): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.838 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V34I12021.23-36

Abstract

Statistics consistently show that women in executive political leadership positions are much lower than men at a global level. Institutional, socio-economic, and socio-cultural factors influence this condition. Some studies also identified that media considered as an essential factor for women’s involvement in politics. This paper examines factors contributing to the failure of Khofifah Indar Parawansa in East Java gubernatorial elections and whether or not gender is a matter in affecting the failure. This research analyzed kompas.com on how media reports the process of exploring this issue, how it frames the factors and the result of the 2008 and 2013. Seventy-nine news reports from online newspapers, 27 from the 2008 election and 52 from the 2013 election, were analyzed. Researchers traced these articles using thematic textual analysis to identify factors inhibiting Khofifah’s participation in the elections. The media reported that political, socio-economic, and socio-cultural aspects inhibited her success in the elections. Interestingly, the media emphasizes the political aspect as the most significant factor in her failures. It implies that the media provides balanced and fair information on female candidates.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dengan Cara Membakar Istri di Masa Pandemi COVID-19 Wahidah Zein Br Siregar
AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law Vol. 12 No. 2 (2022): Desember
Publisher : State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alhukama.2022.12.2.132-149

Abstract

Abstrak : Domestic violence is a terrifying crime. Komnas Perempuan noted that in the years of 2004 to 2021, number of domestic violence in Indonesia reached 544,452 cases. More than 70 percent of them were violence against wives. Pandemic of COVID-19 increased cases of the violence. According to UN Women, 7 among 10 women they interviewed stated that domestic violence was raising during the pandemic time. In Indonesia, research conducted by Komnas Perempuan showed that 80 percent of women who came from group of income less than 5 million per month experienced domestic violence in the COVID-19 pandemic time. This paper aims to describe and analyze cases of physical domestic violence by burning wives alive. Data on the cases were gathered from online news of the year 2020 and 2021. Description on the cases includes factors causing the violence, impacts to the victims, and sanctions that were given to the offenders. Besides adding references on the issue, this paper intents to raise awareness of the people to the need of preventing and taking serious action on domestic violence. Therefore, cases of domestic violence can be reduced if it is impossible to be demolished. . Keywords: domestic violence, COVID-19, burning alive, victim, offender, social problems   Abstrak : Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan sebuah kejahatan yang sangat mengkhawatirkan. Komnas Perempuan mencatat sepanjang tahun 2004-2021, jumah KDRT di Indonesia mencapai 544.452 kasus. Lebih dari 70 persen diantaranya adalah kasus kekerasan terhadap istri. Pandemi COVID-19 disinyalir telah meningkatkan jumlah kasus KDRT. Menurut UN Women, 7 diantara 10 perempuan yang mereka wawancarai, mengatakan bahwa KDRT meningkat selama pandemi. Di Indonesia, dari riset yang dilakukan oleh Komnas Perempuan diketahui bahwa 80 persen perempuan yang berasal dari kelompok berpenghasilan 5 juta ke bawah mengalami KDRT di masa pandemi. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis tentang kasus-kasus KDRT yang terjadi di Indonesia pada masa pandemi COVID 19, khususnya kasus kekerasan fisik dengan cara membakar istri hidup-hidup. Data mengenai kasus ini penulis peroleh dari berita-berita online pada masa pandemi, yaitu tahun 2020 dan 2021. Penulis melakukan qualitative document analysis terhadap berita-berita tersebut. Uraian KDRT ini meliputi penyebab pelaku melakukan KDRT, bagaimana akibatnya pada korban, serta hukuman apa yang diberikan penegak hukum kepada pelaku. Selain menambah referensi tentang KDRT, tulisan ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mencegah dan menangani dengan serius permasalahan KDRT. Dengan demikian, kasus-kasus KDRT dapat dikurangi jika tidak mungkin dihilangkan sama sekali.   Kata Kunci: KDRT, COVID-19, membakar hidup-hidup, korban, pelaku, problema sosial
Belenggu Maskulinitas dalam Kultur Matrilineal Minangkabau: Ambivalensi Sitti Nurbaya dan Beberapa Citra Kolosal Gender pada Roman Marah Roesli Moh Atikurrahman; Wahidah Zein Br Siregar; Shabrina An Adzhani
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/suluk.2022.4.2.94-104

Abstract

Meskipun Marah Roesli menempatkan perempuan sebagai sorot utama karya gubahannya, namun tampilan judul roman belum cukup sugestif untuk memuaskan horison harapan pembaca berlensa feminis mengenai kode-kode gender dalam Sitti Nurbaya (1920). Sebaliknya, keberadaan protagonis perempuan dalam roman justru tampak problematis. Pertama, Sitti Nurbaya tidak dilihat dari kacamata seorang perempuan (pengarangnya laki-laki). Kedua, protagonis perempuan justru ditempatkan sebagai gravitasi konflik maskulin yang menyebabkan Samsulbahri dan Datuk Meringgih berseteru. Tulisan ini mengetengahkan pelbagai citra feminitas yang dinarasikan melalui tokoh-tokoh feminin dalam roman Marah Roesli. Tidak hanya berfokus pada sosok Sitti Nurbaya, sosok seperti Putri Rabiah, Sitti Fatimah, dan Sitti Alimah justru menawarkan citra keperempuanan yang lebih menarik dan mengesankan. Putri Rabiah mewakili gambaran perempuan Minangkabau yang diberkati kultur matrilinel yang menempatkan perempuan sebagai poros sosial, ekonomi, budaya Minangkabau. Sedangkan Sitti Fatimah dan Sitti Alimah merepresentasikan citra kosmopolit dan radikal dari lingkungan keluarga saudagar Melayu di awal kemodernan Melayu.
ANTARA IKLAN & DAKWAH: REPRESENTASI POSTINGAN REELS RABBANI TENTANG KERUDUNG SYAR’I HINGGA ISU PELECEHAN SEKSUAL Annisa Agripina; Moh Atikurrahman; Wahidah Zein Br. Siregar
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 8 No. 4 (2023): JURNAL BASTRA EDISI OKTOBER 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i4.233

Abstract

Artikel ini mengevaluasi unggahan akun Instagram resmi Rabbani (@rabbaniprofesorkerudung) pada 25 Desember 2022 yang bertajuk “Re-Arise”. Sebagai tema promosi produk, Re-Arise memiliki pesan bahwa tindak pelecehan seksual yang marak terjadi belakangan tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pakaian (terkhusus kerudung/hijab). Tak ayal, postingan Reels  Rabbani tersebut menuai respon baik pro serta kontra. Di sisi lain, fitur Reels pada aplikasi Instagram kerapkali dimanfaatkan merek besar untuk melakukan promosi (marketing campaign). Sebagai salah satu strategi pemasaran, substansi dari kontroversi memang dibutuhkan oleh sebuah merek untuk meningkatkan popularitas produk yang ditawarkan. Re-Arise dapat dipahami sebagai sebuah tajuk promosi dengan pesan tersirat yang ditujukan pada konsumen Muslim Indonesia. Dalam artikel ini, unggahan tersebut dipahami sebagai suatu fenomena penandaan. Dengan menggunakan skema semiotik yang dipaparkan John Fiske, penelitian ini menjabarkan mengenai dimensi realitas (reality), representasi (representation), dan ideologi (ideology) dari unggahan Reels bertajuk Re-Arise yang diunggah pada akun Instagram resmi merek Rabbani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video tersebut  mempresentasikan bagaimana fenomena pelecehan seksual yang kerap terjadi dengan menampilkan hal-hal yang berkaitan. Pada level realitas, komunikasi dakwah disampaikan melalui kode gambar dan tulisan. Pada level representasi, komunikasi dakwah disampaikan melalui kode suara yang mengandung prespektif. Dan pada level ideologi, komunikasi dakwah disampaikan menggunakan ideologi agama Islam.  
Bagai Makan Buah Simalakama: Resistensi Perempuan Terhadap Lembaga Sosial Keluarga dalam Catatan Hati Seorang Istri Sholihah, Alvia Mustafidatus; Atikurrahman, Moh; Siregar, Wahidah Zein Br.
MIMESIS Vol. 4 No. 2 (2023): JULI 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mms.v4i2.7401

Abstract

This article aims to describe the figure of feminine resistance by depicting a wife's life in Catatan Hati Seorang Istri (Notes of a Wife's Heart). In Asma Nadia's prose, the narrative highlights domestic problems often experienced by third-world women who usually are faced with a dilemma between matters of domestic space and access to public space. This article refers to Naomi Wolf's view that feminism must fulfill if it is to be called a resistance movement: independence, altruism, persistence, courage, resilience, and willingness to sacrifice. The results of the study show that Wolf's view of power feminism is in the form of women's resistance figures, namely: (1) awareness of the power of women as independent women; (2) the way of thinking and acting of female characters who prioritize the interests of their husbands and children rather than their interests as strength; (3) firm and sure of the chosen decision; (4) dare to voice opinions on their choices; (5) the struggle of a woman when faced with a dilemma in the domestic and public spheres; and (6) sacrifice for the decision of the path of his own choice of life.
Dampak Advokasi International Non-Governmental Organization pada Pasar Foie gras di Eropa MAULIDINA, NURUL QOMARIYAH; Siregar, Wahidah Zein Br
Jurnal Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2024): JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jhi.v17i1.55589

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai advokasi yang dilakukan oleh beberapa International Non-Governmental Organization (INGO) yang berfokus pada pembelaan terhadap hak-hak hewan serta dampaknya terhadap pasar di Eropa. INGO-INGO ini mengecam adanya praktik kekejaman terhadap hewan seperti yang terjadi dalam proses produksi, salah satu makanan tertua di Eropa yang juga merupakan gastronomi Prancis. Mereka melakukan beberapa advokasi untuk mengungkap kekejaman produksi kepada masyarakat luas. Advokasi yang dilakukan oleh INGO-INGO tersebut telah mendapat banyak keberhasilan. Beberapa pihak, misalnya, mulai berhenti menyediakan dan mengkonsumsi sehingga hal tersebut mempengaruhi pasar di Eropa. Guna menganalisis dampak advocacy tersebut, peneliti mengumpulkan data melalui studi dokumen dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penyajian data secara deskriptif. Konsep yang digunakan adalah INGO sebagai aktor non-negara yang juga memiliki peran besar dalam menangani permasalahan pada kesejahteraan hewan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa advokasi yang dilakukan INGO menjadi salah satu faktor yang memberikan dampak pada pasar di Eropa. Beberapa data menunjukkan penurunan jumlah produksi Foei gras secara signifikan.