Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penerapan Tema Smart Building pada Perancangan Museum IPTEK di Banda Aceh Syahna, Nisrina El Ghina; Nasution, Burhan; Rizky, Sarvina Fitri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.27340

Abstract

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh LIPI (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia) pada tahun 2015, dari 1.829 responden yang terdapat pada 10 kota, 54% responden masih kurang paham dengan isu-isu yang berkaitan dengan IPTEK. Oleh karena itu, perlu suatu wadah menarik yang didalamnya memaparkan informasi mengenai perkembangan IPTEK diperlukan kehadirannya. Tujuan dari perancangan museum IPTEK di Banda Aceh ini adalah untuk menyediakan berbagai informasi seputar ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, inovasi dan lainnya yang bersifat futuristik. Perancangan ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat secara optimal sebagai tempat bagi pengunjung untuk mengembangkan dan memahami prinsip-prinsip IPTEK sekaligus menjadi tempat rekreasi edukatif terutama bagi masyarakat awam dan generasi muda di Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah dimulai dari melakukan analisis tapak, analisis fungsi dan pengguna objek rancangan, analisis kebutuhan ruang, dan juga analisis studi preseden objek maupun tema sejenis. Tema yang diterapkan pada perancangan ini adalah smart building, penerapan tema ini dinilai selaras dengan rancangan karena keduanya berkaitan langsung dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penerapan tema pada hasil rancangan diterapkan pada penggunaan panel surya sebagai sumber energi cadangan bangunan, penerapan skylight dan skin dynamic façade agar terjadinya efisiensi energi yang berasal dari cahaya alami, penggunaan videotron sebagai sumber informasi, serta penerapan building automation system yang dapat mengontrol keseluruhan sistem pada bangunan.
Penerapan Tema Galeri Seni dan Industri Kreatif di Kota Banda Aceh dengan Pendekatan Arsitektur Ahari, Afdilla; Irwansyah, Mirza; Nasution, Burhan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.26475

Abstract

Masa depan ekonomi Indonesia pasca pertumbuhan sektor agronomi, menghadirkan perkembangan industri kreatif yang sangat beragam dan mengesankan. Fenomena ini terjadi karena pertumbuhan yang luar biasa dari pelaku industri kreatif, baik skala kecil maupun besar, yang mampu menciptakan karya-karya unggul dalam berbagai bidang. Untuk mengekspresikan kreasi seni rupa dan mengembangkan kapasitas diri para seniman dibutuhkan fasilitas seperti ruang pamer, ruang pertunjukan, ruang pelatihan dan sebagainya. Galeri seni rupa di Kota Banda Aceh perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keperluan dariberbagai sudut, termasuk apresiasi seni, pendidikan, hiburan, sertakontribusi ekonomi dengan pendekatan arsitektur kontemporer yang ikonik tanpa meninggalkan esensi fungsi dan estetis sehinggamenumbuhkan atmosfer seni dan kreatifitas dari bangunan itu sendiri. Arsitektur kontemporer dianggap sesuai dengan realitas seni saat ini yang mencakup beragam aliran dan tipe. Oleh karena itu, dalam kontekskemajuan teknologi dan pengaruh globalisasi, arsitektur kontemporermuncul sebagai pendekatan dalam merancang bangunan yang responsif terhadap perkembangan zaman. Oleh karena itu Banda Aceh perlu memiliki galeri seni rupa dan tempat industri kreatif sesuai dengan bentuk arsitektur kontemporer.
Perancangan Ulang Stadion Sepak Bola Haji Syahadat Aceh Tenggara (Arsitektur Kontemporer) Sari, Intan Azura Ira; Nasution, Burhan; Putra, Riza Aulia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.26394

Abstract

Di masa yang sudah modern ini, diperlukannya pembangunan dan perkembangan fasilitas-fasilitas kabupaten/kota yang menuntut berbagai kebutuhan dalam melaksanakan berbagai kegiatan daerah tersebut. Dengan terpenuhinya segala fasilitas di suatu daerah dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat. Stadion merupakan salah satu fasilitas kabupaten/kota yang harus memiliki fasilitas yang baik dan sesuai dengan standar. Stadion Haji Syahadat, merupakan stadion yang belum memenuhi standar untuk menunjang aktifitas dan antusias masyarakat oleh karena itu perancangan ulang dibutuhkan oleh stadion untuk dapat memenuhi standar kegiatan fungsional stadion. Stadion Haji Syahadat terletak di pinggiran Kota Kutacane dan berada di kawasan perkantoran dan fasilitas umum, sehingga setiap saat daerah ini terlihat ramai. Ditambah adanya pasar tradisional dikawasan ini. Lalu tata ruang stadion yang tidak teratur, parkiran yang menyatu dengan lapangan volli dan panggung. Kurangnya lahan parkiran dan aksesibilitas yang tidak baik. Selain menjadi pusat dari perlombaan dan pertandingan olahraga, Stadion Haji Syahadat sering di jadikan pusat Acara kesenian tahunan, yang dimana hal tersebut sering membuat macet jalan dikarenakan tidak tersedia lokasi parkir di sekitar stadion. Perancangan ulang ini perlu dilakukan agar Stadion Haji Syahadat memiliki fasilitas yang lebih baik daripada sebelumnya dan dapat memenuhi standar fungsional stadion yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Pelatihan Ketukangan Untuk Membangkitkan Potensi Tukang Desa Dalam Rangka Pelestarian Arsitektur Vernakuler Umah Pitu Ruang di Gayo Aceh Tengah Wulandari, Elysa; Sabila, Farisa; Djamaluddin, Masdar; Arafat, Pratitou; Nasution, Burhan; Nursaniah, Cut
Lentera Karya Edukasi Vol 3, No 1 (2023): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/lekaedu.v3i1.60090

Abstract

Tujuan kegiatan untuk melatih tukang desa memahami aspek ketukangan membangun rumah vernakuler Gayo (Umah Pitu Ruang/UPR) yang sudah mulai langka. Diharapkan hasil pelatihan ini memberi kegairahan dalam masyarakat membangun kembali rumah vernakulernya dan membangkitkan kembali identitas budaya berarsitektur masyarakat Gayo, karena masih didukung oleh potensi alamnya. Tahapan Kegiatan pelatihan, yaitu: 1) Tahap persiapan (penelitian arsitektur UPR/1 bulan, membuat modul/2 Minggu, mengundang tukang desa 20 orang/1 minggu), 2) pelaksanaan (1 minggu). Metoda pelaksanaan dalam 3 pola: 1) kuliah tatap muka (2 hari); 2) studi kasus pengamatan UPR (1 hari); 3) praktek ketukangan dibimbing tukang ahli (3 hari).  Manfaat dirasa oleh peserta,  telah memberi pengalaman nyata bertukang dan penjelasan filosofi berarsitektur yang sangat dibutuhkan sebagai bagian dari penghayatan kembali arsitektur vernakuler
ADAPTASI RUMAH TRADISIONAL ACEH TERHADAP GEMPA BUMI Burhan Nasution; Zulfikar Taqiuddin
Jurnal RAUT Vol 9, No 2 (2020): EDISI JULI-DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/raut.v9i2.20694

Abstract

rovinsi Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk daerah paling sering digoyang gempa bumi. Bencana gempa bumi yang cukup besar terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dengan kekuatan gempa 9,3 SR, ini merupakan gempa terkuat yang pernah ada di Indonesia. Dari peta pembagian wilayah gempa berdasarkan tingkat kekuatan gempa kita dapat menganalisa elemen konstruksi mana saja dari rumah Aceh yang merupakan elemen konstruksi hasil adaptasi dengan gempa bumi yang sering terjadi di Aceh dengan cara membandingkan elemen konstruksi yang terdapat pada beberapa arsitektur tradisional di daerah lain di Indonesia yang tingkat kekuatan gempanya lemah seperti pada wilayah gempa 1 dan 2. Adaptasi Rumah Tradisional Aceh terhadap gempa terdiri dari penggunaan sistem struktur rangka portal tiga dimensi, material struktur yang digunakan adalah kayu keras dan bersifat elastis. material penutup menggunakan matrial yang ringan seperti daun rumbia sebagai bahan penutup atap dan ayaman bambu atau papan kayu sebagai penutup dinding, sistem pondasi yang digunakan adalah sistem tumpuan sendi di mana tiang bangunan diletakkan di atas sebuah batu, sistem sambungan antara kolom dan balok mrnggunakan sistem pasak dan lubang yang bersifat kaku, denah berbentuk segi empat, serta proporsi lebar dan tinggi Rumah Aceh 1 : 0,78, dimana lebar bangunan lebih besar jika dibandingkan tingginya maka Rumah Aceh dapat dikatakan aman dari bahaya guling bila terjadi gempa.
Examining the Concept of Protection (Defence) and Islamic Religious Cosmology in Vernacular Village Patterns in Gayo Highlands, Aceh Wulandari, Elysa; Idawati, Dyah Erti; Nasution, Burhan; Edytia, Muhammad Heru Arie; Shara, Siti; haq, Zia Ul
Journal of Islamic Architecture Vol 8, No 3 (2025): Journal of Islamic Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, UIN Maliki Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jia.v8i3.25982

Abstract

Serule Village is the oldest Islamic settlement originating from the 17th century during the Aceh Sultanate and is classified as a Historical Cultural Heritage Village. Therefore, this research aimed to (1) identify the concepts of protection/defense found in the early vernacular settlement patterns of Serule, (2) analyze symbolic interpretations and Islamic values in the arrangement of Serule vernacular settlements, and (3) examine the harmonization of defense concepts with principles of Islamic cosmology in the embodiment of Serule vernacular settlements. Descriptive qualitative methods were adopted along with data collection techniques, such as observation, interviews, and literature review. The results showed that the configuration of Serule Village emphasized the importance of protecting living things and hydrological factors to avoid flooding. The linear functional spatial composition described a functional zoning system including agricultural land and graves (profane), villages (semi-profane),  Nurul Iman Mosque (central area), as well as gardens and mountains (sacred). Furthermore, the research showed that the composition of landscape elements and environmental characteristics proved a harmony between the need for physical protection (defense concept) and the Islamic values found in Serule village settlements. This discovery contributed to the development of vernacular theory regarding the concept of defense and Islamic religious values.
Perancangan Rental Office di Banda Aceh dengan Pendekatan Arsitektur Futuristik Qathrunnada, Shafira; Nasution, Burhan; Irfandi, Irfandi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 9, No 1 (2025): Volume 9, No.1, Februari 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i3.26513

Abstract

Struktur bangunan rumah sewa atau ruko memiliki luasan yang kecil dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ruang perkantoran, sehingga jumlah permintaan kebutuhan ruang perkantoran mengalami peningkatan yang sangat cepat. Tingginya permintaan terhadap ruang perkantoran tidak dapat diimbangi dengan keterbatasan lahan, sehingga memicu peningkatan nilai lahan, terutama di daerah-daerah strategis. Perancangan ini bermaksud mendisain rental office di Banda Aceh dengan tujuan (1) merancang rental office untuk dapat memenuhi kebutuhan ruang perkantoran di Banda Aceh, (2) merancang rental office dengan menerapkan konsep arsitektur futuristic sesuai dengan standar perancangan, (3) merancang rental office dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman bagi pelaku bisnis dalam menjalankan seluruh aktivitasnya. Perancangan ini menggunakan tema arsitektur futuristic. Bentuk utama dari bangunan ini adalah persegi kemudian direduksi untuk membuat jalan sehingga, menghasilkan dua bangunan yang terpisah. Selain itu, bangunan ini mengekspos struktur kolom secara polos pada bagian fasade rental office. Fungsi utama dalam mendesain bangunan rental office ialah dengan menggunakan perubahan bentuk yang tajam dan memanfaatkan tipe garis miring sesuai dengan penerapan tema aristektur futuristik. Tema ini mengikuti perkembangan zaman di era teknologi sehingga fasade pada bangunan menggunakan bahanbahan seperti kaca dan aluminium. Penerapan vegetasi disekitar tapak dapat membuat suhu menjadi normal dan berperan sebagai peneduh.
Penerapan Tema Healing Environment pada Perancangan Rumah Sakit Neurologi di Banda Aceh Tuseha, Najwa; Muslimsyah, Muslimsyah; Nasution, Burhan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2025): Volume 9, No.2, Mei 2025 (in progress)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v9i2.33645

Abstract

Banda Aceh, ibu kota administratif Provinsi Aceh, mencatat kasus tertinggi pasien penderita gangguan saraf pada tahun 2018, dengan total 28.171 pasien. Fasilitas pelayanan kesehatan berperan penting dalam pemulihan pasien, yang difasilitasi tidak hanya melalui intervensi medis tetapi juga melalui desain lingkungan yang strategis dan kondusif bagi proses penyembuhan. Tema Healing Environment menggabungkan antara unsur alam, indra dan psikologis. Unsur alam, seperti cahaya sekitar dan tanaman hijau, dapat mengaktifkan modalitas sensorik penglihatan, persepsi pendengaran, dan sensasi sentuhan, sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dan keamanan dalam diri mereka. Penerapan konsep ini di fasilitas pelayanan kesehatan mencakup ruang interior, termasuk lobi, poliklinik, ruang tunggu, dan bangsal rawat inap, di samping ruang eksterior yang dilengkapi taman penyembuhan. Penggunaan lanskap, pemilihan warna, dan pencahayaan yang strategis merupakan metodologi fundamental untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan fisik dan mental pasien. Kesimpulan ini memperkuat bahwa desain rumah sakit, yang menggabungkan lingkungan penyembuhan, dapat menjadi faktor vital dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan