Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

Pengetahuan dan Perilaku Ibu Mengenai Pemberian Cairan Rehidrasi Oral Sebagai Penanganan Awal Diare Pada Anak Tanzil, Keith William; Tirtasari, Silviana; Novendy, Novendy
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i10.61780

Abstract

Diarrhea remains one of the leading health problems among children worldwide, particularly in developing countries such as Indonesia. According to WHO and UNICEF data in 2024, diarrhea causes approximately 443,832 deaths annually in children under five years old. Appropriate early management, including the administration of oral rehydration solution (ORS) and zinc supplementation, has been proven to reduce mortality and prevent severe dehydration. One area with a high burden of diarrhea cases is the working area of Teluk Naga Public Health Center, Tangerang Regency. Given the role of mothers as the primary caregivers in families, their knowledge and practices regarding early management of diarrhea are crucial to preventing serious complications. This cross-sectional study aimed to assess mothers’ knowledge and practices related to ORS administration in early diarrhea management in children. A total of 72 respondents with children under 12 years old were selected using purposive non-random sampling. Data were collected using a questionnaire comprising six knowledge questions and five practice questions. The results showed that 48.6% of respondents recognized signs of dehydration, 58.3% knew ORS is the first-line treatment for diarrhea, and 41.7% knew zinc supplementation is required. Additionally, 19.4% kept ORS at home, while 52.8% would provide sugar-salt solution if ORS was unavailable. Mothers’ knowledge and practices regarding ORS use varied widely. Continuous health education and improved access to ORS and zinc are essential to enhance early diarrhea management in children.
Penatalaksanaan Stunting dengan Infeksi Saluran Kemih, Diare Kronik, dan Anemia Pada Pasien Anak Usia 2 Tahun 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Teluknaga Pertiwi, Kang Heji Dian; Tirtasari, Silviana; Sikomena, Vania Vibri; Yolanda, Desi Witri; Darmawan, Yenny
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i11.52325

Abstract

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah menyajikan kasus stunting dengan infeksi saluran kemih, diare kronik, dan anemia pada anak LNQ usia 2 tahun 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Teluknaga. Laporan kasus pasien anak usia 2 tahun 6 bulan dengan stunting, infeksi saluran kemih, diare kronik, dan anemia dengan pendekatan kedokteran keluarga untuk mendapatkan diagnosis holistik sehingga dapat dilakukan tatalaksana komprehensif kepada pasien. Telah dilakukan pemeriksaan terhadap seorang anak perempuan LNQ berusia 2 tahun 6 bulan dengan keluhan berat badan tidak naik sejak 6 bulan terakhir, serta BAB cair 4-5 kali setiap harinya sejak 1 tahun yang lalu terutama setelah makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB/U, TB/U, BB/TB, LK/U dan LiLA/U berada dibawah -3SD. Dari pemeriksaan sistem didapatkan kepala microcephaly, dan rambut tipis. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,2 g/dl, pemeriksaan feses dan urinalisis ditemukan bakteri positif. Pada pasien ini faktor-faktor terjadinya stunting yaitu akses pangan bergizi, lingkungan sosial dan pengasuhan, kesehatan lingkungan dan sanitasi, serta akses pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan, masih belum baik. Diberikan antibiotik Cotrimoxazole, Multivitamin sirup, dan suplementasi Zinc, kemudian pasien dirujuk dan diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG Abdomen, Serum iron, Ferritin, TIBC, Enzim Pencernaan, dan Endoskopi/Biopsi. Pada kunjungan ke rumah keluarga pasien yang dilakukan oleh Tim Dokter Muda Universitas Tarumanagara, diberikan bantuan makanan tambahan TKTP berupa telur, margarin, biskuit kacang, dan biskuit susu, serta makanan tambahan yang mengandung probiotik berupa yogurt dan tape. Setelah dilakukan intervensi, terdapat penambahan berat badan pada pasien dan konsistensi BAB membaik.