Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Kepatuhan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terhadap Pengobatan Anti Retroviral (ARV) Jaemi Jaemi; Agung Waluyo; Wati Jumaiyah
JHeS (Journal of Health Studies) Vol 4, No 2: September 2020
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.05 KB) | DOI: 10.31101/jhes.1007

Abstract

The HumanaImmunodeficiency/AcquiredaImmune DeficiencyaSyndromea(HIV/AIDS) merupakan salah satuapenyakit mematikanadan menjadi wabah internasional. KepatuhanaODHA dalam mengkonsumsi ARV dipengaruhi oleh banyak faktor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhiakepatuhanaODHA dalam pengobatan obat antriretroviral (ARV). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitikadan cross sectional dengan jumlah sampel 179 orang yang diambil dengan menggunakanateknik purpossiveasampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yangasignifikan antara informasi, motivasi, keterampilan berperilaku dengan kepatuhan mengkonsumsi ARV. Faktor yang paling berhubungan adalah keterampilan berperilaku, sehingga disarankan agar tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan, motivasi dan dukungan untuk melakukan keterampilan berperilaku secara teratur, pada pasien HIV/AIDS untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV.
Pemahaman pengobatan antiretroviral dan kendala kepatuhan terhadap terapi antiretroviral pasien HIV/AIDS Nunu Harison; Agung Waluyo; Wati Jumaiyah
JHeS (Journal of Health Studies) Vol 4, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.985 KB) | DOI: 10.31101/jhes.1008

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mendalam tentang pemahaman pengobatan dan kendala kepatuhan terapi ARV pasien HIV/AIDS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak sembilan orang. Hasil penelitian menujukan pemahaman pasien tentang pengobatan ARV masih kurang dan kendala kepatuhan terapi ARV diantaranya adalah jadwal konsultasi dokter, biaya, dukungan keluarga dan kendala efek samping obat.
Aplikasi Cold Pack Penurunan Nyeri Pasca Kateterisas Jantung: Tinjauan Sistematis Wasis Widodo; Melati Fajarini; Wati Jumaiyah
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan: Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.208 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i1.167

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan biaya yang besar dalam pengobatannya. Cold Pack merupakan intervensi untuk mengontrol nyeri. Cold Pack untuk pasien PCI sebagai metoda paling mudah, paling murah dan paling efektif untuk mengurangi nyeri radang akut. Rancangan yang digunakan yaitu menggunakan studi kasus (case study). Studi kasus dalam desain inovatif ini yaitu studi kasus dengan cara menerapkan hasil penelitian berupa memberikan kompres dingin dengan Cold Pack untuk mengurangi masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan pasca PCI di RSUD Tarakan. Cold pack merupakan tindakan dalam memanfaatkan dingin untuk mengurangi nyeri, peradangan. Cold Pack gel diberikan selama 20 menit sebelum pencabutan sheath transfemoral yang ditujukan untuk mencegah terjadinya perdarahan atau hematoma yang mungkin dapat terjadi setelah dicabutnya sheath transfemoral.
The Relationship Between the Application of Spiritual Care and Social Support with the Spirituality Level of Patients Confirmed Positive for Covid-19 Marni Marni; Dewi Gayatri; Dhea Natashia; Wati Jumaiyah
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.044 KB)

Abstract

The COVID-19 pandemic has had a major impact on physical, economic, social and mental health so that it can affect the level of spirituality in humans. This study aims to determine the relationship between implementation and social support with spirituality levels in patients who are confirmed positive for Covid-19. This study used a cross sectional design on 138 confirmed Covid-19 patients at the Jakarta Islamic Hospital and used a questionnaire in the form of a google form with the analysis used, namely multiple logistic regression. The spirituality level scale adapts the daily spiritual experience scales (DSES), the spiritual care implementation scale adapts the Nursing Spiritual Care Therapeutics Scale (NSCTS) and social support adapts the Enrich Social Support Instrument (ESSI). This study shows the results of a significant relationship between the application of Spiritual Care with Spirituality Level (p=0.001) OR 3.919, and social support with spirituality level is very significant with a value (p=0.000/OR 4.167) while the dominant variable, namely social support has a high level of social support. high spirituality OR 3,580 times greater than having good social support compared to individuals who have low social support and the variable of implementing spiritual care OR 3,334 times higher than respondents having low spiritual care after being controlled by gender, age, religion, education and profession. This study recommends the need for nurses to increase spirituality values ​​in confirmed Covid-19 patients to be able to increase patient spirituality.
Efek Reminiscence Therapy terhadap Fungsi Kognitif Pasien Pasca Stroke Sarida Surya Manurung; Irna Nursanti; Diana Irawati; Wati Jumaiyah
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.982 KB)

Abstract

Stroke ialah sesuatu kendala yang terjalin pada bagian otak tertentu baik fokal ataupun global pada waktu lebih dari 24 jam ataupun bisa lebih cepat serta bisa menyebabkan kematian serta kecacatan ataupun kendala yang lain. Stroke bisa memunculkan kendala kesehatan baik secara raga ataupun psikososial. Salah satu kendala psikososial yang terjalin merupakan kendala kognitif. Kendala kognitif tersebut meliputi kendala dalam atensi, orientasi, memori serta metode berpikir. Salah satu metode menanggulangi kendala kognitif merupakan dengan latihan reminiscence therapy. Tujuan pemberian latihan reminiscence therapy merupakan buat membagikan pengalaman yang mengasyikkan sehingga bisa memicu guna kognitif buat tingkatkan keahlian komunikasi serta guna sikap. Riset ini memakai desain quasi eksperimen berbentuk Tipe riset ini merupakan riset Quasi eksperiment dengan bentuk rancangan pre test– post test with control group. Riset ini memakai ilustrasi sebanyak 32 responden yang dipecah jadi 2 kelompok ialah kelompok intervensi serta kelompok kontrol. Riset ini dicoba sebanyak 5 tahap. Penilaian riset dinilai saat sebelum serta sehabis reminiscence therapy. Hasil riset menampilkan kalau terdapatnya perbandingan nilai rata- rata guna kognitif saat sebelum dan sehabis diberikan latihan reminiscence therapy. Hasil riset pula menampilkan kalau terdapatnya dampak latihan reminiscence therapy terhadap guna kognitif penderita pasca stroke dengan nilai signifikan sebesar 0. 0001<0. 005. Hasil analisis regresi linier multivariat menampilkan kalau variabel perancu pembelajaran ialah variabel yang sangat mempengaruhi terhadap guna kognitif pada penderita pasca stroke. Dianjurkan Riset ini memerlukan keahlian komunikasi efisien sehingga butuh memotivasi perawat lewat penilaian evaluasi kredensial secara periodik buat tingkatkan kompetensi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan spesialnya dalam pemberian reminiscence therapy.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Benign Prostaltic Hyperplasia di Unit Rawat Jalan Denny Alfiansyah; Tria Astika Endah Permatasari; Wati Jumaiyah; Rohman Azzam; Dian Novianti Kurniasih
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 4 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.884 KB)

Abstract

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dikenal sebagai pembesaran prostat jinak, adalah suatu kondisi yang paling sering menyerang pria berusia empat puluh dan lima puluh tahun dengan ditandai pertumbuhan prostate yang sangat cepat yang dapat menyebabkan tertahannya pengeluaran urin. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya BPH terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi mapupun yang tidak dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa sajakah yang yang berhubungan dengan kejadian BPH pada pasien rawat jalan di Poliklinik RS Pelni tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 orang. Analisis data menggunakan SPSS. Hasil analisa data diperoleh terdapat 51 % responden tidak memiliki riwayat keturunan, sebanyak 44,8 % usia responden berada pada rentang usia 46-55 th, 31,3 % responden tidak merokok, 52,1 % responden memiliki riwayat penyakit DM, 42,7 % responden memiliki resiko rendah konsumsi alkohol, dan 27,1 % responden mengalami disfungsi ereksi sedang. Dari hasil analisis uji regresi logistik didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan BPH adalah diabetes mellitus, dengan nilai OR yang paling besar yaitu 2,164. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat DM dengan kejadian Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Lama Pengobatan Anti-Retroviral dan Hubungannya dengan Kualitas Tidur Pasien HIV Abdu Rahim Kamil; Uswatul Khasanah; Wati Jumaiyah; Yanto Suryanto
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 6 (2023): Volume 5 Nomor 6 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i6.9534

Abstract

ABSTRACT Changes in sleep can occur at different stages of HIV infection. A study concluded that the course of HIV disease is associated with changes in architect or pattern and quality of sleep. This research is a cross-sectional study to look at the sleep quality of patients with HIV who are undergoing ARV therapy at the Kramatjati District Health Center in 2021. A lower sleep quality score means better sleep quality. This correlation is statistically significant, with a p-value of 0.001. These findings indicate that the longer the duration of ARV treatment, the better the patient's sleep quality (the higher the PSQI score, the worse the sleep quality). Keywords: Treatment, Anti-Retrovial, Sleep Quality, HIV  ABSTRAK Perubahan pada tidur dapat terjadi pada berbagai tahap infeksi HIV. Sebuah studi menyimpulkan bahwa perjalanan alami penyakit HIV dikaitkan dengan perubahan arsitek atau pola dan kualitas tidur. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional untuk melihat kualitas tidur pasien dengan HIV yang menjalani terapi ARV di Puskesmas Kecamatan Kramatjati tahun 2021. Skor kualitas tidur rendah berarti kualitas tidur semakin baik. Korelasi ini signifikan secara statistik, dengan nilai p 0,001. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin lama durasi pengobatan ARV, semakin baik kualitas tidur pasien (Skor PSQI semakin tinggi semakin buruk kualitas tidur). Kata Kunci: Pengobatan, Anti-Retrovial, Kualitas Tidur, HIV
Penyuluhan Peran Kader dan Remaja dalam Pencegahan Penyakit Katastropik di Ragajaya Bogor Wati Jumaiyah; Rizki Nugraha Agung; Iyar Siswandi; Siti Hanifah; Dewi Purnawati; Abdu Rahim Kamil; Rinawati Rinawati; Nuzula Firdaus; Sulthan Dzahir al Hasbi; Bayu Triantono; Achmad Daffa Fawwaz
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.13189

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit katastropik yang dapat menimbulkan terjadinya peningkatan beban sosial ekonomi bagi penderita, keluarga maupun pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, beberapa penyakit yang pada tingkat rumah tangga tergolong katastropik adalah Hipertensi, Diabetes Melitus (DM) dan Stroke. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberi pemahaman hingga pencegahan terhadap penyakit Katastropik pada Kader dan Remaja Ragajaya Bojong Gede, Bogor. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dengan penyuluhan, pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM, konseling serta pelatihan Tekanan Darah dan Pengukuran Tinggi Badan. Pasca kegiatan ini diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan peserta terkait Penyakit Katastropik pada kader dan remaja RW 007 Ragajaya Bogor. Kegiatan Pelatihan penting dijalankan untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tidak menular melalui deteksi dini, early treatment serta mengendalikan faktor risiko sehingga dapat menurunkan tingkat kesakitan dan kematian. Kata Kunci: Pencegahan, Katastropik, Hipertensi, Diabetes, Stroke  ABSTRACT Non-communicable diseases (NCDs) are catastrophic diseases that can cause an increase in the socio-economic burden for sufferers, families and the government, because treatment requires a long time, some diseases that are classified as catastrophic at the household level are hypertension, diabetes mellitus (DM ) and Strokes. This community service activity aims to provide understanding and prevention of catastrophic diseases in Ragajaya Bojong Gede Cadres and Youth, Bogor. This community service activity is carried out through several stages, starting with counseling, early detection of NCD risk factors, counseling and training on Blood Pressure and Height Measurement. After this activity, it was discovered that there had been an increase in participants' knowledge regarding Catastrophic Diseases among cadres and teenagers of RW 007 Ragajaya Bogor. Training activities are important to carry out to increase public awareness of non-communicable diseases through early detection, early treatment and controlling risk factors so as to reduce morbidity and mortality rates. Keywords: Prevention, Catastrophe, Hypertension, Diabetes, Stroke
Penerapan Evidence Based Practice Chin Tuck Againts Resistance (CTAR) dalam Penanganan Disfagia pada Pasien Stroke Rinawati Rinawati; Wati Jumaiyah; Ninik Yunitri; Rizki Nugraha Agung; Elis Nurhayati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.14130

Abstract

ABSTRACT The Chin Tuck Against Resistance (CTAR) intervention is rarely utilized by nurses in treating dysphagia among stroke patients. Symptoms arising from a stroke can differ based on the affected brain area, encompassing speech disorders, chewing and swallowing difficulties (dysphagia), limb paralysis or weakness, personality alterations, emotional disturbances, diminished cognitive abilities, impaired urinary function, and others. The use of Evidence-Based Nursing Practice (EBNP) is conducted to comprehend the impact of implementing chin tuck against resistance (CTAR) on improving swallowing muscle strength in stroke patients with dysphagia. In this study, the data were analyzed using univariate data analysis to evaluate the demographic characteristics and swallowing ability profiles of each respondent. Furthermore, the statistical test of influence was conducted using a paired t-test to assess changes in swallowing ability after undergoing CTAR rehabilitation exercises. Sampling in this study utilized the total sample method, involving 8 respondents. The CTAR intervention has been shown to significantly improve swallowing ability in stroke patients. The results indicate a meaningful increase from an average of 84.3 to 91.7 post-intervention, with an effect size of 4.59 and a p-value of 0.022, demonstrating the statistical effectiveness of this therapy. Furthermore, CTAR exercises are convenient to implement, time-efficient, and can be performed by patients without disrupting their daily routines. To enhance its effectiveness, it is recommended to involve patients and their families in the education process, enabling them to continue the exercises independently. The simplicity of these exercises facilitates nurses in providing interventions during nursing care for stroke patients experiencing dysphagia. Keywords: Evidence Based Practice Chin Tuck Against Resistance (CTAR), Dysphagia, Stroke Patients  ABSTRAK Intervensi Chin Tuck Exercise (CTAR) jarang digunakan oleh perawat untuk mengatasi disfagia pada pasien stroke. Gejala yang muncul akibat stroke dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terkena, termasuk gangguan berbicara, kesulitan mengunyah dan menelan (disfagia), kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak, perubahan kepribadian, gangguan emosi, penurunan fungsi kognitif, gangguan fungsi berkemih, dan lainnya. Penggunaan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti (EBNP) dilakukan untuk memahami dampak dari penerapan chin tuck against resistance (CTAR) terhadap peningkatan kekuatan otot menelan pada pasien stroke dengan disfagia. Pada penelitian ini, data dianalisis menggunakan analisis data univariat untuk mengevaluasi karakteristik demografi dan gambaran kemampuan menelan pada setiap responden. Selanjutnya, uji statistik pengaruh dilakukan dengan uji paired t-test untuk menilai perubahan kemampuan menelan setelah menjalani latihan rehabilitasi CTAR. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampel dengan melibatkan 8 responden. Intervensi CTAR terbukti secara signifikan meningkatkan kemampuan menelan pada pasien stroke. Hasil menunjukkan peningkatan yang berarti dari rata-rata 84.3 menjadi 91.7 setelah intervensi, dengan besaran efek sebesar 4.59 dan nilai p-value sebesar 0.022, menunjukkan keefektifan terapi ini secara statistik. Lebih lanjut, latihan CTAR memberikan kemudahan dalam pelaksanaan, tidak memakan waktu lama, dan dapat dilakukan oleh pasien tanpa mengganggu rutinitas harian. Untuk meningkatkan efektivitasnya, disarankan untuk melibatkan pasien dan keluarganya dalam proses edukasi, sehingga mereka dapat melanjutkan latihan secara mandiri. Kesederhanaan latihan ini memudahkan perawat dalam memberikan intervensi selama asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mengalami disfagia. Kata Kunci: Praktek Berbasis Bukti Chin Tuck Melawan Resistensi (CTAR), Disfagia, Pasien Stroke 
Modified Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) Therapy to Reduce Psychological Distress in Chronic Kidney Disease (CKD) Patients on Haemodialysis (HD) Dila Nurul Arsyi; Dhea Natashia; Dewi Gayatri; Diana Irawati; Wati Jumaiyah; Tuti Nuraini
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i5.3694

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD), is a disease with high mortality and mortality, so it requires lifelong hemodialysis (HD) management, this will trigger psychological distress which increases the risk of worsening in CKD. So, it is necessary to give non-pharmacological therapies, one of which is a modification of Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) Therapy. Objective: The purpose of this study was to determine the effect of MBSR therapy modification on psychological distress in CKD patients. Method: Quasi-experiment with pretest-posttest control group approach. A population of 44 respondents with a sample of 29 respondents using a simple random sampling technique. Measurement of psychological distress variables using the Kessler Pshycological Distress Scale-10 (K-10). MBSR modification therapy intervention has 4 sessions in one treatment, applied 7 days with a total duration of 30 minutes. Data analysis using paired t-test and independent t-test. Results: The results showed that the mean scores of Psychological Distress intervention group (21.7 (pre-test); 17.1 (post-test)), control group (18.8 (pre-test); 18.5 (post-test)). There were differences in mean psychological distress scores between the intervention and control groups (MD=4.38, t=5.92 (95%CI, 2.81; 5.95), p < 0.001, d=2.22). Conclusions: MBSR modification therapy can be used to reduce psychological distress in patients.
Co-Authors Abdu Rahim Kamil Achmad Daffa Fawwaz Ady Tyawarman Agung Waluyo Ahmad Redho ani syafriati Arifah Rakhmawati Asep Novi Taufiq Firdaus Asih Dwi Suryanti Bayu Triantono Briefman Tampubolon Busjra Busjra Cahyo Pramono Danny Des Kartyko Lakoro Denny Alfiansyah dewi adnan Dewi Anggaraini Dewi Anggraini Dewi Gayatri Dewi Gayatri Dewi Purnamawati Dewi Purnawati Dhea Nastashia Dhea Natashia Dhea Natashia Dian Hudiyawati Dian Novianti K Dian Novianti Kurniasih Diana Irawati Diana Irawati Dila Nurul Arsyi Dimas Utomo Hanggoro Putro Dina Rahmawati Elis Nurhayati Faradilla Miftah Suranata Fatriani Fatriani Fernalia Fernalia Firza Pinamiranti Ii Ismail Ii Ismail Ika Mustafida Ilham Suryana Irawati, Diana Irna Nursanti Irna Nusanti Iyar Siswandi Jaemi Jaemi Juli Andri Jumari Jumari Junaidin Junaidin Kustiyuwati Kustiyuwati Marni Marni Martuti Dwi Handayani Masmun Zuryati Mayasari Mayasari Melati Fajarini Mustikasari Mustikasari Noviana Noviana Nunu Harison Nunung Nursasih Nurmayanti Nurmayanti Nuzula Firdaus Prima Trisna Aji Purnamawati, Dewi Ratna Dewi Rayasari, Fitrian Rinawati Rinawati Risa Oktavina Rizki Nugraha Agung Rizki Nugraha Agung Rohman Azzam Rohman Azzam Safruddin Safruddin Sapriyanti Sapriyanti Sarida Surya Manurung Siti Aminah Siti Hanifah Sofiani, Yani Sugiyono Sugiyono Sulthan Dzahir al Hasbi Sumedi Sumedi Suryati Suryati Toha Muhaimin Tria Astika Endah Permatasari Tuti Nuraini Tuti Nuraini Uswatul Khasanah Uswatun Hasanah Uswatun Hasanah Wasis Widodo Wawan Suwandi Yanto Suryanto Yeni Hartati Yunitri, Ninik