Supriadi Takwim
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Wisata Pantai Lalos, Desa Lalos, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli Aji, Moch. Fahri; Lutfi; Takwim, Supriadi; Maghfirah, Fitriah Fajar; Eisenring, Deltri Dikwardi
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v3i2.39

Abstract

Pantai Lalos awalnya merupakan suatu tempat pencarian ikan bagi nelayan tetapi lokasinya yang strategis maka masyarakat desa setempat berisiniatif memberikan ide kepada kepala desa agar pantai tersebut bisa dijadikan objek wisata dan dimana masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan wisata Pantai Lalos. Penelitian ini menggunakan metode analaisis data yaitu analisis korelasi dan regresi linear berganda  untuk melihat bentuk-bentuk partisipasi, faktor-faktor partisipasi, dan tingkat partisipasi yang mempengaruhi partisipasi dalam pengembangan wisata Pantai Lalos. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independent yang menjadi faktor penelitian yang memberi pengaruh cukup besar untuk variabel dependen yaitu partisipasi masyarakat. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk partisipasi  yang paling mempengaruhi adalah bentuk partisipasi dalam pikiran/ide dengan skor 85% sangat berpengaruh terhadap pengembangan wisata, dan faktor-faktor partisipasi yang paling mempengaruhi yaitu faktor penghasilan/pekerjaan dan lamanya tinggal dengan skor 86% sangat berpengaruh terhadap pengembangan wisata.
PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE KABUPATEN WAKATOBI BERBASIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Takwim, Supriadi; Wahdaniyah Herman, Sitti Rabiatul; Raditya, Muhammad Yogi
JURNAL RUANG / ISSN : 2085-6962 Vol 16 No 1 Maret (2022): JURNAL RUANG
Publisher : Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 94118 e-mail :Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 941

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selain panorama alam bawah laut yang sudah lebih dahulu terkenal dan memberikan dampak secara langsung bagi masyarakat, Wakatobi juga memiliki sebaran hutan mangrove yang cukup luas khususnya di Pulau Kaledupa dan di beberapa lokasi lainnya. Adanya potensi mangrove yang sangat besar tersebut perlu dikaji lebih jauh khususnya terkait dengan rencana tata ruang yang meliputi kebijakan pembangunan berkelanjutan yang diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap aspek lingkungan, sosial dan ekonomi kemasyarakatan. Adanya sebaran vegetasi mangrove di Kabupaten Wakatobi hendaknya dipandang sebagai sebuah potensi yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dan memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah selain pemanfaatan alam bawah laut. Konservasi hutan mangrove harusnya juga dapat memberikan timbal balik secara ekonomi sehingga konsep berkelanjutan dapat terselenggara untuk mencapai tujuan pengelolaan berkelanjutan. Pengembangan Potensi Hutan Mangrove di Kabupaten Wakatobi diperlukan untuk memaksimalkam fungsinya sebagai penyangga lingkungan pesisir maupun bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitarnya
ARAHAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN UNTUK MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DI SULAWESI TENGAH Najib, Muhammad; Takwim, Supriadi
JURNAL RUANG / ISSN : 2085-6962 Vol 15 No 2 September (2021): JURNAL RUANG
Publisher : Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 94118 e-mail :Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 941

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Solusi pengelolaan sampah di perkotaan seringkali sulit diimplementasikan sebagai dampak dari kurangnya dukungan kebijakan pemerintah sehingga produksi timbulan sampah menumpuk di tempat penampungan akhir. Ketersediaan sarana dan prasarana persampahan di perkotaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, juga berdampak terhadap pengelolaan sampah yang belum optimal. Salah satu muatan informasi rencana detail tata ruang yaitu rencana sistem jaringan prasarana persampahan pada setiap kawasan perkotaan. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif eksplorasi, bertujuan untuk melakukan kajian kebijakan pengelolaan sampah perkotaan dengan memanfaatkan beberapa metode dan teknis analisis dengan informan yang terbatas sebagai responden. Hirarki kota dan kawasan perkotaan di Sulawesi Tengah umumnya adalah kota kecil hingga kota sedang orde – 2 yang menerapkan pilihan model urugan dan tumpukan dalam pengolahan produksi sampah di tempat penampungan akhir. Konsekuensi atas pilihan model tersebut harus memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan, serta dibarengi dengan arahan kebijakan pengendalian dan optimasi guna lahan tempat penampungan akhir sampah, yaitu; a) perencanaan lokasi; b) pemilihan lokasi; dan c) pemanfaatan lahan
Analisis Kesiapan Kebijakan Tata Ruang Kota Palu dalam Mendukung Agenda SDG 11 (Kota Berkelanjutan) Herman, Sitti Rabiatul Wahdaniyah; Takwim, Supriadi; Putri Abdi, Azizah; Rasdiana; Wahyuningsih, Tri
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v4i1.49

Abstract

This study aims to analyze the readiness of spatial planning policies in Palu City in supporting the achievement of Sustainable Development Goal (SDG) 11, which emphasizes the development of inclusive, safe, resilient, and sustainable cities and human settlements. As a disaster-prone area, Palu City has experienced significant spatial pressures, particularly in the aftermath of the 2018 earthquake, tsunami, and liquefaction events. Utilizing a qualitative descriptive approach and secondary data analysis, this study evaluates spatial planning documents such as the Regional Spatial Plan (RTRW), the Detailed Spatial Plan (RDTR), and the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Palu City for the periods 2016–2021 and 2021–2026. The assessment is based on the alignment of these policies with the key indicators of SDG 11, including the provision of adequate housing, green open spaces, sustainable transportation systems, and disaster risk mitigation. The analysis shows that while SDG 11 principles are reflected in planning documents, their implementation remains limited.. Major challenges include the lack of integrated spatial data, weak inter-agency coordination, and limited community participation in the planning process. Therefore, institutional strengthening, improvements in geospatial data quality, and the mainstreaming of sustainability principles across all sectoral policies are urgently needed. This research contributes to the understanding of the nexus between spatial planning and sustainable development in disaster-prone cities and serves as a reference for future policy improvement.
Optimalisasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Kebijakan Berkelanjutan di Hutan Mangrove Kabupaten Wakatobi Takwim, Supriadi; Rabiatul Wahdaniyah Herman, Sitti; Yogi Raditya, Muhammad
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v2i1.11

Abstract

Selain terkenal dengan panorama bawah laut yang langsung dirasakan masyarakat, Wakatobi juga memiliki persebaran mangrove yang cukup luas, terutama di Pulau Kaledupa dan di banyak tempat lainnya. Keberadaan potensi mangrove yang sangat besar ini harus ditelaah lebih lanjut, terutama dalam hal penataan ruang, yang mencakup kebijakan berkelanjutan, yang diharapkan berdampak positif terhadap aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Hamparan vegetasi mangrove di Kabupaten Wakatobi harus dilihat sebagai potensi yang selain dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan alam bawah laut juga dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dan nilai tambah bagi pemerintah daerah. Konservasi mangrove juga harus mampu memberikan timbal balik finansial sehingga konsep berkelanjutan dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pengelolaan berkelanjutan. Optimalisasi ruang melalui kebijakan berkelanjutan hutan mangrove di Kabupaten Wakatobi diperlukan untuk memaksimalkan perannya sebagai penyangga lingkungan pesisir dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Koherensi Kebijakan dan Perencanaan Kota Berkelanjutan: Studi Kasus RDTR Kota Palu Herman, Sitti Rabiatul Wahdaniyah; Takwim, Supriadi; A, Rasdiana; Hadid, Adina Khusnudzan; Halim, Muhammad Adhim
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v4i2.79

Abstract

Sustainable urban development requires alignment between national policies, local spatial planning, and commitments to global agendas. Palu City, as a growth center in Central Sulawesi and an area with high disaster vulnerability, needs a Detailed Spatial Plan (RDTR) that not only regulates land use but also integrates principles of sustainability and disaster resilience. This study aims to assess the extent to which Palu City’s RDTR aligns with Law No. 11 of 2020 on Job Creation, Government Regulation No. 21 of 2021 on Spatial Planning Implementation, and Sustainable Development Goal (SDG) 11. This research employed a document-based literature review, analyzing relevant regulations, the RDTR document, and academic literature. The evaluation was conducted using a policy coherence framework to examine internal, vertical, and horizontal consistency. The findings reveal that Palu City’s RDTR demonstrates strong internal consistency, with clear integration between objectives, strategies, and regulatory instruments. Vertically, it aligns with the national legal framework, particularly in zoning, protection of conservation areas, and land-use control. Horizontally, it contributes to several SDG 11 targets, including safe and affordable transportation access, disaster risk reduction, and the provision of green public spaces. However, disaster mitigation integration lacks measurable indicators, cross-sectoral synergy remains limited, and public participation needs to be extended to the implementation stage. Strengthening multi-hazard risk mapping, adopting inclusive cross-sectoral strategies, and establishing sustainable public participation mechanisms are recommended to make Palu City’s RDTR more adaptive, responsive, and aligned with sustainable development principles.
Kota Tangguh Bencana Berbasis Komunitas: Strategi Partisipatif Podungge, Moh. Reza; Laradjo, Moh Saldy S.T; Darwis, Darwis; Takwim, Supriadi
JURNAL RUANG / ISSN : 2085-6962 Vol 19 No 2 (2025): JURNAL RUANG
Publisher : Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 94118 e-mail :Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno-Hatta Km.9, Palu 941

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ruang.v19i2.236

Abstract

Rapid urbanization, climate change, and social complexity make cities increasingly vulnerable to disasters. This study analyzes the role of community participation in building urban resilience against disasters through a qualitative approach and case study strategy. Data were collected through in-depth interviews, participatory observations, and document studies, then analyzed thematically. The findings show that community involvement occurs in three main stages: planning, implementation, and evaluation, with the highest effectiveness in the implementation stage. The key factors supporting effective participation include adaptive local leadership, strong social networks, and responsive policies. However, participation still faces obstacles such as resource limitations, lack of recognition of local knowledge, and communication gaps among stakeholders. This study emphasizes the importance of inclusive, contextual, and sustainable participatory strategies to collaboratively strengthen urban community resilience.
Integrasi USLE-SIG dan Zonasi Konservasi untuk Mitigasi Bencana: Studi Kasus Desa Poi, Sigi Takwim, Supriadi; Basri, Iwan Setiawan; Ramadhan, Aqib
Jurnal Linears Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/zfk6vt17

Abstract

ABSTRAK: Potensi erosi yang ada di Sulawesi Tengah sangat bervariasi, dari mulai sangat ringan hingga sampai sangat berat. Desa Poi merupakan salah satu Desa yang berpotensi terjadinya erosi, Penelitian ini bertujuan untuk memetakan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan mengidentifikasi mitigasi apa yang dapat diterapkan sesuai dengan acuan yang ada, hasil klasifikasi tingkat bahaya erosi dan kondisi fisik Desa Poi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode USLE (Universal Soill Loss Equation) tujuan dari metode ini untuk mendapatkan nilai erosi (A) dengan mengalikan beberapa faktor yaitu (R) erosivitas hujan, (K) erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng (LS), (C) vegetasi dan pengelolaan tanaman, dan (P) konservasi tanah. Berdasarkan hasil penelitian nilai laju erosi tertinggi di Desa Poi pada terdapat pada jenis penggunaan lahan yaitu lahan terbuka sebesar 7.475.53 ton/ha/thn dengan nilai LS sebesar 9,5 berada pada kelerangan sangat curam (45). Jika melihat persebaran luasan tingkat bahaya erosi berdasarkan dusun, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) yang berkategori sangat berat paling luas berada di Dusun 1 dengan total luasan 50.21 hektar. Mitigasi bencana yang diterapkan pada lokasi penelitian yaitu bentuk mitigasi structural dan nonstructural berupa teknik konservasi tanah/lahan yaitu metode sipil teknis, vegetatif dan kimiawi. Kemudian arahan konservasi lahan di identifikasi berdasarkan klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi Kemudian metode vegetatif dilakukan dengan membagi area prioritas konservasi menjadi empat prioritas yaitu prioritas konservasi I seluas 66.41 Ha, prioritas II seluas 32.66 Ha, prioritas III seluas 327.11 Ha, dan prioritas konservasi IV seluas 228.76 Ha.
IDENTIFIKASI KEBUDAYAAN SUKU KAILI YANG MEMBENTUK CITRA KOTA PALU DI KECAMATAN TAWAELI Deltri Dikwardi Eisenring; Takwim, Supriadi; Ryan, Muhammad; Fransisko, Aang
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 14 No 2 (2025)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Kaili tribe plays a significant role in shaping the image of Palu City through various cultural aspects such as art, customs, language, and traditions. The culture of the Kaili people is reflected in the city’s architecture, spatial arrangement, and daily activities of its residents. Based on these conditions, the researcher is interested in identifying the cultural elements of the Kaili tribe within the spatial structure of Palu City by observing their activity patterns and gathering places that contribute to the formation of the city’s image. This study aims to identify the role of Kaili culture in shaping the image of Palu City, focusing on the Tawaeli District, specifically the Panau and Baiya sub-districts. A qualitative descriptive method was employed, utilizing an ethnographic approach to identify cultural symbols and their relationship to the image of Palu City, which were then mapped through the behavioral mapping method. The results of the study show that the path elements, such as routes once used for traditional rituals, though many of these rituals are no longer practiced, still function as connections between key points in the community’s social life. The edge elements, such as the Tawaeli River and the coastal boundary of Palu Bay, serve as physical separators regulating activities between the land and sea areas. The district elements indicate a spatial division based on social status and dominant economic activities within each area. The node elements, such as traditional markets and monuments, serve as centers of economic and social activity, with monuments representing the identity of the Kaili people. Furthermore, landmark elements, such as the Tawaeli King’s Cemetery Park and traditional houses, play a vital role as sources of pride and the preservation of cultural values.