Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Kearifan Lokal Dalam Integrasi Masyarakat Multietnik Di Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut Hasdin Hasdin; Sunarto Amus; Shofia Nurun Alanur S; Nasran Nasran; Windy Makmur
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.9932

Abstract

Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi dan menganalisis kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut; dan (2) menganalisis pendayagunaan kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi deskriptif-eksploratif. Lokasi penelitian di Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut. Subyek penelitian ditetapkan secara purposif, yaitu Camat, tokoh masyarakat, dan tokoh adat, di Kecamatan Banggai. Data dihimpun melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur dan tape recorder untuk menggali pandangan dan penilaian subyek penelitian terhadap kearifan lokal sebagai modal sosial dalam integrasi masyarakat multietnik. Observasi dan studi dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data tentang bentuk-bentuk kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik, dan jumlah penduduk berdasarkan etnik/suku bangsa. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan tiga tahapan yang dilakukan secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di masyarakat Kecamatan Banggai terdiri dari bentuk kearifan lokal berupa bangunan, kearifan lokal dalam bentuk nyanyian, kearifan lokal dalam bentuk tarian, kearifan lokal dalam bentuk bahasa daerah, kearifan lokal dalam bentuk tradisi menanam atau memanen hasil perkebunan, kearifan lokal dalam bentuk aturan adat yang dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertindak disuatu interaksi sosial, bentuk kearifan lokal dalam hal mengelola serta menjaga lingkungan dan sumber daya alam yang ada. 2) Pendayagunaan kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai dilakukan secara persuasif dan kekeluargaan atau tidak melalui paksaan. Kesimpulan: 1) Terdapat 7 (tujuh) bentuk kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai; 2) Pendayagunaan kearifan lokal dalam integrasi masyarakat multietnik di Kecamatan Banggai dilakukan secara persuasif dan kekeluargaan atau tidak melalui paksaan.
Bela: Budaya Altruistik Dan Pilar Harmoni Warga Negara Sunarto Amus; Jamaludin Jamaludin; Lukman Nadjamuddin; Hasdin Hasdin; Nasran Nasran; Shofia Nurun Alanur S
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.9933

Abstract

Kearifan lokal bela tumbuh dalam relasi sosial etnik Bajo dan Banggai secara turun-temurun, dilatarbelakangi keterbatasan akses pemenuhan kebutuhan pokok, perbedaan kecakapan dan area domisili, serta menjadi wahana pembinaan persaudaraan, kebersamaan, dan kohesifitas. Pelembagaan nilai-nilainya patut digali sebagai modal sosial guna menekan potensi konflik, pertentangan dan kekerasan, memperkokoh solidaritas masyarakat, dan mengembangkan karakter baik warga negara. Subyek penelitian adalah Lima keluarga etnik Bajo dan etnik Banggai yang telah menjalin relasi bela selama 10-35 tahun, dan berprofesi sebagai nelayan, petani, pedagang, pengusaha, dan pensiunan PNS. Data dihimpun melalui wawancara, telaah dokumen, diskusi kelompok terfokus, dan dianalisis dengan model alir Miles dan Huberman (1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelembagaan bela melalui relasi budaya-ekonomi secara simultan, periodik, dan berkelanjutan. Di dalamnya terbina kepekaan sosial, solidaritas, kerjasama, gotong royong, integritas, persatuan, keadilan, dan jiwa altruistik. Esensinya menanamkan, mengaktualisasikan, dan mengajarkan pembumian nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerjasama, gotong royong, dan keadilan komunal sebagai pilar harmoni warga negara