Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

STUDI KASUS TENTANG ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MOUTONG Kulyawan, Roy
EDU CIVIC Vol 3, No 2 (2015): JURNAL EDU-CIVIC
Publisher : EDU CIVIC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.521 KB)

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1). Faktor-faktor apa yang menyebabkan anak putus sekolah. 2). Bagaimana dampak anak putus sekolah bagi kehidupan masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak putus sekolah dan dampak yang ditimblkan anak putus sekolah  bagi kehidupan masyarakat. Subjek/informan dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah, orang tua anak putus sekolah, masyarakat dan pemerintah di Kecamatan Moutong yang keseluruhan berjumlah 61 orang. Penetapan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan cara menetapkan informan secara sengaja menurut kretria tertentu dan mengetahui secara mendalam mengenai anak putus sekolah di Kecamatan Moutong. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu anak putus sekolah. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data, pengajian data dan verifikasi data untuk menganalisis data angket dengan menggunakan perhitungan berdasarkan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak putus sekolah di Kecamatan Moutong yang menjadi faktor penyebabnya anak putus sekolah adalah faktor ekonomi, faktor lingkungan dan faktor kurang kesadaran orang tua terhadap pendidikan. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh anak putus sekolah di Kecamatan Moutong yaitu 1). Dalam sisi positifnya membantu orang tua. 2). Dalam sisi negatifnya pencurian, pemerasan dan perkelahian antara kampung maupun sesama mereka Kesimpulannya bahwa anak putus sekolah di Kecamatan Moutong merupakan hal yang harus diperhatikan baik dari instansi terkait, orang tua dan masyarakat agar anak putus sekolah di Kecamatan Moutong dapat diminimalisir terutama dengan melihat apa yang menjadi penyebab anak sampai putus sekolah dan mengatasi dampak yang ditimbulkan anak putus sekolah yang bersifat negatif  untuk membawa meraka kearah yang bersifat positif dan membuka lapangan pekerjaan untuk anak putus sekolah di Kecamatan Moutong.   Kata Kunci      : Anak Putus Sekolah
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP SIKAP MORAL SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMA NNEGERI 6 PALU Kulyawan, Roy
Katalogis Vol 4, No 8 (2016)
Publisher : Katalogis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.682 KB)

Abstract

The problem of the research; is there any difference of the moral attitude between the students taught by problem based learning strategy and expository based learning strategy, is there any difference in moral attitude of the students with cognitive model (fi) and (fd), is there any interaction between the learning strategy and cognition model towards the students’ moral attitude. The research used experimental one through  2 lines anava formula to test the main effect and interaction effect of problem based teaching strategy  and expository based teaching strategy with the field independence (fi) and field dependence (fd) cognitive model on the students’ moral attitude at SMA Negeri 6 Palu. The research subject included was the first year students in two classes;20 students from class A and 20 students from class B. The analyses shows that; 1) there is no significant difference between the class taught by problem based learning strategy (0.54) and the one taught by expository based learning strategy (0.67). 2) There is no difference between the students’ moral attitude in field independence cognitive model (fi); 60% in the experimental class and 45% in the control class. Field dependence cognitive model (fd) in the experimental class is 40% and the control class is 55%. 3) There is no interaction between problem based learning strategy and expository one as well as cognitive model on the students’ moral attitude. Therefore, it can be concluded that there is no significant difference between the experimental class taught by problem based learning and the control one taught by expository based learning. There is no difference of the students’ moral attitude between the students who have field independence (fi) and field dependence (fd) cognitive model. There is no interaction between the learning strategy and the cognitive model on the students’ moral attitude in the Civics Education study at SMA Negeri 6 Palu.
Intergrasi Sosial Tradisi Padugku terhadap Masyarakat Desa Sangele Kecamatan Pamona Puselemba Kulyawan, Roy; Riandana, Taufik Eka
Jurnal Kreatif Online Vol 8, No 4 (2020): Jurnal Kreatif Online
Publisher : Jurnal Kreatif Online

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Padungku tradition is used by the public to express gratitude for the harvest, and as a way to unite various ethnic communities. This study aims to determine the integration of the Padungku tradition in the immigrant community and to know the process of integration of the tradition, as well as the driving and inhibiting factors for the social integration of the tradition in Sangele Village, Pamona Pusalemba District. This research used desciptive qualitative approach. The data analysis process in this study used a phenomenological approach. The sampling technique was carried out using purposive sampling technique. The informants were village officials, traditional leaders, community leaders, religious leaders and the community. The results showed that the process of social integration of the Padungku tradition to the Sangele village community, Pamona Pusalemba sub-district occurred since the beginning of the entry of newcomers. All immigrant residents also participate in the celebration of the Padungku tradition, because of interaction in society, tolerance among communities and the similarities of their cultural elements. The inhibiting factor in the process of integrating the Padungku tradition is that there are some groups of people who want to mingle only with their fellow communities.
ANALISIS KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR) PADA MASA PANDEMI COVID-19 Dewi Satria Ahmar; Roy Kulyawan; Aan Febriawan
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 13, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v13i1.11574

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dari rumah (BDR) selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri Satu Atap Sausu. Pembelajaran dari rumah yang dimaksud adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di rumah yang dilakukan secara daring dan luring (kunjungan guru ke rumah siswa). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari 40 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dipilih 30 orang. teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: angket, lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan pembelajaran dari rumah selama pandemi covid-19 yang dilakukan secara daring adalah 59,17% dan yang dilaksanakan secara luring (kunjungan guru ke rumah siswa) adalah 78,80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara luring (kunjungan guru ke rumah siswa) lebih efektif dilakukan dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring.
TRANFORMASI SOSIAL NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME MASYARAKAT MAJEMUK WILAYAH PEDESAAN DI SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG Roy Kulyawan
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SOSIAL HUMANIORA Vol. 7 No. 1 (2022): JP2SH
Publisher : LP2M Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/jp2sh.v7i1.1097

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan bentuk segmentasi sosial masyarakat multikultur di kecamatan Sausu dan 2)Mendeskripsikan transformasi sosial masyarakat multikultur di Kecamatan Sausu. Jenis penelitian yang diterapkan adalah penelitian kualitatif. unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat multikultur di Kecamatan Sausu dengan subjek penelitian masyarakat multikultur di Desa Sausu Trans, Sausu Taliabo, Sausu Gandasari, Sausu Torono dan Sausu Tambu. Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan melalui Reduksi Data, Penyajian Data dan Verifikasi/Interpretasi Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pada awalnya komunitas komunitas etnis terfragmentasi ke dalam ikatan-ikatan yang bersifat primordial disebabkan oleh segmentasi sosial geografis, 2) akan tetapi fragmentasi sosial yang berbasis etnis mengalami transformasi sosial ke arah nilai-nilai masyarakat multikultur. nilai-nilai tersebut meliputi pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan suku dan agama, terbukanya komunikasi sosial antar komunitas etnis dan agama dengan prinsip kesetaraan dan keadilan sosial, serta terbangunnya hubungan hubungan fungsional antar komunitas etnis baik dalam bidang sosial budaya maupun sosial ekonomi.
Makna Padungku pada Komunitas Pamona di Kecamatan Pamona Pasulemba Muh. Ali Jennah; Kaharuddin Nawing; Roy Kulyawan
Jurnal Kreatif Online Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Kreatif Online
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.768 KB) | DOI: 10.22487/jko.v9i1.772

Abstract

This study aimed to describe the meaning of the Padungku tradition as the cultural identity of the community and to describe the meaning of padungku in the socio-religious context. This study used a qualitative research tradition. The unit of analysis in this study was the community in Pamona Pasulemba District, and the informants consisted of nine people, two of whom were bureaucrats, two traditional leaders, five of whom were community members who worked as farmers. Sampling was done by using the snoble sampling technique. Meanwhile, data and information were collected through interviews and documentation. The results showed that: 1) Padungku as the language of cultural identity has developed the meaning of the Peasants' Great Harvest Festival, into an annual celebration that is attended by various segments of society. Padungku also has a meaning as a means of social integration and social acculturation; 2) the animist belief system through the padungku tradition experiences transportation to the belief system according to religious teachings. Religion assesses its contribution to changing people's way of thinking and beliefs, but on the other hand, the padungku tradition also contributes to the activities of religious institutional infrastructure.
IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL SUKU BUGIS BUDAYA TABE’ SEBAGAI TATA KRAMA ADAT MASYARAKAT DI KELURAHAN BOYAOGE KOMPLEKS CEMANGI Sri wahyuni; Roy Kulyawan
JURNAL RANDAI Vol. 3 No. 2 (2023): Januari
Publisher : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/randai.3.2.p.54-60

Abstract

Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau yang ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras memiliki budayanya sendiri. namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di indonesia mulai luntur. hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan indonesia. Seperti hal nya budaya Tabe' sebagai tata krama adat masyrakat. Hal tersebut lah yang melatar belakangi penelitian ini untuk membuktikan apakah implementasi budaya Tabe' ini juga sudah tergerus oleh dampak negatif dari perkembangan teknologi. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data diambil berdasarkan sumber data sekunder yaitu observasi dan observasi.Hasil jurnal ini mengungkapkan pemahaman dan peng-implementasian masyarakat terhadap budaya Tabe' yang berkaitan dengan norma hukum suku Bugis sebagai bentuk kesopanan dan saling menghormati sesama manusia. Budaya Tabe' (Permisi) merupaan adalah budaya yang sangat indah yang ditinggalkan oleh leluhur, yang mewariskan santunan kesopanan yang tidak hanya melalui ucapan tetapi juga dengan gerakan tangan. Hal ini perlu tetap dijaga karena tidak hanya diperuntukkan bagi yang muda melakukan yang lebih tua tetapi juga sebaliknya.Budaya Tabe' pada umumnya adalah sikap menghargai orang lain yang masih muda,sebaya atau lebih tua,nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Tabe' adalah,sipakatau (Tidak membeda-bedakan semua orang/saling menghormati), sipakalebbi (Saling menghargai), Sipakainge (Saling mengigatkan). Kini perkembangan Budaya Tabe' perlahan-lahan mulai luntur dalam masyarakat, khusunya pada kalangan anak-anak dan remaja. Mereka tidak lagi memiliki sikap Tabe' dalam dirinya. Entah itu karena orang tua yang tidak melarang sebelumnya ataukah karena faktor dari teman sebayanya.Mereka pasang lagi menghargai orang yang lebih tua dari mereka,melewati tanpa mengatakan Tabe' (permisi), atau melakukan dengan cara pergerakan.Bahkan yang sering terjadi banyak anak-anak yang memanggil kata 'BROO' pada orang yang lebih tua darinya.Padahal sopan santun itu jika digunakan akan mencegah banyak botol, akan mencegah mahal,melainkan akan memperar suatu rasa persaudaraan (silahturahmi). Kemudian, saran terhadap Generasi muda agar mau kembali ikut serta dalam melestariakn budaya Tabe' suku Bugis ini agar tidak hilang dalam kehidupan masyarakat.  
Peran Pendidikan Multikutur dalam Membangun Bangsa yang Nasionalis dan Religius Choirul Anwar; Roy Kulyawan
PIJAR: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol. 1 No. 1 (2022): Desember
Publisher : CV Putra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.565 KB) | DOI: 10.58540/pijar.v1i1.110

Abstract

This study aims to provide an overview of the role of multicultural education in building a nationalist and religious nation. The research method used is descriptive research based on experts or previous research and collecting data from several scientific journals and books. Indonesia is a very multicultural country, which can be seen from the many differences that exist within it. Differences are not something for us to be divided, but differences will make us remain strong and united in every diversity that exists. Indonesia has diversity, starting from the diversity of tribes, religions, languages ​​and cultures. Not only that, Indonesia also consists of 17,000 islands, which makes Indonesia famous for its natural wealth. However, there are various problems that must be faced by the Indonesian nation, starting from divisions resulting from differences in religion, ethnicity, and language. This is where the role of multicultural education is implemented in everyday life so that the Indonesian people can continue to unite in the diversity that exists
PENGUATAN INTEGRASI SOSIAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL LINTAS BUDAYA PADA MASYARAKAT MULTIKULTUR DI KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO Roy Kulyawan
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SOSIAL HUMANIORA Vol. 8 No. 1 (2023): JP2SH
Publisher : LP2M Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/jp2sh.v8i1.1670

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki masyarakat yang beragam dan tentunya setiap masyarakat memiliki kearifan lokal berdasarkan kesukuannya yang menjadi ikatan dalam suatu komunitas masyarakat tersebut harus di jalankan. Kehidupan dalam masyarakat multikultur sering terjadi gelaja-gejala konflik karena berbeda sudat pandang berdasarkan kesukuaan maka di perlukan pemahaman tentang suatu kearifan lokal lintas budaya yang bisa di terima di dalam masyarakat berbagai kominitas. Adapun tujuan penelitian ini memfokuskan pada 1. memperoleh pemahaman tentang karakteristik kearifan lokal yang memperkecil intergerasi lintas budaya pada masyarakat multi etnis dan di Kecamatan Poso Pesisir Utara. 2. memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bentuk-bentuk penguatan kaearifan lokal yanag mendukung intergrasi litas budaya pada masyarkat multikultrul di Kecamatan Poso Pesisir Utara.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengungkapkan keadaan secara nyata dalam lingkup masyarakat melalui kearifan lokal lintas budaya terhadap masyarakat multikultur di Kec. Poso Pesisir Utara. sebagai objek penelitiannya dan subyek penelitian diambil secara purposive sampling terhadap masyarakat, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui Wawancara (in depth interview), observasi serta studi dokumentasi. Hasil penelitian kemudian di analisis dengan cara reduction, display, description, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu 1) Kearifan lokal komunitas Pamona, Kaili, Bugis dan Jawa muat nilai-nilai yang bersifat universal yakni nilai-nilai keterbukaan, kebersamaan, kegotongroyongan, tolong-menolong dan kepedulian sosial. berdasarkan karakteristik tersebut, maka kearifan lokal diatas memiliki potensi integratif pada masyarakat multikultur. selain itu nilai universal pada kearifan lokal memiliki fungsi kontrol sosial untuk mengatasi pelanggaran dan kejahatan dari masing-masing komunitas. 2) proses penguatan kearifan lokal tersebut di implementasikan oleh keluarga dalam bentuk proses sosialisasi dan penguatan keberadaannya melalui lembaga lembaga adat. Kata Kunci. Integrasi Sosial, Kearifan Lokal Lintas Budaya, Masyarakat Multikultur
Kesadaran Hukum Masyarakat sebagai Civic Participation dalam Melakukan Pendaftaran Tanah di Desa Mayakeli Sukmawati Sukmawati; Olha Finaselya Tabunggi; Hasdin Hanis; Shofia Nurun Alanur; Roy Kulyawan; Imran Imran
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 6, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v6i3.6569

Abstract

Kehati-hatian yang sah di wilayah setempat diketahui bahwa nilai kehidupan di arena publik melalui pemahaman dan konsistensi atau konsistensi wilayah setempat dengan standar dan peraturan serta pedoman yang sah. Penjajakan ini berencana untuk menentukan pemahaman aturan daerah setempat, upaya Kantor ATR/BPN Peraturan Poso dalam memperluas pemahaman aturan daerah setempat dan cara yang dapat ditempuh oleh otoritas publik Kantor ATR/BPN Rezim Poso dengan asumsi ada perebutan kepemilikan atau pertanyaan terkait dengan pencatan lahan. Strategi eksplorasi ini merupakan teknik subjektif dengan jenis penelitian elusidasi dimana informasi diperoleh melalui persepsi wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman aturan warga Kota Mayakeli dalam mendaftarkan lahan sangat baik karena sebagian besar warga mendaftarkan lahannya dan sudah memiliki surat pernyataan. Upaya yang dilakukan oleh Kantor ATR/BPN Peraturan Poso diketahui bahwa dengan memimpin upaya ke daerah setempat, lebih meningkatkan kualitas bantuan dan melaksanakan setiap program yang ada. Cara yang dilakukan Peraturan Poso ATR/BPN diketahui bahwa menindaklanjuti pedoman dalam Pedoman Gerejawi ATR/BPN Urutan 21 Periode 2020 dalam menangani persoalan, bentrokan, dan perkara perlahanan. Eksplorasi ini memberikan pentingnya kehati-hatian setempat sebagai salah satu bentuk kerjasama warga dalam mendaftarkan lahan.