Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : SIGMA EPSILON - Majalah Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir

ANALISIS PENGARUH WATER INGRESS TERHADAP PERTUMBUHAN GAS CO DAN H2 DALAM PENDINGIN RGTT200K Sumijanto Sumijanto; Sriyono Sriyono; Ignatius Djoko Irianto; Arifal Arifal
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 16, No 3-4 (2012): Agustus - November 2012
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.646 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2012.16.3-4.2909

Abstract

RGTT200K adalah reaktor berpendingin gastemperatur tinggi 200 MW termal kogenerasi yang direncanakan dibangun di Indonesia untukmemenuhi kebutuhan energi nasional. Helium dipilih sebagai media pendingin RGTT200Kdikarenakan helium adalah senyawa inert dan mempunyai kapasitas panas tinggi. Guna memperolehkeselamatan dan keandalan operasi RGTT200K maka kandungan gas pengotor dalam pendinginharus diupayakan sesuai dengan persyaratan operasi yang telah ditetapkan. Water ingress adalahsalah satu penyebab meningkatnya kandungan gas pengotor dalam pendingin RGTT200K yang perludiminimisasi serendah mungkin. Dalam makalah ini dianalisis pengaruh water ingress terhadappertumbuhan gas CO dan H2 dalam pendingin RGTT200K.Tujuan analisis ini adalah untukmengetahui pengaruh water ingress terhadap kuantitas spesi gas CO dan H2 dalam pendingin. Datahasil analisis selanjutnya digunakan untuk perancangan sistem yang terkait dengan penekananproses water ingress dalam pendingin RGTT200K. Analisis dilakukan dengan pemodelan reaksioksidasi grafit dan air pada kondisi temperatur operasi RGTT200K menggunakan perangkat lunakSuperPro Designer. Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan laju water ingress dalam pendinginRGTT200K mulai dari 0,005 hingga 0,024 kg/jam akan berdampak terhadap degradasi grafit mulaidari 0,003 hingga 0,016 kg/jam, dan pertubuhan kuantitas gas CO mulai dari 0,007 hingga 0,037 kg/jam serta gas H2 mulai dari 0,001 hingga 0,003 kg/jam.
REVIEW ON THE RCCS FUNCTION TO ANTICIPATE THE STATION BLACK-OUT ACCIDENT IN RGTT200K Piping Supriatna; Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 19, No 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.832 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2015.19.2.3177

Abstract

RGTT200K is a conceptual design reactor based on HTGR technology, implementing active, passive and inherent safety system. The reactor safety systems are designed in “defence in depth” philosophy. RGTT200K has a reactor cavity cooling system (RCCS) which is designed to remove the heat from the reactor vessel to the structure of the containment. The RCCS is designed to fulfill this role by preserving the reactor vessel under the maximum allowable tempera-ture during normal operation and protecting the reactor containment structure in the event of failure of all active cooling systems. The performance and reliability of the RCCS, therefore, are considered as critical factors in determining maximum design power level after heat removal. This paper dis-cusses the review of RCCS function during the station blackout (SBO) accident. During SBO, all of active cooling systems are failed to work and the heat removal is conducted by the RCCS. The SBO is an event in which there is no electricity from diesel generator to the blower. The methodology used is based on paper review concerning the RCCS function and experiences in Germany, USA, Japan, and China. RCCS in RGTT200K has two equipments, first is active mode and second is passive mode equipment. Based on that review, the RCCS is capable to maintain the RPV temperature below 65ºC at normal operation and 125ºC during the SBO. The RCCS keep the fuel of below 1600°C and maintain its integrity to avoid radioactivity release to the environment.
PERFORMANCE ANALYSIS OF HELIUM INVENTORY CONTROL OF RGTT200K COOLING SYSTEM Sriyono Sriyono; Rahayu Kusumastuti; Sofia Butarbutar; Geni Rina Sunaryo
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 19, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.215 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2015.19.1.2891

Abstract

RGTT200K is a power reactor, designed based on HTGR tech-nology having capability to operate at high temperatures. RGTT200K features are 200 MWth power, helium-cooled, graphite moderator and reflector, pebble fuel type, and uses the Brayton direct cycle. Helium Inventory Control System (HICS) is one of its safety system which maintains the pressure, the helium coolant quality and quantity to meet safety requirements. The HICS consists of 3 subsys-tems, namely: Inventory Control System (ICS), Helium Purification System (HPS), and Helium Make-Up System (HMS). All of the systems have the function to maintain pressure, helium quality and quantity so that the reactor can operate reliable and safely. This paper discusses the performance of the ICS, which is integrated to the reactor coolant. The research objective was to determine the helium storage tank response rate, when primary coolant is overpressured and depressurized. The methodology used in this research is modeling and simulation by using ChemCAD. In previous re-search, the HPS, ICS and HMS have been modeled but have not been integrated yet in to the primary coolant. The simulation results showed that the time required for the injection tank back to the cool-ant normal pressure of 52 bars, due to depressurization up to 5 % was 160 seconds. While the time required for bleeding / blowdown to the storage tanks due to overpressurization up to 5 % was 186 seconds.
ANALISIS DAN PERHITUNGAN PELEPASAN DEBU KARBON PADA SISTEM PENDINGIN RGTT 200 MW Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 13, No 4 (2009): November 2009
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2009.13.4.2967

Abstract

Reaktor Berpendingin Gas Temperatur Tinggi (RGTT) merupakan reaktor generasi lanjutyang menggunakan helium sebagai pendinginnya. Selain menghasilkan listrik, RGTT dapat dikogenerasi untukdigunakan pada instalasi produksi hidrogen, coal gasification, coal liquifaction dan desalinasi. Reaktor RGTT200 MW menggunakan bahan bakar kernel yang dilapis dengan tiga lapisan pyrocarbon (TRISO) selanjutnyaTRISO dibentuk menjadi bola. Salah satu permasalahan yang terjadi pada sistem pendingin RGTT adalahadanya debu karbon yang berasal dari lepasan coating bahan bakar dan terbawa dalam aliran helium. Debu yangterbawa aliran pendingin akan memicu terjadinya korosi erosi. Pengikisan debu ini harus diantisipasi untukmenjamin keselamatan pengoperasian RGTT. Pada makalah ini akan ditampilkan perhitungan laju pelepasandebu karbon pada RGTT 200 MW. Perhitungan didasarkan pada jumlah konsumsi bahan bakar satu tahunoperasi, laju alir pendinginan teras, laju alir helium masuk ke Helium Inventory System dan kemampuanpengambilan debu karbon pada filter HEPA yang digunakan pada Helium Purification System. Pada perhitunganyang telah dibuat untuk daya RGTT 200 MW, parameter input yang diasumsikan adalah konsumsi bahan bakar300.000 pebble/tahun, laju alir helium pada aliran primer adalah 110 kg/s, laju alir ke Helium Inventory Systemadalah 0,45 %, dan laju pelepasan setiap pebble 0,03 gram/tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa denganasumsi kapabilitas filter HEPA pada HIS minimal 75% maka laju penumpukan debu karbon pada sistempendingin RGTT adalah 8969,63 gram per tahun. Apabila RGTT didisain untuk masa operasi 60 tahun makaakan terdapat 538.178 gram debu karbon pada masa akhir operasionalnya.
KARAKTERISASI PROSES PENANGKAPAN PENGOTOR N2 DAN O2 PADA KARBON AKTIF SISTEM PEMURNIAN RGTT200K Itjeu Karliana; Sumijanto Sumijanto; Rahayu Kusumastuti; Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 16, No 3-4 (2012): Agustus - November 2012
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.739 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2012.16.3-4.2911

Abstract

RGTT200K adalah Reaktor Gas TemperaturTinggi 200MWth Kogenerasi. RGTT200K menggunakan helium sebagai pendingin. Kemurnianhelium harus selalu dijaga dari pengotor berbentuk partikel padatan dan gas. Untuk menjaminkeselamatan operasional reaktor, RGTT200K dilengkapi dengan sistem pemurnian pendingin reaktor.Ada 4 tahapan proses dalam sistem pemurnian helium untuk mengendalikan kotoran-kotoranyang muncul selama operasi, yaitu penyaringan partikulat padat, oksidasi gas pengotor, penyaringanmolekuler, dan adsorpsi kriogenik. Dalam proses pemurnian helium, temperatur dan tekanan mempunyaiperan yang sangat menentukan dalam keberhasilan pemurnian. Makalah ini membahas analisispengaruh tekanan dan temperatur terhadap proses penyaringan gas pengotor dengan Karbon Aktif.Unit operasi Karbon Aktif dimodelkan dengan software Super Pro Designer. Hasil analisismenunjukkan bahwa kenaikan temperatur dari: 200oChingga 0oC menurunkan kapasitas serap KarbonAktif terhadap O2 dari 0,000103 g/L hingga 0,000033 g/L. Sedangkan untuk pengotor N2 dengankenaikan temperatur yang sama menurunkan kapasitas serap Karbon Aktif dari 0.00009 g/L hingga0.000029 g/L. Hubungan temperatur dengan jumlah O2 dan N2 yang tertangkap oleh Karbon Aktifditunjukkan oleh persamaan linier yaitu: Y = -3.10(-7)X+2.10(-5). Kenaikan tekanan dari 5 bar hingga50 bar meningkatkan kapasitas serap Karbon Aktif terhadap O2 dari 0,000048 g/L hingga 0,000463g/L. Hubungan tekanan dengan jumlah O2 yang tertangkap ditunjukkan oleh persamaan linier: Y = -9.10(-6)X+2.10(-5). Demikian pula pada kenaikan tekanan yang sama kapasitas serap terhadap N2 meningkatdari 0,000043 g/L menjadi 0,0000405 g/L. Hubungan tekanan dengan jumlah N2 yang tertangkapoleh Karbon Aktif ditunjukkan oleh persamaan linier Y = -8.10(-6)X+2.10(-5).
TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI HIDROGEN BERBASIS ENERGI NUKLIR Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 12, No 3 (2008): Agustus 2008
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2008.12.3.2934

Abstract

Sejak beberapa dekade terakhir, penelitian dan pengembangan proses produksi hidrogen telah banyak dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan energi baru menggantikan energi fosil yang sudah ada pada saat ini. Energi fosil jumlahnya terbatas serta mencemari lingkungan sehingga harus digantikan oleh energi terbarukan yang lebih bersih. Energi baru ini harus dapat diproduksi secara massal (skala besar) dengan aman, ramah lingkungan, secara ekonomi layak untuk diproduksi, dan mampu didaur ulang. Salah satu energi alternatif itu adalah hidrogen. Penggunaan hidrogen akan mengurangi emisi CO2 ke atmosfir. Tetapi produksinya masih harus ditopang dengan sumber energi lain. Metode produksi hidrogen ada 2 macam yaitu konvensional dan modern, metode modern menggunakan energi nuklir sebagai pemasok panas yang dibutuhkan untuk prosesnya. Metode produksi hidrogen konvensional juga tidak diharapkan karena masih menghasilkan emisi gas CO2, oleh sebab itu dikembangkan penggunaan energi nuklir. Energi nuklir memberikan solusi yang lebih sehat dengan tidak mencemari lingkungan. Di makalah ini akan dibahas 3 macam teknologi produksi hidrogen yang memanfaatkan energi nuklir sebagai pemasok panasnya yaitu: metode elektolisis air, metode pemecahan air secara termokimia dengan katalis iodin-sulfur, dan steam reforming gas metana. Dasar-dasar teknologi, keunggulan dan kekurangan, status terkini dan estimasi biaya dari proses produksi tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.
DESAIN KONSEPTUAL SISTEM PEMURNIAN HELIUM PADA RGTT200K UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN PENGOPERASIANNYA Sriyono Sriyono; Febrianto Febrianto
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 15, No 3 (2011): Agustus 2011
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.074 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2011.15.3.2925

Abstract

Telah dilakukan desain konseptualsistem pemurnian helium pada RGTT200K. RGTT200K adalah reaktor berpendingin gas yangdidesain berdaya 200 MWth selain menghasilkan listrik dapat pula untuk kogenerasi. Tujuan desainkonseptual sistem pemurnian helium adalah mendapatkan tahapan proses pembersihan sistempendingin helium dari berbagai pengotor seperti partikulat debu, radionuklida produk fisi, serta gasgasNOx, CO2, CO, H2O, NOx, H2 dan CH4. Nilai batas konsentrasi pengotor helium pada kondisioperasi normal adalah H2O ≤ 0,2 cm3.m-3, CO ≤ 3 cm3.m-3, N2 ≤ 1 cm3.m-3, H2 ≤ 3 cm3.m-3, CH4 ≤ 1cm3.m-3Metodologi perancangan yang digunakan berbasis pada berbagai literatur yang melaporkanberbagai pengalaman dalam mendesain sistem pemurnian helium kemudian diadopsi untukRGTT200K. Ada 4 proses utama dalam sistem pemurnian, yaitu penyaringan dengan filter HEPA,kolom oksidasi CuO, kolom molecular sieve adsorber, dan cryogenic karbon aktif adsorbertemperatur rendah. Filter HEPA berfungsi menyaring debu karbon dan radionuklida produk fisi.Kolom oksidasi CuO untuk mengoksidasi gas CO dan H2 menjadi CO2 dan H2O sehingga mampudiserap pada tahapan berikutnya. Kolom molecular sieve adsorber berguna untuk menangkap gasNOx, CO2, H2O, CH4. Dan cryogenic karbon aktif adsorber digunakan untuk menangkap gas N2 danO2 yang masih lolos dari molecular sieve. Dengan empat tahapan proses yang ada maka dapatdiketahui bahwa seluruh komponen pengotor dalam pendingin helium sudah ditreatment untuk dapatdibersihkan. Gas helium dengan kemurnian tinggi dari hasil purifikasi akan disimpan dalam tangkipenyimpanan untuk diumpankan kembali ke sistem primer pada saat dibutuhkan.
PERFORMANCE ANALYSIS OF RECUPERATOR OF RGTT200K CONCEPTUAL DESIGN USING CHEMCAD Piping Supriyatna; Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 19, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.385 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2015.19.1.2892

Abstract

RGTT200K is a high temperature gas cooled reactor with 200 MW thermal powers, designed with cogeneration concept to produce hydrogen, electricity generation and potable water by desalination process. RGTT200K uses helium gas as a coolant with core inlet tem-perature of 615 °C and outlet temperature about 950 °C. The coolant is circulated at 120 kg/sec mass flow rate at initial pressure of 5 MPa. To keep material integrity of RGTT200K structure, the recu-perator performance of RGTT200K must be maintained due to its double function. Those main func-tions are to reduce the output temperature coolant from the turbine and transfer it back to the main primary circuit using a compressor and to increase the coolant gas from the compressor before ente-ring the core again. This paper describes an analysis to evaluate the recuperator performance by mo-delling using ChemCAD computer code. The calculation results showed that to obtain the core inlet temperature of 615 °C with the recuperator effectiveness of 0.95, the value of the logarithmic mean temperature difference (LMTD) should be 2.51, and the recuperator heat load (BPR) of 264.7 and the heat exchanger coefficient and heat exchange (UA) of 10.546 are needed. Based on those values, the difference between the inlet and outlet temperature of reactor core is not so big and still in stable con-dition to maintain the material structure integrity of the core.
Studi Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF) Cyntia Agustin; M Romli; Sofia Loren Butar-butar; Rahayu Kusumastuti; Sriyono Sriyono; Geni Rina Sunaryo
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 22, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.512 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2018.22.2.4488

Abstract

Studi Literatur Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi  Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF). . Elemen bahan bakar bekas masih mengandung sejumlah uranium diperkaya dengan paparan radiasi yang sangat tinggi, sehingga digunakan air sebagai media penyimpanan bahan bakar bekas pada kolam ISSF agar paparan radiasi bahan bakar tidak keluar ke lingkungan.Paparan radiasi dalam air dapat menyebabkan adanya pembentukan oksidator yang dapat menyebabkan korosi pada material bahan ISSF. Laju dosis dapat terukur dalam suatu sumber radiasi terhadap besarnya penahan radiasi. Laju dosis ini digunakkan sebagai input parameter untuk reaksi radiolysis sehingga konsentrasi pembentukan oksidator dalam air dapat diprediksi. Hubungan antara laju dosis teradap jarak sumber radiasi (tebal penahan) menjadi penting untuk penerapan proteksi radiasi. Metode untuk mengukur laju dosis pada kolam ISSF dilakukan pada rak bahan bakar bekas serta uji cicip pada sebuah kelongsong bahan bakar bekas. Laju dosis diukur dengan detector radiagem dengan kabel yang terbungkus plastik. Data hasil percobaan didapatkan bahwa hubungan antara laju dosis radiasi terhadap sumber radiasi yaitu semakin besar jarak detektor terhadap sumber radiasi semakin kecil laju dosis yang terukur dan bersifat eksponensial.Kata Kunci : Kolam ISSF, radiasi, radiolysis air, laju dosis, detector
STUDI PERILAKU OKSIDASI ALLOY-617, HAYNES-230, HASTELLOY-X PADA LINGKUNGAN HELIUM TEMPERATUR TINGGI HTGR Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 12, No 4 (2008): November 2008
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2008.12.4.2939

Abstract

HTGR adalah reaktor generasi ke IV yangpanasnya dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan produksi hidrogen. Dalam menjamin keselamatanpengoperasian HTGR dibutuhkan material yang handal pada lingkungan helium temperatur tinggi. Ada 3 jenismaterial paduan berbasiskan nikel (nickel base alloy) yang dipertimbangkan akan digunakan sebagai bahanstruktur dan komponen HTGR. Ketiga material ini adalah Alloy-617, Haynes-230, dan Hastelloy-X. Kriteriapemilihan material tersebut berdasarkan pada kestabilan termal (thermal stability), kemudahan dibentuk(formability), kemudahan dilas (weldability), kekuatan lentur (creep strength) yang tinggi dan tahan (resistance)pada lingkungan helium termperatur tinggi. Kemungkinan terjadinya proses oksidasi pada helium bertemperaturtinggi telah banyak diteliti dan dikaji. Tujuan kajian adalah mengetahui ketahanan material tersebut terhadapproses oksidasi akibat adanya konsentrasi pengotor oksigen dalam helium. Metodologi kajian adalah denganmembandingkan hasil eksperimen di negara-negara maju yang telah mengoperasikan dan mendemonstrasikanHTGR. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Alloy-617, Haynes-230, dan Hastelloy-X ketiganyamempunyai ketahanan creep yang baik dengan tingkat ketahanan korosi yang sangat bagus pula. Apabiladitinjau berdasarkan perilaku oksidasinya didalam lingkungan helium beroksigen rendah maka kekuatan korositerbaik adalah Hastelloy-X, kemudian Haynes-230 dan terakhir adalah Alloy-617.