Claim Missing Document
Check
Articles

PERAN TEMPE KEDELAI HITAM TERHADAP INDEKS STIMULASI PROLIFERASI SEL T, KADAR IL-2 DAN KADAR GLUTAMIN PADA TIKUS SECARA IN VIVO Nurrahman -; Nurhidajah -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.871 KB)

Abstract

Consumption of black soybean tempe effected on macrophage activity and increased levels of IL - 1 . Increased activity of macrophages positively correlated to the amount of IL- 1 . The purpose of this study was to determine the role of black soybean tempe against T cell proliferation stimulation index , levels of IL - 2 and glutamine levels on rats, in vivo. A number of 30 rats were grouped into 5 ( five ), 6 rats for each group. Rats are placed in individual cages and room temperature ( 25 - 27oC ) . Maintained for 30 days each group was treated by administering a standard diet and diet plus flour of soybean black tempe ( 25 , 50 , 75 and 100 % instead of casein ) . The research results showed that consumption of black soybean tempe effected on T-cell proliferation stimulation index, levels of IL – 2, and levels of glutamine. Increased T cell proliferation stimulation index is positively correlated to the amount of IL- 2 .Keywords: black soybean tempe, T cell, interleukin 2, glutamine
CHIPS TEMPE SEBAGAI MAKANAN RINGAN ALTERNATIF PENGGANTI JUNKFOOD Nurhidajah -; Siti Aminah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.56 KB)

Abstract

Kehadiran makanan ringan terutama yang diolah dengan teknologiekstrusi berkembang sangat pesat segmen pasarnya adalah anak –anak. Dilihat dari bahan dasarnya yang kebanyakan adalah dari serealia, dapat dipastikan makanan ringan jenis ini mempunyai kandungan protein yang kecil, sehingga sering disebut sebagai Junk Chips tempe merupakan alternatif makanan pengganti tersebut. Untuk mendapatkan cita rasa yang dapat diterima, maka dipelajari penambahan berbagai macam tepung dengan proporsi yang bervariasi.Penelitian menunjukkan bahwa hasil penggunaan jenis bahan penguatmenunjukan ada pengaruh yang signifikan terhadap kadar air chip tempe tetapi konsentrasi tepung tidak berpengaruh terhadap kadar air chips tempe ( 5 %, p : 0,002 < 0,05). Demikian juga terhadap protein , baik dari jenis maupun konsentrsi tepung. Analisis terhadap lemak menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara jenis tepung dan konsentrasi terhadap kadar lemak chips tempe ( 5 %, p : 0,000 < 0,05)Hasil uji organoleptik secara umum menunjukkan bahwa: tidak adakecenderungan tertentu dari penambahan bahan penguat maupun konsentrasi yang digunakan. Meskipun demikian terlihat penambahan tepung tapioka dan maezena mempunyai skor citarasa lebih tinggi dibanding perlakuan yang lainUntuk dapat mengoptimalkan produk dari aspek cita rasa: warna, aroma, kerenyahan dan rasa, maka perlu dicoba penambahan bahan bahan lain yang sudah mempunyai dasar warna dan cita rasa yang spesifik seperti jagung manis, sehingga dapat meminimalkan aftertaste tempe pada chips yang kurang disukai.Kata kunci: Chips tempe, junk food, bahan penguat, jenis tepung, konsentrasi
PEMBERDAYAAN KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN METESEH DALAM PRODUKSI ABON JAMUR TIRAM DAN PRODUK KERAJINAN KAIN PERCA Nurhidajah -; Yuliana Noor Setiawati Ulvie; Venissa Dian Mawarsari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: PROSIDING IMPLEMENTASI PENELITIAN PADA PENGABDIAN MENUJU MASYARAKAT MANDIRI BERKEMAJUAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.825 KB)

Abstract

Keterlibatan wanita dalam sektor usaha produktif akan menimbulkan perubahan sosial. Masuknya wanita dalam pasar kerja atau kerja produktif berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi rumahtangga, sehingga terjadi perubahan struktur ekonomi keluarga (Wisadirana, 2004). Keterbatasan peluang kerja, peran dan potensi strategis serta tingginya kemauan untuk meningkatkan pendapatan keluarga yang dimiliki kelompok ibu rumah tangga di RW 15 kelurahan Meteseh menjadi dasar pemikiran bahwa sangat perlu kelompok ibu-ibu rumah tangga ini diberikan bekal ketrampilan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Permasalahan kelompok ibu rumah tangga ini antara lain : belum ada pembinaan dalam meningkatkan pemberdayaan ibu rumah tangga, kegiatan kemasyarakatan (dawis, PKK, Posyandu, pengajian,dll) belum diarahkan kepada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu rumah tangga dalam hal kontribusinya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, kegiatan kemasyarakatan yang mengerucut menjadi kegiatan ekonomi produktif belum dilaksanakan, kegiatan kewirausahaan bagi ibu rumah tangga sangat terbatas dan belum dikembangkan dan belum ada bantuan stimulant berupa pelatihan dan alat yang sesuai dengan minat dan ketrampilan sebagai pendoron untuk mengaplikasikan potensi yang dimiliki. Solusi yang dilakukan adalah pelatihan keterampilan usaha bidang boga dan kerajinan tangan dengan metode pendekatan participatory learning dengan menekankan learning by doing, melalui penyuluhan, pembinaan, demonstrasi, dan simulasi penyelenggaraan usaha produksi abon tiram dan kerajinan produk dari percaHasil dan luaran yang telah dicapai pada program Ipteks bagi Masyarakat kelompok ibu rumah tangga ini adalah : a. Peningkatan motivasi dan semangat kelompok mitra dalam meningkatkan ekonomi keluarga. b Penerapan ipteks dalam usaha pengolaan jamur tiram dan kerajinan kain perca menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. c. Terbentuk kelompok usaha dalam bidang pengolahan jamur tiram dan kerajinan kain perca. Disimpulkan : ketrampilan kelompok ibu rumah tangga dalam mempraktikkan materi yang diajarkan instruktur dalam pengolahan jamur tiram dan produk kerajinan kain perca sangat bagus dan mempunyai nilai jual. Semangat kelompok yang cukup tinggi ditunjukkan dengan peran serta dalam pengadaan bahan-bahan yang dibutuhkan. Antusias peserta pelatihan menjadi modal yang kuat untuk pengembangan kelompok usaha.Kata kunci : Abon jamur tiram, kerajinan kain perca, ibu rumah tangga, kelurahan Meteseh
Profil Tepung Foxtail Millet Varietas Lokal Majene Termodifikasi Melalui Fermentasi Ekstrak Kubis Terfermentasi Diode Yonata; Nurhidajah Nurhidajah; Yunan Kholifatuddin Sya&#039;di
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 10, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.8688

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil tepung Foxtail millet (TFM) varietas lokal Majene termodifikasi melalui proses fermentasi ekstrak kubis terfermentasi (EKT). Bakteri asam laktat (BAL) pada EKT memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memperbaiki sifat fungsional dan fisikokimia TFM. Biji Foxtail millet yang telah disosoh selanjutnya dimodifikasi menggunakan EKT (0, 12, 24, 36, dan 48 jam), kemudian dikeringkan hingga diperoleh TFM. Hasil penelitian menunjukkan modifikasi TFM melalui fermentasi EKT berpengaruh terhadap profil tepung yang dihasilkan. Peningkatan waktu fermentasi dari 0 ke 48 jam menyebabkan penurunan pada kadar abu (1,41 - 1,22 %), kadar lemak (2,93 - 2,46 %), kadar serat (4,33 - 3,45 %), derajat putih (71,02 – 67,94), kadar pati (66,38 – 59,95 %), dan densitas kamba (0,77 – 0,48 g/cm3), serta peningkatan pada kadar air (8,36 – 9,18 %), kadar protein (10,36 – 12,73 %), kadar amilosa (17,82 – 20,85 %), kelarutan (13,55 – 19,77 %), daya kembang (12,85 – 17,13 %), kapasitas penyerapan air (1,32 – 1,83 g/g), kapasitas penyerapan minyak (1,02 – 1,23 g/g) dan daya cerna pati (16,33 – 51,63 %). Kesimpulannya, profil TFM lokal varietas Majene dapat diperbaiki dengan proses fermentasi selama 48 jam menggunakan EKT.
Total Bakteri, Angka TBA, Dan Sifat Sensoris Bumbu Dasar Putih Pasta Berdasarkan Lama Simpan Dewa Febrian Riyandi; Yunan Kholifatuddin Sya&#039;di; Nurhidajah Nurhidajah
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 12, No 1 (2022): Kajian Pangan dan Gizi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpg.12.1.2022.41-49

Abstract

Seasoning is a spice ingredient that is processed into dishes that have a high level of aroma and taste without losing the components of natural ingredients. The characteristics of the seasoning are yellowish white, distinctive aroma and wet texture. Seasoning damage can occur due to oxidation of fat which is influenced by humidity at room temperature. The purpose of this study was to determine the relationship between shelf life and total bacteria, TBA number, and sensory properties of the experimental type of white pasta seasoning. For making white paste seasoning, all ingredients are selected fresh and weighed, then the blanching process is carried out by soaking all ingredients in hot water at 80oC for 5 minutes. Then blend all ingredients using oil and sauté over low heat for about 30 minutes. This study used a monofactor completely randomized design, with 5 treatments of shelf life (0, 5, 10, 15, and 20 days) and 5 replications. The results of this study showed an increase in bacterial growth during 20 days of storage. At storage 0, 5, 10, and 15 days the results were not significantly different, while at storage 20 days gave significantly different results in the long storage treatment. All the old treatments for storing white pasta base spices were acceptable to the panelists.
Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Serat Pangan dan Daya Cerna Protein Tepung Jewawut (Setaria italica) Menggunakan Ekstrak Kubis Terfermentasi Diode Yonata; Boby Pranata; Nurhidajah Nurhidajah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i1.6650

Abstract

Produk turunan serealia lokal Indonesia yang salah satunya adalah tepung Jewawut umumnya mengandung nilai serat pangan (SP) dan daya cerna protein (DCP) yang rendah. Dari banyak hasil penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa proses fermentasi diketahui dapat meningkatkan nilai SP dan DCP produk serealia, namun prosesnya membutuhkan waktu yang relatif lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu optimum fermentasi pembuatan tepung jewawut dengan menggunakan ekstrak kubis terfermentasi (EKT). Waktu fermentasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 0, 12, 24, 36, dan 48 jam. Kemudian, terhadap produk tepung jewawut dilakukan analisis proksimat, serat pangan total (SPT), serat pangan larut (SPL), serat pangan tidak larut (SPTL), dan DCP, sedangkan terhadap EKT dilakukan analisis total bakteri, nilai pH, dan total asam. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa proses fermentasi terhadap tepung jewawut yang terbentuk dengan menggunakan EKT memberikan waktu optimum selama 36 jam. Pada waktu tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kadar SPT, SPL, dan DCP berturut-turut sebesar 4,43; 25,35; dan 24,29 %, serta penurunan kadar SPTL sebesar 4,11 %. Kemudian hasil analisis terhadap EKT pada jam ke-36 terjadi peningkatan total bakteri sebesar 4,53 log CFU/ml, peningkatan total asam sebesar 2,59 %, serta penurunan pH cairan EKT sebesar 1,4.
Sifat Sensoris Dan Viskositas Minuman Instan dengan Berbagai Konsentrasi Serbuk Ekstrak Beras Hitam (Oryza Sativa L.Indica) M. Irfan Maulana; - Nurhidajah; Muhammad Yusuf
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beras hitam merupakan salah satu varietas yang mengandung pigmen berwarna merah pekat serta ungukebiruan yang mengandung antosianin. Senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh yangdapat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif. Beras hitam memiliki potensi sebagai bahan dasarpembuatan minuman fungsional karena kandungan senyawa antosianin. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui formulasi yang tepat dalam pembuatan minuman instan dengan sifat sensoris yang dapatditerima oleh konsumen serta nilai viskositas yang rendah. Penelitian ini meggunakan Rancangan AcakLengkap non-faktorial yaitu formulasi. Variasi bebas yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak berashitam dan gula rafinasi. Model percobaannya adalah P1 (3%; 91,55%), P2 (3,5%; 91,05%), P3 (4%;90,55%), P4 (4,5%; 90,05%), dan P5 (5%; 89,55%) dengan 5 kali pengulangan. Tahapan penelitian inidimulai dengan proses ekstraksi, enkapsulasi, formulasi dan analisis. Pengujian yang dilakukan adalah ujisensoris meliputi rasa ,aroma dan warna serta uji viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adapengaruh dari variasi formulasi penambahan serbuk ekstrak beras hitam dan gula rafinasi sifat sensoriswarna dan viskositas  Kesimpulan hasil penelitian minuman instan serbuk ekstrak beras hitam formulasiP2 merupakan perlakuan terbaik berdasarkan indikator sifat sensoris rasa 4,24 (suka), aroma 3,72 (agaksuka), rasa 3,97 (agak suka) dan viskositas 1,72 mpa.s.  Kata kunci: beras hitam, minuman instan, formulasi, sensoris, viskositas.
Kadar Amilosa, Tingkat Kekerasan, dan Sifat Sensori Stick dengan Substitusi Tepung Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Rinesti Dwiyaning Putri; Wikanastri Hersoelistyorini; Nurhidajah Nurhidajah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stick merupakan salah satu jenis makanan ringan yang cukup diminati masyarakat. Kesukaan masyarakat terhadap stick ini menjadikannya sebagai salah satu produk olahan makanan ringan yang banyak diproduksi. Bahan baku utama pembuatan stick adalah tepung terigu,dimana impor tepung terigu di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan. Upaya mengurangi kebutuhan tepung terigu perlu dilakukan antara lain dengan cara mensubstitusikan tepung terigu dengan produk pangan lokal seperti tepung gadung yang berasal dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst). Umbi gadung mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar 18%, untuk itu umbi gadung berpotensi sebagai sumber karbohidrat. Tetapi, disisi lain umbi gadung mengandung kadar HCN. Untuk mengurangi kadar HCN pada umbi gadung maka dilakukan modifikasi pembuatan tepung gadung melalui fermentasi menggunakan ekstrak kubis fermentasi. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui kadar amilosa, tingkat kekerasan dan sifat sensori serta perlakuan terbaik stick dengan substitusi tepung gadung dengan variasi penambahan tepung gadung sebanyak 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh nyata(p<0,05) jumlah substitusi tepung gadung terhadap kadar amilosa dan tingkat kekerasan stick, sedangkan pada sifat sensori menunjukkan tidak ada pengaruh nyata (p>0,05). Hasil terbaik dari penelitian ini adalah stick dengan substitusi tepung gadung dengan formulasi penambahan tepung gadung sebanyak 10% dengan hasil kadar amilosa 58,47%, tingkatkekerasan 0,61N, sifat sensori 3,20 (suka) dan kadar HCN 37,45 ppm. Kriteria kesukaan stick gadung 10% yaitu warna kuning-kecoklatan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa gurih.  Kata Kunci : Stick, umbi gadung, kadar amilosa, tingkat kekerasan
TOTAL FENOL NANOENKAPSULASI EKSTRAK TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORIZA ROX.B) DENGAN VARIASI PENYALUT Ali Rosidi; Annisa Puspitasari; Addina Rizky Fitriyanti; Yuliana Noor SU; - Nurhidajah; Aniatun Linafi’ah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rimpang temulawak mengandung senyawa fitokimia yang bersifat sebagai antioksidan seperti totalfenol, namun senyawa tersebut memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami reaksi oksidasi akibatpengaruh suhu, pH, dan intensitas cahaya, selain itu temulawak memiliki rasa pahit serta aroma yangkhas. Proses enkapsulasi menggunakan penyalut kitosan-STPP diharapakan mampu memperbaikisifat dan stabilitas zat aktif dari ekstrak temulawak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh nanoenkapsulasi pada ekstrak temulawak dengan berbagai variasi penyalut terhadap kadartotal fenol.Penentuan kadar total fenol menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis denganlarutan standar asam galat. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan desainpenelitian yang dipilih yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian kadar total fenoltertinggi yaitu 261,9 mg GAE/gram sampel dengan konsentrasi penyalut kitosan 0,1% : STPP0,05%.Berdasarkan analisis ragam (ANOVA) perbedaan konsentrasi penyalut berpengaruh terhadapkadar total fenol (p<0,05).Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan dan STPPmaka kandungan total fenolnya semakin rendah. Kata Kunci: Ekstrak Temulawak, Nanoenkapsulasi, Total Fenol
Karakteristik Fisik Dan Kimia Beras Hitam Dengan Variasi Metode Pengolahan Nurhidajah Nurhidajah; Yuliana Noor Setiawati Ulvie; Agus Suyanto
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 1 (2018): Hilirisasi & Komersialisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat untuk Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beras hitam (oryza sativa L indica) adalah salah satu varietas local yang mempunyai perikarp, aleuron, dan endosperma yang berwarna merah pekat dan ungu kebiruan yang mengandung antosianin.  Beras hitam mengandung serat dan hemiselulosa yang cukup tinggi, sekitar 7,5 % dan 5,8%. Serat diet dan antosianin sebagai antioksidan ketika secra teraturdiangkut oleh tubuh dapat meningkatkan lemak darah dan profil antioksidan, sehingga diharapkan rata rata penyakit dapat ditekan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik kimiawi dari beras hitam dengan berbagai variasi masakan. Objek dari penelitian iniadalah beras hitam varietas local dari bantul, Yogyakarta. Penelitian ini menganalisa proses pemasakan beras hitam varietas local dengan metode kukus, direbus, dan dimasak dalam rice cooker. Sebagai perbandingan adalah beras hitam tanpa dimasak. Desain penelitian inimenggunakan experimental 1 faktor dengan basis desain  random(RAL) dan tiga jumlah perkalian. Variable yang diukur adalah proximate, amilose, dan tingkat amilopektin, dan serat yang larut, tidak larut, dan serat diet. Data dianalisa dengan menggunakan ANOVA. Hasilmenunjukkan bahwa pemasakan beras menimbulkan kadar air meningkat dan emnurunkan konsentrasi zat gizi lain (protein, lemak, serat, dan  zat besi, dan karbohidrat. Amilose dan amilopektin menurun setelah dberikan treatment, dan nilai tertinggi adalah dari proses emnggunakan rice cooker, dengan serat yang tdk larut,  serat terlarut, dan total serat makanan adalah 9.03; 0.4 dan 9.07%