Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Konversi Lahan Gambut Terhadap Ketahanan Lingkungan di DAS Kampar Provinsi Riau Sumatera Wirdati Irma; Totok Gunawan; Suratman Suratman
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.36679

Abstract

ABSTRACTConversion of peatlands into production land caused a decline in environmental quality. This would result in the resilience of the peatland environment to be threatened. The objective of this research was to knew the shape of peatland conversion in each peat depth which caused the decrease of environmental quality, and to knew resilience level the extent of peat land cover for vegetation biodiversity in Riau Kampar Watershed.The method used in this research was survey and transect plot. Transect plots was used to calculated the biodiversity of peatland vegetation.The results showed that the form of conversion of peatlands that occurred in Kampar Watershed of Riau Province in the form of oil palm plantation, rubber, industrial plantation forest and settlement on peat soil with shallow depth until deep depth ranged between 47cm - 883cm. Vegetation biodiversity index value of 0 - 2,83 with low to moderate category.ABSTRAKKonversi lahan gambut menjadi lahan produksi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Hal demikian mengakibatkan ketahanan lingkungan lahan gambut menjadi terancam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk konversi lahan gambut pada masing-masing kedalaman gambut yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, dan mengetahui sejauhmana ketahanan tutupan lahan gambut biodiversitas vegetasi di DAS Kampar Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey dan transek plot. Transek plot digunakan untuk menghitung biodiversitas vegetasi lahan gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk konversi lahan gambut yang terjadi di DAS Kampar Provinsi Riau Sumatera berupa perkebunan kelapa sawit, karet, hutan tanaman industri, dan permukiman pada lahan gambut yang mempunyai kedalaman dangkal  sampai pada kedalaman sangat dalam, berkisar antara 47cm -883cm. Nilai Indeks biodiversitas vegetasi sebesar 0 – 2,83 dengan kategori rendah sampai sedang
PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (PB) TERHADAP MORFOLOGI DAUN BAYAM (AMARANTHUS TRICOLOR L.) DALAM SKALA LABORATORIUM Wirdati Irma
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap bentuk morfologi daun bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan 3 konsentrasi Pb yang berbeda, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm dan kontrol dalam skala laboratorium. Metode penelitian secara eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis Pb yang dilakukan, bayam Pb 1 ppm terjadi perubahan morfologi hanya pada warna daun dan permukaan daun. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5 ppm terjadi perubahan morfologi pada semua karakteristik daun. Kerusakan terlihat yang diakibatkan dari ketiga konsentrasi tersebut beragam, makin tinggi konsentrasi Pb, kerusakan tanaman pun semakin besar.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.4
Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Morfologi Daun Bayam (Amaranthus tricolor L.) dalam Skala Laboratorium Wirdati Irma
Jurnal Ipteks Terapan Vol 9, No 2 (2015): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2015.v9i2.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap bentuk morfologi daun bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan 3 konsentrasi Pb yang berbeda, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm dan kontrol dalam skala laboratorium. Metode penelitian secara eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis Pb yang dilakukan, bayam Pb 1 ppm terjadi perubahan morfologi hanya pada warna daun dan permukaan daun. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5 ppm terjadi perubahan morfologi pada semua karakteristik daun. Kerusakan terlihat yang diakibatkan dari ketiga konsentrasi tersebut beragam, makin tinggi konsentrasi Pb, kerusakan tanaman pun semakin besar.
PEMANFAATAN BAGAS SEBAGAI MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Elsie -; Juliana -; Wirdati Irma
Sistem Informasi Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v3i2.153

Abstract

Jamur tiram secara alami tumbuh pada batang-batang kayu yang telah mengalami pelapukan. Jamur tiram dapat tumbuh pada media serbuk kayu, jerami padi, alang-alang, sisa kertas, ampas tebu, kulit kacang, dan bahan media lainnnya. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang disusun secara faktorial yang terdiri dari satu faktor dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu P0: konsentrasi serbuk kayu 100 % dan bagas 0% (kontrol), P1: konsentrasi serbuk kayu 75% dan bagas 25%, P2: konsentrasi serbuk kayu 50% dan bagas 50%, P3: konsentrasi serbuk kayu 25% dan bagas 75%, dan P4: konsentrasi bagas 100%. Untuk menganalisis pertumbuhan jamur tiram putih, digunakananalisis varian (Anova) taraf 5% yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah tubuh buah berturut-turut yaitu P0 5,33 buah, P1 8,00 buah, P2 8,33 buah, P3 10,33 buah dan P4 18,00 buah. Jumlah tubuh buah tertinggi diperoleh pada perlakuan P4 yaitu 18,00. Sedangkan rata-rata berat basah jamur berturut-turut yaitu P0 33,33gr, P1 66,67gr, P2 66,67gr, P3 80,00gr dan P4 96,67gr. Berat basah jamur tertinggi diperoleh pada perlakuan P4 yaitu 96,67gr. Dapat disimpulkan bahwa pemberian bagas sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih dapat meningkatkan jumlah tubuh buah dan berat basah jamur tiram putih.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI DESA SIMPANG KUBU KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Wirdati Irma; Awari Susanti
Sistem Informasi Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v3i2.156

Abstract

Tumbuhan Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies dan keanekaragaman, salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan obat. Penelitian keanekaragaman tumbuhan obat di Desa Simpang Kubu Kec. Kampar Kab. Kampar Provinsi Riau ini bertujuan untuk mengetahui jenis keanekaragaman tumbuhan obat dan mengetahui potensi dari masing-masing spesies yang di peroleh dari Desa Simpang Kubu Kec. Kampar Kab. Kampar Provinsi Riau. Adapun metode yang digunakan adalah wawancara dan survei. Untuk survei di lapangan mengambil 4 lokasi penelitian, yakni pekarangan rumah masyarakat, daerah aliran sungai yang dekat dengan pemukiman masyarakat, jalan utama dan kebun masyarakat, sementara teknik wawancara dalam penentuan sampel menggunakan porposive sampling pada masyarakat yang mengerti dan paham tentang tumbuhan obat seperti, tetua adat, dukun, bidan, dan masing-masing koresponden pada setiap dusun diambil 1 (satu) orang perwakilan. Hasil yang diperoleh dari wawancara dan survei di lapangan diperoleh 38 spesies tumbuhan obat termasuk dalam 24 famili dan 33 genus di mana famili yang paling banyak adalah Zinggiberaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae dan Melastomataceae. Adapun potensi dari 38 jenis tumbuhan obat yang ditemukan pada penelitian ini yakni dapat di gunakan untuk mengobati penyakit dengan jumlah penyakit sebanyak 71 jenis penyakit.
KEANEKARAGAMAN HAYATI TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI DESA GADING SARI KEC.TAPUNG KAB. KAMPAR PROVINSI RIAU Wirdati Irma; Nofripa Herlina
Sistem Informasi Vol 4 No 1 (2013): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v4i1.171

Abstract

Tumbuhan Paku masih merupakan tumbuhan merupakan salah satu tumbuhan dengan jumlah yang sangat banyak jenisnya dan di Indonesia jenis tumbuhan paku mencapai 1.250-1.500 jenis paku-pakuan. Jenis paku-pakuan merupakan kelompok tumbuhan yang masih kurang mendapatkan perhatian dibandingkan dengan tumbuhan yang lainnya, meskipun banyak jenis dari tumbuhan paku ini memiliki fungsi ekologis yang penting serta memiliki berbagai manfaat lainnya yang berguna. Penelitian yang dilaksanakan di Desa Gading Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau tentang Keanekaragaman Tumbuhan Paku yang ada di kebun sawit ditemukan 8 spesies tumbuhan paku yakni, , Acrostichum speciosum, Adiantum hispidulum, Davallia denticulate, Elaphoglossum angulatum, Lygodium flexuosum, Glechenia linearis, Nephrolepis biserrata dan Pityrogranma calomelanos, dengan menggunakan tiga stasiun pengamatan (stasiun I: merupakan karakteristik tanah gambut, stasiun II: merupakan karakateristik tanah rawa dan stasiun III: merupakan karakteristik tanah liat) di mana dari ketiga stasiun tersebut di dapat nilai Indeks Keanekaragaman Tumbuhaan Paku adalah Pada stasiun I 1,416 stasiun II 1,578 dan stasiun III 1,267. Nilai Indeks Keanekaragaman tumbuhan paku ini tergolong ke dalam sedang mengingat nilainya masing masing berkisar antara 1-3. Indeks Keanekaragaman dikatakan rendah apabila nilainya berada di bawah 1, Indeks Keanekaragam sedang dengan apabila nilainya berada antara 1-3 dan Indeks Keanekaragaman tinggi apabila nilainya di atas 3.
PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (Pb) TERHADAP MORFOLOGI DAN KADAR TERSERAPNYA TIMBAL (Pb) PADA DAUN BAYAM (Amaranthus tricolor L.) DALAM SKALA LABORATORIUM Wirdati Irma; Nurmei Susanti
Sistem Informasi Vol 5 No 1 (2014): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v5i1.188

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh timbal (Pb) dengan konsentrasi berbeda terhadap bentuk morfologi daun bayam cabut serta mengetahui kadar timbal yang terakumulasi pada daun bayam cabut dengan 3 konsentrasi Pb yang berbeda, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm dan kontrol dalam skala laboratorium. Metode penelitian secara eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis Pb yang dilakukan, bayam Pb 1 ppm terjadi perubahan morfologi hanya pada warna daun dan permukaan daun. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5 ppm terjadi perubahan morfologi pada semua karakteristik daun. Kadar timbal pada B3 (5 ppm) menunjukkan hasil yang tinggi yaitu 1,13 ppm, sedangkan B2 (3 ppm) 0,84 ppm dan B1 (1 ppm) 0,30 ppm. Kerusakan terlihat yang diakibatkan dari ketiga konsentrasi tersebut beragam, makin tinggi konsentrasi Pb, kerusakan tanaman pun semakin besar.
SINTESIS DAN PERBANDINGAN STRUKTUR, TEKSTUR BENTONIT ALAM DAN BENTONIT TERAKTIVASI ASAM Sri Hilma Siregar; Wirdati Irma
Sistem Informasi Vol 7 No 01 (2016): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v7i01.572

Abstract

Bentonite is a material that has several layers, which consists of one layer of octahedral and two tetrahedral layers or commonly known as the bentonite mineral that is composed of layers of 2: 1. Bentonite nature in general is less than optimal when used as an adsorbent. This can be overcome by activating the natural bentonite either chemistry or physics. In this study, natural bentonite acid activated. Bentonite activated with HF acid with a variety of 1% -5%. Acid can damage the structure of octahedral layers in the space between the layers. Effect of activation with HF acid cause ion exchange of Al3+, Fe3+, Mg2+ with H+ ions from the acid HF so changes smectite crystalline structures. Activation of bentonite with lead acid cation exchange capacity decreased and significantly increases the specific surface area of 26.893 m2 / g (natural bentonite) to 43.167 m2 / g (activated).
Sintesis dan Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati Sagu-Kitosan Berisi Pelepah Sawit dan Plastizier Gliserol Rahmadini Syafri; Yuli Andriani; Wirdati Irma; Diar Veronika; Siti Nuriana; Prima Yane Putri; Annisa Nadia Putri
Sistem Informasi Vol 12 No 1 (2021): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v12i1.3359

Abstract

Bioplastik atau plastik biodegradble merupakan salah satu alternatif pengganti plastik konvesional yang membahayakan bagi lingkungan. Plastik biodegradable memiliki kegunaan yang sama dengan plastik sintetik tetapi ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kitosan digunakan sebagai biopolimer untuk meningkatkan sifat mekanik karena dapat membentuk ikatan hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin pada pati. Salah satu bahan dasar plastik biodegerdable yaitu pati. Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar dialam. Kitosan memiliki gugus fungsi amin, gugus hidroksil primer dan sekunder. Keberadaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan kitosan memiliki kereaktifan kimia yang tinggi karena dapat membentuk ikatan hidrogen, sehingga kitosan merupakan bahan pencampur yang ideal. Selain itu kitosan merupakan turunan kitin yang paling banyak di bumi setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk lembaran dan membran yang baik. penelitian ini yang lebih berfokus pada pengaruh penambahan selulosa dari serat pelepah sawit terhadap karakteristik bioplastik dari pati sagu- kitosan dengan penambahan plasticizer gliserol. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui variasi terbaik bioplastik pati sagu-kitosan dengan pengisi serat pelepah kelapa sawit dan plasticizer gliserol yang optimum terhadap karakteristik bioplastik yang dihasilkan dengan beberapa parameter yaitu uji kuat tarik, uji biodegradasi, analisis gugus fungsi pada bioplastik menggunakan alat instrument FTIR (Fourier Transform-Infra Red), Scaning Electron Microscopy (SEM) dan uji ketahanan air.
Biodiversitas Vegetasi Mangrove di Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Wirdati Irma; Any Tri Atmaja; Muh. Aris Marfa’i
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.072 KB) | DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.1200

Abstract

Mangrove ecosystems have a vital role in environmental sustainability, especially in coastal areas. It is necessary to calculate the biodiversity of mangrove vegetation in Concong District, Indragiri Hilir Regency. The aim is to find out the types and levels of biodiversity of mangrove vegetation in Concong District, Indragiri Hilir Regency, Riau Province. The method used in the survey is the transect plot. The research sample was taken from 5 (five) villages and 1 (one) village in Concong District. Each village and village were made of 2 transects. Each transect is made of 3 plots. The plot size used is 20x20 meters at the tree level. The total number of plots was 36 plots. Data were analyzed using the Biodiversity Index using the Shannon Winner formula. The results obtained 14 types of mangrove vegetation into six families, namely Avicenniaceae, Rhizophoraceae, Euphorbiaceae, Arecaceae, Sonneratiaceae, and Meliaceae. Six species out of the 14 total species found in Concong District are dominated by the Rhizophotaceae family. The biodiversity index value obtained from the distribution of mangrove vegetation in five villages and one kelurahan is 2.03. The resulting biodiversity index value indicates the level of biodiversity of mangrove vegetation in Concong District is in the medium category. This condition is possible because there has been damage and exploitation of mangrove vegetation continuously without proper management.