Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUQMAN Mukodi, Mukodi
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   The result of this study—library research—showed that the values of Islamic education are contained in the Holy Qur’an surah Luqman verses 12-19. There are at least three basic education, namely aqidah education, syari’ah education and character education. Aqidah education, there are two things: (1) prohibition of associating partners with Allah. Luqman al-Hakim himself had to prioritize monotheism education (tauhid) to his children, (2) believe in the place of hereafter. Luqman ordered his children to believe the reward of all his deeds. Especially retaliation for our gratitude to Him for every blessing and our sense of respect for both parents. Syari’ah Education, there are two things, namely a command set up prayer and amar ma‘rūf nahy munkar. Character education, which is the command to ingratitude towards Allah SWT. For all the blessings and grace of God, we should be grateful to Him. *** Artikel ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam termuat dalam al-Qur’an Surat Lukman 12-19. Setidaknya ada tiga tingkatan yaitu pendidikan aqidah, pendidikan syari’ah, dan pendidikan karakter. Pendidikan aqidah meliputi dua hal: (1) larangan mensekutukan Allah. Lukman Hakim memprioritaskan pendidikan tauhid kepada anak-anak; (2)mempercayai hari akhir. Lukman Hakim mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mempercayai balasan atas perbuatan yang dilakukan di dunia. Pendidikan syariah meliputi dua hal, yaitu mendirikan sholat dan amar ma‘rūf nahy munkar. Pendidikan karakter meliputi perintah untuk bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya.   Keywords: Luqman al-Hakim, pendidikan aqidah, pendidikan syariah dan pendidikan akhlak
PESANTREN DAN UPAYA DERADIKALISASI AGAMA Mukodi, Mukodi
WALISONGO Vol 23, No 1 (2015): "PENDIDIKAN DAN DERADIKALISASI AGAMA"
Publisher : LP2M UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The de-radicalization of Islam in Tremas Islamic boarding school was found tohave its continuing momentums from generation to generation. Through culturalpractices as: scientific culture, religious culture, social culture, and political culturethe seeds of such de-radicalization were disseminated. However, the dynamicfluctuation of extremism both transnationally and internationally became aspecific challenge. Furthermore, the massive development of Information andCommunication Technology (ICT) significantly impacted on the mindset ofTremas boarding school community. Applying qualitative approach and phenomenologicalmethod, this article revealed how the religious de-radicalization inTremas boarding school was knitted and framed in the practices of daily culture.Such practices were carried out in order to make Islamic generations may wiselybehave and act. Moreover, Islam might ocupy as it should be, namely Islam asraḥmatan li ’l-‘ālamīn, love peace, promoting love and affection, as well as nonviolence.***Deradikalisasi agama Islam di Pondok Tremas dari generasi ke generasi senantiasamenemukan momentum. Melalui praktik budaya Pondok Tremas yangmeliputi: budaya keilmuan, budaya keagamaan, budaya sosial dan budaya politikbenih-benih deradikalisasi agama Islam disemaikan. Namun demikian, pasangsurut paham ekstremisme yang berkembang di transnasional, dan internasionalmenjadi tantangan tersendiri. Apalagi masifnya perkembangan media teknologidan informatika berekses secara signifikan pada pola pikir warga Pondok Tremas.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan metode fenomenologi, artikelini menjelaskan bagaimana deradikalisasi agama di Pondok Tremas dirajut, dandibingkai dalam praktik-praktik budaya keseharian. Hal itu, dilakukan agargenerasi Islam dapat bijak dalam bersikap dan bertindak. Lebih dari itu, agaragama Islam dapat menempati area yang semestinya, yakni agama raḥmatan li ’l-‘ālamīn, tanpa kekerasan, cinta perdamaian, dan mengedepankan cinta kasih.
Bilik-Bilik Demokrasi dalam Pendidikan Mukodi, Mukodi
SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.734 KB) | DOI: 10.22515/shahih.v1i2.393

Abstract

Not only having state and nation that requires democratic civility, but education also urgently requires fundamental democratic principles. The democracy is principled with transparency, participation, tolerance, openness of thought and diversity of ideas. Also with education, taking apart in culture and being naturally with it. The realization of the democratic education constructs academic maturation process. Lastly, it has impact on the building of the tolerant and humanist individual; that finally, realizing the leading Indonesian generation who ready to compete in the global world arena. The realization also have to be pursued through the contestation of the real democracy education.Bukan hanya bernegara dan berbangsa yang membutuhkan keadaban demokrasi, akan tetapi pendidikan pun sangat membutuhkan prinsip-prinsip demokrasi yang asasi. Demokrasi berprinsipkan transparansi, partisipatif, toleransi, keterbukaan pemikiran, dan keragaman ide serta gagasan. Pun demikian halnya dengan pendidikan, meretas kultur dan alaminya dengan hal itu. Terwujudnya pendidikan demokratis menjadikan proses pematangan akademik. Ujungnya, berdampak pada terbentuknya manusia toleran, dan humanis. Muara akhirnya, mewujudkan generasi Indonesia yang handal dan siap berkompetisi dalam percaturan dunia global. Perwujudannya pun harus diupayakan melalui ruang kontestasi pendidikan demokrasi yang sesungguhnya.
PESANTREN DAN UPAYA DERADIKALISASI AGAMA Mukodi, Mukodi
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 23, No 1 (2015): Pendidikan dan Deradikalisasi Agama
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.23.1.224

Abstract

The de-radicalization of Islam in Tremas Islamic boarding school was found to have its continuing momentums from generation to generation. Through cultural practices as: scientific culture, religious culture, social culture, and political culture the seeds of such de-radicalization were disseminated. However, the dynamic fluctuation of extremism both transnationally and internationally became a specific challenge. Furthermore, the massive development of Information and Com­muni­cation Technology (ICT) significantly impacted on the mindset of Tremas boarding school community. Applying qualitative approach and pheno­meno­logical method, this article revealed how the religious de-radicalization in Tremas boarding school was knitted and framed in the practices of daily culture. Such practices were carried out in order to make Islamic generations may wisely behave and act. Moreover, Islam might ocupy as it should be, namely Islam as raḥmatan li ’l-‘ālamīn, love peace, promoting love and affection, as well as non-violence.***Deradikalisasi agama Islam di Pondok Tremas dari generasi ke generasi se­nantiasa menemukan momentum. Melalui praktik budaya Pondok Tremas yang meliputi: budaya keilmuan, budaya keagamaan, budaya sosial dan budaya politik benih-benih deradikalisasi agama Islam disemaikan. Namun demikian, pasang surut paham ekstremisme yang berkembang di transnasional, dan inter­nasional menjadi tantangan tersendiri. Apalagi masifnya perkembangan media teknologi dan informatika berekses secara signifikan pada pola pikir warga Pondok Tremas. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan metode fenomenologi, artikel ini menjelaskan bagaimana deradikalisasi agama di Pondok Tremas dirajut, dan dibingkai dalam praktik-praktik budaya keseharian. Hal itu, dilakukan agar generasi Islam dapat bijak dalam bersikap dan bertindak. Lebih dari itu, agar agama Islam dapat menempati area yang semestinya, yakni agama raḥmatan li ’l-‘ālamīn, tanpa kekerasan, cinta perdamaian, dan mengedepankan cinta kasih.
ISLAM ABANGAN DAN NASIONALISME KOMUNITAS SAMIN DI BLORA Mukodi, Mukodi; Burhanuddin, Afid
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 24, No 2 (2016): Agama, Politik dan Kebangsaan
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.24.2.1086

Abstract

This study aimed at exploring the starting point of Islam Abangan and nationalism among Samin community in Blora regency. This research also aimed at exposing the resistance of Samin community Blora in recent time. For this research, qualitative approach and e phenomenological method were both used to get the accurate results. Relation between Islam Abangan and nationalism among Samin community in Blora were coherently intertwined and in harmony. The harmony were manifested through the daily practices of Samin community containing the teachings of Ki Samin Surosentiko. The c onsistency  of the community in carrying out the teachings of Ki Samin Surosentiko caused them still exist to survive amid the onslaught of modernism currents. Thus, local culture, and Javanese Islam were the means to strengthen the attachment of humanity, to strengthen the humanity affinity as well as the seeds of nationalism spirit, in the regional locality, including in Blora.***Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi titik pangkal Islam Abangan, dan nasionalisme di komunitas Samin Kabupaten Blora. Selain itu, riset ini juga bertujuan untuk mengekspos daya tahan eksistensi komunitas Samin Blora yang masih hidup hingga kini. Agar menemukan hasil yang akurat riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Relasi antara Islam Abangan, dan nasionalisme di kalangan komunitas Samin Brola terjalin padu, dan harmoni. Keharmonian keduanya terejawantahkan melalui praktik-praktik keseharian mereka yang merupakan nilai ajaran Ki Samin Surosentiko. Konsistensi komunitas Samin dalam menjalankan ajaran Ki Samin mengakibatkan mereka tetap eksis bertahan di tengah gempuran arus modernisme. Dengan demikian, kebudayaan lokal, dan Islam (Jawa) Abangan menjadi sarana untuk memperkokoh kelekatan kemanusiaan, sekaligus penyemai jiwa nasionalisme di bilik-bilik lokalitas kedaerahan, tak terkecuali di Blora. 
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUQMAN Mukodi, Mukodi
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 19, No 2 (2011): Pendidikan Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.19.2.166

Abstract

The result of this study —library research— showed that the values of Islamic education are contained in the Holy Qur’an surah Luqman verses 12-19. There are at least three basic education, namely aqidah education, syari’ah education and character education. Aqidah education, there are two things: (1) prohibition of associating partners with Allah. Luqman al-Hakim himself had to prioritize monotheism education (tauhid) to his children, (2) believe in the place of hereafter. Luqman ordered his children to believe the reward of all his deeds. Especially retaliation for our gratitude to Him for every blessing and our sense of respect for both parents. Syari’ah Education, there are two things, namely a command set up prayer and amar ma‘rūf nahy munkar. Character education, which is the command to ingratitude towards Allah SWT. For all the blessings and grace of God, we should be grateful to Him.***Artikel ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam termuat dalam al-Qur’an Surat Lukman 12-19. Setidaknya ada tiga tingkatan yaitu pendidikan aqidah, pendidikan syari’ah, dan pendidik­an karakter. Pendidikan aqidah meliputi dua hal: (1) larangan mensekutukan Allah. Lukman Hakim memprioritaskan pendidikan tauhid kepada anak-anak; (2)mempercayai hari akhir. Lukman Hakim mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mempercayai balasan atas perbuatan yang dilakukan di dunia. Pendidikan syariah meliputi dua hal, yaitu mendirikan sholat dan amar ma‘rūf nahy munkar. Pendidikan karakter meliputi perintah untuk bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya.
Pelatihan Ecobrick Di SDN 2 Sanggrahan Kebonagung Pacitan Dwi Pratama, Nanda; Ardhinata , Niken; Saudah; Habiburrahman, Muhammad; Widiyanto, Gayu; Mukodi, Mukodi
Journal of Social Empowerment Vol. 9 No. 2 (2024): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21137/jse.2024.9.2.6

Abstract

Pelatihan ecobrick di SDN 2 Sanggrahan Kebonagung Pacitan telah terlaksana dengan baik dan menghasilkan output berupa meja dan kursi berbahan sampah plastik non organik. Antusiasme peserta pelatihan terlihat jelas, tatkala mereka tengah menikmati semua proses pelatihan dan nampak sedih ketika jam pembelajaran telah berakhir. Tujuan pengabdian masyarakat ini ada tiga, yakni: (1) untuk mengedukasi warga sekolah, khususnya peserta didik akan pentingnya kepedulian lingkungan di sekolah; (2) untuk melatih dan membiasakan peserta didik dalam memilah-milah sampah organik dan non organik; (3) untuk melatih kecakapan peserta didik dalam membuat ecobrick berbahan limbah plastik. Pelaksanaan pelatihan Ecobrick di SDN 2 Sanggrahan Kebonagung Pacitan  ini menggunakan empat tahapan, yakni: (1) tahap koordinasi; (2) tahap sosialisasi; (3) tahap pelatihan; (4) tahap pendampingan. Adapun objek pelatihan pembuatan ecobrick adalah keseluruhan peserta didik SDN 2 Sanggrahan.  Pelatihan pembuatan ecobrick di SDN 2 Sanggrahan yang memanfaatkan limbah sampah plastik telah terlaksana dengan baik. Para peserta didik mulai mengetahui dan memahami betapa pentingnya menjaga lingkungan sekolah. Indikatornya, pengumpulan sampah plastik peserta didik dari pekan ke pekan selalu naik secara signifikan. Selain itu, peserta didik telah mampu dan dapat mempraktikkan pembuatan ecobrik secara baik dan benar. Produk yang dihasilkan pelatihan ini berupa meja dan kursi ecobrick yang siap digunakan dalam pembelajaran keseharian.
Model of Strengthening Nationalism and Mapping Radical Understanding in Pacitan Islamic Boarding Schools Mukodi, Mukodi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 33 No. 2 (2022): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v33i2.2018

Abstract

The purpose of this study was to describe the vital elan of nationalism in students' souls, explain students' understanding of the dangers of radicalism, analyze the model of strengthening nationalism in Islamic boarding schools, and analyze the mapping model of radicalism in Islamic boarding schools. This research method is a grounded research model with a naturalistic paradigm. Data were collected using in-depth interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis used inductive-naturalistic-interpretive techniques. The results of this research found that the expression of the elan vital of nationalism in the soul of the santri is shown through obedience, respect for state symbols, obedience to government rules, and living the substantive meaning of symbols and state philosophy. The form of thought is in the form of the belief that the concept of the Four Pillars of Nationality is final, while the action is in the form of implementing the values of the Four Pillars of Nationality through learning and daily activities.
Model of Strengthening Nationalism and Mapping Radical Understanding in Pacitan Islamic Boarding Schools Mukodi, Mukodi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 33 No. 2 (2022): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v33i2.2018

Abstract

The purpose of this study was to describe the vital elan of nationalism in students' souls, explain students' understanding of the dangers of radicalism, analyze the model of strengthening nationalism in Islamic boarding schools, and analyze the mapping model of radicalism in Islamic boarding schools. This research method is a grounded research model with a naturalistic paradigm. Data were collected using in-depth interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis used inductive-naturalistic-interpretive techniques. The results of this research found that the expression of the elan vital of nationalism in the soul of the santri is shown through obedience, respect for state symbols, obedience to government rules, and living the substantive meaning of symbols and state philosophy. The form of thought is in the form of the belief that the concept of the Four Pillars of Nationality is final, while the action is in the form of implementing the values of the Four Pillars of Nationality through learning and daily activities.
Policy Brief Penanganan Stunting di Kota Surabaya: Perspektif Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Mukodi, Mukodi; Rahmawati, Deti
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21137/jpp.2023.15.1.3

Abstract

This study aims to: (1) describe and analyze the policy of handling 1000 First Day of Life (Hari Pertama Kehidupan/HPK) in Surabaya; (2) describe and analyze the handling of stunting in the education and health sectors; (3) describe and analyze the supporting and inhibiting factors for the stunting management policy in the city of Surabaya. This research type is qualitative descriptive. The object of the research was Kampung KB Putat Jaya and Kampung KB Kali Rungkut. This research was collected through observation, in-depth interviews, and documentation. The data analysis technique uses the Miles and Huberman version of the analysis flow; data reduction, data presentation, and conclusion. The handling of 1000 HPK in Surabaya was proper and appropriate. Treatment indicators are based on the specific intervention and sensitive intervention forms according to the target of toddlers who experience stunting; in Kampung KB Putat Jaya and Kampung KB Kali Rungkut. At the same time, the treatment is carried out systemically, oriented towards education in the form of socialization and education on stunting management for affected families. Then this was also carried out in the health sector through counseling and assistance to cut the stunting chain. The reduction of the aggregate stunting rate in Kelurahan Putat Jaya by 223% and Kelurahan Kali Rungkut by 276% from 2022 to 2023 is a manifestation of Surabaya's seriousness in suppressing and overcoming stunting cases through various policy programs. From an educational perspective, the handling of stunting in Surabaya is carried out using education and outreach on how to prevent and handle actions in cases of stunting under five at a set target locus. Then, handling stunting from a health perspective through counseling and health facilitation for toddlers and parents with stunting at their locus.