Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

EVALUASI PROGRAM UNGGULAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PLTU X JAWA TIMUR BERDASARKAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) Maya Maharani; Joni Hermana; Adhi Yuniarto
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 14 No 1 (2022): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.868 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v14i1.193

Abstract

Dalam kegiatan proses produksi energi listrik PLTU dengan bahan bakar batu bara, beberapa unit proses akan menghasilkan emisi yang berpotensi menimbulkan dampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dampak lingkungan yang paling dominan dan unit operasi yang memberikan kontribusi dampak lingkungan paling besar sehingga dapat menjadi inputan untuk mengevaluasi program yang telah diimplementasikan di perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan. Analisis dampak lingkungan dilakukan dengan metode LCA menggunakan aplikasi SimaPro dengan metode CML-1A dan ReCiPe. Hasil analisis LCA menunjukkan bahwa proses produksi per 1 kWh listrik memberikan kontribusi dampak lingkungan yang paling dominan berdasarkan metode CML-IA Baseline yaitu abiotic depletion fossil fuel sebesar 11,62466 MJ dan berdasarkan metode ReCiPe 2016 Midpoint yaitu dampak global warming sebesar 1,049575 kg CO2 dan dampak terrestrial acidification sebesar 0,003672 kg SO2 eq. Rekomendasi untuk menurunkan emisi yaitu optimalisasi mixing biomassa dan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar.
PENENTUAN PROGRAM PERBAIKAN LINGKUNGAN TERHADAP DAMPAK EMISI PROSES PENAMBANGAN BATUBARA DENGAN METODE LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) Adhi Yuniarto; Dita Amalia
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i1.1732

Abstract

PT Berau Coal adalah perusahaan pertambangan batubara yang memiliki area konsesi pertambangan seluas 108.009 ha yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan memiliki kapasitas produksi sesuai izin lingkungannya hingga 40.000.000 MT pada tahun 2020. Binungan Mine Operation yang merupakan salah satu area penambangan PT Berau Coal memiliki produksi eksisting batubara sebesar 10.927.033,74 ton pada tahun 2020. Proses produksi batubara dimulai dari proses Land Clearing, Soil Removal, Drilling and Blasting, Material Removal, Coal Getting, Coal Hauling, Coal Crushing, Barging hingga Transhipment. Keseluruhan tahapan proses mengandalkan unit-unit yang menghasilkan emisi sehingga tidak dipungkiri proses produksi menimbulkan dampak emsii bagi lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi besaran potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi untuk kemudian didapatkan titik hotspot yang dijadikan acuan untuk menentukan program inovasi lingkungan yang dapat menurunkan dampak emisi yang dihasilkan. Analisis dampak lingkungan dilakukan dengan bantuan software openLCA menggunakan metode TRACI baseline yang meliputi potensi dampak global warming, eutrophication, dan acidification. Hasil penilaian menunjukkan bahwa produksi 1 ton batubara menghasilkan dampak global warming sebesar 30,861 kg CO2-ek/ton batubara, eutrophication sebesar 0,034 kg PO4-ek/ton batubara, dan acidification sebesar 33,097 kg SO2-ek/ton batubara dengan dampak paling besar berada pada tahapan Material Removal dengan nilai potensi dampak global warming sebesar 23,102 kg CO2-ek/ton batubara, eutrophication sebesar 0,026 kg PO4-ek/ton batubara, dan acidification sebesar 25,642 kg SO2-ek/ton batubara. Dari hasil iterasi, potensi dampak emisi ini dapat direduksi dengan Program Penggunaan Biodiesel B30 yang dapat menurunkan 42.92% dampak global warming, 42.67% dampak eutropfication, dan 37.57% dampak acidification.
Kajian Penyisihan Amonia dalam Pengolahan Air Minum Konvensional Matthew Christian Hamonangan; Adhi Yuniarto
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.85611

Abstract

Kebutuhan air minum dipenuhi dengan pengolahan air minum menggunakan air baku berupa air permukaan dan air tanah. Salah satu pencemar utama air baku adalah amonia, yang dapat menyebabkan berbagai masalah, baik bagi kehidupan perairan, kesehatan manusia, dan kinerja pengolahan air minum. Terdapat 5 teknologi pengolahan air yang dapat menyisihkan amonia secara efektif, yaitu: (1) proses biologis, (2) breakpoint chlorination (BPC), (3) filtrasi membran reverse osmosis (RO), (4) proses ion exchange (IE), dan (5) proses air stripping. Proses biologis dan BPC dinilai sebagai 2 teknologi paling efisien dalam penyisihan amonia dengan keefektifannya relatif tinggi dan biaya relatif murah. Proses RO dan IE dapat menyisihkan amonia dalam bentuk amonium secara efektif, tetapi butuh biaya lebih tinggi. Penyisihan amonia dengan proses air stripping efektif pada konsentrasi tinggi yang tidak ditemukan pada air baku. Penyisihan amonia pada pengolahan air minum konvensional dinilai tidak efektif. Koagulan bermuatan positif tidak bereaksi dengan amonia berbentuk amonium dan unit filtrasi konvensional dengan media inert utamanya menyisihkan partikel tersuspensi. Klorin dan ozon adalah 2 desinfektan yang dapat menyisihkan amonia, tetapi ozon bersifat tidak stabil sehingga jarang digunakan. Klorin dapat menyisihkan amonia secara efektif, tetapi dosis klorin berlebihan dapat membentuk produk sampingan desinfeksi yang berbahaya.
Evaluation and Development of Drinking Water Supply System (SPAM) IKK Perbaungan Serdang Bedagai Regency Mutia Fadhilah Rangkuti; Adhi Yuniarto
Tunas Geografi Vol 11, No 2 (2022): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v11i2.37354

Abstract

The purpose of this study was to analyze the evaluation and development of SPAM IKK perbaungan, Serdang Bedagai Regency, North Sumatra. The method used in this research were preliminary study, data collection, data analysis, discussion, conclusions, and suggestions. Data collection was divided into primary data consisting of the existing condition of SPAM IKK Perbaungan, while secondary data consists of pipeline network, service data, and population data. At the same time, the data analysis was in the form of population projections, water demand projections, and evaluation of SPAM based on technical and institutional aspects. The questionnaire results showed that over 60% of the population who are not PDAM customers are interested in becoming customers and agreed to pay connection fees. SPAM IKK Perbaungan would serve four villages, namely Simpang Tiga Pekan,  Batang Terap, Citaman Jernih, and  Kota Galuh, with populations of 9,118, 3,352, 7,184, and 4,896, respectively. The implementation was divided into two stages, namely Phase I in 2022-2027, which served Simpang Tiga Pekan, Batang Terap, and Citaman Jernih with total water demand of 33.51 L/s, then Phase II in 2028-2032, which added to serve Kota Galuh with a total water demand of 42.41 L/s.Keywords: Evaluation, Development, Drinking Water Supply System
Pemilihan Dma Prioritas untuk Penurunan Kehilangan Air di PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Hanifa, Hanifa; Yuniarto, Adhi; Ahyar, Agus
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.611 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i2.4713

Abstract

PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin telah menerapkan upaya pengendalian kehilangan air dengan penerapan District Metered Area (DMA). Namun, tingkat kehilangan air yang terjadi di wilayah 1 masih sebesar 37,49% (Desember 2020). Keterbatasan sumber daya menyebabkan PDAM tidak dapat melaksanakan kegiatan penurunan kehilangan air pada seluruh DMA yang telah dibentuk. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah proses pemilihan DMA yang tepat untuk dijadikan prioritas dalam melakukan upaya penurunan kehilangan air yang terjadi. Penentuan DMA prioritas dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menentukan kriteria pemilihan dan pemeringkatan DMA yang memiliki kesiapan untuk pelaksanaan penurunan kehilangan air. Lima DMA yang memiliki nilai tertinggi merupakan DMA Prioritas yang terpilih. Berdasarkan hasil analisis AHP, diperoleh 5 (lima) kriteria yang akan digunakan dalam proses pemeringkatan DMA, yaitu tekanan, kehilangan air, panjang pipa, kelompok pelanggan, dan luas wilayah. Hasil pemeringkatan DMA diperoleh 5 (lima) DMA prioritas untuk penurunan kehilangan air dengan urutan sebagai berikut: (i) DMA 420; (ii) DMA 130; (iii) DMA 404; (iv) DMA 412; dan (v) DMA 410. Total biaya capex dan opex pelaksanaan penurunan kehilangan air di 5 (lima) DMA prioritas sebesar Rp 466.834.488, dengan rincian kebutuhan biaya untuk DMA 420 sebesar Rp 118.764.926; DMA 130 sebesar Rp 36.152.817; DMA 404 sebesar Rp 70.475.045; DMA 412 sebesar Rp 90.425.034, dan DMA 412 sebesar Rp 151.016.665.
Pengaruh Elevated Reservoir dalam Meningkatkan Efisiensi Energi di PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Artha, I Made Whidi; Yuniarto, Adhi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.869 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i1.4708

Abstract

Beban rata-rata energi nasional PDAM adalah Rp. 345/m3, dengan persentase 50%-80% beban energi berasal dari pompa distribusi. PDAM Bandarmasih memiliiki beban energi sebesar Rp. 570/m3, nilai tersebut masih melebihi beban energi rata-rata nasional, sehingga perlu adanya peningkatan efisiensi energi. Salah satu upaya dalam meningkatkan efisiensi energi adalah dengan mengurangi jam operasi pompa distribusi dengan menerapkan elevated reservoir saat waktu beban puncak (WBP) PLN (17.00-22.00) atau saat jam puncak konsumsi (05.00-08.00 dan 17.00-22.00). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem pengaliran elevated reservoir dalam meningkatkan efisiensi energi listrik yang diproyeksikan sampai 20 tahun. Metode yang digunakan adalah dengan simulasi hidrolis dan energi menggunakan software Epanet 2.2. Hasil penelitian diketahui bahwa penerapan elevated reservoir dapat meningkatkan efisiensi energi dengan meminimalkan jam operasi pompa. Sistem elevated reservoir yang beroperasi saat jam puncak konsumsi memiliki keuntungan dibandingkan saat WBP PLN dengan biaya penghematan sebesar Rp. 155.571.516 pertahun, tekanan rata-rata 24,81 meter di jam 03.00 dan 19,34 meter di jam 07.00. Terdapat kecepatan aliran kurang dari 3 m/s, dengan persentase jumlah pipa 49% di jam 03.00 dan 37% di jam 07.00, sehingga perlu peningkatan debit dengan cara penambahan pelanggan yang semula 16.536 SR menjadi 48.035 SR. Volume reservoir lebih kecil sehingga biaya investasi lebih rendah. Penghematan jam operasi pompa di awal periode adalah 6 jam dan di akhir periode (2041) adalah 4,62 jam.
Evaluasi DMA dan Rencana Pengembangan Jaringan DMA di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Widyanto, Fajry; Yuniarto, Adhi; Pandin, Gabriel Novianus Rumambo
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.421 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i2.4863

Abstract

Air minum merupakan kebutuhan utama demi kalangsungan hidup setiap orang. Saat ini permasalahan yang sering terjadi pada PDAM adalah Non Revenue Water (NRW). PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor telah melaksanakan program penurunan NRW sesuai dengan program kemitraan USAID – SECO pada tahun 2020 namun terdapat kendala pada pelaksanaannya dikarenakan tingkat NRW PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebesar 28,78% pada tahun 2020. Dalam pendistribusiannya PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor telah memiliki 61 Distric Meter Area (DMA), hal ini menjadi suatu perhatian dikarenakan 46 DMA terdapat di Cabang Cibinong dan 12 DMA terdapat di Cabang Kedung Halang yang dimana 2 cabang tersebut memiliki tingkat NRW yang cukup tinggi pada Cabang Cabinong 28,02% dan Cabang Kedung Halang 44,83% apabila dilihat dari hal tersebut PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor memiliki kendala dalam mengoptimalkan DMA yang ada sehingga perlu adanya strategi dalam upaya menurukan NRW. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun dan memberikan rekomendasi penurunan NRW dengan melakukan analisa pada DMA terpilih pada sistem jaringan perpipaan dengan melakukan analisa pada aspek teknis dengan adanya analisis tersebut diharapkan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dapat melakukan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kabupaten Bogor
PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR MELALUI PEMBENTUKAN DMA DI PERUMDA AIR MINUM TIRTA RAHARJA KABUPATEN BANDUNG. (STUDI KASUS : WILAYAH PELAYANAN KUTAWARINGIN DAN SODONG-SOREANG) Hidyawan Fariza; Adhi Yuniarto; Bustami Bustami; Alfan Purnomo
JURNAL DARMA AGUNG Vol 31 No 2 (2023): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v31i1.3007

Abstract

Permasalahan kehilangan air pada pendistribusian air bersih harus ditangani sehingga meningkatkan jumlah ketersedian air untuk dikonsumsi, pemanfaatan sumber air baku lebih optimal, menurukan biaya operasi serta melindungi kesehatan masyarakat karena menurunnya kualitas air akibat adanya kebocoran pipa. SPAM Kutawaringin dan Sodong-Soreang merupakan wilayah pelayanan Perumda Air Minum Tirta Raharja. Pada tahun 2021, area pelayanan ini memiliki angka kehilangan air masing-masing sebesar 31% dan 31,9%.NRW merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja perusahaan air minum (Tommy dan Arya, 2016). NRW yang tinggi menyebabkan biaya operasional yang semakin tinggi untuk produksi, pemeliharaan, dan perbaikan (Heston dan Pasawati, 2016). Pembentukan DMA berdasarkan kriteria ideal merupakan salah satu strategi dalam mengendalikan kehilangan air terutama pada kehilangan air fisik. Pengendalian tekanan pada jaringan distribusi di DMA terpilih menjadi prioritas dalam menurunkan kehilangan air fisik sebelum DMA tersebut dioperasikan. Penggunaan PRV untuk manajemen tekanan pada sistem distribusi air dapat mengurangi kebocoran (Monsef dkk, 2018). Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian tekanan berupa penempatan ulang Bak Pelepas Tekan (BPT), penempatan dan pengaturan ulang Pressure Reducing Valve (PRV), menunjukkan hubungan penurunan kehilangan air secara signifikan. Pada DMA Parung Serab, Pada DMA Parung Serab , melalui pengaturan ulang batasan tekanan pada PRV (alternatif 1) tingkat kehilangan air dapat menurun sebesar 1,6%. Pada Alternatif 2 melalui melalui pekerjaan penempatan ulang posisi satu PRV eksisting dan pengaturan batasan tekanannya dapat menurunkan tingkat kehilangan air sebesar 6,11%. Pada alternatif 3 melalui melalui pekerjaan penempatan ulang posisi satu PRV eksisting dan pengaturan batasan tekanannya dapat menurunkan tingkat kehilangan air sebesar 6,49%. Pada DMA Blok I, pada alternatif 1 melalui modifikasi sistem input sistem tingkat kehilangan air daapat menurun sebesar 2,34%. Alternatif 2 dilakukan melalui pemindahan Bak Pelepas Tekan (BPT) penurunan kehilangan air didapatkan sebesar 4,47%. Sedangkan pada Alternatif 3, melalui pemindahan BPT dan pemasangan 2 unit PRV, kehilangan air dapat menurun sebesar 6,36%.
Analisis Penghematan Energi pada Instalasi Booster KM. IV PDAM Tirta Musi Kota Palembang Edy Sutrisno; Adhi Yuniarto; Muhammad Sundoro; Alfan Purnomo
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.416 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i4.11615

Abstract

Permasalahan pada Instalasi Booster KM. IV PDAM Tirta Musi Kota Palembang tercatat untuk rasio biaya listrik terhadap air terdistribusi mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2021 sebesar Rp.259/m3 dan untuk laporan sampai bulan Mei 2022 sebesar Rp.308/m3. Konsumsi energi listrik instalasi tersebut mengalami kenaikan yang disebabkan umur ekonomis peralatan semakin berkurang menyebabkan penurunan kinerja pompa ditambah belum pernah dilakukan program audit energi, Perlu upaya peningkatan efisiensi energi yang dilakukan dengan menganalisis kondisi sistem distribusi eksisting kemudian dibandingkan dengan kondisi ideal untuk penghematan energi. analisis untuk pompa distribusi dilakukan dengan mengukur pemakaian energi oleh pompa dan efisiensi kinerja pompa (Aulia & Masduqi, 2021). Untuk kinerja jaringan perpipaan dianalisis dengan pengukuran sisa tekan di titik distribusi terjauh dan tertinggi. analisis hidrolis jaringan distribusi dengan melakukan pemodelan menggunakan EPANET 2.2. Hasil penelitian pada unit pelayanan KM. IV didapatkan Penurunan kinerja pompa dan tingginya konsumsi energi disebabkan oleh Pompa distribusi 1, 2, 3 dan 4 mengalami penurunan efisiensi kinerja menjadi 45-50%, sedangkan Pompa distribusi 1A, 2A, 1B dan 2B mengalami penurunan efisiensi kinerja menjadi kurang dari 40% ditambah kecepatan aliran air pada pipa distribusi utama unit pelayanan KM. IV kurang merata. Program peningkatan efisiensi energi yang dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi kinerja pompa 1, 2, 3 dan 4 dengan melakukan rekondisi, perbaikan impeller, penyetelan Kembali dan penggantian pompa 1A, 2A, 1B dan 2B secara keseluruhan. Pemasangan pipa interkoneksi di daerah By pass Puntikayu meningkatkan kecepatan aliran pada pipa L28 dari 0,11 m/s menjadi 0,62 m/s.
ANALISIS KEHILANGAN AIR DENGAN METODE NERACA AIR DAN INFRASTRUCTURE LEAKAGE INDEX (ILI) PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA Adityo Faqih Pradana; Adhi Yuniarto
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v9i1.17062

Abstract

PDAM Surya Sembada Kota Surabaya memiliki tingkat Non Revenue Water (NRW) sebesar 30,18% (lebih besar dari standar nasional 20%) pada tahun 2021. Hal ini menyebabkan kerugian pertahun sebesar Rp. 331.265.194.845,-, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penurunan NRW. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Neraca Air dan ILI (Infrastructure Leakge Index). Metode Neraca Air bertujuan untuk mengidentifikasi kehilangan air yang terjadi dalam sistem distribusi. Metode ILI merupakan suatu indikator kehilangan fisik yang dapat mengukur sejauh mana satu jaringan distribusi dikelola dengan baik (yaitu dirawat, diperbaiki, dan direhabilitasi) untuk pengendalian kehilangan fisik. Penelitian dengan menggunakan metode Neraca Air, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mengalami kehilangan air fisik sebesar 84.461.047 m³/tahun. Sedangkan dengan metode ILI, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya masuk pada golongan D dengan nilai kebocoran >200 liter/sambungan/hari, yang artinya PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mengalami pemborosan sumber daya secara yang luar biasa, sehingga program penurunan kebocoran harus diprioritaskan.Kata kunci: ILI, Neraca Air, NRW, PDAM