Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS HUBUNGAN KANDUNGAN TOTAL MOISTURE, TOTAL SULPHUR DAN ASH CONTENT TERHADAP GROSS CALORIFIC VALUE PADA BATUBARA Anggreini, Dian; Bahtiar, Syamsul; Widyawati, Fauzi; Hidayat, Syamsul
Jurnal TAMBORA Vol. 5 No. 3 (2021): EDISI 14
Publisher : Wakil Rektor 3, Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi, Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jt.v5i3.1316

Abstract

Most of the coal is used as fuel in power plants,cement industry and metal processing industry. Use of coal as fuelwill depend on the quality of the coal used. The main parameters thatdetermining the quality of coal is the calorific value. Meanwhile, the calorific value of a coalwill depend on several parameters, namely total moisture, total sulfur andash content. This study aims to determine the effect of the relationship betweenthe content of some of these parameters on the calorific value of a coal. Analysisperformed using the American Society for Testing and Materials (ASTM).The stages of this analysis include sample preparation, air dry loss testing, residualmoisture, total sulfur, ash content and gross calorific value. The results of the analysis showthat the higher the total moisture content, total sulfur and ash content, the higher thecauses the lower the calorific value of a coal.
Green Synthesis AgNPs Immobilized to Whatman Paper Using Chromolaena odorata Extract and Its Application as Photocatalyst Kiki Firanita; Syamsul Hidayat; Fadhli Dzil Ikram; Syamsul Bahtiar; Emsal Yanuar
JPSE (Journal of Physical Science and Engineering) Vol 7, No 1 (2022): JPSE (Journal of Physical Science and Engineering)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Synthesis and immobilization of silver nanoparticles (AgNPs) to Whatman paper carried out using Cromolaena odorata extract irradiated by sunlight. The UV-Vis shows silver nanoparticles successfully formed from AgNO3 1 mM, 2 mM, and 3 mM with the absorption peaks at 455 nm, 452 nm, and 451 nm, respectively. The SEM shows AgNPs are spherical with an average particle size are 60.45 nm, 63.19 nm, and 68.42 nm, respectively. The EDX spectrum shows the composition of silver immobilized to Whatman paper increase with increasing concentration of 10.14Wt%, 64.48Wt%, and 70.48 Wt%, respectively. AgNPs/Whatman paper has a cubic crystal structure, space group Fm-3m, lattice parameter (a) 4.0862 Ǻ and crystal size of 42.94 nm. FTIR reach peaks at 520.78 cm-1 and 1,059 cm-1 explains the vibration of the Ag-O bonds indicated the formation of AgNPs. Furthermore, the photocatalyst ability for dye degradation was evaluated using methylene blue 10 ppm under sunlight for 6 hours. The result shows a changed colour to fade and decreases the absorbance ability of methylene blue. Therefore, it can be concluded that green synthesis and immobilization of AgNPs/Whatman paper have a potential to be applied as photocatalyst materials for dye degradation.DOI: 10.17977/um024v7i12022p006
Pengaruh Ukuran Partikel, Persen Padatan, dan pH pada Proses Flotasi Terhadap Perolehan Kembali Tembaga Syamsul Bahtiar; Wafdan Muzakki; Rita Desiasni; Fauzi Widyawati; Syamsul Hidayat
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 3 (2021): Juni 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.084 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i3.1308

Abstract

Flotasi merupakan proses ekstraksi logam berdasarkan perbedaan tegangan permukaan dari mineral di dalam air dengan cara mengapungkan mineral ke permukaan. Faktor yang mempengaruhi nilai perolehan kembali Tembaga antara lain ditentukan oleh ukuran partikel, jumlah persen padatan dan kondisi larutan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan terhadap perolehan kembali mineral tembaga dengan melakukan variasi ukuran partikel, variasi persen padatan pada jumlah 33%, 42% dan 47% dan variasi pH larutan pada kondisi basa yaitu pH 10, 10.3 dan 10.6. Pengecilan ukuran partikel dilakukan dengan proses Grinding sampai mendapatkan ukuran + 212 mikron. Selanjutnya, pH larutan dikontrol dengan penambahan kapur. Analisis perolehan kembali mineral tembaga secara kuantittatif dilakukan dengan karakterisasi AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel yang optimum didapat pada pada variasi 3% +212 mikron dengan nilai 95.12%. Sedangkan, jumlah persen padatan 42% memberikan nilai tertinggi yaitu 95.12%. Selanjutnya, diperoleh pH terbaik untuk memperoleh tembaga yang optimum yaitu pada pH 10.6 sebesar 95.12%
Study of Nickel Leaching Using Sulfuric Acid and Phosphoric Acid on The Selectivity Nickel Ore Syamsul Hidayat; Sri Yulianti; Dian Anggreini; Syamsul Bahtiar
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 3 (2021): Juni 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.54 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i3.2602

Abstract

Study of nickel leaching using sulfuric acid and phosphoric acid on the selectivity of low-grade laterite nickel ore under atmospheric conditions has been successfully carried out. In this study, the laterite nickel leaching process was carried out by varying the solution concentration and operating time. The concentrations of sulfuric acid and phosphoric acid solutions were varied at 5 M and 6 M concentrations, while the operating time was varied at 4 hours and 6 hours. For other operating conditions, it is kept constant with an operating temperature of 90 ℃, pulp density 15% w / v, particle size ≤ 200 mesh. After that, the analysis stage was carried out using an atomic absorption spectroscopy (AAS) tool to determine the nickel content in the sample. The results showed that the highest nickel recovery was obtained at the concentration of 5 M sulfuric acid solution of 2.60% and 5 M phosphoric acid of 2.59% with the optimum operating time at 4 hours of operating time.
Analisis Laju Korosi Baja A36 dalam Media Air Laut Hasil Proses Pengelasan Metode FCAW dengan Variasi Waktu Perendaman Fauzi Widyawati; Syamsul Bahtiar; Syamsul Hidayat; Supianto Cibro
Jurnal Metal Indonesia Vol 44, No 1 (2022): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2022.v44.18-26

Abstract

Air laut merupakan media korosi yang paling mudah mengkorosi material, terutama baja. Pada industri perkapalan, sebagian besar konstruksi kapal terbuat dari material baja yang akan kontak langsung dengan air laut dalam waktu yang lama. Seringkali korosi yang terbentuk di permukaan plat, namun pada area sambungan las bisa saja terjadi kecacatan yang selain dipengaruhi oleh media korosi, juga dipengaruhi dari proses pengelasan. Sehingga dilakukan penelitian untuk melihat perbandingan laju korosi antara plat baja yang diaplikasikan untuk lambung kapal, yaitu baja A36 tanpa pengelasan dan dengan pengelasan metode FCAW pada media korosi air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kehilangan berat. Hasil Penelitian menunjukkan laju korosi pada sampel baja A36 tanpa pengelasan dari hari ke 21 hingga hari ke 42 adalah 0,0705 mm/y dan 0,1560 mm/y. Kedua sampel mengalami kenaikan laju korosi, namun pada hari ke 63 dan hari ke 84 mengalami penurunan laju korosi yaitu 0,1824 mm/y dan 0,1804 mm/y. Begitupun dengan sampel baja A36 hasil pengelasan mengalami kenaikan laju korosi pada hari ke 21 dan hari 42 yaitu 0,1265 mm/y dan 0,2123 mm/y. Namun pada hari ke 63 dan hari ke 84 mengalami penurunan laju korosi yaitu 0,2066 dan 0,1977 mm/y. Sehingga, laju korosi yang didapat pada sampel baja A36 tanpa pengelasan lebih rendah dibandingkan sampel baja A36 hasil pengelasan. Hal ini terjadi karena kondisi media korosi sudah mencapai pada titik jenuh. Jenis korosi yang terjadi pada baja A36 tanpa dan dengan pengelasan menghasilkan jenis korosi merata dan korosi sumuran.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MESIN PRODUKSI OLAHAN ABON IKAN BANDENG KELOMPOK PKK DESA MBAWI Yuliadi, Yuliadi; Hermanto, Koko; Dery Sofya, Noura; Dzil Ikram, Fadhli; Bahtiar, Syamsul; Anggara, Mietra; Munandar, Imam; Ekastini, Ekastini; Ali Topan, Paris; Aldrin; Suhaimi, Lalu; Hadi, Mukhtar; Nuryadi, Halid; Robbani, Farisan
Jurnal Pengabdian Rekayasa Sistem Vol 2 No 2 (2024): Edisi 4
Publisher : Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jpres.v2i2.4223

Abstract

Pada umumnya abon ikan biasanya diproduksi secara manual dengan proses dibuat dari suwiran dan penirisan minyaknya kurang efisien. Pentingnya teknologi tepat guna tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi makanan olahan ikan bandeng. Program penerapan teknologi tepat guna diharapkan menghasilkan produksi ikan bandeng meningkat dan pendapatan. Metode yang dilakukan adalah pengembangan teknologi produksi olahan ikan bandeng yang dimulai dari mengindentifikasi kebutuhan mitra terkait operasional produksinya, merancang dan membuat mesin, melakukan pengujian terhadap mesin yang dibuat, melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok PKK Desa Mbawi. Hasil kegiatan ini yaitu dapat membantu kreativitas dan inovaasi olahan ikan bandeng menjadi olahan abon secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan kelompok PKK Desa Mbawi.
Analisis Pengaruh Temperatur dan Rasio Terhadap Persen Ekstraksi Pada Proses Pelindian Nikel Kadar Rendah Pomalaa Sulawesi Tenggara: Ekstraksi Bijih Nikel Laterit syafitri, anggun; Yanuar, Emsal; Bahtiar, Syamsul
Hexagon Vol 5 No 1 (2024): HEXAGON - Edisi 9
Publisher : Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral - Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/hexagon.v5i1.3213

Abstract

Saat ini nikel telah banyak digunakan di berbagai perindustrian karena nikel memiliki banyak manfaat salah satunya adalah pada indutri logam, baterai, dan lainnya,Seiring dengan banyaknya aplikasi dan manfaat dari nikel maka perlu untuk dilakukan pemisahan nikel dari sumbernya. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pengaruh temperatur dan rasio terhadap perolehan bijih nikel laterit di Pomalaa, Sulawesi Tenggara pada proses pelindian logam nikel menggunakan asam sulfat. Berdasarkan hasil analisa XRF, sampel batuan memiliki kadar nikel yang tinggi yakni sekitar 5,67%. Hasil ini similar dengan hasil pengujian nikel total dalam batuan menggunakan aqua regia sebagai pelarut yakni didapatkan sekitar 6,5429%. Pada kondisi reaksi pelindian batuan nikel rasio padat cair 1:20, suhu 90oC didapat persentase ekstraksi nikel tertinggi yakni sekitar 66,76%. Sedangkan persentase ekstraksi nikel yang rendah didapatkan pada suhu kamar rasio padat cair 1:10 yakni sekitar 8,65%. Berdasarkan hasil tersebut, temperatur dan rasio padat cair pada proses pelindian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persentase ekstraksi nikel.
ANALYSIS OF THE EFFECT OF CALCINATION AND SULFURIC ACID (H2SO4) CONCENTRATION ON THE POMALAA NICKEL ORE LEACHING PROCESS, SOUTHEAST SULAWESI Emsal Yanuar; Rahmat Bukahri, La Ode; Bahtiar, Syamsul; Hidayat, Syamsul; Sudirman; Ardiansyah, Eka
Hexagon Jurnal Teknik dan Sains Vol 5 No 2 (2024): HEXAGON - Edisi 10
Publisher : Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral - Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/hexagon.v5i2.4580

Abstract

Analisis pengaruh konsentrasi larutan asam sulfat (H2SO4) dan suhu kalsinasi terhadap persen ekstraksi nikel dari bijih nikel Pomalaa menggunakan metode hidrometalurgi telah berhasil dilakukan. larutan pelindi yang digunakan pada penelitian ini adalah H2SO4 0.5 M, 2 M dan 4 M, sementara suhu kalsinasi bijih nikel diroasting pada suhu 350oC, 450oC dan 550oC. Bijih nikel didestruksi menggunakan larutan aqua regia untuk menganalisis kadar total nikel dalam bijih dan diperoleh kadar nikel sekitar 6.5429%. Berdasarkan hasil penelitian, persen ekstraksi nikel tertinggi diperoleh sekitar 70.850% pada sampel yang dikalsinasi 550oC dengan kondisi reaksi larutan pelindian H2SO4 2 M, rasio padat cair 1/20 (S/L) waktu pelindian sekitar 240 menit. Persen ekstraksi biji nikel tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan ketika kondisi reaksi menggunakan H2SO4 4 M untuk ektraksi nikel. Sementara ketika larutan pelindiannya menggunakan asam H2SO4 0.5 M menunjukkan terjadi peningkatan persen ekstraksi nikel seiring meningkatnya suhu kalsinasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ekstraksi nikel dari 28% pada sampel tanpa dikalsinasi menjadi 52% ketika bijih nikel dikalsinasi pada suhu 550oC. Hasil ini menunjukkan bahwa persen ekstraksi nikel sangat dipengaruh oleh perlakuan kalsinasi bijih nikel ketika diektraksi menggunakan asam sulfat konsetrasi rendah, namun ketika menggunakan H2SO4 dengan konsetrasi tinggi tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Fabrication of Fe3O4/PEG 4000/Oleic Acid Ferrofluids on Crystal Structure and Magnetic Properties Using Rhee Sumbawa Iron Sand Bahtiar, Syamsul; Islam, Izzul; Jayatri, Adella Ulyandana; Widyawati, Fauzi; Yanuar, Emsal
Jurnal Pijar Mipa Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v20i1.8108

Abstract

The fabrication of ferrofluid using Fe3O4 nanoparticles synthesized from Rhee Sumbawa iron sand has been successfully carried out. This fabrication was conducted to study the crystal structure characteristics and magnetic properties of the ferrofluid from Rhee iron sand. The fabrication used the co-precipitation method at room temperature to synthesise Fe3O4 nanoparticles. In contrast, the ferrofluid fabrication employed a magnetic stirrer with the addition of PEG 4000/Oleic Acid as a surfactant. The structure and magnetic characteristics of the Fe3O4/PEG 4000/AO ferrofluid will be investigated in this work. The results of the XRF characterization show an Fe content of 91.73%, indicating that the purity of Fe has been successfully increased using a permanent magnet separation method. The XRD characterization results show the formation of a cubic crystal system with lattice parameters a=b=c = 9.3797 Å, α=β=γ = 90°, and the crystal size obtained from the refinement is 8.42 nm. The TEM characterization results indicate that the morphology of the nanoparticles is spherical with a particle size of 7.34 nm. The VSM characterization results obtained the ferrofluid magnetization value in the 0.08–0.34 emu/g range.
Dekarbonisasi Industri Sebagai Strategi Peningkatan Investasi di Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Heriyanto, Heriyanto; Dianto, Dianto; Bahtiar, Syamsul
Jurnal Manajemen & Budaya Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Manajemen dan Budaya
Publisher : STAI Darul Kamal NW Kembang Kerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51700/manajemen.v5i1.836

Abstract

West Sumbawa, which has been designated as an industrial area for the management and refining of copper commodities, is required to increase the investment value other than the target of 21 trillion rupiah. In addition, industrial areas are required to contribute to reducing carbon emissions considering that the industrial sector is the largest contributor to carbon production, thus having an impact on climate change. The aim of this research is to analyze strategies for increasing investment in the West Sumbawa Regency Industrial Area. The research method used in this research is a qualitative research method. The results of this research conclude that 1) the management of the West Sumbawa industrial area is carried out by developing derivative industries from the main industry 2) there are multiple effects from the industrial area such as increasing employment, agricultural production, tourism and other sectors. The findings of this research are decarbonization of industrial areas as a strategy to increase investment amidst demands for industrial areas that require low carbon emissions by changing the status of the West Sumbawa industrial area to a green industrial area.