Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN NILAI TUKAR PEMBUDIDAYA IKAN (NTPI) DI DESA WARUKAPAS KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Saktiawan, Michael E.; Sondakh, Srie J.; Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.2.2019.28144

Abstract

AbstractThe purpose of this study, namely: 1) Knowing how the socio-economic factors of freshwater fish farmers in the Warukapas Village, North Minahasa Regency; and 2) analyzing the Farmers Exchange Rate (NTPi) of freshwater fish farmers in the Warukapas Village of North Minahasa Regency.Data collected through two sources, namely primary data and secondary data. Primary data is data obtained through observation, direct interviews and questionnaires. Respondents were selected by purposive sampling of 15 respondents. Secondary data is data obtained through data in the Warukapas Village, Dimembe District, North Minahasa Regency.Based on the results and discussion of this study, it can be concluded: 1) Freshwater fish farmers in Warukapas Village have been doing business for 10 - 25 years with ownership of ponds 10-15, at the age of most of more than 40 years, the level of general education of high school, with dependents quite large family of 4-6 people. The average investment for a fish farming business besides procuring land for farmers requires an investment of Rp. 3,088,667, with a fixed cost of Rp. 557,986 and variable costs Rp. 4,578,333 per month. The income per month of this business is Rp. 13,055,556. As for the cost of the farmer's household, Rp. 2,962,359 per month; and 2) The total income of fish cultivator businesses can cover the subsistence needs (basic needs) of the fish cultivator family, with NTPi of 164, while the fish cultivator income can cover the costs of the fish cultivator business with an NTPi of 260. Suggestions that can be submitted based on research, namely: 1 ) the need for NTPi calculations for one year of observation; and 2) fish cultivator businesses need processing of catches to increase product added value.Keywords: fish farmers, NTPi, INTPi, consumption, subsistence AbstrakTujuan penelitian ini, yaitu : 1) Mengetahui bagaimana faktor sosial ekonomi pembudidaya ikan air tawar di Desa Warukapas Kabupaten Minahasa Utara; dan 2) menganalisis Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) pembudidaya ikan air tawar di Desa Warukapas Kabupaten Minahasa Utara.Data yang dikumpulkan melalui dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi, wawancara langsung dan melakukan pengisian kuesioner. Responden dipilih secara purposive sampling sejumlah 15 responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang ada di Desa Warukapas Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan : 1) pembudidaya ikan air tawar di Desa Warukapas telah melakukan usaha selama 10 – 25 tahun dengan kepemilikan kolam 10 – 15, pada umur sebagian besar lebih dari 40 tahun, tingkat pendidikan umum SMA, dengan tanggungan keluarga cukup besar 4 – 6 orang. Rata-rata investasi usaha budidaya ikan selain pengadaan lahan untuk pembudidaya, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 3.088.667, dengan biaya tetap sebesar Rp. 557.986 dan biaya tidak tetap Rp. 4.578.333 per bulan. Pendapatan per bulan usaha ini ialah Rp. 13.055.556. Sedangkan untuk biaya rumah tangga pembudidaya sebesar Rp. 2.962.359 per bulan; dan 2) Pendapatan total usaha pembudidaya ikan dapat menutupi kebutuhan subsisten (kebutuhan dasar) keluarga pembudidaya ikan, dengan NTPi sebesar 164, sedangkan pendapatan pembudidaya ikan dapat menutupi biaya usaha pembudidaya ikan dengan NTPi sebesar 260. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian, yaitu: 1) perlu adanya perhitungan NTPi untuk satu tahun pengamatan; dan 2) usaha pembudidaya ikan perlu pengolahan hasil tangkapan untuk meningkatkan nilai tambah produk.Kata kunci: pembudidaya ikan, NTPi, INTPi, konsumsi, subsisten
NILAI EKONOMI TIDAK LANGSUNG EKOSISTEM MANGROVE DI KELURAHAN TONGKAINA KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Polii, Vira Deivy; Durand, Swenekhe S.; Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28331

Abstract

AbstractThis study aims to identify the indirect benefits and calculate the indirect economic value of the mangrove ecosystem in the Tongkaina Village, Bunaken District, Manado City, which uses the concept of economic valuation to calculate the value of the benefits of the mangrove ecosystem. This research was conducted in August 2019 to December 2019. Indirect benefits were approached by the Replacement Cost method, the approach was to estimate the value of physical benefits in the form of wave holders, sea water intrusion restraints, and abrasion prevention. Based on the results of the study showed that 1) the indirect benefits of mangrove ecosystems in the Tongkaina Village, Bunaken Regency, Manado City in the form of physical functions, namely wave surges, sea water intrusion restraints and abrasion prevention, 2) The indirect economic value of mangrove ecosystems in the Tongkaina Village, Bunaken District, Manado City; for anchoring waves of Rp. 439,200,000 / year or Rp. 4,392,000,000/10 years, for Retaining Sea Water Intrusion amounting to Rp.1,781,200,000 / year or Rp.17,812,000,000 / 10 years, for Prevention of Abrasion amounting to Rp. 210,310,215,000 / year or Rp. 2,103,102,150,000 / 10 years. The total is Rp. 212,530,615,000 / year or Rp. 2,125,306,150,000 / 10 years.Key Words: Economic value, Mangrove, indirect benefitsAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat tidak langsung dan menghitung nilai ekonomi tidak langsung ekosistem mangrove di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado, yang menggunakan konsep valuasi ekonomi untuk menghitung nilai manfaat dari ekosistem mangrove tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai Desember 2019. Manfaat tidak langsung didekati dengan metode Replacement Cost (metode biaya pengganti), pendekatan tersebut untuk mengestimasi nilai manfaat fisik yakni berupa penahan gelombang air laut, penahan intrusi air laut, dan pencegah abrasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) manfaat tidak langsung ekosistem mangrove di Kelurahan Tongkaina Kabupaten Bunaken Kota Manado berupa fungsi fisik yaitu penahan gelombang, penahan intrusi air laut dan pencegah abrasi, 2) Nilai ekonomi tidak langsung ekosistem mangrove di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado; untuk penahan gelombang berjumlah Rp. 439.200.000/tahun atau Rp. 4.392.000.000/10 tahun, untuk Penahan Intrusi Air Laut berjumlah Rp.1.781.200.000/tahun atau Rp.17.812.000.000/10 tahun, untuk Pencegah Abrasi berjumlah Rp. 210.310.215.000/tahun atau Rp. 2.103.102.150.000/ 10 tahun. Total nya Rp. 212.530.615.000/tahun atau Rp. 2.125.306.150.000/10 tahun.Kata Kunci: Nilai Ekonomi, Mangrove, Manfaat Tidak Langsung
ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN PADA ALAT TANGKAP JUBI DI DESA BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Mumu, Nadya F.; Andaki, Jardie A.; Longdong, Florence V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.2.2019.28145

Abstract

AbstractResearch Objectives are determine the characteristics of fishing businesses with jubi fishing gear in Bulutui Village, West Likupang District, North Minahasa Regency. 2. Determine Exchange Rate of fishermen's business with jubi fishing gear in Bulutui Village, West Likupang District, North Minahasa RegencyThe research method used was a survey. The data collected is primary data and secondary data. Primary data is taken from traditional fishing respondents. Primary data is carried out with several data collection techniques commonly used, namely observation, questionnaire, interview and documentation. (Added data analysis is done descriptively with primary data) using the formulation of Fisherman Exchange Rate (NTN) according to Sugiarto (2009) and the Fisherman Exchange Rate Index ( INTN) according to Basuki, et al., (2001). The use of lifting equipment by hurting fish is a fishing technique that has been used for a very long time before the development of more modern equipment. Arrow or jubi in terms of many areas in North Sulawesi is a fishing technique that still survives until now. Bulutui Village, West Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency is a fishing village where there are quite a lot of fishermen with arrows or jubi fishing and play an important role in capture fisheries production.In the sense of fishing activities with arrow or jubi fishing gear can cover the basic needs of fishermen. One measure of welfare for fishermen can be measured Fisherman Exchange Rate (NTN). This value can illustrate the ability of fishermen to meet basic needs in their lives, both from fishing activities, as well as businesses outside fishingKeywords: traditional fishermen, spear gun, subsistence, income, NTN AbstrakTujuan Penelitian yaitu menentukan karakteristik usaha nelayan dengan alat tangkap jubi yang ada di Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. 2. Menentukan Nilai Tukar Usaha nelayan dengan alat tangkap jubi yang ada di Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa UtaraMetode penelitan yang digunakan adalah survei. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari responden nelayan tradisional. Data primer dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi.(tambah Analisis data dilakukan secara deksriptif dengan  data primer) menggunakan rumusan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurut Sugiarto (2009) dan Indeks Nilai Tukar Nelayan (INTN) menurut Basuki, dkk., (2001). Penggunaan alat tangkat dengan cara melukai ikan, merupakan teknik penangkapan ikan yang sudah sangat lama dilakukan sebelum berkembangnya alat tangkat yang lebih modern. Panah atau jubi dalam istilah pada banyak daerah di Sulawesi Utara merupakan teknik penangkapan ikan yang masih bertahan sampai saat ini. Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara merupakan desa nelayan dengan keberadaan nelayan beralat tangkap panah atau jubi yang cukup banyak dan berperan penting dalam produksi perikanan tangkap.Dalam artian kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap panah atau jubi dapat menutupi kebutuhan dasar dari nelayan. Salah satu ukuran kesejahteraan untuk nelayan dapat di ukur  Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai ini dapat menggambarkan kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupannya, baik dari kegiatan penangkapan ikan, maupun usaha di luar penangkapan ikan.Kata kunci: nelayan tradisional, jubi, subsisten, pendapatan, NTN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI DI DESA BAHOI, KECAMATAN LIKUPANG BARAT, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA Pangau, Ghea Meily Gloria; Andaki, Jardie A.; Lumenta, Vonne
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.19533

Abstract

AbstractThis study uses a descriptive approach, ie a study that leads to the disclosure of a problem or situation as it is and reveals the facts that exist, although sometimes given interpretation or analysis (Tika, 2005). According Kusmayadi (2000), descriptive research is research that try to describe or describe phenomena and relationship between phenomena studied with systematic, factual, and accurate.Based on population data in 2014 Bahoi Village population amounted to 439 inhabitants, consisting of 143 heads of household (KK) divided into 3 guard boundaries. Determination of the sample by purposive as much as 20% from 439 soul that is 90 villagers divided by marine ecotourism managers, managers of Marine Protected Areas, village apparatus and villagers who utilize the existence of marine ecotourism.Data collection techniques were conducted by observation, interview and questionnaire. While the data analysis technique used is descriptive analysis. The data obtained in the study is made in a simpler form for easy understanding. Data are presented in the form of frequency tables and percentages, then described.Overall, it can be concluded that community perception on marine ecotourism management in Bahoi Village, West Likupang District, and North Minahasa Regency North Sulawesi Province is good.Based on the results of research and discussion that has been done shows that community perception of marine ecotourism management planning of Bahoi Village West Likupang District North Mianahasa Regency North Sulawesi Province that most of respondents expressed very good on life support ability, both at source data and management information available SDA data and information, as well as regional characteristics.Public perceptions on the use of marine ecotourism that most of the respondents stated both on the sustainability of the function of sustainability, productivity and community welfare.Public perceptions of marine ecotourism control of Bahoi Village, West Likupang District, North Minahasa District, North Sulawesi Province, mostly respondents stated good prevention, preventive role, countermeasures and countermeasures. Public Perceptions of Marine Ecotourism Maintenance in Bahoi Village most of the respondents stated good.Public perceptions of law enforcement in marine ecotourism areas in Bahoi Village are the majority of respondents stated very well on the complaint, and stated both on the socialization of complaints, law enforcement.Keywords: management, marine ecotourism, community perception AbstrakPenelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu suatu penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika, 2005). Menurut Kusmayadi (2000), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena serta hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat.Berdasarkan data kependudukan tahun 2014 jumlah Penduduk Desa Bahoi berjumlah 439 jiwa, terdiri dari 143 kepala keluarga (KK) yang dibagi dalam 3 batas jaga. Penentuan sampel secara purposive sebanyak 20% dari 439 jiwa yaitu 90 warga desa yang dibagi atas pengelola ekowisata bahari, pengelola Daerah Perlindungan Laut, aparatur desa dan warga desa yang memanfaatkan keberadaan ekowisata bahari.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian dibuat dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dipahami. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase, kemudian dideskripsikan.Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pengelolaan ekowisata bahari di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara tergolong baik.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan menunjukkan, bahwa persepsi masyarakat terhadap perencanaan pengelolaan ekowisata bahari Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Mianahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara yakni sebagian besar responden menyatakan sangat baik pada kemampuan mendukung kehidupan, baik pada sumber data dan informasi pengelolaan, sumber data dan informasi SDA yang tersedia, serta karakteristik wilayah.Persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan ekowisata bahari yakni sebagian besar responden menyatakan baik pada keberlanjutan fungsi keberlanjutan, produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.Persepsi masyarakat terhadap pengendalian ekowisata bahari Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara yakni sebagian besar responden menyatakan baik pada upaya pencegahan, peran pencegahan, upaya penanggulangan dan peran penanggulangan. Persepsi Masyarakat terhadap Pemeliharaan Ekowisata Bahari di Desa Bahoi sebagian besar responden menyatakan baik.Persepsi masyarakat terhadap penegakan hukum pada kawasan ekowisata bahari di Desa Bahoi yakni sebagian besar responden menyatakan sangat baik pada pengaduan, dan menyatakan baik pada sosialisasi pengaduan, penegakan hukum.Kata kunci: pengelolaan, ekowisata bahari, persepsi masyarakat
AGROBISNIS PERIKANAN TANGKAP SERO DI DESA JAYAKARSA KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Arnoldus, Pangalila J.B.; Andaki, Jardie A.; Rantung, Steelma V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.2.2019.28133

Abstract

AbstractThe purpose of this research is to find out how Sero Capture Fisheries Agribusiness in Jayakarsa Village, West Likupang District, North Minahasa Regency. This research was carried out in Jayakarsa Village, Likupang Barat District, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province for approximately 5 months, from August to December 2019.The method used in this study is the census method using structured questions in the form of questionnaires containing questions that will be given to respondents to measure variables, relate between existing variables and can be in the form of experiences and opinions of respondents. Data collected through 2 sources, namely primary data and secondary data. Data analysis of the results of this study is quantitative and qualitative analysis and simple financial analysis.The results of the research and discussion can be concluded: 1) Ago business in sero capture fisheries in Jayakarsa Village, West Likupang District, North Minahasa Regency consists of: pre-production (building sero fishing gear); production (preparing everything before the sero fisherman goes down to the sea including checking the completeness of the equipment to get to the location); production / capture (collect catches); handling catches (sorting and packaging); and marketing (the fish obtained are sold directly to buyers who have been waiting at the pier, selling to consumers in the Jayakarsa Village and consumers of neighboring villages); and 2) The total cost for sero capture fisheries in Jayakarsa Village, Likupang Barat District, North Minahasa Regency is Rp. 8,552,000, - with revenues of Rp. 28,080,000, - and a profit of Rp. 19,528,000 per year.Keywords: fisheries agribusiness, sero, income, profit, marketing AbstrakTujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Agrobisnis Perikanan Tangkap Sero di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara kurang lebih 5 bulan, yaitu dari bulan Agustus-Desember 2019.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yaitu berupa kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang ada serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. Data yang dikumpulkan melalui 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data hasil penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif serta analisis keuangan secara sederhana.Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1) Agrobisnis perikanan tangkap sero di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara terdiri atas: pra-produksi (membangun alat tangkap sero); produksi (menyiapkan segala sesuatu sebelum nelayan sero turun ke laut meliputi pemeriksaan kelengkapan alat untuk menuju lokasi); produksi/penangkapan (memungut hasil tangkapan); penanganan hasil tangkapan (sortir dan pengemasan); dan pemasaran (ikan yang diperoleh dijual langsung ke pembeli yang sudah menunggu di Dermaga, menjual ke konsumen Desa Jayakarsa dan konsumen desa tetangga); dan 2) Biaya Total untuk usaha perikanan tangkap sero di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara sebesar Rp. 8.552.000,- dengan pendapatan sebesar Rp. 28.080.000,- serta keuntungan sebesar Rp. 19.528.000,- per-tahun.Kata kunci : Agrobisnis perikanan, sero, pendapatan, keuntungan, pemasaran
ANALISIS SENSITIVITAS USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Sumerah, Shelin Sintia; Andaki, Jardie A.; Dien, Christian R.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28329

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to study coordination and analyze the level of sensitivity in seaweed farming in Nain Village, Wori District, North Minahasa Regency. The research method used was a survey. Primary data were taken from farmers' respondents and secondary data from the Nain Village Government. The target population in this study was seaweed farmers in Nain Village. Data collection procedures performed by purposive sampling. ) Sampling is done by taking 10 small scale farmers and 10 large scale farmers. Small scale cultivators are categorized with the amount of dry production under 1,000 kg and large scale cultivators with a total production of more than 1,000 kg dry. One example of seaweed cultivators. The results of the research on price reduction of (44.50%) caused the NPV to be -141, IRR #NUM !, and B/C ratio of 0.00 so as to make this business unfeasible. A decrease in production of (44.50%) caused the NPV to be -12,854, IRR #NUM !, and a B/C ratio of 0.00 making this business unfeasible to run. Increasing variable costs (variable costs) by (86%) makes the NPV to -5.65, IRR #NUM !, and B/C Ratio 0.00. Based on this value, the business can be carried out unfit to be carried out.Keywords: Nain Village, cultivation, seaweed, sensitivity analysis AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala dan menganalisis tingkat sensitivitas pada usaha budidaya rumput laut di Desa Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Metode penelitan yang digunakan adalah survei. Data primer diambil dari responden pembudidaya dan data sekunder dari Pemerintah Desa Nain. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pembudidaya rumput laut di Desa Nain. Prosedur pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. ) Pengambilan sampling dilakukan dengan mengambil 10 pembudidaya skala kecil dan 10 pembudidaya skala besar. Pembudidaya skala kecil dikategorikan dengan jumlah produksi kering di bawah 1.000 kg dan pembudidaya skala besar dengan jumlah produksi lebih dari 1.000 kg kering. Dalam pengambilan sampel dibantu oleh informan kunci yaitu salah satu pembudidaya rumput laut. Hasil penelitian pada penurunan harga sebesar (44,50%) menyebabkan NPV menjadi -141, IRR #NUM!, dan B/C Ratio 0.00 sehingga membuat usaha ini menjadi tidak layak. Penurunan produksi sebesar (44,50%) menyebabkan NPV menjadi -12,854, IRR #NUM!, dan B/C Ratio 0.00 sehingga membuat usaha ini dikatakan tidak layak untuk dijalankan.Kenaikan biaya tidak tetap (variable cost) sebesar (86%) menjadikan NPV menjadi -5,65, IRR #NUM!, dan B/C Ratio 0.00. Berdasarkan nilai ini maka usaha bisa dikatakan tidak layak untuk dilaksanakan.Kata Kunci : Desa Nain, budidaya, rumput laut, analisis sensitivitas
ANALISIS RANTAI PASOK PRODUK PERIKANAN TANGKAP BAGAN APUNG DI TATELI WERU (BULOH) KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Wahiu, Rally Y.; Andaki, Jardie A.; Wasak, Martha P.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.2.2019.28143

Abstract

AbstractSupply chain is a network of independent and interconnected organizations that work together cooperatively and mutually beneficial in controlling, managing and improving the flow of material and information from suppliers to consumen.Fisheries are all the activities related to management and utilization of fish resources and the environment starting from pre-production, production, processing to marketing, which are carried out in a fisheries business system. Fishing is an activity to obtain fish in waters that are not in a state cultivated by any ways , including the activities that used boat to load, transport, cool, handle, process, or preserve fishes.The types of lift net fishering  in Indonesia, There are 1.bamboo platform lift net 2. Boat lift nets  3. Raft lift nets or Floating lift nets. The types of lift nets at the study of location  is the Raft Chart or Floating lift net.The purpose of this research are to Analyze the supply chain as a result of the fishery lift net in Tateli Weru (Buloh) Mandolang District of Minahasa District and 2.To Find out who are involved in the fishing chain as a result of the fishery catchment in Tateli Weru (Buloh) Mandolang District Minahasa district.The results and discussion of this research that the Supply chain product fishermen in Tateli Weru (Buloh) Mandolang District, Minahasa Regency are 1. Fishermen who have floating lift net 2. Animal Feed Factory, 3. Small traders or petibo, 4. Fishing vessels, 5. Consumen.The mechanism of product is about the  financial and information resources in  supply chain of floating fisheries products at Tateli Weru (Buloh), there are : 1. Channel I: lift net floating fishermen - animal feed mills - consumen I, 2. Channel II: lift net Floating fishermen ,Fishing Vessels and 3. Channels III: lift net Floating fishermen - small traders or petibos - Consumers II. The cyclus of Product  from upstream to downstream, and the financial from downstream to upstream and information  flows in two ways.Keywords: Supply chain, lift net, Floating Bag Fishermen, Product Flow, Financial Flow, Information Flow. AbstrakRantai pasok adalah suatu jaringan dari organisasi-organisasi independen dan saling terhubung yang bekerjasama secara kooperatif dan saling menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi dari pemasok sampai pemakai.Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak dalam keaadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannyaJenis alat tangkap bagan di indonesia yaitu;1. Bagan Tancap, 2. Bagan Perahu dan 3. Bagan Rakit atau Bagan Apung. Jenis Bagan di lokasi penelitian yaitu Bagan Rakit atau Bagan Apung.Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis rantai pasok hasil tangkapan nelayan bagan apungdi Tateli Weru (Buloh) Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa dan 2. Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam rantai pasok hasil tangkapan nelayan bagan apungdi Tateli Weru (Buloh) Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa.Hasil dan pembahasan dari penelitian ini yaitu: Pelaku rantai pasok produk perikanan tangkap di Tateli Weru (Buloh) Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa adalah 1. Nelayan pemilik bagan apung, 2. Pabrik Pakan Ternak, 3. Pedagang kecil atau petibo, 4. Kapal pancing, 5. Konsumen.Mekanisme aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada rantai pasok produk perikanan tangkap bagan apung di Tateli Weru (Buloh) yaitu: 1. Saluran I: Nelayan bagan apung – pabrik pakan ternak – konsumen I, 2. Saluran II: Nelayan bagan apung – Kapal Pancing dan 3. Saluran III: Nelayan bagan apung – pedagang kecil atau petibo – Konsumen II. Aliran produk mengalir dari hulu ke hilir, aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu dan aliran informasi mengalir dua arah.Kata kunci : Rantai pasok, Jaring angkat, Nelayan Bagan Apung, Aliran produk, Aliran Keuangan, Aliran Informasi
ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN PADA USAHA NELAYAN TRADISIONAL DI KELURAHAN TANDURUSA KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG Rumopa, Sheren Dessy Natalia; Andaki, Jardie A.; Longdong, Florence V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28334

Abstract

AbstractThe purpose of this research is to determine the Exchange Rate of Traditional Fishermen with a hand line in Tandurusa Village, Aertembaga District.This research was carried out in Tandurusa Village, Aertembaga District, Bitung City, in August - December 2019.The method used in this research is survey. Data collected in this study consisted of primary data and secondary data. Primary data were obtained directly from traditional fisherman respondents by hand line and secondary data were obtained directly from the Tandurusa Kelurahan office. The analysis in this study used 2 (two) data analysis technique models. For clarity, the two models will be explained in the following sections. In this study, the intended income is gross income or can be called a fisherman's household income. Fishermen Exchange Rate (NTN) according to Sugiarto (2009).Based on the results and discussion of this study, it can be concluded: 1) the total income of traditional fishermen using hand line fishing gear cannot cover the subsistence needs (basic needs) of fishing families, with NTN of 0.90, while the income of fishermen can cover the costs of traditional capture fisheries business with NTN of 3.15; and 2) observations and calculations in September and October 2019 did not increase and decrease in NTN, with an NTN index (iNTN) of 100.Suggestions that can be submitted based on research, namely: 1) the need for NTN calculations for one year of observation because observations in one have complete data on the tides of fishing businesses that often experience good seasons and famine; and 2) traditional fishermen need to diversify their businesses (fishing work with nets, stalls, boat rental for tourism), which can help traditional fishermen cover subsistence needs.Keywords: traditional fishermen, subsistence, income, NTN
ANALISIS NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK PRODUK TUNA BEKU DI PT. SARI TUNA MAKMUR KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Theis, Chatrin Claudia Enggelina; Tambani, Grace O.; Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 9 (2017): (April 2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.9.2017.16983

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi nilai tambah pada rantai pasok produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara, dan 2) Menganalisis nilai tambah pada rantai pasok produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan guna menganalisis nilai tambah produk tuna beku. Secara matematis fungsi nilai tambah (NT) menggunakan metode Hayami, dkk (1987) dalam Nurhayati (2004) dapat dirumuskan sebagai berikut: NT = f (T, H, U, h).Hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Nilai tambah pada rantai pasok produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung, berupa nilai tambah pada jumlah tenaga kerja dan pendapatan/upah, dan 2) Nilai tambah pada rantai pasok produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung tergolong tinggi, baik pada nilai tambah pada jumlah tenaga kerja maupun pendapatan/upah.Kata kunci : nilai tambah, rantai pasok, produk tuna beku. 
PENGUATAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN MELALUI RAGAM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN PASCA PENANGKAPAN IKAN DI DESA BARANGKALANG KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 3, No 6 (2015): (Oktober 2015)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.3.6.2015.13419

Abstract

Abstract The purpose of this study to determine the model of economic strengthening of fisher families through a variety of fish processing post-arrest. This study design case study, which researchers are trying to describe and give explanations about the model of economic strengthening families through a variety of post-processing of fishermen fishing. Qualitative methods used in this study, the research aims to understand the phenomenon of what is experienced by the subject of the study such behavior, perception, motivation, action and others, holistically and by way of description in the form of words and language, in a special natural context and with using various scientific methods (Moleong, 2009). Sources of data in the form of primary data obtained from informants who were subjected to the study. Informants are certain individuals who gave a detailed interview for information purposes in getting data. Acquisition of data sourced directly from the field into the observation. Secondary data were obtained from sources of relevant literature such as books, journals, magazines, and the internet. Data collection techniques and data recording is done by direct observation, interviews and documentation. Learning simple accounting, including financial analysis simple, able to open up the minds of the group in determining the accuracy of financial and business development potential for the processing of fishery products. Through counseling and discussion, both groups "Ester Jaya" and "Mawengi Bulude", willing to develop processing business prospective that we offer, the processing of fish to produce fish timber. Some examples of products that we brought (the fish samples processing results) are sold on the market (salted fish, fish "fufu", canned fish, fish, wooden sticks and shavings), open up horizons of creative thinking that these products are able to provide fish-processing group, associated fisheries resources and human resources in the village Barangkalang Manganitu District of Sangihe Islands Regency. Keywords: fish processing, various processing, strengthening the economy   Abstrak Tujuan penelitian ini menentukan model penguatan ekonomi keluarga nelayan melalui ragam pengolahan ikan pasca penangkapan. Penelitian ini berdesain studi kasus, yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan dan memberikan penjelasan tentang model penguatan ekonomi keluarga nelayan melalui ragam pengolahan pasca penangkapan ikan. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2009). Sumber data yang berbentuk data primer diperoleh dari informan yang menjadi sasaran penelitian. Informan adalah individu tertentu yang diwawacarai untuk keperluan informasi dalam mendapatkan data. Perolehan data bersumber langsung dari lapangan yang menjadi amatan. Data sekunder diperoleh dari sumber literatur yang relevan seperti buku-buku, jurnal, majalah, dan internet. Teknik pengumpulan data dan pencatatan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Pembelajaran pembukuan sederhana, termasuk analisis finansial sederhana, mampu membuka cakrawala berpikir kelompok dalam menentukan ketepatan pembiayaan dan potensi pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan. Melalui penyuluhan dan diskusi, baik kelompok ”Ester Jaya” maupun ”Mawengi Bulude”, bersedia mengembangkan usaha pengolahan prospektif yang kami tawarkan, yaitu pengolahan hasil perikanan menghasilkan ikan kayu. Beberapa contoh produk yang kami bawa (sampel ikan hasil pengolahan) yang laku dipasaran (ikan asin, ikan ”fufu”, ikan kaleng, ikan kayu batangan dan serutan), membuka cakrawala berpikir kreatif bahwa produk-produk ini mampu disediakan kelompok pengolahan ikan, terkait sumberdaya perikanan dan sumberdaya manusia yang ada di Desa Barangkalang Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kata kunci: pengolahan ikan, ragam pengolahan, penguatan ekonomi
Co-Authors Aldy, Tampi Alfret Luasunaung Alvon Jusuf, Alvon Arnoldus, Pangalila J.B. Biso, Jemi Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Christian R. Dien Christy Indrisuwarni Japsamsah, Christy Indrisuwarni Chyntia Christila Tudus, Chyntia Christila Cindy S. Walandouw, Cindy S. Danny Rofiyanto Bue, Danny Rofiyanto Daruit, Marselina Dewanty S. Taine, Dewanty S. Djuwita R.R Aling, Djuwita R.R Djuwita R.R. Aling Doelelia, Gloria M.S. Durand, Swenekhe S. Effendi P. Sitanggang Erly Y. Kaligis, Erly Y. Faradizza, Dian M. Febriana Walangare Ferdinand Rumbewas, Ferdinand Florence V. Londong, Florence V. Florence V. Longdong Fokatea, Fahmi Grace O. Tambani Heriyanto, Marcella F.P. Imanuella, Evanda Indri Manembu Jeannette F. Pangemanan Jeannette F. Pangemanan, Jeannette F. Jeilina Bawia, Jeilina Juan Romel Daud, Juan Romel Kalengkongan, Riyanto Abdulkarim Kimilaha, Abd. Halim H. Kolompoy, Debora E. Lantang, Shelly A. Laside, Iftitah Khairunnisa Dg Lexy K. Rarung Louhenapessy, Meify D. Makadada, Gabriela E.A. Manompato, Marcelino A. Manoppo, Victoria E. N. Manueke, Renada Amelily Maradia, Alisya W. Martha P. Wasak Marvle S.R. Lagarense, Marvle S.R. Meyne Gretty Manangkot, Meyne Gretty Mirfiana Ch. Salawangi Moningkey, Gerry Sean Moningkey, Ruddy D. Mumu, Nadya F. Naung, Pelia Neiss, Michael Nurdin Jusuf Nurdin Jusuf, Nurdin Olvie V Kotambunan, Olvie V Olvie V. Kotambunan Onibala, Christian Palangi, Ester A. Pananginan, Elshaday C. Pangau, Ghea Meily Gloria Pangemanan, Novie P.L. Pangemanan, Recky Polii, Vira Deivy Rambebuoch, Arvi M. Rangan, Jetty K. Regar, Alisya S. Rolandow L. Dauhan, Rolandow L. Rompas, Rizald M. Ruauw, Fernanda Grasela Rumimpunu, Agus Rumopa, Sheren Dessy Natalia Saktiawan, Michael E. Salanggamo, Verki Sanger, Cindy L.M. Sartje Lantu Sinjal, Chatrien A.L. Siti Suhaeni Siti Suhaeni, Siti Sitorus, Ruspan Diano Soleman, Arafat Sondakh, Srie J. Sondakh, Vini Beatrix Sorongan, Jessica V. Steelma V. Rantung Sualang, Julio B.A Sumerah, Shelin Sintia Sundah, Renaldy B. Takahipe, Teofianus A. Tampi, Giovana H.P. Tetengean, Melissa C. Theis, Chatrin Claudia Enggelina Tipagau, Merince Tumewu, Jorgie Y.S. Usia, Ayu Victoria E.N. Manoppo, Victoria E.N. Vonne Lumenta Wahiu, Rally Y. Wahyuni Suleman, Wahyuni Walukow, Gabryela M. Wurangian, Yohanes R. Wurarah, Stephanie E.N Zalukhu, Augusman Zebua, Angel S.G.