Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PSIKOLOGI BEHAVIORISME DAN NEO BEHAVIOR DALAM PEMBELAJARAN Ridwan Setiawan; Anis Fuad; Hunainah; Machdum Bachtiar
Jurnal Paris Langkis Vol 5 No 1 (2024): Edisi Agustus 2024
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v5i1.17454

Abstract

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan sesuatu pewarisan budaya dari satu generasi kepada genarasi yang lainnya. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana psikologi behaviorisme dan neo behavior dalam pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif kajian pustaka. Untuk hasilnya yaitu behaviorisme merupakan aliran ilmu psikologi yang berfokus pada perilaku. Aliran non-behavior dalam psikologi merujuk pada pendekatan-pendekatan yang tidak hanya fokus pada perilaku yang dapat diamati, melainkan juga memperhatikan proses mental. Perbedaan psikologi behaviorisme dan non behavior dalam pembelajaran yaitu fokus pembelajaran, motivasi belajar, tujuan pembelajaran, dan proses belajar. Tokoh-tokoh dalam psikologi behaviorisme dan non-behaviorisme yaitu John B. Watson, B.F. Skinner, Ivan Pavlov, Edward Thorndike, Jean Piaget, Lev Vygotsky, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Sejarah psikologi behaviorisme yaitu John Broades Watson sebagai tokoh utama dalam aliran behaviorisme pada tahun 1900-an. Untuk neo behaviorisme 1930-an hingga 1950-an mulai berkembang dengan tokoh-tokoh seperti B.F. Skinner. Teori dan aplikasi psikologi behaviorisme dan neo-behaviorisme memiliki dampak yang signifikan dalam konteks pembelajaran yaitu penguatan, pemodelan, pembentukan kondisi (shaping), dan pembelajaran berpola (Operant Conditioning). Plus psikologi behaviorisme yaitu pendekatan objektif, penguatan positif dan negatif, dan penerapan praktis, minusnya mengabaikan proses mental, keterbatasan kreativitas, dan risiko stagnasi. Neo behaviorisme dalam pembelajaran plus yaitu integrasi proses mental, penekanan pada pembelajaran berbasis pengalaman, dan fleksibilitas dalam metode. Minusnya yaitu kompleksitas dalam pengukuran, megeneralisasikan secara umum, dan tantangan dalam implementasi. Kata Kunci: Psikologi, Behaviorisme, Neo Behavior
URGENSI DAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TES Ridwan Setiawan; Anis Fuad; Fitri Hilmiyati
Jurnal Paris Langkis Vol 5 No 1 (2024): Edisi Agustus 2024
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v5i1.17461

Abstract

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan sesuatu pewarisan budaya dari satu generasi kepada genarasi yang lainnya. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis butir instrumen penilaian tes. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif kajian pustaka dimana dalam studi ini peneliti akan mencari sejumlah referensi baik dari buku, majalah, maupun internet untuk kemudian dikelompokkan mana data yang bersifat primer dan sekunder. Hasilnya yaitu yang pertama instrumen standar adalah alat evaluasi yang telah dikembangkan, diuji, dan terverifikasi secara sistematis untuk memastikan kualitas, keakuratan, serta keandalannya dalam mengukur kemampuan atau kompetensi peserta didik. Yang kedua Instrumen non standar dalam konteks pendidikan merujuk pada alat atau metode yang digunakan untuk mengukur atau menilai kemampuan siswa yang tidak mengikuti prosedur atau format yang sudah distandarisasi oleh lembaga atau badan tertentu. Yang ketiga analisis kualitatif butir instrumen bertujuan untuk memeriksa kualitas dan kesesuaian soal dalam mengukur kompetensi yang diinginkan. Yang keempat tingkat kesukaran dinyatakan dengan persentase siswa yang menjawab soal dengan benar. Yang kelima daya pembeda soal adalah kemampuan memisahkan siswa pandai dan siswa kurang pandai. Kata Kunci: Pendidikan, Instrumen, Siswa
Preoperative and intraoperative predictive factors affecting to the time interval of stoma closure in patients at Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta in 2018-2023 Pajar Sigit Nugroho; Adeodatus Yuda Handaya; Anis Fuad
Indonesian Journal of Biomedicine and Clinical Sciences Vol 57 No 1 (2025)
Publisher : Published by Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/inajbcs.v57i1.14158

Abstract

Ostomy procedures, frequently indicated for malignancies, significantly impact patient well-being. In certain instances, stoma closure becomes imperative. Despite the lack of consensus regarding the optimal timeframe for temporary stoma closure, this study aimed to delineate predictors associated with the closure timing, thereby enhancing prognostic precision and augmenting patient care strategies. A cross-sectional study was conducted at Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, analyzing medical records of patients who underwent primary stoma creation and subsequent closure between January 2018 and December 2023. Factors, including preoperative, disease-related, and intraoperative variables, were analyzed using SPSS version 26.0. Bivariate and multivariate analyses were performed to identify predictors for stoma closure duration. In the colostomy group, body mass index (BMI), underlying disease, and complications were significantly associated with duration of stoma closure by bivariate analysis (p=0.016; 0.036; 0.040), and BMI and hemoglobin level associated with duration of closure by multivariate analysis (p=0.010; 0.044). Increasing BMI, disease stage, chemotherapy use, complications, and lower hemoglobin level predicted a longer closure duration, while chemotherapy reduced the risk. In the ileostomy group, factors such as underlying disease, cancer stage, chemotherapy status, complications, and type of surgery were associated with duration of closure by bivariate analysis (p=0.010; 0.024; 0.002; 0.013; 0.034), with complications associated with duration of closure by multivariate analysis (p=0.008). In conclusion, BMI, underlying diseases, and complications are associated with stoma closure duration. Understanding these factors can aid in risk stratification and optimizing patient management strategies during stoma closure surgeries.
Pro dan Kontra Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tingkat Satuan Pendidikan SMP dan MTS di Kabupaten Serang Anis Fuad; Rumbang Sirojudin; Rifyal Ahmad Lugowi; Wasehudin; Uyu Muawanah
TARBIYAH DARUSSALAM: JURNAL ILMIAH KEPENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN Vol. 9 No. 02 (2025): Tarbiyah Darussalam : Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Keagamaan
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58791/tadrs.v9i02.363

Abstract

Kurikulum merdeka merupakan inisiatif terbaru dalam sistem pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada pendidik dan peserta didik. Artikel ini membahas pro dan kontra dari penerapan Kurikulum Merdeka dalam konteks perkembangan pendidikan di Indonesia. Di satu sisi, kurikulum ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar. Di sisi lain, terdapat tantangan terkait kesiapan guru, infrastruktur, serta kesenjangan pendidikan di berbagai daerah. Metode yang kami gunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif kajian pustaka, dimana peneliti mencari sejumlah referensi baik dari buku, majalah, maupun internet, dan hasilnya yaitu pro penggunaan kurikulum merdeka yaitu fleksibilitas kurikulum, peningkatan partisipasi guru, dan pemenuhan kebutuhan siswa yang beragam dan kontra yaitu kesiapan guru dan sekolah, tumpang tindih dengan kurikulum sebelumnya dan kurangnya keseragaman dan pembandingan. Melalui analisis mendalam, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang dampak Kurikulum Merdeka terhadap kualitas pendidikan dan bagaimana kebijakan ini dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang lebih baik.