Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Biologi Udayana

CA2+ INTRASELULER TERLIBAT DALAM MEKANISME PEMBUKAAN STOMATA AKIBAT PENGARUH AUXIN MADE PHARMAWATI; MADE RIA DEFIANI; Ni LUH ARPIWI
Jurnal Biologi Udayana Vol 12 No 1 (2008): JURNAL BIOLOGI
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.343 KB)

Abstract

Research was done to elucidate the role of Ca2+ intracellular in stomatal movement induced by auxin. Two types of auxin (IAA and NAA) increased stomatal opening and the increase was concentration dependent. The addition of EGTA, Ruthenium red and Procaine as the modulator of Ca2+ concentration , inhibited stomatal opening induced by auxin. EGTA and procaine significantly inhibited somatal opening at 100 uM and 1 mM. Ruthenium red worked at lower concentrations which were 10 uM, 50 uM and 100 uM on LAA-induced stomatal opening, while on NAA-induced stomatal opening, Ruthenium red had an effect at 10 uM, 50 uM, 100 uM dan 1 mM. It is suggested that Ca2+ involves in stomatal opening induced by LAA and NAA as signaling agent.
PENGARUH KONSENTRASI GIBERELIN TERHADAP PRODUKSI BIBIT KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L. CV. GRANOLA) UKURAN M (31 - 60 GRAM) Ni Luh Arpiwi
Jurnal Biologi Udayana Vol XI, No 1
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.184 KB)

Abstract

The aim of the research was to increase the production of seed potato size 31 - 60 grams by applying gibberellic acid (GA3). Seeds that passed their dormancy period were dipped in gibberellic acid solutions (10, 15 and 20 mg/L) for 15 minutes a day before planting. Control seeds were dipped in water. Seeds were then air dried for 24 hours. Seeds were planted in plots with length, width and height of 150 x 100 x 30 cm respectively with planting space 20 cm and planting depth 15 cm. The design was randomized block with four replications. The results showed that gibberellic acid enhanced shoot emergence. Gibberellic acid increased stem number, tuber number and yield per plant. Tuber number and yield of size M (31 ? 60 g) increased, whereas tuber number and yield of size LL decreased drastically. The optimum concentration of gibberellin for these increases was 15 mg/L. Plant height was not influenced by gibberellic acid.
PHENOLOGY, POLLINATION AND SEED PRODUCTION OF Millettia pinnata IN KUNUNURRA, NORTHERN WESTERN AUSTRALIA Ni Luh Arpiwi; Guijun Yan; Elizabeth L Barbour; Julie A Plummer
Jurnal Biologi Udayana Vol 18 No 1 (2014): Jurnal Biologi
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.793 KB)

Abstract

Millettia pinnata L. Panigrahi atau Pongamia pinnata L. Piere adalah tumbuhan legum yang menghasilkan biji dengan kandungan minyak yang cocok untuk biodiesel. Fenologi dan polinasi pada tanaman ini dipantau dan dimanipulasi untuk meningkatkan pembentukan biji dan hasil panen. Musim berbunga di Kununurra berlangsung selama satu bulan dari awal Oktober dan pembungaan terjadi tidak bersamaan baik pada satu tanaman maupun di antara tanaman yang berbeda. Dua spesies lebah lokal sebagai polinator, Megachile sp., dan Nomia sp., memiliki tingkat kunjungan yang sangat rendah (6-13 kunjungan) dengan puncak waktu kunjungan dari jam 9.00 sampai jam 10.00 dan periode aktivitas mencari makan yang pendek (dari jam 6.00 sampai 12.00). Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya volume nektar yang dihasilkan (1.0 ± 0.04 ?l) dan tingginya temperatur di Kununurra. Viabilitas polen yang tinggi (85 ± 3%) menurun tajam menjadi 10 ± 3% dengan penyimpanan selama satu tahun pada suhu 4oC, tetapi hanya sedikit menurun menjadi 62 ± 3% pada suhu penyimpanan -20oC dan -80oC. Kunjungan lebah madu (Apis mellifera) meningkatkan hasil panen biji dari 296 menjadi 4.981 g/pohon, tetapi hasil panen ini masih rendah dan sangat bervariasi.
Daya proteksi minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata ) dalam sediaan lotion antinyamuk terhadap Aedes aegypti Putu Ayudina Asti Puspita; Ni Luh Arpiwi; Ni Wayan Sudatri
Jurnal Biologi Udayana Vol 26 No 2 (2022): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2022.v26.i02.p12

Abstract

Berbagai alternatif telah dilakukan untuk menghambat populasi nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah, diantaranya penggunaan lotion antinyamuk yang mengandung DEET. Untuk mengurangi resiko dan dampak negatif dari lotion antinyamuk yang mengandung DEET, maka salah satu upaya dilakukan pemanfaatan minyak atsiri kenanga (Cananga odorata) sebagai repellent atau antinyamuk alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen minyak atsiri bunga kenanga, untuk menganalisis konsentrasi minyak atsiri pada sediaan lotion yang memberikan daya proteksi tertinggi terhadap gigitan nyamuk Ae. aegypti, menganalisis tingkat kesukaan probandus terhadap formulasi lotion, dan untuk mengetahui ada tidaknya sensitivitas setelah memakai lotion yang mengandung minyak atsiri bunga kenanga. Minyak atsiri kenanga pada penelitian ini diperoleh dengan cara destilasi uap yang selanjutnya digunakan sebagai agen antinyamuk dalam sediaan lotion. Rata-rata rendemen minyak atsiri bunga kenanga dengan tiga kali ulangan diikuti dengan standar deviasi (SD) adalah 0,63% ± 1,38 b/b. Daya proteksi lotion antinyamuk tertinggi adalah lotion F3 dengan konsentrasi minyak atsiri 5%. Lotion F3 pada jam pertama memberikan daya proteksi sebesar 96,3%, jam kedua 92,3%, jam ketiga 87% dan menurun sampai jam keenam menjadi 75%. Formulasi yang paling disukai oleh probandus adalah lotion dengan kandungan minyak atsiri sebanyak 5% b/b. Setelah pemakaian lotion antinyamuk tidak ada kesan lengket dikulit dan tidak adanya gejala sensitivitas.
Komunikasi Singkat: Analisis kualitas minyak atsiri daun Melaleuca trichostachya Lindl. dan daya hambatnya terhadap jamur Candida albicans Komang Ayu Mirayanti; Ni Luh Arpiwi; I Putu Agus Hendra Wibawa
Jurnal Biologi Udayana Vol 26 No 2 (2022): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2022.v26.i02.p13

Abstract

Melaleuca trichostachya Lindl. merupakan tumbuhan yang termasuk famili Myrtaceae yang berasal dari Benua Australia. Daun dari tumbuhan ini mengandung minyak atsiri. Salah satu manfaat dari minyak atsiri yaitu sebagai anti jamur. Penelitian bertujuan mengetahui rendemen minyak atsiri daun M. trichostachya, kualitas, kandungan senyawa, serta daya hambatnya terhadap jamur Candida albicans. Daun M trichostachya segar dan kering sebanyak 200 g diekstraksi dengan metode destilasi uap dengan 3 kali ulangan. Rendemen minyak atsiri dihitung, kualitas diuji, senyawa penyusun dianalisis dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Daya hambat minyak atsiri terhadap C. albicans diuji dengan kertas cakram pada media PDA dengan konsentrasi 25% b/b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri M. trichostachya daun segar adalah 1,00±0,058% sedangkan rendemen daun kering lebih rendah, yaitu 0,77±0,038%. Kualitas minyak atsiri yang dihasilkan termasuk kategori baik dari segi organoleptik, kemurnian, dan bilangan asam. Senyawa utama terdiri dari eucalyptol dan alpha terpinolene serta memiliki daya hambat terhadap jamur C. albicans.